Friday, March 20, 2020

PSYCHO OF THE MONTH: HOSSEIN NAYERI, SANG KRIMINAL YANG KHARISMATIK




Salah satu video di Inside Edition ini membuat gue tertarik pada salah satu sosok penjahat brutal ini. Memang identitasnya tak seterkenal penjahat-penjahat lainnya seperti Ted Bundy atau yang terbaru, Chris Watts. Namun tetap saja, menurut gue kisahnya amat unik dan memberi makna baru bagi istilah “psikopat”. Kita selalu membayangkan psikopat sebagai sosok gila yang kejam dan mengerikan, seperti yang dihadirkan oleh film-film Hollywood. Namun sosok psikopat satu ini justru kebalikannya: berfisik sempurna, kharismatik, namun amat manipulatif dan juga tentu saja, kejam setengah mati. Siapakah dia?

Dear readers, inilah Dark Case kali ini.


Popularitas pria bernama Hossein Nayeri ini melejit ketika pada 22 Januari 2016, ia yang kala itu ditahan di dalam penjara di Santa Ana, California, kabur bersama dua rekannya. Selama berbulan-bulan, mereka menggali terowongan di balik dinding sel mereka dan menggunakan kain seprai yang diikat untuk meluncur terjun ke dari sel mereka di lantai lima. Tak hanya berhasil mengelabui sistem penjara yang ketat itu, ia juga merekam seluruh pelariannya, bahkan sempat selfie.

Ia kemudian kabur ke San Francisco, salah satu kota terbesar di California, bahkan bukannya bersembunyi, malah asyik “pelesiran” di sana bak seorang turis. Keputusannya untuk merekam aksinya bak seorang youtubers bahkan malah kabur ke kota berpenduduk padat (biasanya kalo napi kabur, ia akan ke tempat seterpencil mungkin agar nggak ketahuan) menunjukkan betapa tinggi ego sang penjahat yang satu ini.

Peristiwa kaburnya Hossein membuat gempar California saat itu. Bukannya tanpa alasan, pria keturunan Iran itu mendekam dalam penjara karena aksi sadisnya, yakni menculik seorang pria dan menyiksanya hingga ia hampir mati. Mau tau seberapa sadisnya dia? Well, ia menyiksa korbannya yang malang itu dengan cara memotong kemaluannya. Tak hanya itu, Hossein adalah pria berketrampilan tinggi, sebab ia pernah menjadi tentara semasa mudanya, hingga tentu saja berita kaburnya ini meresahkan warga.

Beruntung, pelarian itu hanya bertahan 9 hari saja dan Hossein ditangkap pada 30 Januari 2016 setelah salah satu rekannya menyerahkan diri. Namun siapakah Hossein dan bagaimana kiprahnya sehingga ia menjadi salah satu narapidana paling dicari dan ditakuti di Amerika?

Sadis, manipulatif, licik, dan jahat.” itulah kata-kata yang digunakan oleh jaksa penuntut umum di pengadilan untuk menggambarkan sifat-sifat Hossein Nayeri. Namun orang-orang yang mengenalnya secara pribadi mungkin malah berpendapat lain. Bagi mereka, Hossein adalah pria yang bersahabat, kharismatik, serta amat setia kawan. Hossein sendiri lahir di Teheran, Iran dan diajak orang tuanya pindah ke Amerika Serikat ketika umurnya menginjak dewasa. Hoseein hanya bisa berbicara dalam bahasa Farsi kala itu. Namun begitu masuk ke SMA di Amerika, kepribadiannya yang cerdas dan mudah bergaul membuatnya dengan cepat mempelajari bahasa Inggris, bahkan fasih mempergunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mendapat banyak teman kala itu, beberapa bahkan bertahan hingga dewasa dan naasnya, menjadi “partner in crime”-nya.

