Saturday, June 19, 2021

REVIEW FILM HOROR ALA MENGAKU BACKPACKER SPESIAL LEBARAN (YAP, EMANG TELAT)


Hallo guys, kembali lagi dengan review film spesial Lebaran. Lah lama banget Bang, ini udah mau Idul Adha kok baru dirilis? Hehehe ... salahnya sendiri nggak ngikutin Karyakarsa gue, di sana udah dipublish sebulan lalu. Nah kali ini ada yang spesial karena gue akan review film-film horor India hahaha. Lha kenapa Bang, apa Bang Dave lagi kesurupan arwah Acha-Acha? Emang sih gue akuin, kalo beberapa tahun lalu gue disuruh review film India, gue jatuhnya pasti ilfil karena ngebayangin setannya bukannya nakutin tapi malah joget-joget. Tapi berkat Netflix, sekarang perkembangan film horor India maju pesat lho. Bahkan kualitas-kualitas filmnya menurut gue jauh lebih mumpuni ketimbang film-film Hollywood yang sekarang gitu-gitu aja alias jatuhnya klise semua ceritanya. Nah film apa aja yang akan gue bahas? Simak review kali ini ya. Oya sebagai tambahan gue juga akan bahas beberapa film Barat di sini, so check it out.

1. U-TURN (2016)

Di review terdahulu gue membahas sebuah film horor Filipina berjudul “U-Turn”. Kalian mungkin masih ingat kalo film itu merupakan remake dari film Indian berjudul sama. Nah kebetulan gue nemu film aslinya di Netflix, jadi gue pikir nggak ada salahnya kalo gue review buat ngebandingin mana yang lebih bagus.

Film ini menceritakan tentang seorang wartawati yang tanpa sengaja terlibat serangkaian kematian misterius yang semuanya berhubungan dengan sebuah jembatan dengan masa lalu tragis. Ceritanya memang sama persis, namun cara penyampaian kedua versi film tersebut amat berbeda. Jika versi Filipina lebih ke horor setan-setanan ala-ala “Ju On”, maka versi asli dari India ini ternyata lebih ke thriller misteri. Bahkan saking misteriusnya, sampe di pertengahan ceritapun belum diungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi gue ngerti sih kenapa perubahan sedrastis itu dilakukan di versi remakenya, supaya lebih seru dan menarik banyak penonton.

Perbedaan lain terletak pada twistnya yang menurut gue akan lebih mengagetkan jika cara terungkapnya ngikutin yang versi India ketimbang versi Filipina. Tapi sayang, jika kalian udah nonton versi Filipina-nya jelas dapet spoilernya banget soalnya twistnya sama persis. Sorry my bad, harusnya gue nonton film versi asli ini dulu ya ketimbang yang versi remake. Perbedaan terakhir terletak pada endingnya yang menurut gue lebih ngena di versi ini (dan lebih masuk akal juga sih) ketimbang versi Filipina yang endingnya jatuhnya bikin cringe.

Jadi, untuk kesimpulannya, versi asli India ini ternyata lebih mumpuni dan lebih bagus di berbagai aspek ketimbang versi Filipinanya. Versi India ini walaupun minim jumpscare dan adegan horor, justru lebih kerasa kengeriannya (apalagi yang pas adegan penjara yang walaupun setannya nggak dinampakin, tapi kerasa banget creepy-nya berkat dialog salah satu polisinya).

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.



2. IRUL (2021)

Jujur aja, pas gue nonton film ini, gue ampe ngucek-ngucek mata gue saking nggak percayanya. Hah, beneran ini film India? Kok beda banget ama film-film India yang pernah gue liat sih? Film ini bercerita tentang sepasang kekasih yang hendak berlibur, namun di tengah jalan mobil mereka mogok. Saat itu tengah malam dan hujan pula, jadi terpaksa mereka berlindung ke sebuah rumah terdekat. Namun sayang, keputusan itu membawa mereka bertemu seorang pria misterius. Rahasia-rahasia pun mulai terungkap yang membuat kita mempertanyakan keabsahan identitas para tokohnya.

Film ini bisa dibilang bergenre psychological thriller, makanya gue kaget kok tumben ya sineas India bikin film kayak gini. Film ini membuat gue memiliki ekspetasi tinggi ama film-film India sekarang dan pokoknya bener-bener 180 derajat beda ama film-film nehi-nehi Acha-acha yang biasa terlintas di benak kalian ketika membayangkan film India.

