Wednesday, July 31, 2019

UPIN IPIN: THE DARKEST SECRET – BAB 2


AKIBAT PERGAULAN BEBAS”


WARNING: cerbung ini akan memuat konten dewasa

Upin terbangun dengan tubuh berbasuh keringat. Ia mengusap wajahnya yang basah.

Kenapa ... kenapa saya memimpikan ini lagi? Kejadian ini sudah berlalu bertahun-tahun lalu ...” Upin berbisik dalam hati. Memang kejadian itu sudah terjadi lama sekali, namun Upin sama sekali tak pernah melupakan kematian neneknya. Setiap detik peristiwa itu selalu terpatri dalam benaknya. Namun, baru kali ini ia memimpikannya hingga terbangun seperti ini.


Semenjak tragedi itu, ia tak pernah berbicara sepatah katapun pada Ipin. Bahkan ketika pindah ke Kuala Lumpur dan masuk militer pun, ia tak pernah menyuratinya atau mengirimi SMS. Ia masih berkomunikasi dengan Kak Ros, yang semenjak tragedi itu menjual rumah mereka. Namun tidak pada Ipin.

Itulah hal yang paling disesalinya saat ini.

Kemarahannya sudah membutakan matanya dan memutuskan ikatan darah dengan saudara kembarnya sendiri. Sebenarnya Upin sudah memiliki firasat bahwa ia takkan bertemu lagi dengan Ipin, namun ia mengabaikannya begitu saja.

Beberapa hari sebelum meninggal, Ipin sempat pergi ke Kuala Lumpur untuk menemuinya. Bahkan ia sudah sampai di depan baraknya dan mengatakan ingin berbicara kepadanya tentang suatu hal. Namun Upin menolak untuk menemuinya dan Ipin-pun pulang dengan tangan hampa.

Upin sadar, itu adalah kesalahan terbesarnya.

Jika saja ia mau menemuinya. Jika saja ia mau mendengarkannya, mungkin Ipin masih hidup saat ini. 

Entahlah, mungkin.

Upin menyadari hujan di luar telah berhenti. Ia tak bisa berdiam diri. Ia segera bangkit dari kasurnya dan pergi di tengah malam untuk melakukan sesuatu.

Jika ada yang tahu tentang kematian Ipin, pastilah gadis itu orangnya.

***

Susanti?” Kak Ros menoleh, “Awak mau mencarinya? Kenapa?”

Upin terkejut mendengar nada suara Kak Ros meninggi, “Sa ... saya hanya ingin bertanya tentang Ipin, itu saja.”

Kak Ros, masih dengan tatapan tajam memandangnya, “Kalau Awak mau, cari saja dia di klub malamnya Sally.”

Sally? Maksud kakak Abang Salleh?”

***

Malam telah menyisip masuk ke Kampung Durian Runtuh. Jalanan yang dulu dikenalnya sebagai pasar itu kini ramai dengan bangunan-bangunan permanen. Salah satu di depannya adalah sebuah diskotik berhiaskan puluhan lampu neon yang semarak.

Kampung ini sudah banyak berubah.” pikir Upin. Iapun masuk ke tempat hiburan malam itu. Seorang pelayan menawarinya minuman keras, namun Upin menolak.

Upin?” suara seorang wanita menyapanya.

Abang Salleh?” Upin mengenali suara itu, namun penampilannya kini berubah drastis. Wajahnya amat cantik dan awet muda, bahkan tak bisa dibedakan dengan wanita tulen. Saat itupun ia memakai busana ketat berbahan kulit ala BSDM yang provokatif dan tentu takkan berani ia kenakan saat Kampung Durian Runtuh masih memegang teguh adat dan konservatif seperti dulu.

Sssssst!” sosok transgender itu segera menyentuhkan jemari telunjuknya ke bibir Upin, “Jangan panggil saya dengan nama itu lagi. Panggil saja saya Sally.” ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Apa yang Awak lakukan di sini, Upin? Kapan Awak kembali dari Kuala Lumpur?” tanyanya lagi begitu melihat Upin speechless.

