Wednesday, August 7, 2019

UPIN IPIN: THE DARKEST SECRET - BAB 4


GAIRAH YANG TERPENJARA”


WARNING: cerbung ini akan memuat konten dewasa

Fizi menghantam meja dengan bogem mentahnya.

JELASKAN APA YANG AWAK LAKUKAN DI VIDEO INI!”

Polisi muda itu menunjukkan rekaman CCTV dimana Upin melayangkan pukulan ke arah Ehsan tadi malam.


Saat itu dia sedang mabuk dan berusaha menggoda Susanti!” Upin berusaha membela diri, “Lagipula saat itu saya belum tahu kalau itu Ehsan ... dia banyak berubah.” Upin mulai berpikir apakah selama di Korea, Ehsan melakukan operasi sedot lemak dan bedah plastik untuk menyempurnakan penampilannya.

Begitu juga awak, Upin!” Fizi mendekatkan wajahnya, “Awak adalah orang terakhir yang bertemu korban semalam! Istrinya mengatakan ia tak pulang semalam dan kini ia ditemukan tewas terapung di kolam!”

Belum lagi,” Fizi bergerak menjauh, “Awak adalah seorang tentara kan? Ehsan meninggal karena cekikan yang amat kuat hingga mematahkan lehernya. Tak banyak orang di kota ini yang sekuat awak.”

Bukan saya pelakunya!” Upin bersikeras, “Tanyakan pada Susanti! Saya bersamanya semalam!”

Oh, jadi awak bermalam bersamanya?” Fizi menatapnya dengan ketus.

Bukan itu maksud saya! Awak salah paham! Lalu bagaimana dengan kematian Ipin? Bukankah jelas ada hubungan antara kematian mereka?”

Hubungan? Bagaimana awak bisa menyimpulkan hal semacam itu?” Fizi menaikkan alisnya.

Mereka meninggal hanya selang beberapa hari. Apa itu tidak mencurigakan?”

Begitu pula dengan Tuk Dalang, Kematiannya selang beberapa hari sebelum Ipin. Apa menurutmu itu berhubungan juga? Tentu saja tidak, karena kematian Tuk Dalang karena sebab alami. Karena itu, jika tidak ada bukti, awak jangan membuat kesimpulan sembarangan! Biarkan polisi yang memecahkannya!”

Lalu apa awak punya bukti bahwa saya membunuh Ehsan? Tidak, kan?”

Fizi terdiam.

Lebih baik awak selidiki lebih dalam kematian Ipin! Saya yakin pelakunya adalah orang yang sama dengan yang membunuh Ehsan!”

Huh,” cibir Fizi sinis, “Itu mustahil.”

Kenapa awak berkata demikian?”

Karena kami telah menangkap pelaku yang telah membunuh saudara kembar awak.”

APA?” seru Upin terperanjat, “Siapa?”

Awak masih ingat teman kita yang suka pingsan itu?”

I ... Ijat? Ta ... tapi bagaimana mungkin?”

Ijat sebenarnya menderita kelainan jiwa, penyakit saraf. Karena itulah dia sering pingsan. Apa itu namanya ... skizofrenia? Dan kami dengar dia kabur dari rumah sakit jiwa tempatnya dirawat bersamaan dengan kematian Ipin. Kami berhasil menangkapnya di kampung sebelah dan kami akan menginterogasinya di kantor pusat.”

Mus ... mustahil Ijat yang melakukannya! Pasti awak salah tangkap!”

Fizi hanya tersenyum, seolah bangga dengan prestasinya memecahkan kasusnya, “Yang jelas sekarang, kasus misteri kematian Ipin sudah terbongkar. Tak usah sok-sokan menjadi detektif. Saatnya awak balik ke KL!”

***

Di luar kantor polisi, Upin berusaha mencari Susanti. Ia ingin memberitahunya tentang penangkapan Ijat, namun ia tak menemukannya. Mungkin gadis itu tak tahan terus-menerus digosipkan dengan dirinya.

