Saturday, June 19, 2021

REVIEW FILM HOROR DAN THRILLER INDIA (LAGI) ALA MENGAKU BACKPACKER

Hallo guys balik lagi nih di review film horor ala  Mengaku Backpacker special. Yup, kali ini emang special banget karena gue lagi-lagi bahas film-film India seperti episode terdahulu. Emang setelah ada Netflix pandangan gue tentang film horor India berubah drastis guys. Sedrastis apakah perubahannya?

Gue sebelum ada Netflix: “Dih nonton film horor India? Ih jyjy, mana ada serem-seremnya sih? Pasti setannya joget-joget, males ah bikin ilfil!”

Gue setelah ada Netflix: “Namaste! Jai Hind! Apa kabar sobat Mere Dost semua? (sapa Bang Dave sambil pake sari)

Emang sih film-film India sekarang perkembangannya maju pesat ampe bikin gue tercengang-cengang. Film-film yang gue tawarkan di sini nggak semuanya horor sih, tapi beberapa adalah film-film crime thriller yang tegang dan pastinya, menyimpan plot twist mengejutkan. Makanya gue sekarang demen banget nonton film India di Netlfix, apalagi kalo review dan skornya tinggi banget. Nah film apa yang akan gue kupas kali ini? Simak aja reviewnya!

1. DRISHYAM (2015)

Did I just find the Indian “Parasite”? Itulah pertanyaan yang terlintas di kepala gue ketika pertama kali menonton film ini. Film ini bercerita tentang seorang pria yang memiliki hidup yang tenang dan sempurna bersama keluarganya di sebuah desa kecil. Namun kedamaian keluarganya terusik ketika seorang sosok asing datang ke rumah mereka dan mengubah hidup mereka selamanya. Gue tadi bilang kalo film ini gue sebut sebagai “Parasite”-nya India, alasannya karena kecerdikan keluarga ini dalam menyembunyikan perbuatan mereka ngingetin gue banget ama film Korea pemenang Oscar tersebut. Walaupun dari jalan cerita jelas jauh beda. Jika “Parasite” lebih menyindir tentang perbedaan kelas ekonomi, film ini justru menyorot aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi.

Film ini sebenarnya ada beberapa versi. Versi aslinya adalah versi berbahasa Malayalam (bisa kalian lihat kok di Youtube) dan versi yang gue lihat adalah versi remake bahasa Hindi yang bisa kalian saksikan di Netflix. Nggak masalah sih menurut gue versi mana yang kalian tonton soalnya adegan-adegannya sama persis, cuman gue sih lebih recommend versi remake-nya soalnya sinematografinya lebih top morkotop.

Gue kasi film ini 5 CD berdarah. Kenapa kok setinggi itu? Silakan aja ikuti sampai adegan terakhirnya, pasti kalian setuju hehehe.

 


2. FORENSIC (2020)


Film ini sih menurut gue CSI-nya India karena menceritakan aksi seorang ahli forensik dalam memecahkan kasus, bukan dengan aksi gelut-gelutan dan tembak-tembakan seperti polisi, namun mengandalkan lab dan sains. Di sini, sang ilmuwan terpaksa bekerja sama dengan seorang polisi wanita keras kepala demi memecahkan kasus pembunuhan berantai yang menimpa anak-anak kecil. 

Film ini sih oke menurut gue dari berbagai aspek. Aspek sains-nya cukup valid dan reliable (walaupun aspek teknologinya jelas dilebih-lebihkan). Endingnya juga amat memuaskan. Namun sayang, film ini kayaknya terlalu “saturated” alias jenuh dengan banyaknya plot twist. Biasanya sih gue girang kalo film ada banyak plot twistnya (kayak pertengahan pertama “American Horror Story: 1984”) tapi film ini kok agak gimana gitu. Saking banyaknya plot twist, gue itung-itung pembunuhnya ada 4, hadeeeeh. Ada sih satu dua twistnya yang emang mengena dan bikin gue kaget. Tapi selebihnya, aduh kayaknya maksa deh. 

Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah. Still watchable tho.

 


3. GAME (2011)

Sebuah film India yang gue pikir agak maksa, tapi ya sudahlah. Film ini menceritakan tentang seorang miliuner yang mengundang 4 orang asing yang tak saling mengenal ke pulau pribadinya. Namun tak disangka, ternyata mereka semua terlibat dalam kematian tragis putri sang miliuner. Ketika sang miliuner kemudian ditemukan tewas sebelum sempat mengungkapkan kejahatan mereka pada polisi, maka mereka berempat-pun jadi tersangkanya. Namun siapakah sang pembunuh yang sesungguhnya?

