Wednesday, August 14, 2019

UPIN IPIN: THE DARKEST SECRET - BAB 6


GODAAN NAFSU TERLARANG”


WARNING: cerbung ini akan memuat konten dewasa

Mail, Fizi, Mei Mei, Jarjit, dan Ehsan saat itu masih mengenakan seragam SMA. Upin masih menjemput Ipin yang tengah ditangkap polisi di desa sebelah, jadi mereka tahu ini adalah saat yang tepat.

Opah!” panggil mereka di luar rumah. Mereka berlima kemudian menaiki tangga, sementara Opah meletakkan tampahnya yang tadi dia gunakan untuk mengayak padi.

Apa mau kalian lagi, hah?!” tanyanya sambil berkacak pinggang, “Apa kalian tak malu memeras wanita tua?!

Fizi tersenyum sinis, “Justru Opah yang seharusnya malu, menyembunyikan rahasia semacam ini dari dua cucu nenek sendiri.”

Opah terdiam, tak mampu membalas.

Apa mau kalian lagi? Opah sudah membayar kalian, bukan?” ujar Opah dengan geram.

Itu hanya uang muka. Sekarang berikan kami 100.000 ringgit!” Mail mengulurkan telapak tangannya, “Sekarang!”


Opah terkejut, “Mana punya Opah uang sebanyak itu?”

Jual rumah Opah, lah!” balas Ehsan, “Rasanya rumah ini terlalu besar untuk empat orang seperti kalian.”

Atau Opah ingin kami memberitahu Upin dan Ipin kebenaran tentang orang tua mereka?” Mei Mei tersenyum dengan licik.

Ka ... kalian semua iblis-iblis kecil ...” Opah mengepalkan tangannya, “Opah tak mau memberi kalian uang lagi!”

Apa Opah tak takut Upin dan Ipin tahu?” Jarjit tampak terkejut.

Terserah! Saya akan memberitahukannya pada mereka saat ini juga! Memang terlalu lama Opah merahasiakan ini, namun sekarang saatnya mereka tahu kebenarannya.”

Dengan langkah tegas, Opah bermaksud meninggalkan mereka dan hendak menuruni tangga, mencari kedua cucunya.

Tu ... tunggu!” Fizi berusaha mengejarnya. Tak hanya ia cemas gertakan mereka tak berhasil dan mereka tak mendapatkan sepeserpun uang, namun juga ia khawatir akan reaksi Upin dan Ipin. Pasti mereka akan mengamuk jika tahu kelima temannya telah berusaha memeras nenek mereka.

La ... lalu bagaimana dengan uang kami?” teriak Mei Mei cemas.

Jangan katakan pada Upin dan Ipin!” sergah Jarjit.

HEI, BERHENTI!!!” seru Mail.

Mereka berlima berusaha menghentikan Opah, namun naas, tarikan tangan mereka justru membuat Opah melawan dan akhirnya jatuh ke arah tangga. Tubuhnya yang sudah renta menghantam anak tangga beberapa kali ketika ia terguling-guling hingga akhirnya jatuh terbaring di atas tanah.

Mei Mei menjerit perlahan, sementara keempat temannya yang lain hanya berdiri di ambang tangga dengan wajah pucat.

Ba ... bagaimana ini ... dia tidak bergerak ...” Ehsan gemetar.

Ki ... kita harus segera pergi dari sini!” seru Fizi sembari menuruni tangga. Keempat temannya yang lainnya mengikutinya.

Apa yang kalian lakukan di sini?” tiba-tiba Tuk Dalang muncul. Langkah kelima remaja itupun terhenti.

HAH! OPAH!” serunya terkejut.

Tuk Dalang menjatuhkan rantang berisi makanan yang ia bawa begitu menyaksikan tubuh Opah tergeletak di depan tangga. Ia segera berusaha memeriksa tubuhnya, namun ...

O ... Opah sudah meninggal ...” Tuk Dalang mendongak ke arah mereka, “A ... apa yang telah kalian lakukan?”

Ma ... maafkan kami, Tuk ...” ucap Mail tergagap, “Ka ... kami tak sengaja ...”

Iya! Itu kecelakaan!” jerit Mei Mei.

Da ... Datuk harus melaporkannya pada polisi ... Kalian harus bertanggung jawab!”

Jangan, Tuk!” seru Jarjit, “Apa Datuk tak kasihan terhadap kami?”

