Friday, January 15, 2021

THE YOUTUBE CONSPIRACY: KISAH ANN REARDON, SANG “INTERNET MESSIAH”

Pada saat asyik berselancar di dunia maya, gue iseng-iseng mengklik untuk melihat apa yang tengah trending di Youtube. Selain video-videonya Atta Halilintar (ew), gue melihat ada satu video yang menurut gue cukup menarik (dan naasnya, gue klik). Video itu berasal dari channel bernama “Troom Troom” dan thumbnailnya pun menampilkan bule-bule jadi gue pikir, “Ah ini bikinan luar negeri, pasti kualitasnya lebih bagus ketimbang yang alay-alay.”.


Ternyata malah lebih parah.

Video itu sama sekali nggak jelas jluntrungannya (pardon my Javanese). Ada beberapa life hacks di situ tapi isinya pun sama sekali nggak masuk akal. Padahal, video itu amat trending dan hanya dalam waktu singkat bisa menuai jutaan views. Lalu gue berpikir, video kayak begini kok ada yang nonton ya?

Begitu liat komennya gue langsung sadar, kebanyakan yang menontonnya adalah bocah-bocah di bawah umur (serius nih, padahal bulenya sexy-sexy lho).


Gue nggak terlalu banyak memikirkan tentang video nggak jelas itu dan lompat beberapa bulan kemudian, tepatnya bulan November lalu, gue nggak sengaja nemuin video berita asal CNN yang berisi tentang “lifehacks” palsu nan viral yang bertebaran di internet (terutama Youtube dan Instagram). Narasumber dari berita tersebut adalah Ann Reardon, seorang food scientist asal Australia.

Channel Ann ini kemudian memberikan gue pencerahan yang bisa dibilang amat membuka mata gue tentang konspirasi di Youtube.

Pertama-tama dulu, kita tilik pengertian dari dua kata berikut, yakni “viral” dan “reliable” (dapat dipercaya”.


vi·ral

/ˈvīrəl/

adjective

1. of the nature of, caused by, or relating to a virus or viruses.

"a severe viral infection"

2. relating to or involving an image, video, piece of information, etc., that is circulated rapidly and widely from one internet user to another.

"a viral video ad"


re·li·a·ble

/rəˈlīəb(ə)l/

adjective

consistently good in quality or performance; able to be trusted.

"a reliable source of information"


Sinonim dari kata “reliable” ini adalah: good, authentic, valid, genuine, true, trustworthy, honest, tried and tested. responsible, proven, secure

Nah, kita akan kembali lagi ke pengertian ini nanti. Kita lanjut dulu ke channel Ann Reardon. Jadi siapakah Ann Reardon? Ann menghabiskan hidupnya untuk menekuni hobinya, yakni membuat kue. Awalnya, Ann mengisi channelnya “How To Cook That” dengan tips-tips cara membuat kue. Namun jika kalian menilik channelnya, maka kalian akan melihat bahwa kontennya yang paling laris adalah tentang “debunking” life hacks palsu. Di video-videonya tersebut, ia membongkar tips-tips dari berbagai channel Youtube yang viral, namun ternyata palsu. Channel-channel life hacks yang dibongkarnya antara lain “5 Minutes Craft”, “Blossom”, dan “So Yummy”.

Seperti apa saja contohnya?

Pertama, membuat pasta secara instan. Dalam salah satu video viral, ditunjukkan cara mudah memasak makaroni adalah dengan mencampur makaroni dengan susu dan keju, kemudian dimasukkan ke dalam microwave. Begitu diambil, tersajilah hidangan instan yang terlihat begitu lezat dan menggoda. Namun kenyataannya, ketika dicoba Ann, hasilnya terlihat tak memuaskan, bahkan tak mengundang selera sama sekali.


Harapan

Kenyataan


Tapi masih bisa dimakan kan?

Oke, kita coba resep viral lain. Kali ini membuat brownies oreo yang amat lezat dengan mencampur oreo yang sudah dihancurkan dengan susu dalam gelas, lalu dimasukkan ke microwave selama 4 menit. Voila, hasilnya adalah brownies yang terlihat begitu lezat. Tapi bandingkan antara “hasil” yang diperlihatkan dalam video viral itu dengan hasil ketika dicoba beneran oleh Ann. Hasilnya sungguh bak langit dan bumi. Dalam video viral, tampilan hasilnya begitu menarik. Tapi begitu benar-benar dipraktekkan, hasilnya malah amburadul (karena susunya pasti akan meluap karena dimana-mana zat cair jika dipanaskan volumenya akan bertambah).