Sekilas film ini tampak terinspirasi oleh salah satu cerita Agatha Christie paling terkenal, yakni “And There Were None”. Namun ketika pertengahan film ternyata plotnya berubah ke arah yang nggak gue sangka (tapi gue sambut baik karena menjadikan filmnya lebih seru dan nggak stereotip). Tapi ya itu sih, filmnya gue rasa masih Bollywood banget dan kurang masuk akal sih. Bayangin aja, hanya dalam waktu 2 jam setelah korbannya meninggal, polisi India langsung datang padahal meninggalnya di sebuah pulau terpencil di Yunani. Trus polisinya kompeten banget dan teknologinya canggih-canggih banget. Padahal kenyataannya … liat aja tuh tsunami Covid di India.

Yup, film ini emang entertaining (dan bisa gue bilang jalan ceritanya unik). Walaupun pelakunya menurut gue predictable di pertengahan film, tapi tetep ada plot twist yang menarik kok. Oya, film ini juga lebih ke action drama sih ketimbang horor. Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.

 


4. BYPASS ROAD (2019)


Film ini dibuka dengan adegan kecelakaan seorang pria yang ternyata desainer terkenal, sementara di saat yang sama, salah seorang modelnya tewas. Apakah ada keterkaitan antara kedua kejadian misterius tersebut ataukah semua hanya kebetulan? Premisnya mungkin agak membingungkan guys, tapi bersabar saja, karena film ini menurut gue nggak mengecewakan.

Film ini dari awal sampai pertengahan lebih mirip film-film kriminal prosedural ala-ala film detektif gitu lah (campur drama keluarga). Tapi begitu pertengahan menuju akhir, genre film ini berubah drastis menjadi slasher. Bayangin aja sih “Scream” ketemu “Hush”. Adegan kucing-kucingannya menurut gue amat seru dan menegangkan, belum lagi plot twistnya dimana pelakunya terungkap benar-benar mencengangkan dan mungkin adalah salah satu plot twist terbaik yang pernah gue saksikan.

Cuman lagi-lagi, film ini tentunya nggak luput dari kekurangan. Pertama, film ini masih kental dengan unsur “Bollywood” banget (alias masih ada joged-jogednya). Kedua, sama seperti “Forensic” film ini juga kebanyakan twist ampe jenuh. Twist di endingnya menurut gue agak terlalu berlebihan dan dipaksakan, padahal klimaksnya menurut gue sudah cukup bagus.

Gue ampe dibikin bingung ngasi nilai berapa buat film ini. Pengennya sih ngasi skor sempurna karena keseruannya, tapi gue nggak bisa menutup mata sih akan kekurangannya. Akhirnya gue putuskan kasi film ini skor 4,5 CD berdarah. 

Oya, oot dikit sih, tapi menurut kalian pemeran utamanya orang India bukan sih? Kok kayak bule hahaha.

 


5. WAZIR (2016)

Bayangin sih “Mission Impossible” dibalut drama keluarga dan bertema catur, mungkin itulah rasa “nano nano” film ini. Film ini menceritakan seorang “supercop” yang mengalami tragedi hingga akhirnya ia menemukan kembali tujuan hidupnya ketika ia bertemu dengan seorang pria tua yang lumpuh yang meminta bantuannya untuk menyelidiki sebuah kasus yang melibatkan politikus ternama. Namun tak hanya itu, ia juga harus menghadapi seorang assassin super bernama “Wazir” yang misterius.

Film ini menurut gue cukup mumpuni, belum lagi ada aktor senior Amitabh Bachan yang pastinya udah nggak asing lagi (bahkan buat yang bukan penggemar film Bollywood seperti gue) dan tentunya kualitas aktingnya udah nggak perlu diragukan lagi. Cuman ada satu sih yang bikin gue agak kesel setengah mati. Film ini punya dua twist sebenarnya yang menurut gue dahsyat dan kreatif banget. Tapi gobloknya nih, twist pertama malah dibocorin di pertengahan cerita, sehingga ketika terkuak di ending cerita jadi kurang berasa gurih. Terus twist kedua yang harusnya jadi andalan film ini malah bisa gue tebak. 

Tapi tetap saja, gue rasa kalian akan menikmati “Wazir” ini, apalagi jika kalian penggemar film action. Oya, setting film ini juga menurut gue sangat apik karena menampilkan keindahan kota Delhi yang mempesona.

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.

 


6. KAHAANI (2012)

One of the best Indian movies I’ve ever seen, “Kahaani” menceritakan seorang wanita hamil yang tengah mencari suaminya yang tiba-tiba menghilang. Namun pencariannya itu berbuntut petaka ketika ia terlibat dalam konspirasi terorisme. Film ini, beda dengan crime thriller lain di list ini, bukan “whodunnit” jadi kita nggak akan diajak menebak siapa pelakunya. Namun jangan salah, di klimaks film ini akan terkuak sebuah plot twist dahsyat ala film-film Korea dan inilah yang bikin gue ngasi skor tinggi buat film ini, yakni 4,5 CD berdarah. Pokoknya gue nggak mau banyak bacot deh, silakan aja buktikan sendiri dengan menyaksikannya hehehe.

