Hallo guys, sepertinya banyak dari kalian yang meminta gue mereview film-film horor Indonesia makanya gue bikin postingan ini. Di sini gue akan me-list film-film horor Indonesia terbaik, namun sayangnya cuman ada sedikit soalnya yah, gue nggak mungkin juga kali masukin film-filmnya Depe, Jupe, Andi Soraya, Tyas Mirasih, Tamara Blezynski, Sasha Grey, Sora Aoi (hah Bang kok apal banget nama-nama itu). List ini juga sedikit karena gue sengaja nggak masukin film-film horor berkualitas yang pernah gue review sebelumnya, kayak “Pengabdi Setan”, “Sebelum Iblis Menjemput”, “Impetigore (Perempuan Tanah Jahanam”), “Kafir”, dan “Ratu Ilmu Hitam”.
Jadi film-film apa yang akan gue kompilasi di sini? Mari kita simak bersama.
1. JELANGKUNG
Kita akan mulai dengan film yang benar-benar mengawali kebangkitan perfilman horor Indonesia pada tahun 2000-an. Film besutan Rizal Mantovani ini dibesut pada waktu yang tak biasa, yakni kala perfiman Indonesia mengalami mati suri setelah meredup semenjak tahun 90-an, setelah sempat mengalami puncaknya pada era 80-an. Kemunculan film ini langsung disambut baik oleh para pecinta film horor saat itu dan menjadi awal kebangkitan perfilman Indonesia modern. Yah, walau tak semua film-film yang ditelurkan setelah masa itu tidaklah semua berkualitas, namun usaha mereka patutlah diacungi jempol.
Film ini menceritakan 4 sahabat yang memutuskan bermain jalangkung di hutan angker yang berakibat mereka dihantui oleh sosok menakutkan begitu mereka kembali ke Jakarta. Film yang dibintangi Winky Wiryawan ini mungkin jika dilihat dengan standar sekarang tidaklah terlalu seram, tapi ketika film ini dirilis, zaman benar-benar masih berbeda sehingga film inipun bisa disebut sebagai film Indonesia terbaik pada masanya.
Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.
2. BANGSAL 13
Film berikutnya yang menurut gue cukup seram sehingga “menghantui” masa remaja gue adalah film yang mengisahkan urban legend suster ngesot ini. Film yang dibintang Luna Maya ini menceritakan dua pasien yang melanggar pantangan alias pamali di rumah sakit dimana mereka dirawat, yakni jangan mengetuk pintu dari dalam, yang membuat mereka menjadi korban keganasan sang suster ngesot.
Film ini, seperti “Jelangkung” adalah film horor serius, bukan film horor ala-ala komedi berbau dewasa seperti yang marak semenjak kebangkitan perfilman Indonesia. Coba deh buat kalian yang lahirnya di generasi tahun 2000-an bisa mencoba menonton film dari era tersebut dan bisa bandingkan dengan film-film sekarang.
Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.
3. KERAMAT (2009)
Hati-hati ya guys, jangan sampai salah ketik nama film ini dan huruf terakhirnya diganti dengan “S” soalnya kalian bakal nyasar ke film horor nggak jelas. Film besutan Monty Tiwa ini saat keluar tahun 2009 sempet membuat gue bengong nggak percaya dan ngucek-ngucek mata sambil mikir, “Hah seriusan Indonesia bikin film found footage berkualitas kayak gini? Film bergenre folk horror ini mengangkat kisah rakyat tentang mitos Gunung Merapi yang dihantui makhluk-makhluk tak kasat mata dari alam gaib. Saat sekelompok pembuat film memutuskan membuat film di pedesaan dengan tradisi Jawa yang masih kental, masalahpun mulai muncul ketika mereka berhadapan dengan misteri supranatural yang mulai menelan mereka satu demi satu.
Emang sih semenjak kesuksesan “Jelangkung” film-film horor di Indonesia emang marak dibuat, tapi sayangnya malah menjurus ke pornografi, sehingga keberadaan film ini ketika dirilis benar-benar memberikan angin segar bagi perfilman horor Indonesia. Satu hal yang gue inget banget dari film ini adalah karakter sutradaranya yang bikin gue kzl banget ampe pengen nyekek.
Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.