Resp brownies instan viral lainnya adalah dengan mencampur adonan brownies dan kacang di dalam kantung kertas, kemudian memasukkannya ke microwave. Hasilnya adalah brownies yang terlihat seperti dibeli di toko. Well, karena kemungkinan besar brownies yang ditunjukkan di sini memang dibeli di toko dan ditaruh di kantong kertas itu supaya terlihat sebagai hasil dari “kitchen hack” tersebut. Padahal, ketika dicoba, jelas browniesnya takkan jadi alias gosong dan menempel pada bagian dalam kantong kertas tersebut (karena memang, kantong kertas tak diperuntukkan untuk memasak makanan.


Harapan

Kenyataan

Sekilas, ketiga resep di atas sangat mudah dan hasilnya pun terlihat bagus. Tak heran video itupun viral. Akan tetapi ketika dicoba, hasilnya malah tak sesuai harapan? Mengapa?

Karena trik-trik di atas adalah palsu. Tujuannya bukanlah untuk membantu penontonnya untuk menciptakan hidangan lezat dengan mudah, namun agar video tersebut viral dan banyak ditonton.

Sangat jelas mengapa video-video “life hacks” tersebut viral dan mendapat jutaan views. Masyarakat millenial zaman sekarang mendambakan segala sesuatunya instan, tapi dengan hasil yang mumpuni. Padahal kenyataannya tak begitu. Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan proses yang mungkin panjang dan melelahkan.

Contohnya kita ambil dari salah satu life hack yang berhasil di-debunk oleh Ann. Salah satu video viral lain menunjukkan cara mudah membuat krim karamel yang manis dan lezat, yakni dengan memanaskan susu kental manis di microwave selama 10 menit. Namun ketika dicoba oleh Ann, tak hanya gagal total, malahan bagian dalam oven Ann menjadi berantakan karena susunya meluap kemana-mana. Hasilnya pun adalah susu gosong, alih-alih karamel yang manis dan nikmat. Ann kemudian menjelaskan, bahwa memang kita bisa membuat karamel dari susu kental manis. Namun cara yang “tidak sesat” ini ternyata membutuhkan proses yang rupanya cukup melelahkan dan juga panjang. Jika saja channel “life hack” tersebut menampilkan cara panjang tersebut, tentulah video itu akan cukup sulit untuk viral karena membuat penonton ogah mencobanya (padahal kenyataannya bisa berhasil).

Tips memasak lain yang hasilnya terlihat menggoda tapi tekniknya sama sekali nggak masuk akal (alias kelihatan banget boongan) adalah membuat popcorn warna-warni. Menurut video viralnya, jika kita mencampur skittles (permen warna-warni) dan biji jagung lalu memanaskannya dalam panci, maka warna serta rasa manis dari skittles akan “berpindah” ke popcorn tersebut. Cara ini secara logika nggak akan berhasil. Sebab skittles adalah permen yang tentu saja terbuat dari gula. Jika dipanaskan, gula akan berubah menjadi karamel kecoklatan. Tak hanya itu, apabila dicampur menjadi satu, maka semua warna itu akan bercampur menjadi satu pula, bukan tetap menjadi biru, merah, kuning dsb.


Harapan

Kenyataan

Tak hanya trik memasak [palsu] yang dicoba oleh Ann, namun juga berbagai “life hacks” lain yang digadang-gadang bisa membuat hidup kita lebih mudah, namun nyatanya tidak. Contoh pertama adalah jika kita tak sengaja menumpahkan minuman berwarna ke karpet (contohnya soda atau wine) maka cara mudah membersihkannya adalah dengan mengusapkan krim cukur ke atasnya lalu voila, nodapun terangkat dengan ajaib. Kenyataannya, well jangan pernah dicoba karena hasilnya akan gagal total dan nodanya akan tetap ada wkwkwk.

Contoh kedua, sebuah video viral menunjukkan jika kita merendam noda tinta ke dalam susu, maka voila! Dengan ajaib noda itu akan menghilang. Setelah dicoba, kalian bisa kan menebak hasilnya? Yak, kalo bersihin noda tinta itu pake deterjen, nggak akan segampang itu ilang pake susu.

