Segenap alam semesta ini, termasuk dunia kita, tercipta melalui peristiwa yang disebut "Big Bang" |
Penggemar
kultur pop Barat mungkin lebih mengenal “Big Bang Theory” sebagai
judul serial komedi Hollywood. Kalo kalian penggemar K-Pop, mungkin
kata “Big Bang” memiliki arti lain, yakni boyband sukses asal
Korea. Tapi pastinya para pembaca blog Mengaku Backpacker yang
tertarik dengan misteri alam semesta pasti mengenalinya sebagai teori
asal-usul jagad raya ini. Bahkan bisa dikatakan “Big Bang” adalah
detik dimana Tuhan menciptakan alam semesta ini.
Tak
heran mengapa Big Bang seolah tak bisa dipisahkan dengan konsep
Ketuhanan. Pencetus pertama teori ini saja adalah seorang pastur
Katolik asal Belgia yang juga seorang fisikawan bernama Georges
Lemaître. Namun istilah “Big Bang” sendiri pertama kali
diperkenalkan oleh astronom asal Inggris bernama Fred Hoyle pada 1949
untuk kemudian dipopulerkan ke khalayak publik oleh Stephen Hawkings
lewat bukunya “Brief History of Time”.
Namun
apa sebenarnya Big Bang itu? Pertanyaan itu akan gue jawab sekarang
melalui trilogi artikel mengenai Big Bang ini.
Galaksi seperti di gambar ini senantiasa bergerak menjauhi kita, sehingga muncul pemikiran bahwa alam semesta mengembang dan membawa kita ke teori "Big Bang" |
Sebelum
mengenal lebih jauh apa itu Big Bang, kita telusuri dulu sejarah
teori tersebut. Pada 1912, seorang antariksawan bernama Vesto Slipher
(namanya lebih cocok jadi villain di Harry Potter nggak sih)
mengamati nebula (istilah kuno untuk “galaksi”) lewat teleskopnya
dan mendapatkan pencerahan mengejutkan bahwa galaksi-galaksi tersebut
bergerak menjauhi Bumi. Kala itu ia berpikir bahwa galaksi-galaksi
bisa diandaikan layaknya pulau-pulau yang mengapung di lautan semesta
dan [mungkin] bergerak tak tentu arah.
Barulah
satu dekade kemudian, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble
mendapatkan jawaban mengapa galaksi-galaksi tersebut bergerak
menjauhi kita, yakni alam semesta kita mengembang layaknya sebuah
balon yang terus membesar.
Ide itu
kemudian ditelusuri oleh Georges Lemaître yang namanya telah kita
singgung tadi. Jika benar alam semesta kita terus mengembang, maka
jika kita tarik mundur terus-menerus, berarti alam semesta kita
memiliki awal dong?
Awal
inilah yang disebut sebagai Big Bang yang kemudian berhasil
dibuktikan oleh sepasang ilmuwan bernama Arno Penzias dan Robert
Wilson pada 1964. Sebelumnya pada tahun 1950, tiga ilmuwan bernama
Ralph Alpher, Robert Herman and George Gamow berteori bahwa jika Big
Bang benar-benar terjadi, maka satu-satunya bukti keberadaannya
adalah “Cosmic Microwave Background (CMB) Radiation”, yakni
radiasi purba yang tersisa dari ledakan dahsyat tersebut.
Ilustrasi radiasi CMB sebagai sisa ledakan Big Bang saat penciptaan jagad raya |
Penzias
dan Wilson secara tak sengaja menemukan CMB ketika bekerja dengan
antena parabola di lab mereka (awalnya mereka mengira apa yang mereka
temukan adalah gangguan teknis karena pup burung merpati di parabola
mereka sehingga merekapun getol membersihkannya). Saking pentingnya
penemuan ini, Penzias dan Wilson sampai dianugerahi hadiah Nobel
Fisika pada tahun 1978. Semenjak itulah, Teori Big Bang direstui
kebenarannya oleh para ilmuwan.
Namun
sebelum gue menjelaskan Big Bang ini, kalian harus mengerti dulu
tentang empat gaya fundamental dan jenis-jenis partikel sub-atomik.
Jika tidak, dongeng Penciptaan yang akan gue kisahkan ini takkan
banyak kalian pahami.
MAY THE
FORCE BE WITH YOU!
Ombak seperti ini tercipta berkat force yang bekerja mengatur alam semesta ini, mulai dari gaya yang mendorong laut hingga force yang mengatur tiap partikel air dan garam di dalamnya |
Gue agak
bingung sebenarnya dengan model pendidikan di Indonesia yang gue
bilang sama sekali nggak update dengan kemajuan-kemajuan terkini di
bidang sains. Semisal, di bidang Biologi, semenjak SMA kita mengenal
konsep bahwa makhluk hidup di Bumi dibagi menjadi 5 Kingdom, yakni
Monera (bakteri), Protista (hewan bersel satu), Fungi (jamur),
Plantae (Tumbuhan), dan Animalia (Hewan). Padahal klasifikasi terkini
menyebutkan bahwa sudah ada 7 Kingdom (menurut Thomas
Cavalier-Smith), yakni Eubacteria, Archaebacteria, Chromista (alga),
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Sama
halnya dengan Fisika dan Kimia. Kita selalu menyebut partikel
terkecil sebagai atom, yang sesungguhnya masih bisa dibagi menjadi
proton, neutron, dan elektron. Namun semenjak tahun 60-an, ilmuwan
menemukan bahwa partikel-partikel tersebut sesungguhnya bukanlah yang
terkecil lagi, sebab masih bisa dibagi lagi menjadi entitas bernama
“quark”, Anehnya, walaupun sudah ada semenjak 60 tahun lalu,
teori ini sama sekali tak pernah disinggung dalam pelajaran IPA (gue
nggak tahu sih kalo generasi sekarang, soalnya gue SMA-nya udah zaman
jadul banget).