Tuk, tahun depan saya akan masuk ke akademi kepolisian. Tolong jangan hancurkan masa depan saya ...”pinta Fizi dengan mata memelas, “Kumohon, ini hanyalah kecelakaan. Ini sama sekali bukan kesalahan kami!”

***

Rahasia itukah yang disampaikan Tuk Dalang pada Ipin sebelum kematiannya?” Upin tak percaya mendengar pengakuan itu, “Bahwa kalian yang membunuh Opah?”

Maafkan kami!” Mail meringkuk di depan Upin, “Kami benar-benar tak sengaja melakukannya. Maafkan kami!!!”

Apa karena itu juga kalian membunuh Ipin? Karena dia mengkonfrontasi kalian?!” tuduh Upin.

Bukan! Awak harus tahu, bukan kami yang membunuh Ipin!” seru Mail. “Kami sama sekali tak tahu menahu tentang siapa yang membunuhnya ... UHUK!”

Tiba-tiba Mail terbatuk dan memuntahkan darah.

Ma ... Mail!” seru Upin, ia segera membantunya. Namun tubuh Mail kemudian kejang-kejang dan memuntahkan lebih banyak darah.

A ... awak ...” Mail menuding polisi di depannya, “Awak meracuni saya ...”

Mail, bertahanlah!” Upin berusaha mengguncang-guncangkan bahunya, namun terlambat. Kepalanya keburu terkulai tak bernyawa.

Upin mendongak menatap Fizi dengan amarah menyala di matanya. Sementara di depannya, polisi itu dengan santai melempar-lemparkan sebutir pil di tangannya.

Sudah saya duga pil sianida ini akan membungkam mulutnya. Namun saya sama sekali tak memperkirakan dia masih sempat membocorkan rahasia kami kepada awak. Memang dasar mulut besar! Seharusnya saya buat racun ini bekerja lebih cepat!”

Kenapa awak melakukan ini, Fizi? Dia sahabat awak!” tatap Upin dengan geram.

Dia tak hanya sahabat saya, Upin ... dia adalah kekasih saya!”

Apa?” mata Upin membelalak, “Awak dan Mail ...”

Ya, awalnya saya juga tak mempercayainya ketika tiba-tiba ia menyatakan cinta kepada saya. Saya pikir itu hanya bentuk balas dendamnya setelah Mei Mei mencampakkannya demi Jarjit. Namun ternyata dia menikam saya dari belakang! Setelah menjadi kekasihnya, ia meminta saya untuk menggunakan kedudukan saya sebagai polisi untuk mempermulus perizinan usahanya. Tapi setelah saya melakukannya untuknya, ternyata usaha kopi luwaknya hanya kebohongan semata. Awak tahu apa yang dia jual, Upin?”

Upin tak mampu menjawab.

Ganja! Dia berani menyelundupkan ganja dari negeri tetangga untuk diselundupkan di kampung ini! Begitu saya tahu, semua sudah terlambat. Jika saya membuka kedoknya, maka saya-pun akan kecipratan getahnya. Dia akan memberitahu semua orang tentang hubungan kami dan reputasi saya bisa hancur!” ucapnya geram, “Begitulah dia memanfaatkan saya! Begitulah dia memanfaatkan kita semua!”

Kalian ...” Upin bahkan tak mampu berkata-kata lagi, “Kalian sungguh berbeda dengan saat kalian masih kecil ...”

Itu membuat awak terkejut, kawan? Apa awak masih ingat Cikgu kita?” tanya Fizi tiba-tiba, mengalihkan pembicaraan. “Cikgu Yasmin sudah renta dan pensiun menjadi guru. Namun begitu melihat kampung ini berubah dan anak-anak polos yang dulu dididiknya memilih jalan mereka masing-masing: Susanti menjadi penari striptis, saya menjadi LGBT, Mail menjadi pengedar ganja ... awak tahu apa yang beliau lakukan? Cikgu Yasmin bunuh diri, Upin! Saya tahu karena saya yang menangani kasusnya. Beliau menyayat lehernya sendiri di dalam rumahnya. Naasnya, tak ada yang mengetahuinya hingga seminggu, karena semua anak-anaknya sudah pergi dan meninggalkan dia sebatang kara di rumahnya.”

Upin tercekam, terdiam seribu bahasa ketika mengetahui nasib tragis mantan guru TK-nya itu.

Fizi tiba-tiba menyunggingkan senyum, “Awak masih ingat ketika kita masih polos dan bermain bersama di kelas Cikgu? Tidak selamanya kepolosan kita akan bertahan, Upin. Ketika saatnya tiba, kita akan tumbuh dewasa dan memilih jalan kita sendiri-sendiri.”

