Wednesday, July 24, 2019

8 PEMBUNUH BERANTAI YANG MENGINSPIRASI FILM HOLLYWOOD




Sebagai fans berat film horor, gue tentu hapal dong dengan genre-genre film horor yang ada, terutama bikinan Amrik. Ternyata para pembuat film di sana nggak perlu jauh-jauh mencari inspirasi, sebab di sana sudah banyak kasus-kasus mengerikan di real life yang bisa banget jadi inspirasi film horor. Sosok-sosok pembunuh berantai yang ikonik di perfilman Hollywood ternyata terinspirasi oleh tokoh-tokoh nyata yang bener-bener ada. Bahkan, kadang kejahatan mereka bahkan lebih mengerikan ketimbang film aslinya. Berikut ini adalah 8 pembunuh berantai yang menginspirasi (mungkin) film horor favorit kalian.


1. Charles Manson


Membahas Charles Manson mungkin akan lekat dengan sosoknya sebagai pemimpin cult yang kharismatik, namun amat kejam. Hanya dalam dua bulan saja pada tahun 1969, dia dan anggota sektenya sudah melakukan sembilan pembunuhan brutal di Los Angeles. Kasusnya yang paling terkenal adalah ketika ia dan pengikutnya menyerbu rumah milik sutradara terkenal Roman Polanski pada malam hari dan membunuh istrinya, aktris Sharon Tate dan empat orang tamunya yang kebetulan sedang berkunjung di rumah itu, satu demi satu. Tragisnya, Sharon saat itu tengah mengandung 8,5 bulan.

Kasus pembunuhan sadis ini menginspirasi banyak film, dari “The Haunting of Sharon Tate” (2019) yang dibintangi Hillary Duff hingga salah satu season “American Horror Story” berjudul “Cult”. Tak hanya itu, kasus Manson juga menginspirasi sebuah genre baru dalam perfilman horor Hollywood, yakni “home invasion”. Bayangkan kengerian ketika rumah kita yang seharusnya memberi rasa aman justru diserbu oleh pembunuh. Sehingga secara tidak langsung, film-film bertema home invasion, mulai dari “You're Next”, “Hush”, “The Purge” yang pertama, hingga “Don't Breathe” (yang terakhir ini merupakan spin off dimana justru penyusupnya-lah yang dikejar-kejar sang pemilik rumah) terinspirasi oleh ulah psikopat keji ini.

2. Ted Bundy


Jika psikopat seringkali digambarkan sebagai sosok yang mengerikan, buruk rupa, dan menakutkan, maka Ted Bundy berbeda. Jika mendengar namanya, maka publik Amerika akan membayangkan seorang pria tampan yang kharismatik. Ya, kasus-kasus pembunuhan yang dilakukan Ted Bundy pada tahun 70-an memang mengguncang khalayak di Amerika Serikat saat itu. Sosoknya benar-benar mendobrak stereotip pembunuh berantai kala itu, sebab ia adalah pemuda yang mempesona dan cerdas, bahkan terlihat “normal”.

Namun fisik luar tak menjamin kondisi mental seseorang. Pada masa mudanya, Ted Bundy mengalami trauma yang amat mendalam. Ia lahir diluar nikah, yang menjadikannya sebagai “aib” yang harus disembunyikan. Ketika remaja, ia shock begitu mengetahui bahwa ayah dan ibu yang dikenalnya selama ini sesungguhnya adalah kakek dan neneknya serta kakak perempuannya sebenarnya adalah ibu kandungnya sendiri.

Akan tetapi peristiwa yang kemudian mengubahnya menjadi pembunuh berantai adalah ketika ia diputuskan oleh kekasihnya yang bernama Stephania Brooks saat mereka masih kuliah. Dendam atas penolakan itu, Bundy mulai mengincar gadis-gadis yang memiliki fisik dan umur sama dengan Stephanie, kemudian membunuh mereka. Total, Bundy mengaku telah menghabisi 30 korbannya, namun banyak yang menduga sebenarnya jumlah korban sesungguhnya jauh lebih banyak ketimbang itu.

Kisah hidup Bundy sering diangkat ke layar lebar, salah satu yang terbaru adalah “Extremely Wicked, Shockingly Vile and Evil” (2019) dimana dia diperankan oleh Zac Efron. Namun tak hanya itu. Ketika diadili, Bundy sempat kabur dari penjara dan mendobrak masuk ke dalam rumah persaudaraan (sorority house) di sebuah kampus di Florida. Di sana ia membunuh dua gadis dan menyerang dua lainnya. Kisah inilah yang kemudian banyak menginspirasi film tentang pembunuhan di Sorority House, antara lain film “Sorority Row” dan serial “Scream Queens”.


3. Danny Rolling


Penulis naskah film “Scream”, yakni Kevin Williamson mengaku bahwa sosok “Ghostface” terinspirasi oleh Danny Rolling, seorang pembunuh berantai yang beraksi pada tahun 1990. Ia membunuh satu demi satu lima mahasiswi setelah masuk ke dalam kediaman mereka. Tak hanya itu, ia juga berusaha membunuh ayah kandungnya sendiri. Perbuatannya ini membuatnya dihukum mati pada 2006.