4. POCONG: THE ORIGIN (2019)
Satu lagi film yang sempet gue underestimate, tapi nyatanya cukup gue nikmatin. Film yang lagi-lagi dibesut Monty Tiwa ini menceritakan seorang anak narapidana yang harus mengantarkan jenazah ayahnya yang baru saja dihukum mati, ditemani oleh seorang polisi muda. Namun dalam perjalanan, mereka senantiasa dihantui penampakan meresahkan karena ilmu hitam yang dulu dimiliki sang ayah. Film ini lagi-lagi cukup “serius” dan juga menunjukkan kualitas, beda ama film-film horor Indonesia pada umumnya, apalagi yang bertema pocong (Pocong Mupeng, anyone?). Satu adegan yang paling memorable di film ini melibatkan “lidah”, well you’ll know what I mean kalo kalian udah nonton.
Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.
5. SEBELUM IBLIS MENJEMPUT AYAT 2
Film ini emang belum sempet gue bahas, karena itulah gue gunakan kesempatan ini untuk sekalian mereviewnya. Film besutan Timo Tjahjanto, salah satu sutradara terpercaya Indonesia masih memiliki jalan cerita yang hampir mirip dengan seri pertamanya, yakni tentang Alfie (Chelsea Islan) dan adiknya yang kali ini kembali berurusan dengan petaka ilmu hitam (dan zombie!) setelah sekelompok remaja dari sebuah panti asuhan meminta bantuan mereka untuk mengungkap misteri yang menggelayuti mereka.
Overall, film ini menurut gue lebih bagus ketimbang yang pertama dan di luar negeri sana, film ini lebih dikenal sebagai “May The Devil Take You Too” yang tentu saja nunjukin kalo saking berkualitasnya film ini sampai dipasarkan di luar negeri.
Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.
6. THE RETURNING (2018)
Gue sih tertarik dengan film ini pertama karena covernya (walaupun CGI-nya kurang meyakinkan) dan kedua karena film ini konon adalah film Indonesia pertama yang mengangkat genre monster. Film ini mengisahkan seorang ibu yang diperankan Laura Basuki yang baru saja kehilangan suaminya karena kecelakaan panjat tebing dan semenjak itu mengalami hidup bak di neraka, terutama karena permusuhan dengan ibu mertuanya dan hubungannya yang mulai renggang dengan anak-anaknya sendiri. Ketika sang suami tiba-tiba kembali tanpa luka sedikitpun, hal-hal aneh mulai terjadi di rumah mereka yang membuat kita bertanya-tanya, apakah yang kembali benar yang kembali adalah sang suami yang selamat berkat suatu keajaiban, ataukah sesuatu yang lain?
Film ini emang punya kelebihan dan juga kekurangan. Pertama gue bahas dulu kekurangannya, yakni film ini masih lemah dan pas-pasan jika dibandingkan film-film lain di list ini. Entah apa karena penyutradaraan, naskah, ataukah editingnya yang kurang garang. Sebagai contoh, akting para pemerannya sih udah cukup bagus, namun sayang mereka malah keliatan kek keluarga yang “gila” karena seolah-olah emosi mereka meledak-ledak tanpa sebab (menurut pengamatan gue) yang jelas membuat gue kurang menikmati film ini. Namun beruntung, berbagai kekurangan film ini diredeem alias ditebus dengan plot twist tak terduga di klimaks film. Ada juga jumpscare yang bener-bener gue bikin melompat kaget saking jeniusnya hehehe.
Gue kasi film skor 3,5 CD berdarah. Gue sih sebenarnya siap ngasi skor 4 CD berdarah jika bukan karena dukunnya … duh, pokoknya itu adalah dukun paling nggak meyakinkan yang pernah gue liat seumur-umur.
7. AFFLICTION / PULANG (2021)
Lagi-lagi sebuah film yang “pas-pasan” walaupun memiliki jalan cerita yang sebenarnya cukup apik. Film yang beredar di Netflix ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang mendapat kabar kalau nenek mereka (ibu dari sang ayah) tengah sakit keras dan tak ada yang menjaga. Sebagai anak berbakti, tentu saja keluarga mereka merasa wajib untuk pergi ke kampung halaman sang suami demi merawatnya. Namun celakanya, seumur hidup baru kali pertama ini mereka bertemu dengan sang nenek karena alasan yang cukup mencemaskan: sang nenek menyimpan sebuah rahasia kelam dan rumahnya pun dihantui.