 


7. BULBBUL (2020)

Oke, sekarang bergeser dari crime thriller ke film yang bener-bener pure horor, film ini menyorot tentang tradisi “tabu” India yakni pernikahan anak. Bulbbul, seorang pengantin anak dinikahkan dengan seorang pria dewasa. Tak pernah mencintai suaminya ini, Bulbbul malah dekat dengan adik iparnya yang seumuran dengannya, Satya. Namun Satya yang baru saja pulang setelah 5 tahun kuliah di London menemukan bahwa desa dimana mereka tinggal dihantui kasus kematian beruntun yang konon dilakukan oleh sosok “wanita iblis”. Siapakah pelakunya dan apa kaitan pembunuhan-pembunuhan misterius itu dengan Bulbbul?

Oke, hal pertama yang kalian perhatikan dari film ini pastilah sinematografinya yang luar biasa indah. Yap, bahkan jika kalian nggak terlalu menikmati jalan ceritanya, pastinya kalian terhibur dengan keindahan sinematografinya, entah itu arsitekturnya, busananya, alamnya, atau bahkan kecantikan luar biasa sang pemeran Bulbbul sendiri. Kedua, kalian mungkin akan merasa nggak nyaman dengan berbagai “realita” yang diperlihatkan di sini, seperti adegan pemaksaan dan kekerasan pada perempuan serta ketidakadikan yang mereka terima, terutama di masyarakat konservatif India di masa lampau. Adegan horornya sih nggak begitu wow sih, tapi yang lebih ngeri dari penampakan setannya adalah realita tersebut yang ditampakkan tanpa malu-malu, hingga gue terpaksa fast forward soalnya nggak tega ngeliatnya.

Dari segi cerita film ini emang simpel dan twistnya sendiri mudah ditebak, tapi tetap segi sinematografi dan juga pesan moralnya memang andalan utama film ini, bukan atmosfer horornya. Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah. Film ini juga durasinya nggak lama, jadi Netflixable banget deh.

 


8. PIZZA (2012)

Gue udah sering denger tentang film ini sih sejak bertahun-tahun lalu pas keluarga gue masih langganan TV kabel dan ada channel ZeeTV yang nayangin film India. Gue nggak terlalu demen ama film ini soalnya sekilas sih biasa-biasa aja (kek film horor Indonesia). Namun baru-baru aja gue nemu film ini di Netflix dan gue pikir nggak ada salahnya gue tonton (soalnya durasinya juga nggak 2 jam-an seperti film India biasanya) dan selain itu, reviewnya juga bagus-bagus.

Film ini menceritakan seorang pria pengantar pizza yang terjebak di rumah hantu dan mengalami hal-hal yang tak hanya menakutkan, namun juga terlihat mulai merenggut kewarasannya. Pertama nonton sih, pendapat gue nggak jauh berbeda ketika gue nonton film sekilas di ZeeTV yakni film ini kebanyakan mengandalkan jumpscare murahan. Namun opini gue berubah ketika paruh kedua dimana film ini terlihat lebih menarik dan ujung-ujungnya, terungkap sebuah plot twist yang benar-benar gue menganga. Well, gue jadi nggak heran sih kenapa ada yang menyebut kenapa film ini disebut sebagai salah satu film horor India terbaik. Dari segi horor mah agak-agak kurang sih (kecuali kalian demen horor jumpscare), tapi dari segi plot twist, jempolan deh.

Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.

 


9. MANORAMA: SIX FEET UNDER (2007)

Kalo Alfred Hitchcock bikin film India mungkin inilah hasilnya. Film yang cukup lawas ini bercerita tentang seorang penulis novel yang kurang sukses. Hidupnya berubah ketika seorang tokoh dari novelnya tiba-tiba seakan menjadi nyata, muncul di depannya, dan meminta bantuan untuk memata-matai suaminya. Namun apa yang terjadi sesungguhnya bukanlah seperti yang ia duga, terlebih ketika mayat-mayat mulai bergelimpangan di sekitarnya. 

Denger-denger sih kenapa film ini “Hitchcockian” banget karena emang terinspirasi oleh salah satu film Alfred Hitchcock yang berjudul “Chinatown”. Namun ternyata kesamannya hanya di premis awalnya. Film ini emang gue rasa sangat fresh dan mengingat dibuat 14 tahun yang lalu, gue cukup terkesan akan “keseriusannya” (mengingat itu kan zamannya film-film Bollywood isinya joget-joget). Tokoh utamanya juga manusiawi, bukan jagoan yang sekali mukul langsung yang mental 15 orang, tapi pria biasa yang digebukin pun babak belur dan nggak bisa melawan. Namun tentu saja, andalan film ini adalah plot twistnya yang bener-bener memuaskan di endingnya. Endingnya bener-bener buktiin, siapapun elu, setinggi apapun jabatan elu, tetap ada yang lebih tinggi di atas sana.

