Tuesday, July 21, 2020

ANOTHER HIDDEN GEMS! REVIEW 10 FILM HOROR [BARU] UNTUK MENEMANI 2020 KALIAN



Halo guys! Tahun 2020 ini bisa dibilang jadi bencana bagi dunia perfilman Hollywood (dan juga bencana bagi pecinta film seperti gue). Soalnya seperti kalian tahu, segala yang ada di planet ini terpaksa di-“delay” gara-gara pandemi Coronavirus. Selama beberapa bulan terakhir ini, bioskop ditutup dan akibatnya banyak film yang jadwal penayangannya terpaksa diundur. Belum lagi film-film yang lagi syuting ataupun sudah masuk editing harus terhenti prosesnya karena para emeran dan krunya mesti dikarantina.

Akibatnya bisa ditebak, mungkin 2020 ini nggak akan menelurkan film-film horor dahsyat seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun untungnya gue masih [bisa] mendapat banyak hiburan karena gue suka sekali mencari film-film horor “hidden gem” alias berkualitas baik tapi jarang diketahui, termasuk buatan tahun-tahun terdahulu yang mungkin terlewat dari radar film horor kalian. Nah, karena itu gue akan mereview 10 film horor “hidden gem” yang layak kalian saksikan sebagai pelipur lara selama masa pandemi ini.

So here we go.

1. SEA FEVER (2019)


Film horor Irlandia selama beberapa tahun ini mengalami peningkatan kualitas yang cukup signifikan (salah satu contohnya adalah “The Hallow”, salah satu film horor favorit gue). Judul lain yang bisa gue rekomendasikan adalah “Sea Fever” dan seperti judulnya, temanya tak jauh-jauh dari pandemi yang kita alami sekarang ini.

Sea Fever” menceritakan seorang mahasiswi pendiam (bahkan agak anti-sosial menurut gue) yang ditugaskan kampusnya untuk melakukan penelitian bersama para kru sebuah kapal nelayan. Namun tak disangka, salah satu kru tersebut terinfeksi penyakit mematikan dari dasar laut yang kemudian menulari para penumpang kapal lainnya. Film ini menarik karena tak hanya bersinggungan dengan bencana yang kita alami ini, namun beberapa efek gore-nya juga cukup terasa.

Film ini juga menyinggung isu-isu sosial (apalagi karena settingnya di Eropa) yakni masalah imigran Timur Tengah. Film ini dari segi cerita cukup gripping, begitu pula endingnya menurut gue cukup menyentuh dan memuaskan. Sayang, kalo gue harus menilik kelemahannya, tentu pada desain makhluk yang menjadi sosok antagonis film ini yang menurut gue amat tidak menyeramkan. Bukannya serem seperti monster (gue sih sebenarnya lebih menginginkan monster Lovecraftian atau paling nggak mirip-mirip ama desainnya Guilermo del Toro), desain makhluknya malah ... uhm, cantik dan nggak mengancam? Pokoknya liat sendiri deh supaya kalian bisa menilainya.

Gue kasi skor 3,5 CD berdarah untuk film ini.



2. UNDERWATER (2020)


Kristen Stewart dan Robert Pattinson memang selamanya lebih dikenal sebagai Bella dan Edward di “Twilight”, namun akhir-akhir ini mereka juga mulai melebarkan sayap mereka dengan merambah akting di film horor. Jika Robert Pattinson tercatat membintangi “The Lighthouse”, maka Kristen Stewart-pun menelurkan film horornya sendiri, yakni “Underwater”.

Sesuai judulnya, “Underwater” menceritakan kru pengeboran dasar laut yang harus berusaha menyelamatkan diri setelah gempa dahsyat melanda fasilitas mereka. Namun tak hanya harus bertahan dari habitat bawah laut yang tak bersahabat (eg: mereka nggak bisa bernapas dan harus memakai baju selam khusus), mereka juga harus menghadapi monster yang menakutkan.

Desain monsternya menurut gue amat Lovecraftian banget dan kreatif. Dari segi ceritanya, karakterisasi para tokohnya juga cukup membuat kita sebagai penonton cukup peduli pada mereka dan juga merasa sedih saat mereka menemui ajal mereka satu demi satu (ups, spoiler). Walaupun jalan cerita dan temanya cukup generik dan klise serta nggak menawarkan hal yang baru, namun tetap saja gue merasa amat terhibur dengan film. Bahkan, film ini menurut gue under-appreciated banget dan kualitasnya jauh melebihi ekspetasi gue.

Gue kasi film ini 4 CD berdarah.