Baru tadi malam. Usaha Abang, eh ... Kak Sally rupanya sangat maju dan ramai sekali.” Upin melirik para pengunjung yang membludak. Banyak di antaranya sibuk berjudi dan minum-minum, serta sesekali menggoda para pramusaji.

Yah, begitulah.” Sally tertawa, menganggapnya pujian, “Jika tidak seramai ini, bagaimana mungkin saya bisa membiayai operasi sampai ke Thailand. Apa malam ini Awak memang ingin bersenang-senang di sini atau ...”

Saya ke sini mencari Susanti.” jelas Upin, “Apa dia bekerja di sini sebagai pelayan?”

Sally hanya tersenyum dan malah mempersilakan Upin duduk.

Oh, dia akan tampil sebentar lagi. Duduklah saja dulu.” ia mendorong tubuh Upin ke salah satu meja dan membungkuk untuk berbisik.

Nikmati saja penampilannya malam ini.” Upin merasakan bibir Sally yang dihiasi gincu merah menyentuh bibirnya ketika ia berbisik kepadanya. “Malam ini akan menjadi malam yang ... seronok!”

Tampil?” Upin dengan keheranan melihat tirai panggung di depannya terbuka perlahan.

Mari kita sambut penampilan utama malam ini! Susanti sang geisha asal negeri Jiran! Berikan tepuk tangan semeriah mungkin!” seru sang pembawa acara.

Para penonton langsung riuh bertepuk tangan dan bersiul sekencang mungkin.

Dari balik panggung membuka dan muncullah seorang gadis cantik berpakaian kimono. Namun segera, begitu lampu meredup dan suasana berubah menjadi remang-remang, ia menanggalkan kimononya untuk menampakkan tubuhnya yang berbalut lingerie hitam yang menerawang. Dengan gemulai ia mulai menari dengan gerakan menggoda. Para penonton menjadi heboh dan melemparkan uang saweran ke arahnya.

Lagu pengiring yang sesuai dengan suasana klub malam itu mulai diputar. Bibir gadis itupun bergerak, lypsinc mengikuti lirik lagu tersebut.

All the time ... all the time ... if you can’t do ... I’ll be all good ...”

All the time ... all the time ... if you can’t do ... I’ll be all good ...”

Gadis itu mengedip genit ke arah para penonton, lalu menari meliuk-liuk mengitari tiang. Upin shock melihat pemandangan itu.

***

Wow, sexy banget ya penampilan Susanti tadi!” Upin mendengar dua pria berhidung belang tengah membicarakannya seusai penampilannya tadi.

Ah, masih hot penampilan waktu dia cosplay jadi Shizuka di Doraemon XXX ... hahaha.”

Dengan geram, Upin berjalan ke belakang panggung. “Mustahil! Mustahil Susanti yang dulu polos berubah menjadi seperti itu! Kampung ini ... kampung ini telah berubah ... saya tak lagi mengenalinya!”

Dilihatnya Susanti mengenakan jubah kimono untuk menutupi lingerie yang dikenakannya lalu beranjak ke pintu belakang. Namun, tiba-tiba seorang pria mabuk menghentikan langkahnya.

Hei, Cantik ... berapa tarif awak semalam? Saya booking ya ...” ia meraih lengan Susanti.

Pergi! Lepaskan aku!” gadis itu meronta, “LEPASKAN!!!”

Ayolah ikut saya ke hotel...” pria mesum itu berusaha menciumnya, namun Susanti terus mengelak dan menjerit.

Hei, lepaskan dia!” dengan sigap Upin mencengkeram tangan pria itu.

Hei, siapa Awak? Berani-beraninya ...”

AAAAAA!!!” Susanti menjerit ketika Upin dengan bogem mentahnya menghajar pria itu hingga tersungkur tak sadarkan diri.

Wanita itu mendongak dan menatapnya. Wajahnya langsung pucat.