Contoh ketiga adalah trik viral untuk menjaga bunga tetap segar. Agar tak layu, taruh bunga ke dalam vas berisi sprite, maka bunga akan tetap terjaga kesegarannya. Ann mencobanya dan hasilnya? Well, sprite emang bisa sih dipakai agar bunga nggak layu, tapi hasilnya ternyata tak seefektif menggunakan air biasa. Yap, air biasa!

Kita bisa menilik sendiri apa tujuan para pembuat video “life hacks” tersebut? Tujuannya hanya membuat vidoe itu semenarik mungkin sehingga viral dan mendatangkan pundi-pundi uang. Tak ada niatan untuk membantu para viewersnya dalam kehidupan sehari-hari, sebab semua “life hacks” tersebut adalah palsu. Membersihkan noda dengan krim cukur dan susu terlihat lebih :eksotis” dan tak biasa, karena itulah akan mengundang views. Padahal cara-cara tersebut jelas gatot alias gagal total. Sama halnya dengan merendam bunga dalam air, itu adalah trik biasa (yang walaupun berfungsi dengan sempurna) namun sudah diketahui semua orang dan tentu, semua orang ogah menyaksikan video yang isinya mereka udah tahu. Tapi jika diganti sprite? Wow, pastinya konten videonya akan lebih menarik sehingga akan mengundang rasa penasaran orang. Padahal, hasilnya pun diragukan.

Kalo cuma berbohong sih mungkin cuma mengundang kekesalan kita (lagian videonya paling 5 menitan, atau paling lama 10 menit sehingga nggak akan begitu banyak membuang waktu kita). Namun ternyata Ann juga mengungkapkan bahwa beberapa trik dari video-video viral itu, selain palsu, ternyata juga berbahaya!

Cara membuat strawberry putih yang tak patut ditiru

Contoh pertama adalah ini. Jika kita merendam strawberry ke dalam larutan pemutih pakaian (bleach) maka hasilnya adalah strawberry berwarna putih yang eksotis. Namun kalian semua tentu sudah tahu bahwa bleach mengandung bahan kimia yang amat berbahaya. Bisa berabe jika ada bocil yang mencobanya, lalu memakan strawberry putih yang sejatinya beracun itu.

Contoh kedua adalah video viral yang pernah dicoba Ann berikut ini. Jika kita memanaskan isi pensil di dalam microwave maka isi pensil tersebut akan berubah menjadi berlian. Well, dengan logika sederhana aja kita tahu trik tersebut palsu. Sebab jika berlian bisa didapatkan semudah itu (dengan hanya berbekal isi pensil yang harganya seribuan dan oven microwave), tentu permata harganya takkan semahal itu kan? Namun walaupun tahu trik itu takkan berhasil, Ann tetap mencobanya (demi kepuasan para subscribernya). Hasilnya? Ann menemukan fakta mengerikan bahwa isi pensil tersebut TERBAKAR ketika dipanaskan di dalam microwave. Hal ini tentu amat berbahaya jika ada yang penasaran dan mencobanya di rumah. Apalagi jika oven tersebut meledak, hasilnya pasti akan sangat fatal!

Contoh lain adalah jika kita menuangkan karamel (lelehan gula) panas ke atas sebuah mixer yang sedang berputar, maka akan dihasilkan gulali. Cara tersebut memang benar bisa berhasil, namun nyatanya ketika dicoba, Ann menemukan bahwa ketika jatuh ke atas mixer, karamel panas tersebut akan terciprat ke berbagai tempat. Jika mengenai kulit saja, maka kulit kita akan terbakar. Belum lagi jika mengenai mata, maka kemungkinan mata kita bisa buta. Wow, mengerikan sekali ya!

Tak hanya menyebarkan informasi palsu dan berbahaya, para pembuat konten di cahnnel-channel “life hacks” itu juga rela menyebarkan hoaks ataupun “misinformation” agar videonya laris dan viral (Ann membuat satu video khusus untuk membahas ini). Contohnya, salah satu channel bernama Blossom membuat video viral dimana mereka membakar dua jenis keju. Satu keju terbakar dan hangus, sedangkan keju lainnya hanya meleleh. Channel tersebut mengatakan bahwa keju yang terbakar adalah keju yang telah diproses dengan bahan kimia, sehingga buruk bagi kesehatan. Sementara itu, keju yang meleleh merupakan keju alami sehingga baik untuk kesehatan.

