Oke, aku tahu slogan di atas adalah slogan Podomoro City (which is not a real city, only a bunch of apartment and a freakin’ mall underneath it). Tapi kurasa slogan itu juga cocok diterapkan buat kota Bandar Lampung. Aku cuma sempat berada di sini 2 hari, namun aku suka banget sama kota ini. Selain karena lokasinya yang dekat dengan laut yang indah, kota ini juga luas dan masih banyak yang belum ku-explore dari kota di selatan Sumatra ini.
Beruntung selama di Bandar Lampung, ada sobat dari BPI bernama Ariyo yang mengantarku jalan2. Pada hari pertama aku tiba di Bandar Lampung, aku melewatinya dengan menikmati ajang Lampung Fair. Malamnya, Ariyo mengajakku muter2 di pusat kota Bandar Lampung. Nah, ternyata pusat kota Bandar Lampung adalah di sebuah bundaran dengan tulisan “Kota Bandar Lampung” bak tulisan yang ada di Hollywood sana. Bahkan kata temenku, belum ke Lampung namanya kalo belum maen ke tempat ini. Tempat itu rame banget dengan ABG dan banyak banget jajanan di sana. Asik banget lah buat nongkrong. Ini dia sekilas suasananya.
Ini pas siang hari. Ada masjid agung yang dibangun di bukit di dekat bundaran ini. Uniknya, kata temenku kita bisa ngeliat laut lepas lho di atas bukit ini. Wow, kereeeeeen.
Wilayah kota Bandar Lampung memang berbukit-bukit. Bahkan, aku pernah melihat sebuah bukit belakang sekolah di tengah kota. Lucu, kayak ngeliat gunung menjulang di pusat kota hehehe. Masih hijau banget lagi bukitnya.
Yang unik lagi soal Bandar Lampung adalah simbol mahkota yang dapat dengan mudah ditemukan dimana-mana. Mahkota ini adalah bagian dari baju adat wanita Lampung. Kalo versi lengkapnya, ada payung bertingkat tiga di atasnya.
Simbol ini bisa ditemukan di mana saja. Dan kalo aku bilang dimana aja, ya artinya DI MANA AJA. Mulai dari kantor pemerintahan, sekolah, bank swasta, supermarket, rumah sakit, kuburan, hingga di atas dispenser temanku!
Dan tentu saja, ikon paling terkenal dari Lampung adalah gajah, of course.
Oya, ada yang unik lagi, yaitu aku menemukan sebuah gereja bernama Katedral Kristus Raja berhadapan tak jauh dengan masjid At-Taqwa. Wah, kuharap ini merupakan bukti kerukunan umat beragama di Bandar Lampung ya. Selain masjid dan gereja tadi, aku juga menemukan kelenteng indah di wilayah Teluk Betung. Aku mengunjungi Teluk Betung dalam perjalananku ke Pantai Clara dan Pulau Pahawang. Kelenteng ini bernamaThay Hin Bio.
Wilayah Teluk Betung ini juga kupikir merupakan Pecinan-nya Bandar Lampung. Banyak bangunan tua di sini. Fotonya sengaja kubuat vintage hehehe.
Makanan khas? Well, tak banyak sih makanan khas yang bisa kujumpai di sini. Namun sejak aku datang ke Lampung ini, tujuan utamaku adalah makan pindang. Well, walaupun pindang itu sebenarnya makanan khas Palembang, tapi tetep saja aku pengen banget ngerasain makanan ini. Bahkan aku sudah memutuskan nggak akan pulang ke Jawa sebelum makan pindang di Sumatra! Gileee determined banget ya gue hahaha. Soalnya trauma ke Lampung Fair niat mau makan penganan khas Lampung malah dapat kerak telor.
Rupanya jeritan hatiku itu terdengar ama bang Ariyo yang superbaek itu hehehe. Dia lalu mengajakku ke terminal Rajabasa malam2 untuk makan pindang yang cukup enak di sana. Gue langsung mikir,
“What? Ke terminal Rajabasa? Jam delapan malam???”
