Dalam postingan kali ini, aku akan membagi sebuah artikel keren dari website untappedcities.com berjudul “The New York City That Never Was” berisi rencana tata kota New York City yang amazing, namun tak pernah direalisasikan. Kota New York seperti yang kita tahu adalah kota terbesar di dunia. Tentu saja masalah yang dihadapi New Yorkers jauh berlipat ganda dibanding masalah yang dhadapi orang2 Jakarta. Kemacetan di sana tentu lebih parah dibanding di sini. Rencana2 bombastis pun dilancarkan untuk mengatasi masalah kemacetan dan kepadatan penduduk. Mungkin saking bombastis-nya, rencana2 ini pun urung dilaksanakan. Berikut ini mungkin wajah kota New York apabila rencana2 fantastis tersebut dilaksanakan.
Kota Masa Depan
Mungkin beginilah orang membayangkan wajah New York di masa depan.
Di antara gedung2 pencakar langit rencananya akan dibangun jalur kereta yang melayang tinggi di udara. Bahkan beberapa diencanakan menembus gedung2 bertingkat. Hmmm…seperti Gotham rasanya.
Hotel Gaudi
New York yang urung dibangun adalah Hotel Attraction yang dirancang oleh Antonio gaudi, perancang gereja Sagrada Familia di Barcelona. Hotel ini rencananya akan menjadi hotel terbesar sekaigus tertinggi di dunia kala itu. Sayang, akibat masa depresi (krisis keuangan) yang menimpa Amerika Serikat, rencana ini gagal dilaksanakan.
Surga Art Deco
New York juga direncanakan akan menjadi surga art deco pada tahun 20-an ketika wabah gaya arsitektur art deco melanda dunia. Beginilah wajah New York dengan pencakar2 langit art deconya (yang juga urung dibangun karena masa depresi besar).
Berikut ini juga bangunan2 cantik dan impresif di New York yang tak pernah dibangun.
Amusement Park
Sebuah taman bermain rencananya akan dibangun di Jamaica Bay. Taman bermain ini akan menjadi yang terbesar dan dibangun menyerupai globe. Perbandingan tinggginya dengan menara Eiffel bisa dilihat pada gambar. Sudah jelas kenapa pembangunan taman bermain ini tak mungkin dilaksanakan.
Solusi Kemacetan
Kemacetan di New York sudah ada bahkan pada masa masih digunakannya kereta kuda. Sebuah jalan layang pada masa “cowboy” pernah dirancang di tengah kota New York.
Kemacetan di kota New York makin parah setelah mobil mulai diproduksi massal. Salah satu solusi paling gila dari para ahli tata kota adalah mengeringkan sungai Hudson yang membelah kota New York dan menjadikannya jalan terbesar di dunia. Bahkan sebuah balai kota akan dibangun di tengahnya.
Tak hanya itu, jalanan di sungai yang dikeringkan tersebut akan dibagi menjadi 3 level atau tingkat, yaitu untuk pedestrian, mobil, dan kereta. Bahkan ada rencana membangun jalan berlapis 6!
Inilah salah satu ide gila lainnya, yaitu membuat trotoar berjalan mirip kereta bawah tanah namun tanpa atap. Trotoar ini akan terus berputar tanpa henti selama 24 jam dan kembali ke tempat semula!
Jembatan Raksasa dan Kota di Atas Jembatan
Untuk mengatasi kemacetan, direncanakan pula membangun jembatan raksasa menyeberangi Sungai Hudson. Bandingkan ukuran salah satu tiang jembatan dengan Gedung Woodworth, gedung tertinggi di dunia saat itu.
Versi lain jembatan yang akan menyeberangi Sungai Hudson juga akan dibuat, dinamakan Hudson Memorial Brigde yang sangat indah. Sayang entah kenapa jembatan itu diganti dengan jembatan besi biasa.
Hugh Ferris, seorang arsitek juga memiliki ide bombastis untuk mendirikan sebuah kota di atas jembatan. Dalam sketsanya berjudul Habitable Bridge, ia menggambarkan sebuah jembatan yang menjadi satu dengan kompleks apartemen. Hal ini tentu untuk mengatasi kepadatan penduduk di New York.
Nah, itulah sekilas gambaran mengenai visi para ahli tata kota dan para arsitek tentang masa depan kota New York. Tentu sebagian besar rencana2 di atas tak pernah dilaksanakan. Namun paling idak telah ada usaha untuk mengatur kota dan fasilitas bagi para warganya menjadi lebih baik lagi. Bagaimana dengan Jakarta? Adakah usaha2 visioner untuk memperbaikinya?
No comments:
Post a Comment