Oke, plot twist di film ini sih menurut gue mudah ditebak, tapi tetap saja adegan klimaksnya benar-benar menjadi kejutan bagi gue karena gue sama sekali nggak menyangka hal itu akan terjadi. Tapi perlu gue ingatkan ya, film ini kualitasnya pas-pasan, jadi menurut gue, film ini sama sekali nggak ada seram-seramnya. Cuma klimaksnya aja yang menurut gue menebus film ini.
Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.
8. LENTERA MERAH (2006)
Sama seperti “Jalangkung” dan “Bangsal 13”, film ini juga dirilis pada tahun 2000-an. Dibintangi Laudya Chintya Bella, film ini mengangkat tema yang cukup tabu kala itu (mungkin saat ini juga masih) yakni peristiwa berdarah pada tahun 1965. Film ini menceritakan sebuah grup pers kampus “Lentera Merah” yang satu demi satu anggotanya tewas secara misterius setelah seorang gadis misterius masuk ke dalam grup mereka. Ternyata, peristiwa misterius yang menimpa mereka berkaitan dengan dosa masa lalu yang dilakukan orang tua mereka.
Film ini gue ingat dianggap “serius” oleh para penggiat seni dan sineas kala itu, sebab masuk nominasi piala Citra sebagai musik terbaik. Yah, mungkin scoring setara “Exorcist” kali ya? Cuma sih gue nggak begitu ingat adegan dan jalan ceritanya karena nggak terlalu memorable.
Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.
9. JERITAN MALAM (2019)
Film ini direkomendasikan oleh salah satu member grup MBP. Katanya sih filmnya bagus dan underrated banget. Namun pas gue nonton trailernya, sepertinya kok agak mencurigakan. Soalnya satu, ini filmnya Soraya Intercine Films (FYI mereka yang bikin “Rumah Kentang”), kedua dari trailernya kok keliatannya ini film horor komedi, ketiga yang main ada Cinta Laura (apa setannya jadi bechek ga ada ojhek?). Ya jelas lah gue jadi underestimate banget. Tapi setelah gue bela-belain nonton, wow ternyata itu adalah trailer paling misleading yang pernah gue tonton.
Film ini benar-benar berbanding terbalik dengan apa yang gue harapkan dan merupakan salah satu film horor Indonesia paling efektif. Jalan ceritanya cukup oke, scarenya cukup oke (apalagi yang pas tersesat di hutan), ditambah lagi, ada plot twist yang bener-bener nggak gue duga di akhir cerita. Yap, menurut gue film ini emang layak direkomendasikan.
Gue kasih film ini skor 4,5 CD berdarah.
10. PINTU TERLARANG
Salah satu film horor paling memorable yang pernah gue tonton, film ini mungkin adalah satu-satunya film bergenre “psychological thriller” asal Indonesia yang gue tahu. Film yang dibesut Joko Anwar ini menceritakan sepasang suami istri (dibintangi Fachry Albar dan Marsha Timothy) yang hubungannya renggang dan diwarnai pertengkaran karena sifat sang suami yang selalu mengalah. Sang suami menggapai kesuksesan sebagai pematung karena sebuah rahasia mengerikan yang ia pegang (nggak akan gue spoiler di sini tapi yang pasti jijay banget). Namun ia sendiri tak menyangka bahwa keluarga dan teman-temannya sendiri juga menyembunyikan sesuatu darinya. Kehidupannya pun semakin mengalami downward spiral setelah ia menemukan sebuah pintu terlarang yang tak boleh ia buka.
Film misteri ini emang kayaknya terlalu cerdas deh buat sebuah film Indonesia (dibuktikan dengan peminatnya yang begitu rendah sampai film ini anjlok di pasaran) tapi jelas amatlah ambisius dan unforgettable. Film ini bahkan memiliki sebuah dialog yang terus gue ingat sampai saat ini, yakni “Ada istilah buat orang kayak kamu; simpleton”. Dan tentu saja, adegan makan malamnya, siapa sih yang bisa melupakannya? Ditambah lagi ada plot twist di endingnya, yang yah, walaupun sudah banyak film luar negeri yang memiliki twist serupa, tapi di Indonesia baru film ini sih yang pertama melakukannya.