I ... Ipin ...” bibirnya gemetar ketika menyebutkan nama itu.

Matanya sekilas berbinar. Namun nyala di pelupuk matanya kemudian padam begitu ia menyadari siapa pria di depannya itu.

Santi, ini saya!” jawab pemuda itu.

Upin?”

***

Upin akhirnya mengantarkan Susanti pulang ke rumahnya.

Masuklah,” Susanti membuka kunci rumah, “Rumahku memang kecil, namun kuharap kau merasa nyaman.”

Upin sama sekali tak berkomentar mengenai pekerjaan Susanti sekarang. Ia merasa tak enak. Namun wanita itu tahu, bibirnya pasti sudah merasa gatal ingin menanyakan mengapa ia mengambil jalan hidup seperti ini.

Susanti meletakkan kuncinya di atas meja, “Terima kasih sudah menolongku tadi. Banyak orang menganggapku perempuan gampangan karena profesiku. Yah, kurasa memang sudah resiko pekerjaan di dunia malam.”

Apa Ipin tahu awak bekerja seperti ini?”

Tentu saja.” Susanti menjawab dengan santai, kemudian masuk ke dapur untuk membuatkan minuman, “Tapi bisa apa dia? Aku kan juga butuh uang untuk menafkahi keluargaku.”

Keluarga awak?” tanya Upin, “Bukankah di Malaysia awak tinggal sendirian?”

Tiba-tiba seorang anak kecil keluar dari dalam biliknya. Ia mengusap-usap matanya karena masih mengantuk.

Mama sudah pulang ya?”

Oh, Udin! Maaf, Mama membangunkanmu ya?” Susanti buru-buru keluar dan memeluk anak itu.

Upin berjalan mundur, terhuyung-huyung karena shock.

Mustahil! Di depannya sekarang ada ... Ipin?

Ya, tak salah lagi! Rambut pelontos itu ... kaos itu ... ia tengah melihat Ipin yang masih berumur lima tahun!

Upin menatap Susanti dengan tatapan tak percaya.

A ... apa ayah anak ini adalah ...”

***

Apa Kak Ros tahu?” tanya Upin ketika Susanti menghidangkan segelas teh hangat kepadanya.

Ya, karena itulah ia sangat membenciku!”

Mustahil ini semua terjadi ... kenapa tak ada yang mengatakannya kepada saya?” Upin mengusap wajahnya dengan sedih. Udin telah tertidur pulas, namun tak salah lagi ... anak itu adalah keponakannya!

Kau pergi terlalu lama, Upin. Sudah lima tahun bukan? Dan kau tak pernah sekalipun pulang ke kampung ini.”

Susanti benar. Memang amat berat rasanya kembali ke kampung ini setelah kematian Opah. Semua yang ada di sini, walaupun disayanginya, membangkitkan memori dan luka lama yang selalu ingin ia pendam.

Bagaimana dengan kehidupanmu di KL? Aku iri kau bisa pergi dari kampung ini dan memulai kehidupan baru.”

Kehidupan di militer sangat berat, namun saya senang menjalaninya.”

Susanti terkekeh pelan, “Kau benar-benar jadi tentara ya sekarang? Rambut pelontosmu mengingatkanku padamu pas masih kecil dulu.”

Yah, kurasa begitu.” dengan malu Upin mengelus kepala botaknya.

Dulu kalian selalu membotaki kepala kalian. Tapi selepas SMP, kalian malah lebih suka membiarkan rambut kalian gondrong. Kami hampir tak bisa membedakan kalian gara-gara model rambut kalian selalu sama.”

Yah, acak-acakan. Kami selalu mendapat masalah karena guru menyuruh kami merapikan rambut kami.” Wajah Upin bersemu merah ketika ia mengenang masa lalu.

Namun ketika melihat sikap dan sifat kalian, barulah kami bisa membedakan kalian. Kau selalu menjadi yang bertanggung jawab, sedangkan Ipin ... yah, dia suka semaunya sendiri. Kau tahu, bahkan hingga akhir ajalnya, Ipin masih membiarkan rambutnya panjang ...”