3. THE WRETCHED (2019)


Gue sempat merasa ragu mau memasukkan film ini ke list ini apa nggak (karena gue berencana masukin film-film yang bener-bener berkualitas), namun yah ... gue pikir kalian mungkin akan menyukai film ini, so why not? Film ini menceritakan seorang remaja bermasalah yang curiga bahwa sesosok monster mengerikan tengah mengintai rumah tetangganya dan menculik anak-anak. Agak bergenre komedi, ada beberapa hal yang nggak gue sukai dari film ini, walaupun dari berbagai aspek film ini cukup menghibur.

Pertama adalah jalan cerita yang menurut gue terlalu mirip ama “Fright Night” dan “Disturbia”. FYI kedua film itu memiliki plot yang sama, yakni seorang remaja yang curiga bahwa tetangganya memiliki niat jahat (di “Fright Night” tetangganya adalah vampir, sedangkan di “Disturbia” pembunuh berantai). Namun karena reputasi remaja itu sebagai anak nakal, tak ada yang mempercayai peringatannya. Menurut gue nggak kreatif sih jika trope itu lagi-lagi ditarik untuk film ini, terlalu predictable jalan ceritanya.

Kekurangan kedua adalah mendekati klimaks, film ini berusaha melemparkan plot twist yang menurut gue selain nggak efektif, malah terasa janggal. Alasannya karena foreshadowing yang kurang kuat sehingga pas adegan reveal-nya, gue malah merasa twist-nya terlalu dibuat-buat. Tak hanya itu, jika twist ini dihilangkan dari jalan cerita, hasilnya juga menurut gue nggak begitu berpengaruh banyak buat film ini.

Namun tetap saja, ada kelebihan yang bisa dibanggakan di film ini. Desain monsternya menurut gue cukup menakutkan dan adegan tiap kali ia muncul selalu saja seru dan bikin merinding. But other than that, menurut gue skor 3 CD bedarah cukup untuk film ini.



4. THE LODGE (2019)


Lagi-lagi film Irlandia yang berkualitas. Jika tadi kita membahas “Sea Fever”, maka film “The Lodge” ini spesial tak hanya karena jalan ceritanya yang mencekam, namun juga pemainnya yang cukup dikenal, yakni pemeran Bill cilik di film “It”. Film ini memiliki salah satu opening scene paling kuat dan dahsyat dari deretan film horor yang pernah gue lihat seumur-umur. Banyak orang bilang bahwa menit-menitpertama sebuah film amatlah penting (terutama di zaman streaming ala Netflix ini) karena menentukan apakah para penonton akan bertahan menyaksikannya apa tidak. And oh boy (bukan roti itu ya), film ini sama sekali nggak menyia-nyiakan adegan openingnya sama sekali!

Film ini berkisah tentang dua anak yang amat membenci ibu tiri mereka. Dan sialnya, mereka berdua terpaksa tinggal bersama ibu tiri mereka itu bertiga di sebuah pondok terpencil selama musim dingin. Dan tak hanya itu, mereka juga harus menghadapi misteri menakutkan yang mengancam mereka di sepanjang keterisolasian itu. Apakah hantu? Monster? Psikopat? Nah, kalian simpulkan saja sendiri setelah menyaksikan film ini.

Yup, lagi-lagi tema film ini beresonansi kuat dengan masa karantina yang kita alami ini. Bayangkan aja lu terjebak bersama orang yang paling lu benci di dunia di sebuah rumah tua angker. Apakah yang akan terjadi? Film ini jelas adalah film slow burning yang creepy dan tidak mengandalkan jumpscare murahan. Suasana atmosferik dengan musim dingin yang kelam serta kondisi rumah tua yang sudah sedari awal mencekam sepertinya sudah cukup menimbulkan kesan horor, tanpa perlu menghadirkan penampakan yang mengejutkan. Dan endingnya ... wow, jelas ending film ini adalah salah satu ending paling creepy dari semua film horor yang pernah gue saksikan (agak-agak ngingetin gue ama Blair Witch Project sih). Definitely worth to watch!

Skornya? Gue berani kasih film ini 4,5 CD berdarah.


5. Z (2019)


Z” konon adalah salah satu film horor rilisan 2020 terbaik dan gue-pun sempat tergoda dengan premis itu. Namun sayang, ternyata itu cuman janji manis semata, walaupun memang ada benarnya sih, di antara keterbatasan rilis film di 2020, bahkan film “pas-pasan” seperti bisa juga dianggap unggul jika dibandingkan film-film horor besutan 2020 yang lain.

