Saturday, January 29, 2022

REVIEW FILM HOROR ALA MENGAKU BACKPACKER BUAT MENGAWALI TAHUN 2022 (PART 1)

Hallo guys balik lagi ke review film horor untuk mengawali tahun ini. Emang paling enak ya mengawali tahun baru dengan komentar nyinyir ke akun instagram artis marathon film-film horor. Nah untuk itulah gue posting artikel ini di blog soalnya bakalan buanyaaak banget film-film yang akan gue rekomendasikan buat kalian. Beberapa (atau banyak) dari film-film ini emang sempet moncer dan viral tahun 2021 jadi kalian mungkin bakal bertanya-tanya, "Lah Bang, kok baru direview?" Laaaah salah sendiri dong kalian nggak langganan Karyakarsa gue hehehe soalnya kalo iya, review-review ini udah gue post sekitar bulan Agustus dan November. Jadi biar nggak ketinggalan, yuk langganan Karyakarsa-nya Bang Dave, cuman 20 ribu per bulan kok dengan konten-konten menarik yang diupdate tiap minggu.

Yang jelas semoga aja rekomendasi film-film horor dari gue ini bisa menemani hari-hari kalian. Semuanya dari taraf lumayan ampe bagus banget, jadinya kemungkinan besar nggak akan mengecewakan kalian. Here we go!

KINGDOM: ASHIN OF THE NORTH (2021)

Film ini emang udah gue tunggu-tunggu semenjak ending “Kingdom” season 2 yang bikin penasaran. Siapa sih awewe misterius yang muncul di adegan cliffhangernya? Nah, pertanyaan ini akan terjawab di episode spesial “Kingdom” ini.

Awalnya gue mengira film ini adalah season ke-3, bukan film lepas seperti ini, sehingga sempat membuat gue kecewa. Tapi tak apalah, sebab walaupun singkat, film ini emang berhasil dengan fantastis. Kisahnya menceritakan konflik yang terjadi antara kerajaan Korea dengan suku Jurgen, pendatang dari Tiongkok. Sebuah desa Jurgen yang warganya tak bersalah menjadi korban intrik politik dan akhirnya membuat Ashin, sang putri kepala desa bersumpah untuk membalas dendam pada siapapun yang telah menyakiti mereka.

Film ini memang menceritakan lebih rinci konflik sosial, diskriminasi rasial, hingga liciknya politik yang demi “greater good” tega mengorbankan orang tak bersalah. Jika kalian mendambakan film zombie penuh ketegangan, mungkin kalian agak sedikit kecewa sebab porsi zombienya di sini hanya secuplik di klimaksnya saja, sehingga mungkin akan kurang memuaskan. Namun “kekurangan” ini cukup diimbangi dengan cerita yang tersusun apik dan begitu matang. Tak hanya itu, seperti biasa, film ini juga menyajikan plot twist yang bertubi-tubi di endingnya.

Mungkin banyak sih yang kurang puas dengan film ini, but it ain’t me. Spin off “Kingdom” ini jelas adalah salah satu film terbaik yang gue tonton tahun 2021 lalu.

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


RED BLOOD SKY (2021)

Sebuah film yang juga lagi trending di Netflix, film ini menceritakan seorang wanita dan anak semata wayangnya yang terjebak dalam sebuah pembajakan pesawat terbang. Namun tanpa diduga para pembajak, sang ibu ini menyimpan sebuah rahasia kelam yang membuat cerita yang awalnya simpel ini menjadi berspiral tak karuan.

Dari awal ketika identitas sang ibu terungkap, gue mengharapkan sebuah film bergenre revenge flick (soalnya penjahatnya nyebelin ampe ke ubun-ubun). Namun yang mengejutkan, plot film ini bergeser ke arah yang sama sekali nggak dua duga, bahkan mengingatkan gue pada sebuah film horor Korea favorit gue (nggak akan gue spoiler film apa, tapi kalo udah liat pasti paham lah).

One of the craziest movie of the year, gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


TIME LAPSE (2014)

Gue sudah banyak membahas nih film-film time travel yang low-budget yang biasanya punya ending yang mind-bending karena implikasi dan juga paradoks akibat perjalanan waktu. Nah film ini adalah salah satunya, sebuah film sci-fi dengan konsep simpel, tanpa CGI, namun hanya mengandalkan jalan cerita yang cerdas, bermakna, dan ending penuh plot twist.