Film “super” ini gue kasi skor 4 CD berdarah, but I must remind you that’s my own opinion. Mungkin buat kalian film ini terlalu ngebosenin (apalagi buat kalian yang nggak demen film-film kriminal model-model lawas), tapi buat gue, usaha perfilman India untuk mendobrak pakem-pakem yang ada (alias joged-joged) untuk membuat film berkualitas seperti ini (apalagi 14 tahun yang lalu pula) perlulah diapresiasi sebaik mungkin.

 


10. 122 (2019)

Oke, sebagai pamungkas, gue kasi film yang bukan India, tapi geser dikit ke Mesir. Kali ini gue akan membahas film horor berbahasa Arab pertama yang pernah gue tonton. Mungkin kalian kaget, “Haaaah emang ada Bang film horor Arab?”. Ternyata ada lho (gue sendiri kaget kok xixixixi) dan jika kalian mau cari di Netflix, mungkin kalian akan menemukan. Film ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang mengalami kecelakaan dan terdampar di sebuah rumah sakit yang misterius. Anehnya, di rumah sakit ini sang istri tak berhasil menemukan suaminya, bahkan pihak rumah sakit menyangkal suaminya pernah ada. Apakah yang sebenarnya terjadi dan berhasilkah ia menemukan suaminya?

Bayangin aja sih “Fractured” ketemu “Hush”, soalnya yang lebih menantang lagi, sang tokoh utamanya ternyata tuna rungu. Film ini sih lebih mengandalkan suspense dan sama sekali nggak ada plot twist di film ini. Filmnya mudah dimengerti, bahkan generik dan udah biasa banget seperti tipikal film-film Hollywood. Tapi yang membuat gue mengapresiasinya ya karena film ini berasal dari negara (atau bahkan region) yang tak biasa menelurkan film horor (atau malah film apapun ya hahaha) jadi menurut gue ini adalah sebuah perkembangan pesat.

Cuman kalo boleh kritik sih, adegan klimaks dan ending film ini menurut gue nggak make sense. Kalo saran gue sih kalian skip aja adegan tersebut dan potong aja di bagian mereka berdua berhasil kabur dari rumah sakit (sorry spoiler dikit) soalnya adegan endingnya, well nggak masuk akal banget dan takutnya malah bikin kalian kesel. Tapi untuk film horor berbahasa Arab, jelas film ini nggak mengecewakan dan it’ll give what you want, terutama jika kalian penggemar film horor.

Gue kasi film ini 3,5 CD berdarah.

 


SPECIAL THANKS TO MY SUPPORTERS:

Junwesdy Sinaga 

Maulii Za 

Radinda 

별처럼 다 우리 빛나 


THANKS TO MY SUPPORTERS (19 MAY - 20 JUNE 2021)

Aulia Pratama Putri , Jefry ,  Sharnila Ilha , Silmi Nabila , Wella , Ragil Winata , Ali Hutapea , Utami , Popy Saputri , Sinyo Kulik , Jelita Jasmine , Adhitya Sucipto , PJ Metlit , Rahadian Pratama Putra , Ciepha Ummi , Marwah , Elliot Beilschmidt , Fitriani , Aly Fikri , Albian Ocot 

6 comments:

  1. Emang selalu jozz review film dari bang Dave, lumayan buat referensi tontonan 👍

    ~~~Venzuu~~~

    ReplyDelete
  2. Mai tumse pyaar kerti ho, bang Dave 💕
    *Joget sambil muterin pohon

    ReplyDelete
  3. Dhrisyam no 1 favorite indian movieku bang, GG bnget. No 2 slumdog millionaire pemenang oscar tuh.

    ReplyDelete
  4. jadi penasaran sama film hush, disebut sebut mulu wkwkwk

    ReplyDelete
  5. Menurutku, Dhrisyam bagusan yg versi Hindi daripada versi Malayalam bang. Kayak lebih serius dan tertata aja. Yang versi Malayalam humornya bikin jadi kurang fokus sama ceritanya

    ReplyDelete
  6. Drisyam, bener2 bagus. Cuman mesti sabar selama 40 menit di awal. Karena selama itulah cuma nyeritain "keluarga yg bahagia". Jujur 40 menit itu boring banget. Tapi sabar aja, setelah itu, plot jadi seru. Sampai endingnya yg wow

    ReplyDelete