Hossein bersama kekasihnya, Cortney yang kemudian menjadi istrinya

Berkat bujukan teman-temannya, Hossein tertarik menjadi tentara di Angkatan Laut. Namun karirnya sebagai marinir kandas setelah 2 tahun setelah ia terluka akibat kecelakaan saat surfing. Kecelakaan itu membuat fisiknya tak seprima dulu sehingga iapun keluar dari Angkatan Laut. Insiden kecelakaan itu juga membuatnya harus menahan rasa sakit akibat lukanya. Untuk menekan rasa sakitnya itu, Hossein mulai mengenal mariyuana (ganja) dan mulai rutin menggunakannya. Tak hanya itu, Hossein yang kini tanpa pekerjaan tertarik untuk membudidayakan dan menjualnya.

Pada usia 23 tahun, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Cortney Shegerian, yang kemudian dinikahinya. Usia Cortney saat itu masih 16 tahun dan di Amerika, ilegal bagi seorang pria dewasa untuk berpacaran dengan gadis berusia di bawah 18 tahun. Hal itu tentu saja mengundang kekhawatiran orang tua sang gadis. Namun Cortney sudah telanjur terpana oleh kharisma Hossein sehingga memutuskan membangkang orang tua dan menikahi pria pujaannya itu.

Kekhawatiran orang tua Cortney kala itu bak sinetron-sinetron tanah air dimana mereka khawatir pria muda itu hanya ingin “merebut harta warisan” mereka saja. Bukan tanpa alasan, sebab keluarga Cortney memang kaya raya. Dan benar, Hossein sejatinya memang kerap menyuruh gadis itu untuk meminta uang pada orang tua demi kebutuhannya sendiri. Namun Cortney yang sudah dibutakan cinta rela melakukan apapun yang diperintahkan oleh suaminya itu.

Pada 2005, tragedi menyeruak ketika Hossein berkendara sambil mabuk setelah berpesta semalam suntuk di sebuah kasino. Mobilnya mengalami kecelakaan dan menewaskan seorang teman yang kebetulan berada di mobilnya itu. Hossein sempat didakwa dengan tuduhan “manslaughter” yang seharusnya membuatnya mendekam dalam penjara. Apalagi “DUI” (Driving Under Influence”) atau berkendara sambil mabuk merupakan kejahatan yang dianggap serius di Amerika. Akan tetapi di sinilah kharisma Hossein bekerja. Teman-temannya berbondong-bondong mengirimkan surat-surat kepada pengadilan yang berisi pembelaan mereka terhadap kejahatan yang dilakukan Hossein. Mereka menulis bahwa Hossein adalah teman yang amat baik dan memohon keringanan hukuman baginya.

Hossei Nayeri saat tertangkap

Selama pengadilan, Hossein berhasil menyelinap keluar dari Amerika dan kabur, kembali ke tanah kelahirannya di Iran. Di sana, Hossein menjalani kehidupan ganda, bahkan menikah dengan seorang wanita lokal, walaupun hubungan itu hanya berlangsung seumur jagung. Ia kemudian kembali ke Amerika Serikat setelah yakin bahwa ia takkan dihukum berkat kesaksian teman-temannya.

Sekembalinya ke Negeri Paman Sam, hubungan Hossein dan istrinya pun menjadi bermasalah (apalagi Hossein sempat “berselingkuh” di belakang istrinya saat kabur ke Iran). Cortney mengaku bahwa Hossein menjadi sosok “maniak” dan selalu ingin mengendalikan semua aspek kehidupan istrinya. Namun di sinilah uniknya. Walau terus disakiti suaminya, Cortney tetap membelanya dengan mengatakan bahwa suaminya menderita bipolar dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).