Raut wajah Susanti menjadi sedih.

Yah, Saya tahu. Saya melihatnya di foto.”

Kembali kondisi jenazah Ipin yang berlumuran darah terbayang di benak Upin. Ia buru-buru berusaha menghapusnya.

Bagaimana kabar teman-teman kita yang lain?” Upin berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Mereka semua masih di sini. Kau pasti sudah dengar Fizi menjadi polisi, tapi apa kau sudah tahu Mei Mei dan Jarjit menikah?”

Benarkah? Lalu Ehsan dan Mail?”

Mail menjadi pengusaha kopi luwak. Ia mengimpornya dari Sumatra. Ia cukup sukses, bahkan bisa dibilang ia orang paling kaya di sini. Sedangkan kudengar Ehsan kini juga sukses dan sudah lama melanglang buana hingga ke Korea. Lama aku nggak melihat dia. Tapi kudengar ia membeli rumah panggung keluargamu dan mengubahnya menjadi resor. Pembukaannya besok. Kurasa kau harus datang.”

Upin mengangguk. Besok teman-temannya pasti berkumpul dan itulah saat yang tepat untuk mengumpulkan informasi tentang kematian Ipin.

Santi ... maafkan saya menanyakan hal ini ...” Upin dengan berat hati mengungkapkan maksudnya menemui gadis itu, “Namun saya harus bertanya ...”

Gadis itu menggeleng, “Tidak! Aku tak tahu apa-apa tentang kematian Ipin ...”

Upin telah lama mengenal gadis itu. Mereka berteman sejak kecil.

Dan ia tahu benar gadis itu tengah menyembunyikan sesuatu.

Maaf, Upin. Kurasa kau harus pergi. Tak baik kau bertamu di rumahku larut malam begini ...”

Upin pun beranjak pergi dengan seribu pertanyaan.

Apa yang terjadi dengan kampung ini?

Dan rahasia apa yang disembunyikannya?


TO BE CONTINUED



21 comments:

  1. Melihat cerita ini, tidak terbayang ini adalah fanfiction dari upin ipin yang dipenuhi gelak tawa. Malah yang terbayang hanyalah tokoh dan karakter baru. Aura gelap di cerita cukup kental dan saya suka penggunaan bahasanya yang khas.

    Ditunggu lanjutannya

    ReplyDelete
  2. Gila nih cerita bocil malah jadi dark gitu wkwkwk... Salut sama bang Dave

    ReplyDelete
  3. Tatkala realita mengubah segalanya...

    Mantap bang 👍👍👍

    ReplyDelete
  4. namanya udin, indonesia sekali wkwk

    ReplyDelete
  5. Btw ada yg ngenalin lagunya nggak?😏

    ReplyDelete
  6. padahal ngeship mei mei sama mail:(

    ReplyDelete
  7. 3....2....1... BOOM no more childhood

    ReplyDelete
  8. btw yang blog darker itu ngkupdate lagi bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lagi proses nih nerjemahin cerita2 dari reddit lagi. Ditunggu ya :)

      Delete
  9. kasian amat si Fizi, gak disebut haha

    ReplyDelete
  10. Padahal ngeship mei mei sama mail:( (2)

    ReplyDelete
  11. Ngebayangin bang saleh jadi seksi. Wkwk.
    Btw mei-mei nikahnya sama jarjit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi bayangin kaya lulove gak si

      Delete
  12. Padahal ngeship mei mei sama mail:( (3)

    ReplyDelete
  13. well dave, you did it. Childhood is no more

    ReplyDelete
  14. Gw jadi ji2k nonton kartun ny di tv karna baca cerita ne,, ngebayangin mereka gede ny kayak gitu😆

    gw juga sama kayak comment2 di atas,, lebih sip Mei2 sama Mail..

    Anak ny Susanti syukur aj gak kembar,, kalo kembar jadi Udin Idin.. Wkwkwkwkkk

    ReplyDelete