Gue kasi film ini skor sempurna, 5 CD berdarah.
BONUS:
#1. SAFE HAVEN
Sebagai bonus gue kasi bukan film utuh, melainkan sebuah segmen di “V/H/S 2” yang sutradaranya pun bukan sepenuhnya orang Indonesia, yakni Garreth Evans, sutradara asal Inggris yang juga membesut “The Raid”. Tapi karena film ini juga memiliki co-director orang Indonesia yakni Timo Tjahjanto dan para pemerannya (serta bahasanya) juga Indonesia, maka gue masukin aja deh sebagai bonus.
Segment ini mengisahkan sebuah tim kru TV (yang dipimpin Fachry Albar) yang menyelidiki sebuah sekte misterius. Ketika mereka tiba, hal-hal aneh mulai terjadi yang mulai merembet tak terkendali menjadi peristiwa paling mengerikan yang akan pernah mereka alami. Satu kata untuk menggambarkan segmen ini: “edan” alias gila! Emang film ini benar-benar gila-gilaan dengan memanfaatkan pengambilan gambar secara found footage dan mencampur-adukkan semua genre film horor yang ada menjadi satu. Film ini juga disebut-sebut sebagai segmen terbaik di keseluruhan “V/H/S 2” dan bahkan begitu dinikmati dan dipuja-puja oleh penikmat film horor mancanegara sana.
Gue kasi segmen film ini skor sempurna pula, yakni 5 CD berdarah.
#2. TALI POCONG PERAWAN
Haaaaaah … Bang, nggak salah ketik nih? Masasi ada pocong perawan nongol di sini??? Filmnya Depe lagi??? Heheheh … tapi perlu gue akui guys, walaupun filmnya emang agak mencurigakan (dan aslinya nggak gue rekomendasikan) tapi ada satu adegan yang memorable banget buat gue, yakni adegan saat salah satu karakternya harus narik dan melepas tali pocong pake mulutnya buat pesugihan. Pokoknya adegan itu (pada masanya) benar-benar menegangkan banget deh.
ARTIKEL INI DIPERSEMBAHKAN BUAT PARA PENDUKUNG KARYAKARSA SETIA GUE
BULANG DESEMBER INI:
Radinda
Ananda Nur Fathur Rohman Prast
Junwesdy Sinaga
DAN TERIMA KASIH SEBESAR-BESARNYA BUAT SEMUA
PENDUKUNG KARYAKARSA BULAN JANUARI INI:
Jesica Audrey Tarigan, Latif Hidayah, Riani Azhafa,
Louis Adrian, Dyah Ayu Andita Kumala, Lydia Pransiska, Tanti Patria Putri, Rahmayanisma,
Agatha Miriam, Nadia Hayyu Furuhita, Sharnila Ilha, Maryati Ningsih, Alief Rahmansyah,
Maulii Za, Nang Fahri, Ciepha Ummi, Yoonji Min, Popy Saputri, Keny Leon, Millennio
Salsabil, Silmi Nabila, Elliot Beilschmidt, Rivandy, Fitriani, dan Adhitya Sucipto.
Mudah2an kedepannya perfilman Indonesia khususnya film horor Indonesia bisa bersaing dengan film horor Asia lainnya seperti Korea,Thailand,Jepang dll
ReplyDeleteBtw film horor Indonesia favorit bang Dave apa ya?
Titip bang
ReplyDelete1. Angker Batu
2. Kuntilanak 1 (Julie Estelle)
3. Missing (film Endhita, yg jd mumun Jadi Pocong kalo g kliru)
4. Pulau Hantu (film Rizki Harun)
5. Mirror (Nirina Zubir, ini hype bgt dulu jama aku sekolah)
Ada juga film dgn premis sama spt Lentera Merah ( ada toko kembang api dekat sekolahku namanya sama wkwk), judulnya Panggil Namaku 3 kali, tentang anak2 yg jd korban balas dendam hantu pada orang tuanya, kayaknya idenya kopas film "Urband Legend"
Rumah Dara gak masuk bang? 🤔
ReplyDeletePintu terlarang salah satu favorit ku 😍
ReplyDeleteSave Heaven paling keren sih, sama satu lagi ada film Indo yg masuk ke segmen VHS, cuma lupa seri ke berapa.
ReplyDelete