Soalnya orang2 di luar Sumatra pun tahu reputasi terminal Rajabasa yang “notorious” sebagai tempat nongkrong para preman. Kayak uji nyali deh malam2 kesana. Tapi untungnya temenku itu udah hapal dengan kondisi Rajabasa jadi pas kami kesana aman2 aja. Bahkan temenku itu bilang dia sudah hampir 1,5 tahun kost di daerah situ nggak pernah kena kejadian apa2. Bahkan dia sering pulang malam abis backpackeran ke Jawa (dia sukanya naek gunung), bahkan ampe jam 2 malam dan nggak pernah mengalami tindakan kriminal. Tapi bukan berarti tempat itu nggak rawan lho, soalnya dia juga cerita kost temennya ada yang dibobol ampe laptopnya ilang. Jadi kalo kalian baru pertama datang ke Bandar Lampung, saranku sih jauhi tempat itu (kalo bisa turun atas naek bus di luar terminal aja).
Oya balik lagi ke pindang. Bagi kalian yang belum tahu, pindang tuh semacam sup ikan. Dan ampun, sumpah seumur2 aku belum pernah makan makanan seenak ini. Apalagi aku emang penggemar sup. Kuahnya tuh enak banget, bening dan nggak kental. Biasanya sih cara makannya dengan menuangkan kuah ke atas nasi. Tapi kalo aku cara makannya beda, nasinya kucemplungin aja ke dalam mangkuk isi kuah hehehe. Ikannya juga enak walaupun durinya banyak. Ampe kenyang deh pokoknya. Apalagi ada sambal yang beraroma buah, kayak rujak gitu. Ini dia bentuknya pindang sebelum dan sesudah kumakan hehehe.
Aduuuuh di Jakarta ada nggak sih???? Sumpah deh pengen ngerasain lagi. Ayo dong guys, kalo nemu restoran Palembang di Jakarta kasih tau gue. Oya ada yang aneh nih soal warung tempatku makan pindang di Rajabasa ini. Soalnya warung ini menjual makanan Padang, Palembang, ama Sunda. Aku nebak2, ini yang punya warung orang Minang, Palembang, Sunda, apa orang asli Lampung ya? Eh, tapi aku malah denger bapaknya yang punya warung bilang, “Matur nuwun, pinarak malih nggih...”. Aku langsung *gubraaaak* soalnya ternyata yang punya orang Jawa hahaha. Tebakan meleset semua. Gila beneeer emang orang Jawa hehehe.
Yang unik lagi dari kota Bandar Lampung adalah kebiasaan nyetop angkot kalo mau turun bukannya bilang, “Kiri” kayak di Jawa, tapi bilangnya, “Minggir!”. Terus ada tips lagi yang aku baca dari sebuah blog (dan dengan susah payah kuterapkan), jangan bilang kata “pantai” kalo pas nanya orang atau naek angkot selama di Lampung. Soalnya “pantai” dalam bahasa lokal Lampung artinya *maaf* PSK. Kalo emang mau ke pantai, bilang aja mau ke laut atau langsung aja sebutin nama pantainya apa, misalnya Pasir Putih, Mutun, atau Clara.
Oke deh itu sekilas yang bisa kuceritain soal kota Bandar Lampung. Sebenarnya belum puas sih jalan2 ke Lampung selama 2 hari, soalnya banyak banyak banget tempat yang belum kujelajahin (belum lagi host-ku selama di Lampung baek banget orangnya). Jadi betah sumpah. Kotanya juga besar dan ramai banget. Saranku sih kalo jalan2 naek bus Trans Lampung aja soalnya mencapai tempat2 strategis di Kota Bandar Lampung, termasuk mall2 di Lampung *akhirnya, tempat yang familiar buat kita hehehe*. Masih ada banyak banget hal2 yang bisa ditawarkan Lampung buat para backpacker, so jangan segan kesini guys!
keren tulisannya. aku yang tinggal di lampung aja gak kepikiran nulis-nulis hal kaya gini. backpacker emang beda ya.. ^^
ReplyDelete