Film ini premisnya amat sederhana, yakni 3 sahabat yang menemukan sebuah kamera yang mampu memotret kejadian di masa depan. Ketika mereka berencana menggunakan alat ini demi keuntungan pribadi, seperti bisa kita tebak, konsekuensi mengerikanpun menanti mereka.

Film ini seperti gue bilang amat low budget. Teknologi time travel yang ditampilkan juga tidak se-wow film sci-fi lainnya, hanya sebuah mesin sederhana tanpa CGI apapun. Namun tetap, yang membuat enganging adalah jalan cerita yang tak bisa ditebak, bagaimana rasa ketamakan bisa menghancurkan sebuah persahabatan. Namun makna lain juga bisa ditelusuri, yakni apakah memang benar mesin waktu itu yang menghancurkan hidup mereka ataukah memang sesungguhnya rasa ketamakan memang menggelayuti mereka sejak awal, bahkan tanpa keberadaan mesin itupun?

Film ini memang membuktikan bahwa besarnya budget tak menentukan kualitas sebuah film, namun kreativitas dan jalan ceritalah yang lebih memegang peranan penting dalam memuaskan penonton. Gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


NO ESCAPE ROOM (2018)

Lagi-lagi sebuah “hidden gem” yang gue temukan tanpa sengaja. Emang udah ada sih beberapa film yang mengangkat tentang escape room, namun film ini jelas beda karena mencampurkan unsur supranatural ke dalamnya. Film ini mengisahkan seorang ayah yang mencoba rujuk kembali dengan putrinya yang telah lama tak ditemuinya semenjak perceraiannya. Demi “bonding” tersebut, sang ayah mencoba sebuah escape room bersama putrinya dan beberapa orang asing. Namun escape room yang awalnya seru itu berubah menakutkan ketika kejadian-kejadian aneh mulai muncul. Berhasilkah mereka keluar dari sana hidup-hidup?

Ok, premisnya emang biasa ya, tapi gue jamin guys film ini lebih kreatif ketimbang dugaan kalian. Gue sejak awal merasa agak “tertipu” pasalnya film ini dimulai dengan adegan-adegan komedi sehingga gue mengira film ini akan menjadi film bergenre ringan. Tapi gue ternyata salah. Film ini ternyata dark, cukup brutal, dan endingnya … wow, kalo ending itu kejadian beneran ama gue mungkin gue bakalan nangis gulung-gulung kali ya. 

Suspense dari film ini cukup tertata apik, apalagi pas adegan di basement yang tegang banget. Overal film ini amat memuaskan dan jauh lebih bagus dari ekspetasi gue. Sayang underrated banget sehingga nggak banyak orang yang tahu. Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


SEPARATION (2021)

Believe it or not, film ini dapet skor yang jelek banget guys di Rotten Tomatoes, yakni cuma 7%. Wkwkwkwk … yap, gue pikir juga awalnya 70% tapi cuma 7%. But come on, masa sih sejelek itu? Setelah gue nonton filmnya ya emang sih gue paham kenapa ada yang ngasi film ini skor sejelek itu. Tapi di luar dugaan, walaupun filmnya pas-pasan, gue cukup menikmatinya kok.

Film ini bercerita tentang seorang komikus yang dituntut cerai oleh istrinya. Alasannya karena sang suami begitu kekeuh mengejar impiannya sebagai komikus dan nggak mau kerja kantoran ala normies. Padahal, mereka memiliki seorang anak yang masih kecil. Perceraian itu berbuntut tragedi yang akhirnya berujung pada penampakan-penampakan misterius di rumah mereka. Apa yang sebenarnya terjadi?

Film ini plotnya simpel dan menurut gue 11-12 lah ama film “The Unholy” yang pernah gue review karena memang ringan dan nggak serem-serem amat. Jalan ceritanya sih biasa-biasa aja, walaupun ada sih satu dua kejutan yang bikin filmnya nggak monoton. Overall film ini emang cukup menghibur asalkan kalian nggak punya ekspektasi yang terlalu tinggi.

Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


THE BOY BEHIND THE DOOR (2021)

Lagi-lagi salah satu rilisan baru yang memukau gue. Jalan ceritanya sih amat simpel dan menurut gue amatlah “real” dan bisa banget kejadian di dunia nyata, yakni dua bocah cilik yang diculik dan harus melarikan diri dari sekapan sang penculik. Ide ini menurut gue cukup kreatif dan brilian, ngingetin gue dikit ama “Don’t Breathe” karena konsepnya hampir sama, yakni “home invasion” yang dibalik alias mereka justru harus melarikan diri dari dalam rumah.

Film ini dijamin bakal membuat siapapun trenyuh, sebab pemeran utamanya adalah dua bocah cilik yang amatlah rentan, sedangkan lawannya adalah orang dewasa yang sudah terbukti kejam. Tentu aja kita rooting banget ama mereka berdua dan ingin mereka berdua selamat. Selain itu, karena yang main anak-anak kecil, gue nggak nyangka film ini akan melibatkan adegan-adegan brutal yang nggak gory sih, tapi tetep aja bikin kita mengernyit, jadi siap-siap saja.

Cuman, kalo gue disuruh ngasi kritik, ketidakpuasan gue hanya satu, yakni endingnya yang “deus ex machina” banget. Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


DON’T BLINK (2014)

Film yang lagi-lagi berkonsep sederhana namun gue anggap sebagai “hidden gem”, walaupun menurut gue sih film ini bukan buat semua orang. Premisnya yang terlalu sederhana mungkin bikin kita kurang puas dan pengen lebih. Film ini menceritakan sekelompok sahabat yang menyewa sebuah kabin di tengah pegunungan antah berantah untuk berlibur. Namun celakanya, begitu tiba di sana, mereka menemukan sebuah misteri aneh. Tak ada siapapun di sana. 

Mungkin ketika mengetahui apa yang menimpa para tokohnya kita akan, “Hah cuma gitu aja?”. Emang sih jika kalian mengharapkan yang lebih, mungkin kalian akan kecewa. Nggak ada pembunuh (ini bukan slasher), agak supranatural, dan yah, emang gitu aja. Namun film ini lebih menyoroti kondisi psikologis para tokohnya, terutama ada satu yang akhirnya jadi gila (spoiler dikit). Ada adegan berdarah-darah di klimaks film, tapi menurut gue nggak terlalu berkontribusi ama jalan cerita. Endingnya juga walau chilling, tetap nggak menjelaskan apa penyebab dari semua misteri ini (jadinya mungkin nggantung dan bikin kecewa).

Drama misteri, mungkin itu sih genre yang lebih cocok untuk film ini, bukan horor. Tapi tetep aja sih, gue cukup menikmati film ini. Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


SUNOD (2019)

Film ini adalah sebuah film besutan Filipina. Well gue udah beberapa kali sih nonton film horor Filipina dan nggak berharap banyak, soalnya model-model film di sana mirip-mirip lah ama di Indonesia, alias buat instant cash grab aja. Tapi film yang ini cukup beda. Atmosfernya dan jalan ceritanya cukup kuat, didukung oleh sinematografi yang artistik.

Film ini menceritakan seorang ibu yang memiliki seorang anak yang mengidap kelainan jantung. Demi mengobati sang anak, sang ibu rela bekerja di sebuah gedung yang dikenal berhantu dengan konsekuensi yang mengerikan. Film ini memang lebih “serius” ketimbang film horor Asia Tenggara pada umumnya (pocong kesurupan atau kuntilanak perawan anyone?). Ada satu adegan yang walaupun cuma berapa detik tapi menurut gue cukup kreatif untuk ditelurkan oleh sineas Asia Tenggara. Satu lagi yang membuat gue menikmati film ini adalah endingnya yang mengingatkan gue ada adegan salah satu film J-horror, kalian pasti tahu yang mana begitu menyaksikannya.

Overall, this is a decent Southeast Asian horror, gue harap lebih banyak deh film-film jenis ini diproduksi oleh sineas kita. Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah dari total 5 CD berdarah.