Namun tentu saja, Ann tak buru-buru percaya pada klaim menyesatkan itu. Ia melihat konten dari kedua keju itu (biasanya bisa dilihat di kemasan belakangnya). Ternyata bukan masalah ada bahan kimia atau tidak, melainkan karena perbedaan kandungan lemaknya. Keju yang terbakar memiliki kandungan lemak yang lebih rendah, sedangkan keju yang meleleh memiliki kandungan lemak lebih tinggi. Nah, jika kalian memilih keju, mana yang akan kalian pilih? Yang rendah lemak atau tinggi lemak?


Salah satu bukti kebohongan channel Youtube yang viral dengan life hacksnya. Sepatu sebelah kiri adalah sebelum dibersihkan dan sepatu sebelah kanan adalah setelah dibersihkan. Celakanya, ukuran sepatu ternyata berubah, menjadi bukti bahwa mereka menggunakan dua sepatu yang berbeda (satu kotor dan satu bersih) alih-alih benar-benar membersihkannya

Kembali ke pengertian dua kata di atas, yakni “viral” dan “reliable”. Pengertian dari “viral” adalah “gambar, video, atau informasi yang beredar dengan cepat di internet”, sedangkan kata “reliable” berarti “secara konsisten berkualitas bagus dan dapat dipercaya”. Sinonim dari kata “reliable” adalah: “good” (bagus), “authentic” (otentik), “valid“ (sahih), “genuine“ (asli), “true“ (benar), “trustworthy“ (dapat dipercaya), “honest“ (jujur), tried and tested“ (telah dicoba dan dites), “responsible“ (bertanggung jawab), “proven“ (terbukti), dan “secure” (aman).

Celakanya, segala sesuatu yang “viral” belum tentu “reliable”. Sebaliknya juga berlaku, segala sesuatu yang “reliable” bisa jadi takkan “viral”. Berarti agar sesuatu bisa menjadi viral, ia tak perlu untuk .... (silakan baca sinonim kata “reliable” di atas).

Nah, karena kita membicarakan YouTube, mana yang lebih penting bagi pembuat konten, apakah “viral” ataukah “reliable”? Tentu saja bagi segelintir pembuat konten, mereka memiliki prinsip bahwa apapun yang mereka sajikan haruslah hal yang “reliable”. Tapi bagi yang lain (bahkan mungkin mayoritas), menjadi viral jauh lebih penting. Alasannya? Karena jika video mereka viral, maka akan banyak ditonton. Jika banyak ditonton, maka ada satu hal yang pasti: video itu akan dimonetisasi dan mendapat iklan. Jika iklan banyak ditonton, tentu hasilnya satu: video itu akan menghasilkan banyak uang.

Jadi viral = banyak uang (sudah pasti), sedangkan “reliable”, belum tentu.


Lalu bagaimana tanggapan pihak Youtube akan channel-channel yang menipu dan meresahkan ini?

SUMBER GAMBAR

Mungkin dalam hati kalian berpendapat, “Lah Bang, tinggal hubungin aja pihak Youtube kalo video mereka menyesatkan, pasti kan bakalan diblock.”. Yeah, right! Ann pernah mencoba hal yang sama ketika menyadari salah satu video “viral” tersebut ternyata membahayakan nyawa banyak orang. Namun bisakah kalian tebak apa jawaban pihak Youtube? Mereka malah mengatakan video viral itu sama sekali tak melanggar ketentuan apapun dari pihak Youtube, sehingga video itu dibiarkan bersirkulasi. Well, what kind of answer do you hope for bagi pihak yang membiarkan video semacam “WAP” (DEMI TUHAN JANGAN DISEARCH!!!!) berkeliaran di platform mereka hanya karena video itu viral.

Apa sih persamaan antara hukum di Indonesia dengan YouTube? Dua-duanya hanya berlaku bagi wong cilik. Gue gemar banget mendukung channel-channel kecil (seperti channel reaction atau review film yang subscibernya cuma ratusan), biasanya gue akan subscribe dan kasi comment di video mereka (karena gue sendiri seneng banget kalo ada yang komen di hasil karya gue). Karena sering “berkecimpung” di channel-channel cilik inilah gue tahu bahwa mereka sering banget komplain karena video mereka sering dicekal sama YouTube hanya karena masalah kecil (melanggar hak cipta lah, dsb). Padahal, ketika sebuah video viral dari channel-channel besar melakukan hal yang lebih parah (semisal mengunggah konten yang tidak benar), YouTube sama sekali nggak mengambil tindakan apa-apa.

