Sunday, November 28, 2021

DARK STORIES SPESIAL ULTAH MENGAKU BACKPACKER #1 – STIKER “HAPPY FAMILY”

 


“PYAAAAAAR!!!”

Terdengar pecahan kaca yang amat keras dari arah belakang mobil kami.

Aku segera menoleh dan melihat kaca belakang mobil kami telah hancur berkeping-keping, berserakan di atas kursi mobil kami yang kebetulan kosong. Yah, kebetulan sekali, sebab saat itu istriku tengah menggendong bayi kami yang masih berusia 2 tahun di kursi depan. Padahal, biasanya kami menaruhnya di kursi belakang mobil kami.

“Astaga! Apa yang terjadi, Mas?” teriak Rina istriku. Ia mendekap dengan erat Reyna, anak semata wayang kami. Rina memang sangat overprotektif pada anak kami itu. Aku sangat mengerti alasannya, sebab begitu sulit perjuangan kami untuk akhirnya memiliki seorang anak. Hampir 10 tahun kami harus menunggu sebelum kami mendapatkan Reyna.

“Entahlah, ada yang memecahkan kaca mobil kita. Sebentar, biar aku lihat dulu!” akupun segera membuka pintu dan turun dari mobil. Sial banget sih, pikirku. Baru saja kami dapat tempat parkir yang bagus, malah ada aksi anarkis begini.

“Ada apa ini?” seruku ketika melihat seorang pemuda tengah memegangi tangan seorang pria paruh baya yang terlihat mengamuk. Penampilannya terlihat kumuh dan pakaiannya-pun compang-camping.

“Ma … maaf, Pak!” seru pemuda itu dengan nada penuh penyesalan, “I … ini Paman saya. Beliau kabur dari rumah dan saya baru saja menemukannya. Beliau ….”

“Orang gila?” akupun menaikkan alisku ketika melihat wajahnya.

“Pa … Paman saya berniat baik kok, Pak …”

“Apa maksudmu?” maaf saja, tapi pengakuannya itu terdengar kontradiktif, pasalnya ia baru saja berusaha menghancurkan mobil kami, mustahil niatnya baik.

“Itu, Pak!” tunjuknya ke pecahan kaca yang masih menggantung di bingkai jendela mobil kami. “Saya rasa itu alasannya. Stiker itu.”

Aku menatap stiker keluarga yang baru saja kubuat. Ada karikatur diriku, istriku, serta anak kami yang masih balita di sana, beserta nama kami dalam bentuk stick man yang lucu.

“Itu alasannya? Kenapa?”

Ke … keluarga paman meninggal karena stiker tersebut, Pak.”

“Hah, bagaimana ceritanya?”

“Be … begini, Pak. Paman saya dulunya adalah pengusaha dan beliau juga memiliki mobil yang ditempeli stiker keluarga semacam itu. Kemudian tragedi terjadi. Ada yang mengikuti mobil mereka pulang dan kemudian menyekap dan merampok mereka. Bahkan para perampok itu tahu bahwa mereka memiliki seekor anjing penjaga karena ada anjing itu juga ada dalam stiker itu. Saat itu anak perempuan paman saya yang berusia 10 tahun yang sebenarnya bersembunyi di dalam lemari. Namun mereka mengetahui keberadaannya dari stiker itu kemudian mencarinya dan membunuhnya. Mereka juga mencoba membunuh paman saya dan istrinya, namun paman saya berhasil selamat. Yang lebih mengerikan, mereka bahkan menculik anak bungsu paman saya yang masih bayi. Entah di mana keberadaannya sekarang, mungkin sudah dijual oleh para perampok itu. Karena tak kuat, paman sayapun kehilangan kewarasannya.”

“Benar-benar tragis sekali ceritanya. Saya kini paham mengapa paman anda ini begitu membenci stiker yang ditempel di mobil saya. Mungkin saja ia tak ingin saya menerima nasib yang sama seperti dirinya.”

“Benar Pak. Paman saya saya tidak sama sekali tidak berniat jahat. Mohon jangan laporkan ini kepada polisi.”

“Tentu tidak, saya juga tidak suka berurusan dengan polisi.”

 “Nanti pasti akan saya ganti biaya perbaikan kaca mobil Bapak.”

 “Oh. tidak usah! Silahkan saja bawa pulang paman Anda itu pulang ke rumah. Biar saya perbaiki saja mobil ini dengan biaya saya sendiri. Saya yakin Anda lebih membutuhkan uang itu merawat paman Anda.”

“Benarkah, Pak? Terima kasih sekali!” pemuda itupun menarik pamannya yang terlihat masih berusaha meronta untuk melepaskan diri. Akan tetapi tubuhnya sangatlah kurus dan renta sehingga tak mampu menahan kekangan dari keponakannya tersebut.

Begitu kedua pria itu pergi, akupun kembali ke mobil. Sudahlah, harga kaca itu nggak seberapa dibandingkan keamanan keluarga kecilku yang sudah susah payah kuperjuangkan.

Istriku melongok dari dalam mobil. Sepertinya ia mendengar semua pembicaraan tadi.

“A … apa itu tadi …” ujarnya gugup.

Aku mengangguk.

“Apa dia mengenali kita?” ujarnya sembari mendekap lebih erat anak kami.

“Mungkin. Walaupun kurasa takkan ada yang mempercayainya, namun ada baiknya jika kita segera pergi dari kota ini.”

Istriku mengangguk.

7 comments:

  1. Ada apa ini? 2 orang itu penjahat yg bakal minta alamat untuk nyicil ganti rugi?

    ReplyDelete
  2. 2 orang itu adalah penjahat yg menculik anak paman itu

    ReplyDelete
  3. 2 orang itu adalah penjahat yg menculik anak paman itu

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. loh belum pernah denger judul ftv ya "kakakku adalah pamanku"

      Delete
  5. Reyna itu keknya bayi yang diculik perampok itu :v

    ReplyDelete
  6. Dahal lama ga baca creepypasta tapi entah ceritanya mudah ketebak. But oke bang dave👍

    ReplyDelete