JUKAI MURA (2021)

Omong-omong soal J-horror nih, mungkin kalian ingat pada tahun 1990-an dan 2000-an J-horror pernah mendominasi perfilman horor dunia, bahkan sampai sering diremake versi Amerikanya (walaupun banyakan ancur sih jadinya). Sebut saja “The Ring”, “The Grudge”, “Dark Water”, dan lain-lain. Tapi sayang, kini gaung J-horror jarang terdengar (terakhir sih “Sadako vs Kayako” yang bikin orang-orang tepok jidat). Beruntung, perfilman horor Jepang sepertinya mulai bangkit lagi, ditandai dengan munculnya film ini.

Satu-satunya hal yang membuat gue tertarik menonton film ini adalah nama sutradaranya, yakni Takashi Shimizu. Kalo kalian merasa kok namanya nggak asing, itu karena beliau adalah sutradara film “The Grudge”. Kalo aja nggak ada nama besar beliau terpampang di film ini, mungkin gue akan skip film ini. Pasalnya judul terjemahannya, yakni “Suicide Forest Village” kurang meyakinkan dan membuat gue berpikir, “Ah, ini pasti cuma eksploitasi hutan yang buat bunuh diri di Jepang itu”. Tapi ternyata gue salah.

Alih-alih mengeksploitasi keseraman hutan sakral tersebut (yang menurut gue sih kurang sensitif mengingat banyak keluarga korban yang bersedih dan jatuhnya kayak blundernya Logan Paul), film ini menceritakan “kotoribako” sebuah kotak yang mengandung kutukan yang akan menyebabkan siapapun yang berdekatan dengannya akan mati. Celakanya, kotak misterius itu ditemukan oleh 5 sahabat saat tengah pindah rumah. Ketika mereka mulai mengalami tragedi-tragedi mengerikan, merekapun mencoba mencari cara untuk mematahkan kutukan kotak iblis tersebut.

Film ini sama sekali bukan slow burner, melainkan sudah amat intense horornya sejak awal. Bahkan di 30 menit pertama saja sudah ditampilkan berbagai adegan-adegan horor “unforgettable” yang kalo di film-film Barat udah dijadiin klimaks kali ya. Bahkan gue suka sekali ama adegan openingnya yang bener-bener chilling (spoiler: adegannya bergaya found footage). Kehororan di 30 menit pertamanya saja membuat gue ceritanya bakalan bergulir ke yang lebih ngeri, and oh boy I was right!

Jika kalian penggemar horor, jelas, menonton film ini bukanlah buang-buang waktu. Film ini juga membuat gue kangen ama film-film horor ala Jepang yang beda banget ama film Hollywood yang lebih ngandalin CGI dengan cerita berantakan. Horor Jepang entah mengapa lebih creepy dan lebih desperate jatohnya.

Apakah gue akan kasi skor sempurna untuk film ini? Sorry ya guys, saking demennya gue ama film ini, gue kasi skor lebih deh, 6 CD berdarah dari total 5 CD berdarah!

 


ARTIKEL INI DIPERSEMBAHKAN BUAT PARA PENDUKUNG KARYAKARSA SETIA GUE BULANG DESEMBER INI:

Radinda

Ananda Nur Fathur Rohman Prast

Junwesdy Sinaga

DAN TERIMA KASIH SEBESAR-BESARNYA BUAT SEMUA PENDUKUNG KARYAKARSA BULAN JANUARI INI:

Jesica Audrey Tarigan, Latif Hidayah, Riani Azhafa, Louis Adrian, Dyah Ayu Andita Kumala, Lydia Pransiska, Tanti Patria Putri, Rahmayanisma, Agatha Miriam, Nadia Hayyu Furuhita, Sharnila Ilha, Maryati Ningsih, Alief Rahmansyah, Maulii Za, Nang Fahri, Ciepha Ummi, Yoonji Min, Popy Saputri, Keny Leon, Millennio Salsabil, Silmi Nabila, Elliot Beilschmidt, Rivandy, Fitriani, dan Adhitya Sucipto.


4 comments:

  1. Kotoribako yg pernah di bahas di cerita kemaren bang? Wow....

    ReplyDelete
  2. Baru nonton Blood Red Sky, gila parah, dari tengah film sampe ending tegang mulu. Emang sih ni film ngingetin sama satu film horor korea yg pernah viral, yang dibintangi Gong Yoo ituuu, bedanya ini di pesawat :v

    ReplyDelete