Z” menceritakan tentang sebuah keluarga yang menghadapi misteri menakutkan ketika anak mereka mulai memiliki teman khayalan yang keberadaannya mulai meresahkan kedua orang tuanya. Apakah teman khayalannya itu benar hanya imajinasinya saja, ataukah ada kekuatan iblis yang merasuki rumah itu?

Salah satu daya tarik film ini adalah pemainnya, yakni Sean Rogerson yang gue ingat banget memerankan salah satu film found footage favorit gue, yakni “Grave Encounters”. Sayang, di sini statusnya sebagai salah satu “raja horor” seakan-akan disia-siakan begitu saja. Dari awal hingga sekitar pertengahan film, emang harus gue akui film ini cukup mencekam dengan adegan-adegan jumpscare yang bikin gue melompat. Gue bahkan sempat berpendapat bahwa film ini bakalan jadi “the next Insidious”. Namun sayang, begitu paruh kedua, kualitas cerita film ini justru drop parah dan nggak lagi menarik seperti paruh pertama. Kalo saran gue sih, tonton aja sampai adegan rumah mereka kebakaran, karena cerita selanjutnya menurut gue nggak penting. Endingnya juga tak kalah mengecawakan.

Gue kasi film ini skor 2,5 CD berdarah.



6. GIRL ON THE THIRD FLOOR (2019)


Genre rumah berhantu emang nggak ada matinya, tapi bagaimana dengan rumah yang sudah dihantui bahkan sebelum ditempati? Film ini memiliki premis sederhana, seorang bapak berusaha merenovasi rumah tua yang baru dibelinya. Namun kejadian demi kejadian aneh yang mengintainya, termasuk kematian beruntun, membuatnya berpikir bahwa rumah itu mungkin saja dihantui.

Jujur saja, dari segi cerita, film ini kurang memuaskan bagi gue. Ada plot hole di sana sini dan adegan klimaksnya yang seharusnya menegangkan malah menurut gue menjadi antiklimaks. Namun ada satu hal yang membuat gue merasa film ini layak gue rekomendasikan kepada kalian: yakni gore-nya. Yah, walaupun kadarnya sedikit, namun adegan gore di film ini cukup membuat gue mengernyit.

Gue kasi film ini skor 3 CD berdarah. Emang ada unsur-unsur yang bagus dari film ini, namun jika kalian memutuskan menontonnya, kalian juga harus bisa menerima beberapa kekurangan yang menganga jelas di film ini.



7. THE CRAZIES (2010)


Premis “The Crazies” cukup simpel. Bayangkan sebuah wabah zombie, tapi zombienya masih bisa berpikir dan pinter, waduh bahaya banget dong? Film ini menceritakan sebuah kota kecil yang tercemar bahan kimia berbahaya yang membuat siapapun yang terkena akan menggila menjadi zombie yang haus darah, namun masih bisa mempertahankan kecerdasannya. Mampukah ada yang selamat dari terjangan epidemi kegilaan tersebut?

The Crazies” menawarkan konsep yang cukup menarik (dan cukup sadis sih menurut gue). Jika melarikan diri dari zombie aja sudah sulit, bayangkan jika harus berhadapan dengan “crazies” ini. Tak heran, ada banyak adegan menegangkan (favorit gue terutama di kamar otopsi dan bengkel pas klimaksnya) dimana para tokohnya harus kucing-kucingan menghadapi aksi brutal para crazies ini.

Film ini pasti memuaskan para penggemar horor dan gue kasih skor 4 CD berdarah.



8. DARK SKIES (2013)


Film horor bertema supranatural, rumah berhantu, ataupun psikopat sudah biasa. Tapi bagaimana dengan film horor bertema alien? Tema seperti ini memang jarang diangkat, soalnya mungkin lebih cocok masuk ke genre sci-fi. Salah satu film horor bertema alien yang bisa gue ingat antara lain “Encounter of The Fourth Kind” (filmnya Mila Jovovich tuh), “The Sign”, ama salah satu cerita dalam anthology “V/H/S 2”. Makanya gue cukup kaget ketika pertama kali membaca sinopsis “Dark Skies” ini.

Film ini menceritakan sebuah keluarga sub-urban Amerika biasa dengan sepasang ayah dan ibu serta kedua anak mereka. Namun kedamaian hidup mereka berubah bencana ketika hal-hal aneh mulai terjadi di rumah mereka dan membawa mereka ke satu kesimpulan yang cukup meresahkan, yakni rumah mereka disusupi oleh alien yang hendak bermaksud jahat pada mereka.

