Ok
guys, gue udah sering banget review film horor di blog ini tapi itu
bukan berarti gue cuman demen nonton film horor. Ya emang bener sih
80-90% film yang gue tonton kebanyakan horor, tapi ada juga beberapa
genre yang menarik buat gue. Gue merekomendasikan film-film ini
karena memiliki arti bagi gue, bahkan bisa jadi inspiratif buat
kalian. Film-film ini bukanlah horor (ada juga sih yang thriller)
tapi tetap menurut gue patut untuk kalian simak. Yup, mari istirahat
sejenak dari film-film menyeramkan yang memicu adrenalin dan juga
penuh adegan gore demi menikmati film-film inspiratif ini. Berikut
ini rekomendasinya.
PS:
film-film sengaja nggak gue kasih skor CD berdarah karena otomatis
semua gue kasih nilai full 5! Kalo nggak, nggak mungkin gue
rekomendasikan pada kalian.
1.
HOUSE OF SANDS AND FOG (2003)
Sutradara:
Vadim Perrelman
Pemeran:
Jennifer Connely, Ben Kingsley
Duluuuu
banget (pas zamannya belum terlibat politik kayak sekarang), Metro TV
suka menanyangkan film-film berkualitas sekali dalam seminggu.
Biasanya film-film yang ditayangkan adalah film-film yang pernah
mendapat berbagai penghargaan ataupun nominasi Oscar. Salah satu film
drama inspiratif yang ditayangkan kala itu adalah “House of Sands
and Fog” ini. Film ini berkesan banget buat gue hingga setelah
beberapa tahun, gue masih ingat dan terkesan banget dengan film ini.
Film
ini menceritakan beberapa tokoh, antara lain seorang cewek yang
kehilangan rumah orang tuanya karena menunggak pajak. Di sisi lain,
diceritakan keluarga imigran Iran yang kerap didiskriminasikan di
Amerika (pasca tragedi 9-11) dan kepala keluarganya, yakni seorang
bapak yang berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan ekonomi
keluarganya. Nah takdir membawa si bapak ini membeli rumah si cewek
ini, sedangkan si cewek ini masih berusaha untuk memiliki rumah itu,
bahkan mulai melakukan aksi tidak terpuji untuk merebutnya, yang
berbuntut pada tragedi yang amat memilukan.
Yang
gue suka dari film ini, sebenarnya nggak ada tokoh jahat di film ini.
Semua tokohnya melakukan apa yang mereka lakukan karena dorongan dari
diri mereka dan alasannya pun bisa dimengerti. Pada ujungnya, semua
keputusan buruk yang mereka ambil pun berujung pada tragedi yang
siapapun tak diinginkan siapapun. Endingnya yang super-maha-tragis
membuat gue berpikir, apa sih materi itu? Apakah layak jika kita
mengorbankan seluruh hidup kita untuk mengejar materi (dalam film ini
sebuah rumah)? Ataukah semua materi yang kita kejar karena kita
anggap berharga sesungguhnya hanyalah ilusi dan kehampaan, seperti
pasir dan kabut, yang pada akhirnya takkan kita bawa mati?
2.
CHANGING LANES (2002)
Sutradara:
Roger Mitchell
Pemeran:
Ben Affleck, Samuel L. Jackson
Gue
pernah menonton fiilm ini beberapa tahun lalu dan yang gue inget
cuman ini filmnya Ben Affleck dan Samuel L. Jackson (sekarang gue bayanginnya Batman vs Nick
Fury wkwkwk). Gue sendiri malah nggak inget judulnya, tapi pesan moralnya
ama menempel di kepala gue hingga kini. Ben Affleck memerankan
seorang pengacara egois dan materialistis yang tengah terburu-buru
datang ke pengadilan hingga mobilnya menabrak mobil tokoh yang
diperankan Samuel L. Jackson, seorang bapak yang juga hendak ke
pengadilan untuk memperebutkan hak asuh anaknya. Akibat kecelakaan
itu, merekapun terlibat perseteruan yang mengubah hidup mereka secara
drastis.
Genrenya
di Wikipedia sih disebutkan sebagai “thriller”, tapi gue sama
sekali nggak merasa tegang atau seram seteah menonton film ini, namun
justru terhangatkan hatinya oleh pesan moralnya yang begitu mengena.
Inti dari film ini hanyalah satu, yakni memaafkan. Kata yang mudah
diucapkan, namun kenyataannya amatlah sulit dilakukan di kehidupan
nyata. Dan pesan moral apik inilah yang bisa dipungut dari film
inspiratif ini.
3.