Cortney mengaku bahwa kadang suaminya berperilaku kejam dan pemarah, namun tak jarang pula ia berperilaku sebaliknya, baik, perhatian, dan penuh kasih sayang. Perubahan kedua sifat itu bisa berlangsung sedetik saja, sehingga Cortney yakin sifat abusive itu bukanlah sifat asli suaminya, melainkan karena kelainan bipolar yang bisa mengubah mood seseorang. Entah, apakah Hossein memang benar menderita kelainan psikologis ini ataukah ia hanya mengelabui istrinya, mengingat kepribadiannya yang amat manipulatif.

Pada 2010, ayah Hossein kembali ke Iran dan tak pernah kembali. Ada dugaan bahwa ia diculik dan dibunuh. Hal ini rupanya amat mempengaruhi pria itu hingga setahun kemudian, ia tertangkap tangan memukul, mencekik, bahkan mengancam istrinya sendiri dengan pisau cutter ketika kemarahannya meledak. Akibat peristiwa ini, Hossein didakwa dengan kekerasan rumah tangga. Namun hukumannya tidaklah berat, ia hanya diperintahkan untuk mengikuti kelas psikologis untuk meredam kemarahannya.

Perilaku Hossein semakin menggila (bahkan mungkin cenderung paranoid) ketika ia mulai memata-matai tetangganya sendiri yang bernama Michael Barnes. Kebetulan tetangganya itu memiliki bisnis yang cukup sukses. Suatu hari, Michael secara misterius pergi ke sebuah lokasi di gurun Mojave. Hossein percaya bahwa pria itu mengubur uang jutaan dollar di sana dan kemudian bersama dua teman karib yang dikenalnya sejak SMA, berniat menculiknya.

Hossein mendalangi peristiwa penculikan sadis akibat wataknya yang kejam dan psikopat

Untuk melancarkan rencananya tersebut, Hossein kembali membujuk istrinya, Cortney agar membantunya menyusupkan kamera mata-mata dan alat pelacak (GPS) ke rumah sang tetangga. Sulit dipercaya, walaupun ia sendiri hampir dibunuh oleh Hossein, namun Cortney yang telanjur cinta mati masih mau menuruti permintaan suaminya itu. Bahkan dalam suatu kesempatan, Cortney disuruh untuk meracuni seekor anjing di rumah Michael. Tapi buat kalian yang pecinta hewan, nggak usah khawatir, anjing itu nggak mati kok. Mungkin karena racun yang kurang kuat atau Cortney sendiri masih punya hati nurani sehingga tak tega meracuni anjing itu.

Walaupun begitu, rencana untuk menculik sang tetangga benar-benar dieksekusi oleh Hossein dan kedua temannya. Pada 1 Oktober 2012, tepat di malam hari, ketiga pria itu menyamar menjadi pekerja konstruksi dan masuk ke rumah Michael. Sementara itu di luar, tetangga mereka yang lain merasa curiga dengan mobil mereka yang diparkir di depan dan mencatat plat nomornya. Di dalam rumah, mereka bertiga menodong Michael dan menculiknya. Mary, kekasih Michael yang kebetulan berada di sana juga ikut mereka bawa agar tak meninggalkan saksi mata.

Mereka kemudian membawa kedua korbannya ke tengah padang gurun Mojave dan memaksa Michael untuk mengatakan dimana “uang jutaan dolar” yang ia kubur di padang gurun. Tentu saja Michael sama sekali tak tahu apa-apa sebab semua dugaan tentang harta karun yang dikubur itu hanya ada di dalam kepala Hossein. Akibatnya, mereka-pun menyiksanya menggunakan berbagai macam alat, mulai dari tazer (alat penyetrum) hingga membakar kulitnya dengan “blowtorch” (sejenis obor untuk keadaan darurat). Beruntung mereka masih punya sedikit hati nurani dengan tidak menyakiti sang wanita yang mereka culik.