Walaupun bertema alien, namun film ini jauh dari unsur sci-fi, bahkan lebih kentara horornya (terasa seperti genre rumah berhantu malah), agak-agak ngingetin gue ama “Paranormal Activity” juga. Sebuah perubahan genre yang fresh sih menurut gue. Ada beberapa jumpscare di sana sini yang membuat gue menjerit karena kaget dan plot twist yang ditawarkan juga cukup memuaskan. Alhasil, gue memberikan skor yang lumayan tinggi, yakni 4 CD berdarah untuk film ini.



9. COUNTDOWN (2019)


Awalnya gue sempat ragu mau nonton film ini atau tidak. Alasannya karena skornya di Rotten Tomatoes cuma 26%. Namun gue pikir nggak ada salahnya, soalnya filmnya udah tersedia dengan gratis di laptop. Begitu gue menyaksikannya, gue justru tercengang. Film ini jauh melebihi ekspetasi gue, bahkan sama sekali nggak layak dihakimi dengan skor serendah. Itu!

Countdown” menceritakan sebuah aplikasi yang bisa meramalkan kapan kita akan mati. Celakanya, ketika aplikasi penghitung mundur itu menunjukkan bahwa kita akan mati dalam hitungan hari atau bahkan jam, apa yang akan kita lakukan? Premisnya emang cukup menarik, bahkan menurut gue mirip “The Ring” meets “Final Destination”.

Jarang bagi sebuah film untuk menampilkan adegan-adegan memukau pada awal-awal film. Biasanya sih awal-awal baru dipakai untuk pengenalan karakter dan keseruan baru dimulai at least 30 menit pertama. Tapi film ini jelas beda, di menit-menit pertama saja adegan-adegan kematian seru tak malu-malu langsung ditampilkan. Bahkan menurut gue, banyak film-film horor yang klimaksnya saja nggak mampu menyamai keseruan di 30 menit pertama film ini. Dari awal, film ini benar-benar wow!

Namun, ada satu hal lagi yang harus kalian ketahui, yakni film ini bergenre campuran horor dan komedi. Ada beberapa tokoh yang emang dijadikan “running gag” atau “comic relief” di film ini (sementara tokoh utamanya tetap serius) dan ini mungkin bisa menjadi masalah bagi beberapa tipe penonton. Gue sih termasuk tipe pecinta horor yang nggak begitu suka sama genre horor komedi (kecuali kalo emang film itu dimaksudkan sebagai parodi horor, semisal “Scary Movie” atau “Dude Bro Party Masscare III”). Menurut gue kalo mau horor ya harus serem, kalo mau komedi ya komedi aja.

Bagi kalian, komedi di sini bisa jadi sedikit masalah karena seperti gue bilang 30 menit pertama benar-benar pure horor, namun selanjutnya, film ini berubah arah menjadi komedi yang menurut gue sedikit mengurangi kadar horornya. Sosok antagonis utamanya juga menurut gue jadi nggak menyeramkan. Namun yah, komedi di film ini sebenarnya masih oke lah, masih dalam taraf yang bisa diterima. Jokes-nya juga nggak cringe-cringe amat dan sebenarnya juga cukup membantu film ini.

Gue memberikan film ini skor 4 CD berdarah karena menurut gue, film ini bakalan menghibur kalian. And don't listen to Rotten Tomatoes! Seadainya aja gue dengerin Rotten Tomatoes, bisa aja gue kehilangan “hidden gem” ini. Saran gue sih, jadiin situs-situs review film sebagai patokan sih boleh-boleh aja, namun kalian juga harus ingat bahwa selera orang beda-beda dan bisa jadi film berskor rendah malah menghibur kalian dan film berskor tinggi bisa jadi malah bikin kalian berpikir, “Ish, film apaan sih ini?”. That happens. A lot.



10. ANTI MATTER (2019)


I saved the best for last. Bagi kebanyakan film, budget merupakan salah satu tantangan utama. Jika film itu diproduseri peruahaan film besar yang ternama sih budget jelas bukan masalah, jutaan dolar siap digelontorkan. Tapi kalo pembuat film indie tentu saja harus memutar otak membuat film sekreatif mungkin dengan dana seadanya. Film horor biasanya tak membutuhkan budget banyak. Lihat saja film “Halloween”, “Evil Dead”, hingga film-film found footage seperti “Blair Witch Project” dan “Paranormal Activity”. Namun kalo film science fiction low budget, wah kedengarannya hampir mustahil ya? Soalnya kan film sci-fi identik sekali dengan visual effect canggih yang jelas harganya tidak murah. Namun jika ditilik, ternyata sudah ada kok beberapa sineas yang berhasil menelurkan film-film sci-fi berkualitas dengan budget minim, seperti “Primer” dan “Coherence”. Nah, sepertinya film “Anti Matter” juga harus ditambahkan di list itu sebagai bukti bahwa keterbatasan dana tak menghalangi sebuah film untuk menjadi jenius.