Akan tetapi sayang, film Hollywood yang mengangkat kiprahnya justru tidak menyentuh sama sekali alasan dibalik kekejamannya. Semenjak kecil, Danny selalu mendapatkan perlakuan abusive dari ayahnya sendiri yang menjabat sebagai polisi dalam bentuk penyiksaan verbal maupun fisik. Tak hanya itu, ayahnya juga kerap menyiksa ibu kandungnya dan adiknya. Tak heran, beranjak dewasa Danny memiliki perangai kasar dan juga kelainan seksual.

4. Ed Gein


Mungkin tak banyak dari kalian yang mengenalnya, namun di Amerika, ia adalah salah satu pembunuh berantai paling terkenal. Ed Gein awalnya adalah anak pemalu dari Wisconsin yang dibesarkan oleh ibunya yang overprotektif dan juga religius fanatik. Ia selalu mengajarkan pada Ed bahwa dunia luar amat berbahaya dan dipenuhi oleh orang-orang jahat. Tak hanya itu, untuk menjaga anaknya dari “pengaruh dunia luar”, ia membesarkan Ed di rumah peternakan terpencil yang terisolir dan jauh dari manapun. Ia juga tak segan-segan menghukum Ed jika anak itu ketahuan berusaha berteman dengan anak lain. Tak heran, Ed kemudian tumbuh menjadi sosok psikopat.

Ketika dewasa, ia kemudian membongkar makam-makam untuk mengambil sisa-sisa jenazah yang kemudian disimpannya sebagai trofi. Ia bahkan mendekorasi rumahnya dengan kulit dan tulang yang dibawanya (konon penutup lampu serta sofa rumahnya terbuat dari kulit manusia). Tak puas dengan hal itu, ia mulai melancarkan aksi pembunuhan dan membantai dua perempuan. Wajah salah satu korban kemudian dikuliti dan dipakainya sebagai topeng. Namun kejahatannya itu tidak membuatnya masuk penjara ataupun dihukum mati. Karena kondisi jiwanya yang jelas sakit parah, ia kemudian dikurung di rumah sakit jiwa (asylum) hingga akhir hayatnya.

Aksi psikopatnya menginspirasi tak hanya satu, namun banyak sosok karakter legendaris dalam film horor. Mulai dari Norman Bates di “Psycho”, Leatherface di “Texas Chainsaw Massacre”, Hannibal Lecter di “Silence of The Lambs”, hingga menginspirasi “American Horror Story: Asylum”. Tak hanya itu, film-film yang bercerita tentang keluarga “redneck” yang tinggal di pedalaman Amerika dan menjadi pembunuh berantai juga terinspirasi atas sosoknya, antara lain film “The Hills Have Eyes” dan “Houses of 1000 Corpses”.

5. John Wayne Gacy


Mungkin salah satu sosok paling mengerikan sekaligus tak berperi-kemanusiaan di list ini. Ia memperkosa, menyiksa, serta membunuh total 33 pemuda yang umurnya berkisar dari 14-20 tahun. Untuk menarik korbannya, ia berprofesi sebagai badut bernama “Pogo The Clown”. Yap, kalian tentu tak susah menarik kesimpulan tokoh apa yang akhirnya terinspirasi olehnya, yakni badut Pennywise di “It” dan juga Twisty di “American Horror Story: Cult”.

6. Edmund Kemper


Gue perkenalkan kalian pada Edmund Kemper, sosok pembunuh berantai yang konon menginspirasi sosok Michael Myers dalam franchise “Halloween”. Salah satu ciri fisik yang serupa antara pembunuh berantai ini dengan Michael Myers adalah tubuhnya yang besar dengan tinggi lebih dari 2 meter. Sama seperti Michael Myers, Edmund pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Namun bedanya, di kehidupan nyatanya, Edmund tidak pernah kabur dari rumah sakit jiwa, melainkan (malah lebih tragis menurut gue), dia dikeluarkan dari sana karena menurut dokternya ia sudah sembuh. Ironisnya, justru setelah keluar itulah ia memulai aksi sadisnya.

Sama seperti beberapa tokoh di atas, hal yang melatarbelakangi aksi kejinya adalah penderitaan di masa lalunya. Semasa kecil, ia dibully oleh saudara perempuannya (bahkan pernah didorong ke depan kereta api yang melaju dan nyaris ditenggelamkan). Ia dekat dengan ayahnya, namun kemudian orang tuanya bercerai dan ayahnya memutuskan pergi. Jika itu belum cukup, Edmun kemudian dibesarkan oleh ibunya yang pemabuk dan kerap menyiksa serta mengurungnya (ironisnya, kemudian diketahui bahwa ibunya sendiri melakukan ini semua karena ia menderita penyakit jiwa). Ia kemudian kabur ke rumah ayahnya, namun di sana ia justru menemukan ayahnya sudah menikah lagi dan lebih memilih untuk bersama keluarga barunya. Penolakan itu berujung pada ayahnya mengirimkannya pada kakek dan neneknya. Tak cukup dengan itu, di sanapun neneknya kerap melontarkan penyiksaan verbal yang menyakitkan hati.