Tiba-tiba handphone-nya menyala.

Halo?” tanyanya. Nomor yang menghubunginya adalah nomor yang asing baginya. “Siapa ini?”

Upin? Ini Mei Mei.” terdengar bisikan seorang wanita.

Mei Mei?” tanya Upin terkejut. “Ada apa awak menghubungi saya?”

Ada yang ingin saya sampaikan. Saya tahu awak ke sini untuk menyelidiki kematian saudara awak, bukan?”

Apa awak tahu sesuatu tentang Ipin?” Upin langsung menyahut.

Terdengar suara tawa Mei Mei dari seberang telepon.

Mei Mei tahu segalanya. Sejak dulu saya kan yang menjadi orang terpintar di kelas? Sayang Ipin malah memilih perempuan Indon semacam Susanti.”

Upin terdiam. Begitukah perasaan Mei Mei yang sebenarnya? Upin heran, mengapa gadis-gadis lebih memilih Ipin daripada dia. Padahal dia sudah berusaha sekeras mungkin untuk menjadi anak yang baik dan berbakti. Namun gadis-gadis serasa memandang sebelah mata pada dirinya dan lebih mengagumi Ipin. Mungkin karena kesan ‘badboy’ yang menempel pada dirinya.

Bahkan Opah dan Kak Ros-pun lebih menyayanginya. Semua yang Opah lakukan untuknya ....

Upin buru-buru menghapus pikiran itu dari benaknya. Ada yang jauh lebih penting sekarang.

Siapa pelakunya, Mei? Apa pelakunya Ijat?”

Ijat?” Mei Mei terdengar heran, “Apa hubungannya dengan semua ini?”

Saya dengar ia lepas dari rumah sakit jiwa dan ditangkap atas pembunuhan Ipin.”

Mana mungkin! Ia tak ada hubungannya dengan semua ini. Lagipula sudah bertahun-tahun kita tak melihat Ijat.”

Kalau begitu siapa pembunuh itu? Apa dia orang yang sama dengan yang sudah menghabisi Ehsan?”

Wanita itu terkikik, “Tentu saja. Dia adalah ...”

Terdengar suara seseorang memanggilnya dari belakang.

Ah, sial! Saya harus bekerja sekarang ...” gadis itu terdengar buru-buru, “Temui saya nanti seusai penampilan saya di sirkus, Upin. Akan saya ceritakan semuanya pada awak ...”

Tu ... tunggu Mei Mei!” cegah Upin. Namun wanita berdarah Oriental itu keburu menutup teleponnya.

Upin segera mencari kartu nama yang tadi ditinggalkan Jarjit dan bergegas menuju ke sana.

***

Suara terompet ala India segera memenuhi ruangan.

Saksikanlah penampilan Dewi Angin Angin, sang ratu ular dari Indonesia!” Jarjit, mengenakan kostum bak Aladdin membuka tirai dan tampaklah seorang wanita berpakaian cosplay ala Princess Jasmine menarikan tari ular. Dia adalah Mei Mei.

Pusarnya yang ditindik dengan perhiasan bergemerincing ketika ia meliuk-liukkan pinggangnya mengikuti irama. Para penonton langsung riuh melihatnya. Suara tepukan tangan membahana, apalagi setelah ular-ular hidup ditambahkan ke pentas itu.

Upin segera masuk ke tenda sirkus dan menyaksikan pentas itu. Dilihatnya Mei Mei mengambil ular sanca berukuran besar lalu mengalungkannya sembari masih menari, sementara itu ular-ular kobra yang lebih kecil berkeriapan di bawahnya.

Serasa penampilannya bersama ular raksasa itu tak cukup, Mei mei memungut seekor ular kobra dari lantai. Namun tiba-tiba saja ular itu dengan cepat memagut leher wanita itu.

AAAAAAAAA!!!” jeritan Mei Mei menggema di penjuru tenda sirkus. Jarjit segera menghentikan musik dan berlari menghampirinya. Begitu pula Upin yang langsung berlari dari tengah penonton ke atas panggung.

