Tuesday, July 21, 2020

5 REKOMENDASI FILM NON-HORROR DARI ADMIN MENGAKU BACKPACKER



Ok guys, gue udah sering banget review film horor di blog ini tapi itu bukan berarti gue cuman demen nonton film horor. Ya emang bener sih 80-90% film yang gue tonton kebanyakan horor, tapi ada juga beberapa genre yang menarik buat gue. Gue merekomendasikan film-film ini karena memiliki arti bagi gue, bahkan bisa jadi inspiratif buat kalian. Film-film ini bukanlah horor (ada juga sih yang thriller) tapi tetap menurut gue patut untuk kalian simak. Yup, mari istirahat sejenak dari film-film menyeramkan yang memicu adrenalin dan juga penuh adegan gore demi menikmati film-film inspiratif ini. Berikut ini rekomendasinya.

PS: film-film sengaja nggak gue kasih skor CD berdarah karena otomatis semua gue kasih nilai full 5! Kalo nggak, nggak mungkin gue rekomendasikan pada kalian.


1. HOUSE OF SANDS AND FOG (2003)


Sutradara: Vadim Perrelman
Pemeran: Jennifer Connely, Ben Kingsley

Duluuuu banget (pas zamannya belum terlibat politik kayak sekarang), Metro TV suka menanyangkan film-film berkualitas sekali dalam seminggu. Biasanya film-film yang ditayangkan adalah film-film yang pernah mendapat berbagai penghargaan ataupun nominasi Oscar. Salah satu film drama inspiratif yang ditayangkan kala itu adalah “House of Sands and Fog” ini. Film ini berkesan banget buat gue hingga setelah beberapa tahun, gue masih ingat dan terkesan banget dengan film ini.

Film ini menceritakan beberapa tokoh, antara lain seorang cewek yang kehilangan rumah orang tuanya karena menunggak pajak. Di sisi lain, diceritakan keluarga imigran Iran yang kerap didiskriminasikan di Amerika (pasca tragedi 9-11) dan kepala keluarganya, yakni seorang bapak yang berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Nah takdir membawa si bapak ini membeli rumah si cewek ini, sedangkan si cewek ini masih berusaha untuk memiliki rumah itu, bahkan mulai melakukan aksi tidak terpuji untuk merebutnya, yang berbuntut pada tragedi yang amat memilukan.

Yang gue suka dari film ini, sebenarnya nggak ada tokoh jahat di film ini. Semua tokohnya melakukan apa yang mereka lakukan karena dorongan dari diri mereka dan alasannya pun bisa dimengerti. Pada ujungnya, semua keputusan buruk yang mereka ambil pun berujung pada tragedi yang siapapun tak diinginkan siapapun. Endingnya yang super-maha-tragis membuat gue berpikir, apa sih materi itu? Apakah layak jika kita mengorbankan seluruh hidup kita untuk mengejar materi (dalam film ini sebuah rumah)? Ataukah semua materi yang kita kejar karena kita anggap berharga sesungguhnya hanyalah ilusi dan kehampaan, seperti pasir dan kabut, yang pada akhirnya takkan kita bawa mati?


2. CHANGING LANES (2002)


Sutradara: Roger Mitchell
Pemeran: Ben Affleck, Samuel L. Jackson

Gue pernah menonton fiilm ini beberapa tahun lalu dan yang gue inget cuman ini filmnya Ben Affleck dan Samuel L. Jackson (sekarang gue bayanginnya Batman vs Nick Fury wkwkwk). Gue sendiri malah nggak inget judulnya, tapi pesan moralnya ama menempel di kepala gue hingga kini. Ben Affleck memerankan seorang pengacara egois dan materialistis yang tengah terburu-buru datang ke pengadilan hingga mobilnya menabrak mobil tokoh yang diperankan Samuel L. Jackson, seorang bapak yang juga hendak ke pengadilan untuk memperebutkan hak asuh anaknya. Akibat kecelakaan itu, merekapun terlibat perseteruan yang mengubah hidup mereka secara drastis.

Genrenya di Wikipedia sih disebutkan sebagai “thriller”, tapi gue sama sekali nggak merasa tegang atau seram seteah menonton film ini, namun justru terhangatkan hatinya oleh pesan moralnya yang begitu mengena. Inti dari film ini hanyalah satu, yakni memaafkan. Kata yang mudah diucapkan, namun kenyataannya amatlah sulit dilakukan di kehidupan nyata. Dan pesan moral apik inilah yang bisa dipungut dari film inspiratif ini.