Pada umur 16 tahun, Edmund akhirnya muak dan menembak mati kakek dan neneknya sendiri. Kejahatan pertamanya itulah yang membuatnya dikirim ke rumah sakit jiwa karena didiagnosis menderita skizofrenia paranoid. Namun pada usia 21 ia kemudian dilepaskan karena psikiaternya beranggapan bahwa ia bukanlah seorang sosiopat yang harus dikurung. Justru peristiwa itulah yang menjadi kesempatan Edmund untuk melampiaskan hasrat haus darahnya. Selama setahun, antara 1972-1973, ia membunuh lima mahasiswi dan karirnya sebagai pembunuh berantai diakhiri dengan menghabisi nyawa ibunya sendiri.

Yang mengejutkan, hingga saat ini Edmund masih hidup dan menjalani hukumannya di sebuah penjara di California. Hmmm ... kalo lepas bagaimana ya? Bisa jadi sekuel “Halloween” kayaknya.

7. Alfredo Balli Trevino


Alkisah, seorang penulis muda bernama Thomas Harris tengah mengunjungi sebuah penjara di Monterrey untuk mencari inspirasi novel terbarunya. Ia berencana mencari informasi tentang Dykes Simmons, seorang pembunuh yang akan dihukum mati. Ia kemudian bertemu dengan seorang doter di penjara yang pernah merawat Simmons. Kala itu Simmons memang pernah ditembak saat mencoba kabur. 

Ia sempat memiliki kesan baik dengan dokter yang berbicara dengannya. Ia adalah pria yang sopan dan cerdas. Baru setelah hendak pergi, barulah ia menyadari bahwa yang ia ajak bicara sebenarnya bukanlah seorang dokter yang bekerja di penjara, melainkan seorang psikopat bernama Alfredo Trevino. Ia adalah dokter bedah yang dipenjara karena membunuh kekasihnya (seorang dokter yang juga seorang laki-laki) dengan menyayat lehernya dengan pisau bedah, lalu memutilasinya.

Thomas Harris kemudian menulis novel best-sellernya berkat pengalaman ini, berjudul “Silence of The Lambs” yang kemudian diangkat menjadi film layar lebar yang sukses, salah satu dari sedikit film horor yang meraih Oscar untuk film terbaik. Dan percakapannya kala itu diabadikan menjadi adegan terkenal dari film itu, yakni percakapan antara Hannibal Lecter dengan seorang agen FBI yang diperankan Jodie Foster.

8. The Murder of Lake Bodom



Pada 1960, empat remaja yang tengah berkemah di Bodom Lake, Finlandia, ditemukan tewas dengan luka tusukan di tubuh mereka. Tak sulit memang melihat kesamaan antara kasus ini dengan pembunuhan oleh Jason Vorhees di Crystal Lake dalam film “Friday The 13th”. Uniknya, tidak seperti kasus-kasus di atas, pembunuhnya hingga kini tak pernah tertangkap dan kemungkinan masih berkeliaran.


Bonus: Boston Strangler & BTK Strangler


“The Boston Strangler” alias Albert de Salvo membunuh 13 wanita di Boston pada 1960-an dan “BTK (Bind, Torture, Kill) Strangler” bernama asli Dennis Ryder membunuh 10 wanita di Kansas sepanjang tahun 1974-1991. Keduanya memiliki modus operandi mirip, yakni mencekik korbannya sehingga mereka disebut “stragler” atau pencekik. Nah, bisa tebak siapa pembunuh yang terinspirasi oleh aksi keduanya. Ternyata dia adalah “Telltale Strangler” di “Spongebob Squarepants”. Bahkan dilihat dari kumisnya juga mirip hehehe.




12 comments:

  1. Ya ampun tattletale strangler ternyata beneran ada :(((

    ReplyDelete
  2. Mrinding disko bulu ani saya bang

    ReplyDelete
  3. Bang dave kok cocok jd pemuda tamvan dengan rantai ������

    ReplyDelete
  4. Ngefans akutu sama Hannibal Lecter :(
    Normal ga ya Bang?

    ReplyDelete
  5. Serem ya pembunuh berantai itu apapun modusnya, untung aku cuma modusin kamoeh xixixi

    ReplyDelete
  6. Memang, mereka jadi begitu bukan tanpa alasan

    ReplyDelete
  7. Pantesan gue berasa Deja Vu, ternyata ini toh Salah satu inspirasi Upin - Ipin

    2. Ted Bundy - kakaknya adalah ibunya = ̄ω ̄=

    (Lagi baca-baca posting an Bang Dave, dan sekarang lagi baca "UPIN IPIN: THE DARKEST SECRET - BAB 7)

    Nice Easter Egg bang  ̄ε  ̄

    ReplyDelete