DANGEROUS MIND (1995)
Sutradara:
John N. Smith
Pemeran:
Michelle Pfeiffer
Film
ini lebih terkenal pada tahun 1990-an karena soundtracknya, “Gangsta
Paradise” yang menjadi hits kala itu. Film ini juga dibintang
Michelle Pfeiffer, salah satu aktris terbesar di eranya, juga diakui
antingnya lewat perannya sebagai Catwoman di film Batman. Namun tak
hanya itu, ceritanya pun cukup memukau, inspiratif, juga memicu kita
untuk berpikir.
Diangkat
dari kisah nyata, film ini berkisah tentang seorang guru wanita yang
ditugaskan ke sebuah kelas khusus anak nakal di sekolah dengan
mayoritas kulit hitam. Murid-muridnya pun kebanyakan berasal dari
keluarga miskin, bahkan terlibat geng. Tentunya hal ini menjadi
tantangan yang hampir mustahil, namun lama-kelamaan sang guru ini
mendapatkan kepercayaan murid-muridnya, bahkan menyadari mereka
sesungguhnya memiliki potensi seperti anak kebanyakan, hanya tak
dimengerti dan kerap diperlakukan tak adil.
Film
ini menawarkan kenyataan bahwa anak-anak dengan ras tertentu atau
yang dipandang berkelakuan kurang baik, seringkali mendapatkan
prejudice (prasangka) dan dipandang sebelah mata. Padahal, mereka
juga layaknya manusia yang memiliki bakat dan kemampuan. Salah satu
adegan yang bikin gue geram adalah ketika salah satu orang tua ingin
menarik anaknya dari sekolah karena menganggap sekolah takkan berguna
bagi masa depannya dan satu lagi adegan miris dimana seorang kepala
sekolah mengusir muridnya yang memiliki masalah hanya karena dia
tidak mengetuk pintu dan berujung pada konsekuensi mengerikan.
Well,
jika ada satu pesan yang bisa kalian tarik dari film ini, adalah
memandang semua orang dengan adil dan tanpa prasangka serta jangan
pernah menyerah, seberat apapun tugas kita. But be ready, karena ini based on true story, nggak akan ada ending bahagia di film ini.
4.
CHILDREN OF MEN (2006)
Sutradara:
Alfonso Cuaron
Pemeran:
Clive Owen, Julianne Moore, Michael Caine
Sudah
banyak film Hollywood yang mengeksplorasi dunia dystopian
post-apokaliptik, semacam “The Hunger Games” hingga film-film
bertema zombie, seperti “28 Days Later” dan “The Girl With All
The Gifts”. Namun kebanyakan dari film-film itu terbilang tak masuk
akal. Film ini yang pertama (bagi gue) menawarkan konsep dunia
dystopian post-apokaliptik yang begitu realitis dan mungkin saja bisa
terjadi.
Film
ini menceritakan kondisi masyarakat dunia yang kelam dan dilanda
keputusasaan setelah seluruh kaum hawa di dunia tak bisa lagi
mengandung. Tanpa adanya generasi penerus yang diharapkan, maka umat
manusiapun kehilangan masa depan dan larut dalam peperangan. Hingga
suatu hari, sang tokoh utamanya mendapatkan misi untuk mengantarkan
satu-satunya wanita yang masih mampu mengandung ke tempat yang aman.
Masih
inget nggak sih dengan staple film zombie yang mengisahkan usaha
tokoh utamanya untuk mengantar satu-satunya orang yang kebal dengan
virus zombie dengan harapan bisa menjadi penawar wabah tersebut? Nah,
trope itu dibikin serealistis mungkin di film drama thriller ini.
Namun bukannya tentang virus, wabah di dunia post-apokaliptik di film
ini justru adalah wabah keputusasaan dan penawarnya justru adalah
harapan.
Bisa
dibayangin betapa kelamnya atmosfer film ini, sebuah dunia yang tak
lagi memiliki masa depan dan harapan, hingga tanpa bencana alam
ataupun virus mematikan pun, dunia itupun serasa telah mengalami
kiamat. Tak hanya itu, film ini juga menyorot nafsu buas manusia akan
peperangan yang seperti sudah menjadi sifat alami spesies kita. So
realistic, eventhough it's a post-apocalyptic movie is one main
reason why you should watch this movie.
5.
NO PLACE LIKE HOME (1989)
Sutradara:
Lee Grant
Pemeran:
Jeff Daniels, Christine Lahti, Kathy Bates
Film
drama ini pernah gue tonton di salah satu stasiun TV (waktu TV masih
zaman ya dan belum digantikan YouTube ama IndoXXI) yang gue sendiri
sudah lupa dimana dan kapan. Bahkan gue hanya menyaksikan beberapa
adegan dari film ini (nggak nonton dari awal, bahkan nggak kelar),
namun gue amat terkesima dengan kerealistisan film ini hingga
terngiang-ngiang sampai sekarang.