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.


3. GHOST STORIES (2020)

Lagi-lagi film India, namun kali ini bergenre anthology. Gue udah lama sih tau tentang film ini (bahkan sejak gue pertama punya Netflix) tapi karena reviewnya yang kebanyakan jelek, gue sempat enggan menontonnya. Namun setelah gue selesai nonton, gue paham sih kenapa reviewnya pada jelek. Bukan karena filmnya sendiri jelek, namun tidak banyak orang yang bisa memahami dan menikmatinya.

Film anthology ini mengisahkan 4 cerita yang saling tak berkaitan. Cerita pertama tentang seorang perawat yang kebagian tugas merawat seorang wanita tua di sebuah rumah yang (mungkin) berhantu. Kisah kedua tentang seorang wanita yang tengah hamil dan mengalami trauma atas kematian bayinya yang terdahulu, hingga ia mendapat sebuah penampakan meresahkan di rumahnya. Kisah ketiga tentang seorang pemuda yang mendapat pekerjaan baru dan tiba di sebuah desa hanya untuk mengetahui desa tersebut diserang “zombie”. Kisah keempat dan terakhir tentang seorang wanita yang dijodohkan dengan seorang pria dari keluarga kaya, namun tindak-tanduk sang pria mulai membuatnya resah karena ia mengaku masih bisa berkomunikasi dengan neneknya yang sudah meninggal.

Ada cerita yang mengandalkan twist, ada pula yang body horor, dan juga ada yang berbau supranatural. Namun cerita-cerita tersebut (terkecuali cerita terakhir yang mudah dipahami) memiliki makna-makna tersembunyi yang harus dianalisis dulu, walaupun tiap cerita juga memiliki sisi horor yang cukup straighforward. Mungkin karena ada layer-layer inilah, para kritikus jadi males mikir ya jadi nggak bisa mendalami tiap film dan ujung-ujungnya ngasi skor jelek. Tapi yang jelas, film ini emang bukan buat semua orang. Ada yang nganggep ceritanya biasa-biasa aja, tapi ada pula yang mungkin bisa menganalisisnya lebih jauh sehingga tiap cerita menjadi terasa lebih menarik. Tapi buat gue sendiri, film ini nggak mengecewakan. Ada banyak kok film anthology yang mengecewakan (atau cuma satu cerita aja yang bagus di antara semua cerita yang ada), but this movie is not one of them. All stories are equally scary.

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.


4. AVAAL / THE HOUSE NEXT DOOR (2017)

Banyak sih yang menyebut film ini sebagai salah satu film horor India terbaik sepanjang masa. Gue yang sedari awal skeptis berpikir “Masa sih?”. Apalagi setelah baca sinopsisnya bahwa film ini bergenre exorcisme. Gue membayangkan, “Ah ini pasti rip-offnya The Exorcist atau Conjuring yang jalan ceritanya itu-itu aja.”. Namun setelah menyaksikannya, gue jadi paham (dan setuju) kenapa film ini sampai mendapat gelar demikian.

Film ini menceritakan sepasang suami istri yang mendapat tetangga baru yang dari luar sih terlihat biasa-biasa. Namun siapa sangka, sebuah insiden pada suatu malam menyebabkan sang anak perempuan dari keluarga tersebut kesurupan dan membuat hidup dua tetangga tersebut seperti neraka.

Pertama gue mau ngomongin sinematografinya. Secara estetis film ini emang eye-catching banget. Rumahnya walaupun berhantu tapi nggak digambarin sebagai rumah tua seram, namun malah rumah antik yang memikat dengan dekor yang amat indah. Settingnya di Himalaya juga memanfaatkan pemandangan pegunungan yang indah. Dari segi ceritanya, ternyata film ini nggak “sedangkal” film-film bergenre exorcisme lainnya (anak kesurupan, upacara pengusiran setan, trus arwahnya diusir, selesai). Semakin kita menguak misteri dalam film, semakin kita mengetahui bahwa apa yang sebenarnya terjadi ternyata amat berbeda jauh dengan yang kita kira. Ada pula twist menarik di sana-sini dan gue juga harus memperingatkan, ada banyak adegan jumpscare yang cukup efektif hehehe. Setannya juga nyeremin sih menurut gue walau CGI.

