Hello guys! Ini adalah sekelumit artikel sains yang gue tulis di Karyakarsa. Jika kalian ingin membaca lebih banyak artikel seperti ini, ikuti saja link di bawah ini ya (atau masuk saja ke halaman utamanya lalu pilih “Karya”, lalu geser ke kanan dan pilih “Science”.
https://karyakarsa.com/dave.cahyo/posts?tag=Science
Kasus ini juga gue bagi menjadi dua bagian, untuk membaca lanjutannya, silakan gabung di Karyakarsa gue, ok? :D
Pada 18 Juni 2023, kapal selam Titan yang hendak menjelajahi bangkai kapal Titanic tiba-tiba menghilang di dalam lautan. Berita itu sontak membuatnya viral di media sosial. Ironis memang, kapal selam yang dinamai Titan ini akhirnya mengikuti jejak Titanic, tenggelam dalam kedalaman samudra. Karamnya kapal selam tersebut mengenalkan kita pada istilah baru, yakni “implode”, yakni kebalikan dari “explode” atau meledak.
Apakah yang terjadi sebenarnya terhadap kapal selam naas itu? Lalu benarkah sama seperti Titanic, nasib malang yang dialami Titan adalah akibat kesombongan pembuatnya?
Bila kita ingin membahas
kapal selam Titan, maka kita takkan bisa lepas dari nama ini: Stockton Rush,
CEO dari OceanGate, perusahaan pembuat kapal selam tersebut. Stockton Rush amat
berambisi ingin dianggap sebagai Elon Musk-nya dasar samudra. Jika Elon Musk dijuluki
sebagai pionir perjalanan luar angkasa sipil lewat SpaceX miliknya, maka
Stockton ingin menjadi pionir di perjalanan di kedalaman lautan menggunakan
kapal selam mini ciptaannya. Untuk menarik simpati media, maka iapun memutuskan
untuk memusatkan perhatiannya pada perjalanan dasar laut paling terkenal, yakni
mengunjungi bangkai kapal Titanic.
Kapal RMS Titanic sendiri
tenggelam di Samudra Atlantik pada 15 April 1912, setelah menabrak gunung es.
Setelah tenggelam, bangkai kapal itupun karam di kedalaman 3.810 meter, sebuah
kedalaman yang tentu amat sulit untuk dicapai manusia manapun. Namun Stockton
sesumbar, kapal selam submersible buatannya, Titan mampu dengan mudah
mencapainya, karena mampu mencapai kedalaman 4 ribu meter. OceanGate sendiri
mengklaim bahwa Titan bukanlah kapal selam kaleng-kaleng, melainkan sebuah
inovasi yang dirancang oleh insinyur NASA, Boeing, dan University of Washington
(walaupun klaim tersebut nantinya dipertanyakan).
Kapal tersebut amatlah
kecil (untuk ukuran kapal selam standar). Dengan panjang hanya 6,7 meter, kapal
ini cuma mampu menampung 5 orang. Namun beratnya tak main-main, sekitar 10 ton
dan (katanya) dibuat berdasarkan teknologi terbaru dengan bahan serat karbon
dan titanium. Kapal selam itu juga dilengkapi jendela dari bahan akrilik
(plastik) dengan diameter 38 cm supaya para penumpangnya bisa menyaksikan
sendiri keagungan bawah laut.
Akan tetapi lima misi
yang dilancarkan Titan untuk mencapai lokasi Titanic, semua berakhir dengan
kegagalan. Semenjak tahun 2021 dan 2022, semua misi tersebut tak berhasil
mendekati bangkai kapal tersebut karena berbagai faktor, terutama cuaca. Namun
jika sukses, perjalanan mengunjungi Titanic itu akan berdurasi sekitar 8 jam,
dimana 2 jam pertama dan 2 jam terakhir adalah perjalanan pulang perginya. Dalam
tiap perjalanan, sang CEO selalu ikut untuk meyakinkan keamanan kapal selam itu
kepada para penumpangnya yang sudah rela membayar mahal. Berapa mahal emang?
Bila kalian tertarik
melakukan ekspedisi ini, maka kalian harus siap membayar sebesar 250 ribu dolar
atau hampir 4 miliar rupiah.
Misi terakhir Titan
dilakukan pada 18 Juni 2023. Kala itu,
kapal selam tersebut dinaiki Stockton Rush, sang CEO OceanGate, bersama tiga
kliennya: miliuner asal Pakistan, Shahzada Dawood dan anaknya, Suleman;
pengusaha tajir asal Inggris, Hamish Harding; serta seorang eksplorer sekaligus
guide asal Prancis, Paul-Henri Nargeolet.
Pada jam 9.30 pagi waktu
setempat, kapal selam itupun diturunkan. Untuk menjaga keamanan (karena kapal
tersebut tak memiliki GPS sehingga tak mampu dilacak), maka Titan harus
berkomunikasi setiap 15 menit sekali dengan kapal Polar Prince yang berjaga di
atas permukaan laut. Seharusnya menurut waktu yang ditentukan, kapal tersebut
mencapai bangkai Titanic pada jam 11.30 siang. Akan tetapi pada jam 11.15,
komunikasi tiba-tiba hilang. Ketika kapal selam tersebut diharapkan naik ke
permukaan sore harinya, Titan tak pernah kembali.
Semuapun sadar, sang
raksasa mungil Titan telah lenyap dan tak ada yang tahu apa yang terjadi
padanya.
Operasi penyelamatan pun
sontak dilancarkan oleh tim penjaga pantai Amerika Serikat, angkatan laut
Amerika Serikat, hingga melibatkan angkatan udara Kanada. Akhirnya, empat hari
kemudian, reruntuhan kapal tersebut ditemukan, sehingga kesimpulan pun bisa dengan
cepat diambil, seluruh penumpang Titan telah tewas.
Namun apa yang
menyebabkan insiden tersebut menyeruak? Apakah sejatinya kapal Titan
sesungguhnya belum siap untuk menjelajahi kedalaman samudra?
BERSAMBUNG
Baca kelanjutannya di:
No comments:
Post a Comment