Lihat saja channel-channel dari Jake Paul, Logan Paul, ataupun Charli D'amelio yang sama sekali nggak mendidik tapi dapet jutaan views akhirnya dibiarkan melenggang bebas oleh YouTube. Sama halnya dengan “5 Minutes Craft” yang memiliki hampir 70 juta subscriber, 19 miliar views, dan tiap videonya rata-rata mendapat antara 1 hingga 5 juta views. Tentu, channel raksasa seperti mereka (tercatat mereka adalah channel ke-7 dengan jumlah subscriber terbanyak di platform tersebut) takkan tersentuh oleh penegakan peraturan YouTube.

Alasannya? Karena apabila video viral, maka video tersebut akan mendapat banyak iklan. Dan banyak iklan berarti pendapatan YouTube akan bertambah. Jadi bak simbiosis mutualisme lah (tapi buat kita, jatohnya parasitisme).

Kita kembali ke pengertian “viral” di atas. Rupanya ada dua pengertian “viral” yakni “informasi yang bersirkulasi dengan cepat di internet” dan “penyakit akibat virus yang menyebar dengan cepat”. Dua pengertian itu sesungguhnya diterapkan di dua dunia yang berbeda, satu di bidang sosial, satunya di bidang medis. Namun naasnya, apabila menilik video-video viral yang gue jelaskan di atas, kedua pengertian tersebut seakan melebur menjadi satu. Video-video “viral” tersebut juga menyebarkan penyakit dengan cepat, yaitu kebodohan dan ketidakacuhan.

Duh, gue bener-bener berharap gue bisa menghentikan pembahasan ini di sini, tapi kenyataannya tidak. Ada hal lain yang menurut gue amat mengkhawatirkan mengenai channel-channel “pendusta” yang gue bahas di atas (bahkan lebih mencemaskan ketimbang konten-konten mereka yang menyesatkan). Kita kembali ke “Troom Troom” channel absurd yang gue bahas di pengantar artikel ini. Video “Troom Troom” sangatlah tak masuk akal (isinya pun cringey), tapi tetap saja mendapat jutaan views. Bisa ditebak, channel ini amatlah viral dan memiliki hingga 21,5 juta subscriber, 8 miliar views, bahkan sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk negara kita yang tercinta dong. Troom Troom Indonesia sudah tercatat memiliki hampir 8 juta subscriber dan hampir 3 miliar views.

Karena isinya bule-bule, maka gue awalnya mengira “Troom Troom” diproduksi di Amerika (mungkin di Los Angeles soalnya cewe-cewenya cakep-cakep dan sexy-sexy hehehe). Tapi gue terkejut bukan kepalang begitu mengetahui negara asal mereka (walaupun menggunakan bahasa Inggris) adalah Ukraina.

Ukraina?

Fakta tersebut membuat gue curiga dan mencoba menelusuri asal channel-channel “life hacks” viral yang selama ini menggentayangi YouTube. Darimana asal mereka, coba tebak? Bukan, bukan Amerika.

Melainkan Rusia.

Apakah Rusia akan menguasai media sosial di dunia?

SUMBER GAMBAR

5 Minutes Craft” serta channel-channel viral lain yang mungkin pernah kalian dengar (atau pernah kalian tonton berkat thumbnail clickbait mereka) seperti “Bright Side”, “7 Seconds Riddle”, “123Go”, dll, merupakan hasil “karya” TheSoul Publishing, sebuah perusahaan Rusia yang berbasis di Cyprus. Menurut situs ini (ditulis Desember 2019), TheSoul Publishing ditahbiskan sebagai perusahaan media yang paling sering dilihat ketiga di dunia (di bawah Walt Disney dan Warner Bros). Tapi begitu gue melihat situs aslinya, pada Desember 2020 mereka sudah merangkak naik ke posisi 1 di atas ViaCom (pemilik MTV dan Nickelodeon) dan Disney (yang jatuh ke urutan ketiga).

Bayangkan, jika media nomor satu yang paling dilihat di media sosial adalah perusahaan media yang kontennya berisi kebohongan.