Singkat kata, gue setuju kalo ini emang film horor terbaik dari tanah Hindustan. Cuman kalo gue boleh kritik nih, di adegan pembukaan film ini masih ada sih adegan nyanyi-nyanyi yang uhm, mending jadiin deleted scene aja deh. Overall, gue amat puas dengan film ini dan gue kasi skor 4,5 CD berdarah.


5. ITTEFAQ (2017)

Lagi-lagi film India yang bisa kalian nikmati dengan mudah di Netflix, kali ini bergenre thriller misteri. Judulnya berarti “kebetulan” dan kalian harus ingat itu baik-baik ya, soalnya bakalan berhubungan ama jalan ceritanya. Film ini menceritakan seorang pria yang dituduh melakukan pembunuhan ganda (membunuh dua orang) dengan sang istri dari korban sebagai satu-satunya saksi. Celakanya, kedua orang tersebut mengatakan dua versi yang saling berlawanan. Sang pria mengatakan bahwa sang istri yang membunuh suaminya dan memfitnahkan pembunuhan itu kepadanya. Namun sang wanita mengatakan sang pria masuk ke rumahnya dan membunuh suaminya. Siapakah yang berkata sebenarnya? Celakanya lagi, sang polisi yang menangani kasus ini hanya diberi waktu 3 hari untuk memecahkannya. Berhasilkah ia?

Untung sebelum nonton film ini gue udah nonton duluan “Irul” dan “U-Turn” sehingga gue udah tau kualitas film-film India zaman now. Kalo nggak, gue pastinya bakalan dibikin menganga alias nggak percaya ama kualitas film ini. Film ini, jelas seperti film yang bercerita tentang misteri pembunuhan, mengandalkan twist yang bertubi-tubi yang terungkap di akhirnya. Jika di “Irul” kita diberi dua pilihan “kebenaran” yakni “A” dan “B”, maka hampir sama juga di film ini kita juga cuma dikasi dua opsi “A” dan “B”, namun ternyata di akhir-akhir terungkap ada pula sisi “C” yang sama sekali tak kita duga sebelumnya. Secara kualitas sinematis, film ini juga amat mumpuni. Bahkan gue sendiri nggak yakin apa Hollywood bisa (ataupun tertarik) membuat film dengan kualitas cerita sebagus ini.

Gue kasi film ini skor sempurna, yakni 5 CD berdarah. Yup, it's that good!


6. TALAASH: THE ANSWER LIES WITHIN (2012)

Gue emang lagi ketagihan banget nih nonton film India hehehe dan salah satu film yang selalu disebut-sebut sebagai film horor dan misteri India terbaik adalah “Taalash”. Kalo kalian penggemar Bollywood mungkin nggak asing lagi ya ama pemeran-pemeran film ini, seperti Aamir Khan dan Kareena Kapoor (gue aja yang jarang nonton film India kenal wajah mereka kok). Ceritanya tentang seorang polisi yang bertugas menyelidiki kasus kematian misterius seorang bintang film muda sementara ia sendiri didera masalah keluarga. Penyelidikan kasus itu juga membawanya bertemu dengan seorang PSK cantik dan sensual yang menyimpan sejuta rahasia. 

Oke, film ini emang lebih kelam dan suram kalo dibandingin dengan “Ittefaq” semisal. Kayaknya nggak ada satupun tokoh di sini yang bahagia deh, semua sedih dan menderita. Akting Aamir Khan juga meyakinkan banget sebagai protagonis yang tersiksa duka, mungkin karena emang udah aktor kelas kakap kali yeee. Namun yang unik di sini, bahkan tokoh sampingannya pun memiliki konflik-konflik sendiri dan jalan cerita yang menarik.

Film ini jelas salah satu film India terbaik yang pernah gue tonton. Twistnya sih kalo buat gue sendiri mudah tertebak, tapi tetap saja foreshadowingnya membuat gue terkejut karena banyak banget “breadcrumbs” alias petunjuk yang nggak gue sadari signifikansinya, ternyata menuntun pada twist itu.

Gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah.