3. DANGEROUS MIND (1995)


Sutradara: John N. Smith
Pemeran: Michelle Pfeiffer

Film ini lebih terkenal pada tahun 1990-an karena soundtracknya, “Gangsta Paradise” yang menjadi hits kala itu. Film ini juga dibintang Michelle Pfeiffer, salah satu aktris terbesar di eranya, juga diakui antingnya lewat perannya sebagai Catwoman di film Batman. Namun tak hanya itu, ceritanya pun cukup memukau, inspiratif, juga memicu kita untuk berpikir.

Diangkat dari kisah nyata, film ini berkisah tentang seorang guru wanita yang ditugaskan ke sebuah kelas khusus anak nakal di sekolah dengan mayoritas kulit hitam. Murid-muridnya pun kebanyakan berasal dari keluarga miskin, bahkan terlibat geng. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang hampir mustahil, namun lama-kelamaan sang guru ini mendapatkan kepercayaan murid-muridnya, bahkan menyadari mereka sesungguhnya memiliki potensi seperti anak kebanyakan, hanya tak dimengerti dan kerap diperlakukan tak adil.

Film ini menawarkan kenyataan bahwa anak-anak dengan ras tertentu atau yang dipandang berkelakuan kurang baik, seringkali mendapatkan prejudice (prasangka) dan dipandang sebelah mata. Padahal, mereka juga layaknya manusia yang memiliki bakat dan kemampuan. Salah satu adegan yang bikin gue geram adalah ketika salah satu orang tua ingin menarik anaknya dari sekolah karena menganggap sekolah takkan berguna bagi masa depannya dan satu lagi adegan miris dimana seorang kepala sekolah mengusir muridnya yang memiliki masalah hanya karena dia tidak mengetuk pintu dan berujung pada konsekuensi mengerikan.

Well, jika ada satu pesan yang bisa kalian tarik dari film ini, adalah memandang semua orang dengan adil dan tanpa prasangka serta jangan pernah menyerah, seberat apapun tugas kita. But be ready, karena ini based on true story, nggak akan ada ending bahagia di film ini.


4. CHILDREN OF MEN (2006)


Sutradara: Alfonso Cuaron
Pemeran: Clive Owen, Julianne Moore, Michael Caine

Sudah banyak film Hollywood yang mengeksplorasi dunia dystopian post-apokaliptik, semacam “The Hunger Games” hingga film-film bertema zombie, seperti “28 Days Later” dan “The Girl With All The Gifts”. Namun kebanyakan dari film-film itu terbilang tak masuk akal. Film ini yang pertama (bagi gue) menawarkan konsep dunia dystopian post-apokaliptik yang begitu realitis dan mungkin saja bisa terjadi.

Film ini menceritakan kondisi masyarakat dunia yang kelam dan dilanda keputusasaan setelah seluruh kaum hawa di dunia tak bisa lagi mengandung. Tanpa adanya generasi penerus yang diharapkan, maka umat manusiapun kehilangan masa depan dan larut dalam peperangan. Hingga suatu hari, sang tokoh utamanya mendapatkan misi untuk mengantarkan satu-satunya wanita yang masih mampu mengandung ke tempat yang aman.

Masih inget nggak sih dengan staple film zombie yang mengisahkan usaha tokoh utamanya untuk mengantar satu-satunya orang yang kebal dengan virus zombie dengan harapan bisa menjadi penawar wabah tersebut? Nah, trope itu dibikin serealistis mungkin di film drama thriller ini. Namun bukannya tentang virus, wabah di dunia post-apokaliptik di film ini justru adalah wabah keputusasaan dan penawarnya justru adalah harapan.

Bisa dibayangin betapa kelamnya atmosfer film ini, sebuah dunia yang tak lagi memiliki masa depan dan harapan, hingga tanpa bencana alam ataupun virus mematikan pun, dunia itupun serasa telah mengalami kiamat. Tak hanya itu, film ini juga menyorot nafsu buas manusia akan peperangan yang seperti sudah menjadi sifat alami spesies kita. So realistic, eventhough it's a post-apocalyptic movie is one main reason why you should watch this movie.


5. NO PLACE LIKE HOME (1989)


Sutradara: Lee Grant
Pemeran: Jeff Daniels, Christine Lahti, Kathy Bates

Film drama ini pernah gue tonton di salah satu stasiun TV (waktu TV masih zaman ya dan belum digantikan YouTube ama IndoXXI) yang gue sendiri sudah lupa dimana dan kapan. Bahkan gue hanya menyaksikan beberapa adegan dari film ini (nggak nonton dari awal, bahkan nggak kelar), namun gue amat terkesima dengan kerealistisan film ini hingga terngiang-ngiang sampai sekarang.

