Syria merupakan negara dengan sejarah yang teramat panjang. Ribuan tahun lalu, negara ini menjadi pusat Kekaisaran Assiria dan Babilonia. Pada abad pertama Masehi, kota Anthiokhia yang berada di Syria memiliki peran krusial dalam penyebaran agama Kristen ke Benua Eropa. St. Petrus, pemimpin dari kedua belas murid pernah diangkat menjadi uskup di Anthiokhia dan di kota inilah, para penganut Yesus Kristus pertama disebut sebagai orang-orang “Kristen”. Tak lupa, St. Paulus dikisahkan dalam kitab suci bertobat dalam perjalanannya ke kota Damascus (Damsyik), yang kini menjadi ibu kota Syria. Namun identitasnya sebagai negara dengan mayoritas Muslim didapatnya setelah penaklukan pada abad ke-7 oleh Kekhalifahan Ummayad. Bahkan pada abad ke-12, Syria pernah dikuasai oleh para ekstrimis Shi’a yang kini disebut dengan para “Assasins”.
Di antara kota-kota bersejarahnya, Aleppo merupakan kota terbesar di Syria (bahkan melebihi Damascus, ibu kotanya) yang didiami hingga 2,5 juta penduduk. Bahkan, Aleppo adalah kota peninggalan kekaisaran Islam Ottoman terbesar ketiga setelah Istanbul (Konstantinopel) dan Kairo. Kota ini termasuk salah satu kota tertua di dunia, dipercaya sudah ditinggali sejak milenium ke-6 SM. Kota ini juga pernah didiami oleh Nabi Abraham, pendiri agama-agama samawi.
Perang Aleppo telah meluluhlantakkan hampir seluruh bangunan bersejarahnya dan menimbulkan penderitaan yang lebih besar bagi rakyatnya. Gue nggak akan banyak berkomentar tentang siapa yang salah dan siapa yang benar dalam perang sipil ini (apalagi situasi ini diperkeruh dengan campur tangan pihak asing seperti Rusia yang membackingi tentara pemerintah dan Turki yang mensponsori gerilyawan pemberontak). Namun kali ini gue akan menekankan pada kerusakan warisan-warisan bersejarah di kota ini (yang tentu skala kehancurannya sudah cukup jelas menggambarkan penderitaan penduduknya, tanpa gue perlu memajang foto-foto korban perang yang cukup ‘gore’).
Perang sipil yang terjadi sejak 2012 telah menyebabkan kerusakan besar pada Situs-Situs Warisan Dunia di Aleppo, Kota yang pernah ditahbiskan sebagai Capital of Islamic Culture pada 2006 lalu kini telah hancur lebur. Kerusakan terbesar diderita oleh Masjid Agung Ummayad yang telah berusia 1.300 tahun dan juga disucikan oleh penganut Kristen sebab terdapat makam Nabi Zakharia, ayah dari Nabi Yahya (Yohanes Pembaptis). Bagian yang mendapat kerusakan terparah adalah minaretnya, yang kini telah runtuh.
Foto-foto di bawah ini menunjukkan juga gambaran sebelum dan sesudah perang berkepanjangan di Aleppo. Dulunya kota ini adalah kota yang amat indah, namun kini gue bersimpati sekali dengan para penduduknya yang tersisa.
Belum lagi gereja juga menjadi korbannya. Ini adalah Katedral St. Elias di Aleppo.
Serangan yang menimpa Aleppo, menurut salah satu organisasi humanitarian internasional, menimbulkan 13.500 korban jiwa (sebagian besar adalah penduduk sipil). Yang menggenaskan, sekitar 1.500 di antaranya berusia di bawah 5 tahun. Selain itu, 23 ribu lainnya dilaporkan luka-luka. Jangan tertipu, sebab istilah ‘luka-luka’ tak berarti luka lecet ringan atau sekedar patah tulang, melainkan bisa sampai kehilangan anggota tubuh seperti tangan dan kaki.
Sangat disayangkan, kota dengan sejarah panjang seperti ini berakhir menjadi puing-puing. Bukan gue lebih menghargai bangunan-bangunan bersejarah dibanding nyawa manusia. Namun gue berharap, di manapun, takkan ada perang dan kekerasan yang mengorbankan nyawa manusia. Apakah itu terjadi di Aleppo, Paris, Palestina, Munich, ataupun terjadi pada penganut Shi’a, Sunni, Kristen Koptik, apapun itu, gue akan selalu berdoa bagi terciptanya kedamaian di semua tempat yang terlibat konflik berdarah.
BONUS:
Seakan perang sipil saja tidak cukup, Syria juga menghadapi ancaman dari ISIS. Nyawa manusia saja tak mereka hargai, apalagi peninggalan bersejarah di sana. Berikut ini adalah gambaran kehancuran yang mereka bawa ke reruntuhan kota Palmyra dari abad ke-3 M.
SEBELUM
SESUDAH
Ini adalah Kuil Baal yang dihancurkan ISIS pada 2015 dengan dalih ‘berhala’ dan kini hanya menyisakan pintunya saja.
Bahkan bagian dalam museum-pun tak luput dari pengrusakan.
SEBELUM
SESUDAH
Kurang kerjaan sekali ya vandalisme mereka. Namun gue masih penasaran, siapa sih ISIS sebenarnya. Bahkan komentar dari warga Amerika pun bernada kecurigaan seperti ini.
Setiap peluru yg dikeluarkan untuk mencabut nyawa manusia itu juga berasal dr pajak kita :(( so deep
ReplyDelete