Di postingan terdahulu gue pernah menerangkan tentang “Stellar Engine” atau “Mesin Perbintangan”. Ada 3 kelas stellar engine yang gue paparkan, yakni Class A (Skhadov Thruster), Class B (Dyson Sphere), dan Class C (Kaplan Thruster). Fungsinya pun berbeda. Stellar engine Class A dan C berfungsi untuk memindahkan bintang (berserta tata suryanya), sementara Class B digunakan untuk memanen energi bintang. Namun prinsip ketiganya sama, yakni dibangun oleh minimal Peradaban Type II (menurut Skala Kardhasev) untuk memanipulasi bintang.
Nah, mungkin ada pertanyaan di benak
kalian. Apakah ada bukti mengenai keberadaan stellar engine ini,
ataukah baru hipotesis semata? Gue pernah memaparkan tentang
kemungkinan bukti adanya Dyson Sphere, yakni keberadaan Bintang Tabby
yang misterius. Nah, apakah ada bukti juga yang menegaskan keberadaan
stellar engine kelas lainnya?
Well, mungkin ada. Namanya adalah
Barnard Star.
Bintang misterius itu disebut Bintang
Barnard, sesuai nama penemunya, E. E. Barnard. Bintang Barnard
merupakan bintang “red dwarf” (kerdil merah) di Konstelasi
Ophiuncus (yang digambarkan sebagai seorang pria yang berkelahi
dengan ular raksasa). Bintang Barnard merupakan bintang terdekat
keempat dari Bumi setelah tiga bintang di sistem Alpha Centauri.
Walaupun lokasinya dekat dengan kita, yakni hanya 6 tahun cahaya
(bandingkan dengan jarak kita dengan Galaksi Andromeda yang sejauh
2,5 juta tahun cahaya), bintang ini belumlah ditemukan hingga akhir
abad ke-19. Alasannya, seperti gue ungkapkan tadi, karena bintang ini
termasuk “kerdil”, jadi cahayanya redup dan tidak bisa diamati
dengan mata telanjang. Ukurannya saja hanya sekitar 15% ukuran
Matahari.
Sebenarnya keberadaan Bintang Barnard
sudah diketahui tim peneliti dari Universitas Harvard sejak 1888.
Namun kala itu, bintang tersebut hanya dianggap sebagai sebutir
bintang biasa dari jutaan bahkan miliaran bintang yang mengorbit di
angkasa. Barulah pada 1916, astronom bernama Edward Barnard menemukan
keanehan. Apa keanehannya?
Ini.
Semua bintang, termasuk Matahari,
sesungguhnya bukanlah benda statis yang diam di angkasa. Matahari
kita semisal, tanpa kita sadari tengah bergerak (bersama dengan Tata
Surya kita) berevolusi mengitari Sagittarius A* di pusat Bima Sakti.
Semua bintang di alam semesta ini juga tengah bergerak, menari di
angkasa. Namun seperti kita lihat pada gambar di atas, kecepatan
pergerakan Bintang Barnard jauh dari kata normal. Bahkan ilmuwan
sampai menjuluki Bintang Barnard sebagai “Runaway Star”.
Dan yang lebih aneh lagi, Bintang
Barnard tengah mendekati Tata Surya kita dengan kecepatan 140
kilometer per detik dan diperkirakan akan tiba sejauh 3,8 tahun
cahaya dari Tata Surya kita pada tahun 11.800.
Bintang Barnard juga teramat purba.
Diperkirakan umurnya mencapai 7 hingga 11 miliar tahun (sebagai
catatan, umur Matahari “baru” 4,5 miliar tahun). Keanehan
lainnya. Pada 1998, ilmuwan mendeteksi adanya lonjakan lidah api
(stellar flare) pada permukaan Bintang Barnard. Keberadaan “stellar
flare” sangatlah tidak diharapkan bisa terjadi pada bintang setua
itu. Pada umumnya, “flare” semacam itu hanya bisa terjadi karena
disturbansi (gangguan) berupa medan magnet yang amat kuat yang
menekan plasma bintang tersebut. Hal inipun menambah kemisteriusan
bintang tersebut.
Mengapa pergerakan Bintang Barnard bisa
begitu cepat (paling tidak bila dibandingkan dengan bintang lain)?
Mungkinkah itu hanya fenomena alam biasa? Tak ada yang tahu pasti.
Namun ada teori lain yang menggugah nalar kita. Mungkinkah bintang
itu bergerak dengan cepat karena ada peradaban alien Level II yang
menggunakan sebuah thruster untuk memindahkannya? Keberadaan “stellar
flare” juga seakan semakin meyakinkan pendapat ini, karena
keberadaan thruster atau stellar engine bisa saja menimbulkan
gangguan medan magnetik pada bintang tersebut.
Tapi kenapa? Apa pentingnya bintang
tersebut?
Ilustrasi imajinatif exoplanet yang mengorbit Bintang Barnard. Adakah kehidupan di sana? |
Pada 2018, gabungan tim astronom
internasional menemukan sebuah fakta mengejutkan bahwa ada sebuah
planet yang mengorbit Bintang Barnard. Sayangnya, planet tersebut
tidak berada di “habitable zone” atau Zona Goldilocks bintang
tersebut. Suhunya saja diperkirakan minus 170 derajat celcius,
terlalu dingin bagi sebuah kehidupan untuk lestari di sana. Namun
tetap saja, hal tersebut masih kemungkinan ada peradaban alien yang
bisa saja bertahan di sana. Mungkinkah mereka yang bertanggung jawab
atas anomali pergerakan Bintang Barnard?
Uniknya, Bintang Barnard dengan segala
keanehannya begitu memukau para ilmuwan, hingga mereka pernah
berencana mengunjunginya. Bintang Barnard sempat menjadi kandidat
program luar angkasa Inggris pada tahun 1973-1978. Misi bertajuk
“Project Daedalus” itu berusaha mengunjungi bintang terdekat
dengan sebuah pesawat luar angkasa dengan kecepatan 12% kecepatan
cahaya. Diperkirakan setelah 50 tahun, pesawat itu akan tiba di tata
surya yang diayomi Bintang Barnard serta meneliti kehidupan di sana
(jika ada). Namun sayang, karena keterbatasan teknologi kala itu,
misi tersebut akhirnya dibatalkan.
Kita kini mungkin belum menemukan
penjelasan atas kemisteriusan Bintang Barnard, namun suatu saat
mungkin semua pertanyaa kita akan terjawab. Apabila Bintang Barnard
sudah begitu dekat dengan Tata Surya, mungkin kita akan bisa
mengirimkan misi ke sana.
Tapi kita harus bersabar menunggu 11
ribu tahun yang akan datang.
Kalo menusia di jadiin tolak ukur kehidupan, mana ada kehidupan lain di seluruh jagad raya, ga bakal ada kehidupan di suhu -170 derajat heh😒 manusia aja yang lemah
ReplyDeleteBetul tuh padahal segala sesuatu memiliki kemungkinan 😂 pasti ada sesuatu di luar sana yang lebih dibandingkan manusia.
Delete