Tak hanya itu, gue jadi membayangkan, apa yang akan mereka lakukan dengan semua uang yang mereka peroleh. Jelas bisnis “clickbait” mereka teramat menguntungkan. Kalo uang mereka cuma dipakai buat foya-foya sih gue masih bisa tidur dengan tenang. Tapi bagaimana jika uang itu mereka gunakan untuk memperluas usaha mereka, bahkan masuk ke bidang politik.

Dan lagi, Rusia?

Kalo perusahaan terkaya di dunia dipegang kaum kapitalis Barat semacam Disney sih gue nggak terlalu khawatir. Gue bisa nebak orang-orang tamak itu palingan menggunakan uangnya untuk lebih memperkaya diri mereka dengan membuat karya-karya yang makin menurun kualitasnya tapi yang penting laris di China (tau lah film itu, nggak nyebut judul lho ya). But again, Russia? Kita tahu sendiri betapa “aktif”-nya Rusia akhir-akhir ini di perpolitikan dunia. Tercatat, mereka memperkeruh peperangan di Timur Tengah dengan ikut campur tangan dalam Perang Syria (dan terakhir, di perang Armenia vs Ajerbaijan). Apabila profit itu mulai digunakan untuk tujuan-tujuan tersebut, tak bisa dibayangkan akibatnya. Apalagi, dengan keberhasilan mereka menjadi perusahaan media terbesar di dunia dan menguasai segala macam media sosial, baik Youtube, Instagram, maupun Twitter, amatlah mudah bagi mereka untuk menjadi “buzzer” dan menyebarkan hoax dan propaganda yang naasnya, seperti tips baking palsu mereka, akan cepat viral dan dipercaya orang.

Well, gue nggak akan terlalu membenamkan diri gue ke teori konspirasi tersebut (lelah akutu lelah, bahas konspirasi muluk). Akan gue biarkan kalian mengambil kesimpulan sendiri. Yang jelas, gue mau berterima kasih pada Ann Reardon yang telah membuka mata gue akan sempitnya pengertian kata “viral” dan betapa besarnya dampaknya bagi kita. Karena kegigihannya membasmi hoax itulah, tak heran gue menyebut Ann sebagai sang “juru selamat internet”.

11 comments:

  1. Woww keren bos pembahasan artikelnya akhirnya gw baru tau ma sadar kenapa tanaman gw ga pernah tumbuh gara2 ikutin cara di yt Blossom ternyata isinya tipu2

    ReplyDelete
  2. Menarik. Makasih infonya!

    ReplyDelete
  3. Saya tau dan subscribe channelnya dulu juga gara" video debunknya :p


    ReplyDelete
  4. Kalau bisa susah kenapa di permudah, hidup mudah hanya untuk orang lemah

    ReplyDelete
  5. thanks bang dave for being kaki tangan "juru selamat internet" :>

    ReplyDelete
  6. Makanya pake youtube vanced bang kalo mau nonton channel yg ga mendidik kayak si jake paul biar kita ga dapet iklan, jadi si jake paul ga dapet duit. Kalo channelnya bagus baru pake youtube biasa buat mendukung youtubernya wkwkwkwk

    ReplyDelete
  7. Kaget ada nama Ann Reardon di blog Bang Dave ^_^". Ann memang udah gemes banget sama channel2 yg panen views. Soalnya dia sendiri udah capek2 bikin karya makanan keren yg pastinya makan waktu dan modal, eh ada channel yg isinya ga mutu & ga modal tapi viewsnya bisa puluhan juta. Ann sampe harus ngurangin jadwal uploadnya jadi dua minggu sekali (yg tadinya seminggu sekali) plus bikin patreon buat bantu modalin kontennya :(.

    Gue tuh curiga bang subsnya si Troom Troom atau Blossom itu kebanyakan akun karyawan mereka + akun palsu yg dipaksa buat subs channel2 perusahaan. Soalnya kalo liat channel2 lain punya perusahaan mereka tuh minimal subsnya 100k, padahal ya kontennya muter2 aja. Satu perusahaan punya channel puluhan yg subsnya minimal 100k, itu play button bisa buat dinding rumah kali ya saking banyaknya -_-"

    ReplyDelete
  8. Kalo 5 minutes craft soal makanan aku gak pernah nonton, tapi kalo soal jahit menjahit baju atau ngerombak baju usang aku akuin masih berguna dan lumayan kreatif juga bang. Ada juga yang life hacknya murni parodi (keliatan banget dibikin humor).

    ReplyDelete