Putus asa karena Michael tak kunjung mengaku dimana ia mengubur uang jutaan dollarnya (yang memang tak ia punya), Hossein akhirnya memotong organ vital pria itu dan meninggalkan mereka berdua di padang gurun dalam kondisi terikat. Untuk “menggoda” kedua korbannya, Hossein meninggalkan sebuah pisau di tengah kegelapan buta gurun itu dan mengatakan bahwa mereka bisa membebaskan diri jika berhasil menemukan pisau. Beruntung, Mary berhasil menemukannya dan melepaskan diri. Ia segera melarikan diri ke sebuah jalan raya dan ditolong oleh seorang sheriff yang kebetulan berpatroli.

Polisi dan paramedis bergegas menolong Michael yang terluka parah. Mereka berhasil menyelamatkan nyawanya, namun sayang nasibnya tak seberuntung John Bobbitt (pernah gue bahas kasusnya, inget nggak?). Polisi tak berhasil menemukan potongan alat kelamin pria malang itu, sehingga tak mampu menyambungnya kembali.

Dari pengakuan sang tetangga lain (yang jika kalian ingat pernah mencatat nomor mobil Hossein dan kawanannya), polisi akhirnya berhasil melacak para penjahat tersebut. Namun Hossein lagi-lagi berhasil kabur ke Iran. Merasa tak ada jalan lain, pihak FBI akhirnya meminta bantuan dari sosok yang tak terduga. Mereka menghubungi ayah Cortney untuk membujuk putrinya itu agar mau menyerahkan suaminya. Semula FBI merasa ragu bahwa wanita itu akan membantu mereka, namun kenyataannya, Cortney berhasil menghubungi Hossein, bahkan membujuknya untuk pergi ke Republik Ceko di Eropa untuk menemuinya.

Rencana itu berhasil dan pada 2014, Hossein ditangkap oleh kepolisian Ceko yang kemudian mengekstradisinya ke Amerika Serikat setelah dua tahun buron.

Namun seperti yang kita tahu, peristiwa penangkapan itu bukan menjadi kisah akhir perjalanan kriminal sang penjahat lihai tersebut.

Hossein dan dua "partner in crime" yang membantunya kabur dari penjara


Pada 2016, ia berhasil kabur dengan bantuan kedua rekan barunya yang ia rekrut di dalam penjara. Uniknya, kedua napi yang ia ajak bekerja sama tersebut adalah dua anggota geng Vietnam. Sebagai informasi saja, pergaulan di dalam penjara biasanya disegregasikan oleh ras, dimana para napi hanya berkumpul dan bergaul dengan napi dengan ras yang sama. Hal ini akan semakin terlihat ketika mereka makan, dimana mereka hanya makan satu meja dengan orang-orang yang memiliki ras yang sama dengan mereka. Semisal, orang kulit putih akan makan dengan orang kulit putih, kulit hitam dengan kulit hitam, Latin dengan Latin, dan seterusnya. Namun nyatanya, Hossein berhasil menjalin pertemanan yang akrab dengan dua napi berdarah Vietnam, walaupun ia sendiri berasal dari ras yang berbeda. Ini tentu menunjukkan kelihaian dan kharisma Hossein yang sepertinya mampu berteman dengan siapa saja dan membuat mereka melakukan apapun yang ia inginkan.

Sayang, setelah tertangkap, Hossein tak mampu menggunakan “kekuatan supernya” itu untuk memanipulasi para hakim. Iapun kembali dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum dua kali hukuman seumur hidup. Berbeda dengan teman-temannya yang menganggap ia adalah pria dengan kepribadian yang bersahabat, para penegak hukum menganggapnya sebagai pria dengan mental tak stabil, penuh kekerasan, dan meninggalkan jejak kehancuran dan kekacauan kemanapun ia pergi.








3 comments:

  1. Hehe cakep bgt





    Tapi gila

    ReplyDelete
  2. Pas baca bagian Cortney selalu ngebela & nurutin Hossein dengan alasan agak 'gangguan'...

    Jadi inget kasus di tanah air yang akhir-akhir ini agak viral :D

    ReplyDelete