Upin tercekam “Ta ... tapi kenapa awak membunuh Mei Mei dan yang lainnya? Kenapa awak juga membunuh Ipin?!”

Saya akui, tentu saja saya sangat ingin membunuh saudara kembar awak, si pecundang itu, lebih dari apapun di dunia ini! Semenjak dulu saya selalu membencinya! Tak hanya dia pernah menolak cinta saya, dia juga terus mengejek dan menghina saya karena saya gay ... BOCAH ITU PANTAS MATI!” bentak Fizi.

Kemudian ia menenangkan dirinya dan tertawa, “Namun tentu saja bukan saya yang melakukannya. Mana mau saya mengotori tangan saya dan membahayakan status dan kedudukan yang sudah saya peroleh dengan susah payah ini hanya untuk berandalan tengik seperti dia?”

Bukan awak?” Upin terkesiap. “Lalu siapa?”

Entahlah?” Fizi mengangkat bahunya, “Awak bisa bertanya sendiri pada Ipin begitu saya mengirim awak ke neraka ...”

Fizi meraih sarung pistol yang terikat di sabuknya, namun ia terkejut.

Lho ... dimana senjata saya?”

Tiba-tiba saja ...

DOR!!!”

Suara tembakan itu memecahkan keheningan malam. Hujan telah reda di luar sana dan Upin tak menyadari betapa senyapnya malam itu sebelum akhirnya senjata itu meletus.

Fizi hanya bisa melongo ketika peluru itu bersarang di kepalanya. Tubuhnya pun limbung dan jatuh tak bernyawa.

Ketika Fizi terjatuh, identitas sang pembunuh yang berdiri tepat di belakangnya pun terungkap.

Pistol yang teracung di tangan pembunuh itu masih berasap. Asap itu perlahan mulai menyibak, menampakkan wajahnya yang sesungguhnya.

Upin tersentak ketika melihatnya.

Ya Tuhan ... jangan awak! Saya mohon, jangan awak!!!”

Namun wajah itu sudah sangat jelas.

Itu adalah wajah Kak Ros.


TO BE CONTINUED









20 comments:

  1. Alur ceritanya warbyasah ��

    ReplyDelete
  2. Nahh kann penbunuhnya lebih dari 1 (cuman bisa nebak ini 🤣)
    Asli ini cerita bener2 kelam... kelam banget tapi aura misterinya juga berasa. Keep up the good work! ☺

    ReplyDelete
  3. Death list sejauh ini:
    Opah: Jatuh dari tangga gara2 4 bocah laknat.
    Ipin: Ditikam sampai mati.
    Ehsan: Mati mengambang di kolam, leher patah.
    Mei-Mei: Dipatok sama ular Kobra.
    Jarjit: Gantung diri di sel penjara. (?)
    Mail: Diracuni sama Fizi.
    Fizi: Ditembak sama Kak Ros.

    ReplyDelete
  4. lanjutkan bang ,.
    salut sih bang sama lw yg tetep konsisten nge'blog disaat nge'vlog sekarang lagi merajalela

    sukses terus buat lw bang Dev ,.

    ReplyDelete
  5. Seketika pandangan gw trhadap upin ipin langsung berubah suram

    ReplyDelete
  6. Ini terinspirasi dari mana bang, pelem munafik?

    ReplyDelete
  7. tolong nurul, devi sama fathia dimunculin dong. sekalian sama aris ara, kan mereka satu universe tuh wkwkwk

    ReplyDelete
  8. Jangan-jangan, rahasia itu...
    Ibunya Upin Ipin sebenernya Kak Ros??? Tapi disembunyiin soalnya hamil diluar nikah dan cowoknya ga mau tanggung jawab? Trus Opah tu beneran neneknya Upin Ipin alias ibunya Kak Ros?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi kan waktu Upin Ipn bayi, kak Ros ny masih kecil , terus ad foto mereka sama ortu ny kan..
      Di versi kartun ny gitu sich,, gak tau dah versi bang Dave..

      Delete
  9. Kampung durian runtuh, akhirnya benar2 'runtuh'

    ReplyDelete
  10. gimana dengan angkel Ahtong? Zul, Devi, Nurul, cikgu Melati, Cikgu besar, dan angkel Muthu??? lalu gimana si Sapy? jangan2 dia dah dijadiin sate :'(

    ReplyDelete