Dilihat dari judulnya, jelas sekali film ini erat kaitannya dengan Fisika. Film ini menceritakan Ana, seorang mahasiswi asal Amerika yang mengerjakan project skripsinya di Oxford University, hingga pada suatu saat dalam eksperimennya, ia berhasil menemukan alat teleportasi. Namun ketika ia mengambil keputusan untuk mencobakan mesin itu kepada dirinya sendiri, iapun harus siap menerima konsekuensi mengerikan yang tak terelakkan.

Nggak bisa gue pungkiri, film ini bukanlah film horor (jadi jangan harapin ada monster masuk dari gerbang dimensi lain dan sebagainya wkwkwk), melainkan lebih ke misteri dan sci-fi thriller. Namun jika kalian sudi mengikuti jalan ceritanya, maka akan ada plot twist membahana yang siap ditawarkan di klimaksnya. Seperti kata gue tadi, ini adalah jenis film cerdas, jadi siap-siap aja memutar otak saat menyaksikan film ini. Jadi, mungkin buat kalian yang sukanya film yang ringan dan renyah serta nggak suka film-film yang membuat kalian berpikir, film ini pastilah tidak cocok dengan selera kalian.

Walaupun film ini berhasil mencapai banyak hal dengan keterbatasan budgetnya, namun tetap saja di sana sini masih terlihat kelemahan teknis yang sejujurnya sih sulit dihindari di film-film indie minim budget seperti ini (sebagai contoh, akting si pemeran cowoknya), jadi kalian juga harus siap memakluminya. Tapi dari segi ceritanya, wow, gue siap memberikan skor 4,5 CD berdarah untuk film ini. Yah, walaupun nggak bisa full 5 CD berdarah sesuai keinginan gue karena ada beberapa kekurangan yang gue sebutkan tadi.


Nah, itu dia guys 10 film horor yang gue rekomendasikan ke kalian. Silakan dipilih mana yang sesuai dengan selera kalian dan ditunggu feedbacknya juga ya (awas, jangan spoiler!). Selain itu, jika ada judul film horor “hidden gem” lain yang mau kalian rekomendasikan, gue tunggu banget di kolom comment!


SUMBER GAMBAR: IMDB

13 comments:

  1. The Crazies (2010) yg gw favorit di list ini.
    Anti Matter tahun 2016 min bukan 2019.
    Sukses selalu.

    ReplyDelete
  2. Boleh request Bang Dave review atau rekomendasi game?

    ReplyDelete
  3. Bang dave sepertinya tau banget ttg film-film horor, saya dulu pernah nonton di tpi kalo ga salah film tentang seseorang yg kalo ga salah ingat bermusuhan dengan orang gypsi trus orang itu dikutuk menjadi sangat sangat kurus, tapi bukan the machinist. Saya ingin nonton film itu lagi tapi gatau judulnya, barangkali bang dave tau...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu judulnya "thinner" dari dari novelnya stephen king. Emang seru bgt itu

      Delete
  4. Kayaknya yang bang Dave maksud bukan Suburbia tapi Disturbia, yang main Shia LaBeouf bukan bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk kalian bener. Gw aslinya udah mikir2 gt tapi kok ingatnya disturbia itu filmnya halle berry, eh ternyata itu gothika 😂

      Delete
  5. Bang sama saya kecil juga pernah nonton serial di TPI judulnya mirror mirror tapi dicari di Google gada

    Ini pake hp ortu jd nama akunnya aneh hehe

    ReplyDelete
  6. Bang Dev, film no.3 itu vibe nya sama dengan "disturbia" gak? bukan suburbia?

    ReplyDelete
  7. Ngomongin soal film zombie, ada 1 yg menurut gw paling unik yaitu film "cell". Jika zombie pada umumnya disebabkan oleh virus, di film ini malah gara2 hp:v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cell bukannya novel stephen king nggak sih? Sudah ada filmnya? Wow ketinggalan bgt gw 😂

      Delete
  8. Itu mata yg ada di poster film Z perasaan mirip mata ultraman 😂😂

    ReplyDelete
  9. Blog ini kan dulu sering review film. Gimana cara nyari review film yg dulu dulu di blog ini? Kenapa ga dibikin hashtag aja biar semua reviw film di sini muncul URL nya satu per satu. Hashtg atau kategori aja bang

    ReplyDelete
  10. Udah, nonton yang the lodge itu. Seru. Endingnya memang.... Ah sudahlah, mereka jadi gitu karena ulah mereka sendiri. Haha.

    ReplyDelete