Film
ini berkisah tentang sebuah keluarga (suami istri dan dua anak yang
masih kecil) yang awalnya memiliki penghidupan yang mapan. Namun
kemudian karena suatu musibah, tiba-tiba kondisi tersebut berubah 180
derajat dan merekapun menjadi tunawisma alias gembel. Tak hanya
kehilangan pekerjaan dan rumah, mereka juga kini harus menghadapi
kerasnya hidup. But make no mistake, ini bukanlah versi Hollywood-nya
Keluarga Cemara yang heartwarming. Bukannya mengayomi dan bisa
diandalkan, sosok ayah di film ini justru nggak kompeten dan harga
dirinya terlalu tinggi. Makhluk karakter sang ayah ini adalah seorang
pekerja white collar (kerah putih) yang semenjak kecil hidup dalam
kemapanan, sehingga ketika akhirnya ia harus menjadi gelandangan,
iapun tak mampu beradaptasi.
Memang
banyak kejadian serta keputusan yang membuat gue kesel sama
tokoh-tokoh di film ini (salah satunya karena ego mereka, si ayah ini
bertengkar dengan kakaknya yang selama ini ditumpanginya hidup dan
memutuskan minggat). Namun itulah hidup. Justru penggambaran manusia
dengan segala kekurangannya itulah yang paling realistis
menggambarkan kita, bukan sosok pahlawan berkuda putih yang tanpa
cela. Berbagai adegannya membuat gue trenyuh dan berpikir, bagaimana
jika suatu saat kita menghadapi masalah yang sama seperti mereka?
Bisakah kita mengatasinya?
Film
ini memang layak menjadi perenungan kita, sebab semua kenikmatan yang
kita alami di hidup kita ini sekarang tentu tidaklah abadi. Dan film
ini juga sedikit banyak membuat kita berempati akan kondisi
orang-orang di luar sana yang mungkin masih hidup serba kekurangan,
bukan karena kesalahan mereka, namun karena musibah yang terjadi di
luar kehendak mereka.
Nah,
bagaimana tertarik menyaksikan film-film yang menjadi rekomendasi gue
ini? Jika kalian ada rekomendasi film inspiratif lainnya, silakan
taruh di kolom comment yah!
SUMBER GAMBAR: IMDB
Children of Men (2006) yg favorit di list ini, top abis
ReplyDeleteCoba review film dokumenter, Bang. :D
ReplyDeleteBangke.. artikel ini nih yg gua cari"..
ReplyDeleteFilm blindside bang
ReplyDeleteBangdep kudu liat Cinderella Man juga :(( sad anet kayak kisah tjinjakyu
ReplyDeleteYg paling gw inget di film children of men adlh waktu tokoh utamanya ngeliat berita di tv. Yg mana jakarta dianggap sudah dikuasai teroris. Tapi masak video yg dipake adlh video kelompok osama yg dari afganistan:v
ReplyDeletebang davee semangat ngelanjutin blognyaa :)
ReplyDeleteFilm "Dangerous Minds" pernah dianggap sebagai film bernarasi "White Savior", yang intinya sama seperti white washing. Membuat film tersebut, meskipun bagus, dianggap rasis. Terlepas benar atau tidaknya hal itu saya tidak tahu pasti, namun saya bisa memahami konsep sekumpulan anak berkulit hitam yang karena memiliki rasa "takut" jadi susah mempercayai orang berkulit putih, dan juga berlaku sebaliknya.
ReplyDeleteHmmm ... setau gue "Dangerous Minds" tuh diangkat dari kisah nyata deh guru kulit putih yang memang bener-bener ada. Kalo whitewashing itu semisal gurunya sebenarnya kulit hitam, tapi lalu di film diganti kulit putih. Menurut gue sih gitu hehehe
Deleteiya juga sih bang, saya juga mikirnya gitu. lagipula itu isu lama yg gak bikin filmnya jadi kurang menyenangkan buat ditonton.
Deletedan sedikit tambahan bang yg saya maksud adalah isu white savior
DeleteHmmm. Kalo emg kisah nyatanya begitu ya mau gmn lagi? Nyatanya emg banyak kok org kulit putih yg banyak berkontribusi positif, termasuk dibidang HAM. Kek Douwes Dekker gt udah ngebantu Indonesia
Deletehahaha betul banget tuh bang. emang dasar media amerika sana lagi sensitif-sensitifnya setelah banyak kasus rasisme muncul lagi. ujung-ujungnya para SJW dan karen2 facebook pun ngungkit-ngungkit isu-isu lama kyk gini buat jadi pembenaran tindakan mereka. padahal justru dengan memojokkan ras kulit putih pun sebenarnya termasuk rasis juga. cmiiw bang
Deletedan douwes dekker juga salah satu tokoh favorit saya karena tanggal lahir kita samaan wkwkwk
Delete