MEI MEI!” teriak Jarjit, “CEPAT PANGGIL AMBULANS!”

Para penonton terlihat cemas. Lampu-lampu langsung dinyalakan. Jarjit segera memangku tubuh Mei Mei yang kejang-kejang tak sadarkan diri. Buih keluar dari mulutnya.

Mei Mei! Apa yang terjadi pada awak! Mei Mei?” panggil Jarjit.

Dia dipatuk ular!” Upin segera berjongkok di sampingnya untuk memeriksa keadaan Mei Mei, namun terlambat. Kepala Mei Mei terkulai lemas dan denyut nadi tak lagi terasa di pergelangan tangannya.

Maafkan saya, Jarjit.” ucap Upin dengan berduka, “Istri awak sudah ...”

TIDAAAAK!!!” seru Jarjit penuh pilu, “Kenapa ... kenapa ...”

Kurasa ini sudah resiko karena awak menggunakan ular berbisa ...”

Tidak! Awak salah paham!” sergah Jarjit, “Saya tak akan membahayakan nyawa Mei Mei! Semua ular di sini sudah dipotong taringnya. Tak ada satupun di antara mereka yang masih berbisa!”

Kecuali itu!” Upin menunjuk ke seekor ular yang tengah memamerkan taring-taringnya ke arah mereka.

I ... itu bukan ular saya ...”

Apa? Jadi ada yang sengaja membunuh Mei Mei?” Upin tersentak. Ia melihat ke arah penonton.

Susanti sedang berdiri menatap mereka dari tengah-tengah hadirin.

***

Bukan saya yang membunuh Mei Mei!” Jarjit mencoba membela diri, namun Fizi menggebrak meja.

Semua bukti mengarah kepada awak, Jarjit! Aku tak peduli walaupun kita adalah teman lama, namun keadilan tetap harus ditegakkan! Katakan, apa awak juga yang melakukan ini pada Ehsan!”

Apa yang awak katakan? Saya tidak membunuh mereka!” Jarjit tetap ngotot.

Kalau bukan awak, siapa lagi?!”

Suara pertengkaran mereka terdengar sampai ke luar, dimana Upin tengah menanti. Ia mencari Susanti setelah insiden itu, namun tak menemukannya. Kenapa dia ada di sana saat itu?

Apa yang hendak disampaikan Mei Mei sebelum ia meninggal? Apa itu sebabnya dia dihabisi?

Apa Jarjit juga mengetahui apa yang diketahui istrinya?

Itulah yang hendak ia cari tahu kebenarannya saat ini. Ia harus berbicara dengan Jarjit sekarang juga!
Fizi membuka pintu, sementara beberapa polisi lain membawa Jarjit yang tengah diborgol ke sel tahanan.

Kenapa kalian menahannya?” tanya Upin, “Apa sudah terbukti dia pelakunya?”

Fizi tak menjawabnya dan malah menatapnya lekat-lekat.

Saya dengar awak adalah orang terakhir yang berbicara dengan korban sebelum ia tewas, Upin.” kata Fizi dengan nada tajam, “Sungguh suatu kebetulan, ada dua orang terbunuh secara beruntun pada hari yang sama dan awak ada di tiap TKP.”

Apa awak masih mencurigai saya, Fiz? Katakanlah, bagaimana saya bisa mengganti ular yang ada di sirkus itu padahal seharian ini awak menahan saya di sini!”

Fizi tak berkutik, “Jangan coba-coba keluar dari kampung ini sebelum kasus ini dipecahkan.”

Iapun beranjak pergi, namun Upin buru-buru menghentikannya.

Tunggu, bisakah saya berbicara dengan Jarjit sebentar saja?”

***

Jarjit dengan wajah sedih tengah meringkuk di dalam sel-nya. Tak hanya kehilangan istri tersayangnya, kini dia juga dituduh sebagai pembunuhnya.