7. RAAT AKELI HAI (2020)

Bayangin aja “Knives Out” tapi lebih serius dan settingnya di India, itulah resensi singkat gue tentang film Netflix ini. Film ini menceritakan seorang polisi yang bertugas menyelidiki kematian misterius seorang kepala keluarga dimana celakanya, ia justru jatuh cinta pada sang istri muda yang menjadi tersangka utama kasus pembunuhan itu. Nggak salah memang kenapa gue menyamakan film ini dengan “Knives Out” karena ceritanya hampir sama, dimana sebuah keluarga dengan intrik rumit menjadi terbelit kasus pembunuhan dan salah satu dari mereka adalah pelakunya.

Oke, pas nonton film ini gue sama sekali nggak berasa lho nonton film India, tapi malah berasa nonton film-film neo noir crime thiller yang kelam ala-ala Skandinavia seperti “Girl With the Dragon Tattoo”. Tetap aja ada berbagai budaya India yang kental ditampilkan di sini (termasuk motif pembunuhannya yang bener-bener menyindir isu budaya di India). Sineasnya juga nggak malu-malu menampilkan kondisi perumahan kumuh India apa adanya sebagai salah satu unsur “estetis” di film ini. Dari segi plot twist, sang pelaku sebenarnya dan motif sesungguhnya bener-bener nggak ketebak. 

Tapi kalo boleh kritik sih, gue agak nggak demen ama durasi film India yang panjang (film ini aja sekitar 2,5 jam). Waktu sepanjang itu sih sebenarnya nggak kerasa karena jalan cerita filmnya emang bagus, tapi bikin gue agak ragu nontonnya. Masih ada lagu-lagu sih di film ini (tapi untungnya nggak ada joged-joged), tapi menurut gue lagu-lagunya masuknya cukup pas ke tiap adegannya.

Gue kasi film ini skor sempurna alias 5 CD berdarah. Jelas salah satu film India terbaik yang pernah gue tonton.


8. WISH UPON (2017)

Banyak yang ngasi skor jelek buat film ini (skor Rotten Tomatoesnya aja cuman 19%). But you know me lah. Gue sama sekali nggak percaya ama yang namanya Rotten Tomatoes soalnya banyak pilem yang skornya rendah ternyata setelah gue tonton nggak sejelek itu, malah ada yang gue nikmatin banget. Sebaliknya juag sering, skormya tinggi tapi malah bikin kecewa. Nah film ini salah satunya yang menurut gue nggak seburuk reviewnya.

Film ini bercerita tentang seorang gadis yang menemukan sebuah kotak misterius yang bisa mengabulkan permintaan, namun dengan tumbal nyawa orang yang terdekat dengannya. Oke, dari segi cerita sih emang gue akui klise, namun jalan ceritanya sendiri nggak mengecewakan kok. Adegan-adegan kematiannya “Final Destination” banget (walau kurang banget di bagian gore). Tokoh utamanya emang ngeselin banget, tapi relatable. Dan adegan tak terduga di endingnya juga membuat gue puas. Oya, kalo udah kelar nonton film ini jangan buru-buru dimatiin ya, soalnya ada adegan “post credit scene” di akhir film.

Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah, not bad and definitely not as bad as the reviews.


9. BOSS LEVEL (2020)

Reviewer film terpercaya gue yakni Sinister Cinema Review menyebut film ini sebagai film terbaik 2020. Nggak heran gue jadi penasaran dong. Tapi setelah gue tonton, gue antara setuju dan nggak setuju. Kalo sampai dibilang film terbaik 2020, kayaknya belum ampe ke taraf itu sih. Tapi emang nggak bisa dipungkiri, film ini emang menghibur dan lebih bagus daripada film kebanyakan.

Bayangin “The Raid” ketemu “Happy Death Day”. Film ini menceritakan seorang ahli bela diri yang harus menghadapi sepasukan pembunuh bayaran dengan skill dan kepribadian yang berbeda-beda. Namun celakanya, tiap kali ia mati, ia akan mengulangi hari tersebut dan menghadapi mereka lagi. Masalahnya, ia selalu mati di penghujung hari dengan berbagai cara. Padahal dia harus mengetahui cara untuk menghentikan time loop itu, mencari tahu siapa yang berusaha membunuhnya, serta berusaha menyelamatkan anak istrinya, sembari menghadapi para assassin yang diutus menghabisinya.