Film ini berkisah tentang sebuah keluarga (suami istri dan dua anak yang masih kecil) yang awalnya memiliki penghidupan yang mapan. Namun kemudian karena suatu musibah, tiba-tiba kondisi tersebut berubah 180 derajat dan merekapun menjadi tunawisma alias gembel. Tak hanya kehilangan pekerjaan dan rumah, mereka juga kini harus menghadapi kerasnya hidup. But make no mistake, ini bukanlah versi Hollywood-nya Keluarga Cemara yang heartwarming. Bukannya mengayomi dan bisa diandalkan, sosok ayah di film ini justru nggak kompeten dan harga dirinya terlalu tinggi. Makhluk karakter sang ayah ini adalah seorang pekerja white collar (kerah putih) yang semenjak kecil hidup dalam kemapanan, sehingga ketika akhirnya ia harus menjadi gelandangan, iapun tak mampu beradaptasi.

Memang banyak kejadian serta keputusan yang membuat gue kesel sama tokoh-tokoh di film ini (salah satunya karena ego mereka, si ayah ini bertengkar dengan kakaknya yang selama ini ditumpanginya hidup dan memutuskan minggat). Namun itulah hidup. Justru penggambaran manusia dengan segala kekurangannya itulah yang paling realistis menggambarkan kita, bukan sosok pahlawan berkuda putih yang tanpa cela. Berbagai adegannya membuat gue trenyuh dan berpikir, bagaimana jika suatu saat kita menghadapi masalah yang sama seperti mereka? Bisakah kita mengatasinya?

Film ini memang layak menjadi perenungan kita, sebab semua kenikmatan yang kita alami di hidup kita ini sekarang tentu tidaklah abadi. Dan film ini juga sedikit banyak membuat kita berempati akan kondisi orang-orang di luar sana yang mungkin masih hidup serba kekurangan, bukan karena kesalahan mereka, namun karena musibah yang terjadi di luar kehendak mereka.

Nah, bagaimana tertarik menyaksikan film-film yang menjadi rekomendasi gue ini? Jika kalian ada rekomendasi film inspiratif lainnya, silakan taruh di kolom comment yah!

SUMBER GAMBAR: IMDB


14 comments:

  1. Children of Men (2006) yg favorit di list ini, top abis

    ReplyDelete
  2. Coba review film dokumenter, Bang. :D

    ReplyDelete
  3. Bangke.. artikel ini nih yg gua cari"..

    ReplyDelete
  4. Bangdep kudu liat Cinderella Man juga :(( sad anet kayak kisah tjinjakyu

    ReplyDelete
  5. Yg paling gw inget di film children of men adlh waktu tokoh utamanya ngeliat berita di tv. Yg mana jakarta dianggap sudah dikuasai teroris. Tapi masak video yg dipake adlh video kelompok osama yg dari afganistan:v

    ReplyDelete
  6. bang davee semangat ngelanjutin blognyaa :)

    ReplyDelete
  7. Film "Dangerous Minds" pernah dianggap sebagai film bernarasi "White Savior", yang intinya sama seperti white washing. Membuat film tersebut, meskipun bagus, dianggap rasis. Terlepas benar atau tidaknya hal itu saya tidak tahu pasti, namun saya bisa memahami konsep sekumpulan anak berkulit hitam yang karena memiliki rasa "takut" jadi susah mempercayai orang berkulit putih, dan juga berlaku sebaliknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm ... setau gue "Dangerous Minds" tuh diangkat dari kisah nyata deh guru kulit putih yang memang bener-bener ada. Kalo whitewashing itu semisal gurunya sebenarnya kulit hitam, tapi lalu di film diganti kulit putih. Menurut gue sih gitu hehehe

      Delete
    2. iya juga sih bang, saya juga mikirnya gitu. lagipula itu isu lama yg gak bikin filmnya jadi kurang menyenangkan buat ditonton.

      Delete
    3. dan sedikit tambahan bang yg saya maksud adalah isu white savior

      Delete
    4. Hmmm. Kalo emg kisah nyatanya begitu ya mau gmn lagi? Nyatanya emg banyak kok org kulit putih yg banyak berkontribusi positif, termasuk dibidang HAM. Kek Douwes Dekker gt udah ngebantu Indonesia

      Delete
    5. hahaha betul banget tuh bang. emang dasar media amerika sana lagi sensitif-sensitifnya setelah banyak kasus rasisme muncul lagi. ujung-ujungnya para SJW dan karen2 facebook pun ngungkit-ngungkit isu-isu lama kyk gini buat jadi pembenaran tindakan mereka. padahal justru dengan memojokkan ras kulit putih pun sebenarnya termasuk rasis juga. cmiiw bang

      Delete
    6. dan douwes dekker juga salah satu tokoh favorit saya karena tanggal lahir kita samaan wkwkwk

      Delete