Jarjit,” Upin berdiri di depan sel-nya, sementara ia membiarkan pintu di belakangnya membuka, “Saya tahu bukan awak yang membunuh Mei Mei.”

Benarkah?” Jarjit segera bangun dan menghampirinya dari balik jeruji, “Awak percaya pada saya?”

Tentu. Semenjak kecil awak-lah yang paling peduli pada Mei Mei. Mustahil awak tega menyakitinya. Namun saya perlu tahu satu hal.” Upin menatap Jarjit dengan tajam, “Sebelum meninggal, Mei Mei hendak mengatakan sesuatu pada saya. Dia bilang dia tahu siapa pembunuh Ipin dan Ehsan. Apa awak mengetahuinya juga?”

Wajah Jarjit tiba-tiba menjadi pucat, ia berjalan mundur terhuyung-huyung.

Jarjit? Ada apa?”tanya Upin heran.

Pemuda itupun menyadari, siapapun yang menyebabkan Jarjit begitu ketakutan, dia ada di belakangnya.

Upin segera menoleh dan melihat sekelebatan bayangan melarikan diri dari balik pintu yang terbuka.

HEI, TUNGGU!”

Sosok itu terus berlari keluar dari kantor polisi, Upin berusaha mengejarnya, namun percuma. Ia sudah menghilang di balik keramaian orang di pasar yang berada tepat di depan kantor polisi itu.

Upin hanya melihat bagian belakang sosok itu. Itu tak cukup untuk membuatnya menyimpulkan siapa sosok misterius itu? Apa dia seorang pria? Upin cukup yakin, namun tetap ia tak bisa memastikannya karena ia hanya melihatnya sekilas.

Siapa dia? Mengapa Jarjit begitu ketakutan melihatnya?

Apa dia yang bertanggung jawab atas kematian Ipin, Ehsan, dan Mei Mei?

Upin memutuskan untuk kembali ke dalam dan bertanya pada Jarjit. Hanya dia kini yang bisa menjawab semua pertanyaan ini.

Jarjit ... siapa tadi yang ... AAAAAARGH!!!”

Upin berteriak sekencang mungkin begitu melihat pemandangan mengerikan dari dalam sel. Tubuh Jarjit kini tergantung dengan sabuk melilit lehernya. Tubuhnya berayun ke kanan dan ke kiri, sementara tatapan matanya kosong tak bernyawa.

Ada apa?” Fizi bergegas masuk dan terhenyak melihat peristiwa itu.

Upin menunduk dan melihat kunci yang berada di dalam tangan Fizi.

Hanya dia yang punya kunci sel itu.


TO BE CONTINUED

20 comments:

  1. Ceritanya semakin menarik, menurut firasatku pembunuhnya lebih dari 1 orang. Semangat terus berkarya, bang Dave!

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Kalo ini sih cocoknya live action. Dah ada bayangan kan siapa yg cocok meranin bang salleh 😉

      Delete
  3. Semakin penasaran siapa dalang di balik semua pembunuhan itu

    #silent reader

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenarnya ayam kuah opor yg dimasak kak ros di episode pertama itulah rembo :D

      Delete
    2. Rembooo.....tidaaaakkkkk....!!!!!

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. Aku curiga pelakunya kak ros dia benci dg ipin krn secara tdk langsung membunuh opah dn mungkin jg selama upin pergi, ipin selalu memperkosa kak ros

    Setdah drmana gw dpt kesimpulan absurd

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenarnya takut sih kalo ada readers yg psikopat gini ... tapi kalo dipikir2 gue juga yg mendidik kalian jadi begini -_-

      Delete
  5. Pelakunya kemungkinan lebih dari 1 orang dan bayangan yang dilihat upin hanyalah pengalih perhatian dari jarjit.

    ReplyDelete
  6. Sang ratu ular dari Indonesia?
    Awas nanti diprotes Malaysia lho, Bang. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eits ... ini kan inspirasinya dari sinetronnya alm. suzanna

      Delete