Film ini genrenya emang bukan horor sih, tapi lebih ke action comedy. Pemeran utamanya Frank Grillo (yang pernah main di “Captain America” ama “The Purge”) yang menurut gue sih emang cocok banget meranin karakter tough guy kayak gini. Nggak cuma dari fisiknya dan kemampuan bela dirinya aja, tapi dari segi suara juga cocok banget. Film ini juga diperanin Naomi Watts (yang jadi scream queen di film “The Ring” remake Amerika) dan Mel Gibson (yang bikin gue pangling soalnya dah tua banget). Gue jadi heran, kok film sekeren ini dengan artis-artis yang reputasinya nggak main-main malah nggak kedengeran ya gaungnya? Mungkin kurang moncer promosinya kalo ya?

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah. It's definitely entertaining, apalagi buat kalian penggemar film yang isinya berantem dan tebas-tebasan kepala hehehe. 


10. THE OAK ROOM

Gue pertama kali tahu film ini dari channel review temen gue Foo. Akhirnya karena penasaran gue pantengin aja filmnya dan alhasil, film ini ngingetin gue banget ama film “Bad Times at The El Royale” yang merupakan salah satu film favorit gue. Ada sih yang pernah komentar kalo film itu cuma ngejual perut sx packnya Chris Hemsworth aja, tapi menurut gue dari segi cerita film itu juga kental banget dengan plot twist, sama kayak film ini.

Film ini menceritakan seorang pemuda yang datang ke sebuah bar untuk menceritakan sebuah cerita, dengan janji cerita tersebut akan membuat sang bartender tertarik. Namun perlu gue ingatkan bahwa semenjak awal hingga pertengahan, film ini bakalan bosenin banget. Bahkan pas si tokoh utamanya menyelesaikan cerita pertamanya, gue langsung “DIH APAAN SIH NGGAK JELAS BANGET!”. Bahkan gue sempet pengen berhenti nontonnya saking ngeboseninnya film ini. Namun semua kesabaran gue terbayar ketika kisah kedua digelontorkan dan mengubah semua pemahaman kita tentang keseluruhan cerita (bahkan kitapun akan ngerti kenapa gambar poster filmnya begitu) dan membuat cerita pertama yang tadinya ngaco banget menjadi bermakna.

Singkat kata, film ini emang menawarkan plot twist yang jempolan. Namun seperti peringatan gue tadi, kalian kudu bersabar karena film ini sebuah film slow burning yang pelan dan terkadang membosankan.

Gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah. Salah satu film terbaik yang pernah gue tonton sih menurut gue.


SPECIAL THANKS TO MY SUPPORTERS:

Junwesdy Sinaga 

Maulii Za 

Radinda 

별처럼 다 우리 빛나 


THANKS TO MY SUPPORTERS (19 MAY - 20 JUNE 2021)

Aulia Pratama Putri , Jefry ,  Sharnila Ilha , Silmi Nabila , Wella , Ragil Winata , Ali Hutapea , Utami , Popy Saputri , Sinyo Kulik , Jelita Jasmine , Adhitya Sucipto , PJ Metlit , Rahadian Pratama Putra , Ciepha Ummi , Marwah , Elliot Beilschmidt , Fitriani , Aly Fikri , Albian Ocot 


4 comments:

  1. Baru nnton Talaash. Emang film2 Amir khan recomended sih, kayak PK, sama 3 idiot. Next mau cba nnton Ittefaq udah lama di wishlist tpi gak jadi2 download. Bru kluar film2 GG juga, kayak a quite place 2 dll. Tpi otw nnton ittefaq sih ini. Thanks bang reviewnya

    ReplyDelete
  2. Mantep bang nntn the oak room wkwk

    ReplyDelete
  3. Boss Level (2020), biasa aja ya. Ga sampe taraf film terbaik 2020. Nyesel malah nonton itu dulu di watch list postingan ini. Harusnya yg lain dulu. Soalnya ada embel embel Happy death days kata bang dave. Kirain seseru itu

    ReplyDelete
  4. Wise Upon, kemaren ada di trans tv. Ya bener, tokoh utama nya nyebelin banget. Jadi pengen banting Tv nonton nya. Ending nya cukup bagus. Kirain.... Ternyata...

    ReplyDelete