Sebelum
gue menjelaskan apa itu “quark”, gue jelaskan dulu tentang 4 gaya
fundamental atau “four fundamental forces” (karena lebih keren,
mulai sekarang gue akan menyebut “gaya” sebagai “force” biar
mirip Star Wars hehehe). Dunia kita ini sesungguhnya diatur oleh
force. Tanpa force, hal semudah melangkahkan kaki untuk berjalan
hingga hal rumit yang sulit kita bayangkan seperti reaksi nuklir
dalam bintang (atau “thermonuclear astrophysics” kata Tony Stark)
takkan bisa terjadi.
Gravitasi
dan Elektromagnet
Siapa sangka sebutir pel yang jatuh dari pohon menjadi awal mula tercetusnya salah satu force utama di alam semesta |
Dalam
dunia nyata kita, seluruh force (atau gaya tadi) bisa dikategorikan
menjadi hanya dua, yakni gravitasi dan elektromagnet. Gravitasi kita
semua tahu, yakni gaya tarik yang pertama kali dicetuskan oleh Isaac
Newton ketika ia mengamati sebuah apel jatuh dari pohonnya (FYI
peristiwa “pencerahan” itu terjadi pada tahun 1666, creepy
right?). Sedangkan semua gaya yang kita kenal dalam kehidupan kita
sehari-hari, selain gaya gravitasi, adalah elektromagnet.
Hah?
Berarti semua gaya yang kita kenal sejak SMA, seperti gaya dorong,
gaya tarik, gaya gesek, hingga aktivitas sehari-hari, seperti kita
mendorong pintu Indomaret, mengendarai mobil, atau bahkan saat kita
berenang, semuanya adalah elektromagnetik? Memang aneh kedengarannya,
namun semua yang melibatkan “energi” bisa dikategorikan sebagai
force “elektromagnet” menurut Fisika Modern, jadi kita ikuti saja
apa kata fisikawan itu. Elektromagnet juga mencakup semua gelombang,
baik cahaya, listrik, bunyi, magnet, dan sebagainya.
Strong
Force dan Weak Force
Force yang bekerja di Alam Kuantum memang tak bisa kita lihat, namun dampaknya bisa saja kita rasakan, semisal energi nuklir ini |
Nah,
dengan pengalaman kita sehari-hari, hanya dua force itu yang bisa
kita rasakan. Namun beda lagi di Dunia Kuantum (here we go). Dunia
kuantum melibatkan para partikel yang maha-mungil hingga tak terlihat
bagi mata kita. Interaksi antar partikel melibatkan dua force yang
juga tak kasat mata, yakni “weak force” dan “strong force”.
Dalam
kehidupan kuantum, partikel bisa menyatu dan bisa juga terpisah.
Partikel menyatu semisal membentuk atom. Nah, force yang menyatukan
partikel itu disebut “strong force”. Namun ada juga masa dimana
partikel itu memisah, semisal pada saat radiasi nuklir dimana inti
nuklir melepaskan partikel-partikel radiasi yang bisa membahayakan
tubuh seperti di Insiden Chernobyl. Peristiwa pelepasan partikel ini
disebabkan oleh force kedua, yakni “weak force”.
Jadi
total, di dunia kita dan di Dunia Kuantum, ada empat force yang
bekerja, yakni gravitasi, elektromagnet, weak force, dan strong force
(sebenarnya ada teori yang menyebutkan bahwa masih ada force kelima
yang belum kita temukan, namanya adalah “dark energy” atau
“quintessence”, namun itu takkan kita bahas karena masih berupa
spekulasi).
Nah di
sinilah letak keanehannya.
Bila
kita telusuri keempat force itu, bahkan gravitasi dan elektromagnet,
hingga ke Dunia Kuantum, kita akan bisa melihat bahwa force-force
tersebut sesungguhnya disebabkan (atau lebih tepatnya “dibawa”)
oleh partikel. Partikel yang berbeda akan membawa force yang berbeda
pula.
SAGA
PARTIKEL
Layar smartphone kita menggunakan paling tidak satu partikel sub-atomic, yakni foton, sehingga keberadaan partikel tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari |
Dulu di
SMA kita hanya mengenal ada 3 partikel sub-atomic (julukan bagi
partikel yang lebih kecil dari atom), yakni elektron, proton, dan
neutron. Tapi kenyataannya, sudah ada 36 partikel sub-atomic yang
dikenal hingga saat ini.
Hah?
36??? Apa aja itu?
Agar
lebih mudah, ketiga puluh enam partikel itu dibagi menjadi 2 kelas,
yakni “Fermion” dan “Boson”.
Fermion
Fermion
adalah “partikel materi”, artinya partikel yang menyusun semua
benda yang ada di alam semesta ini. Itu termasuk butiran pasir, buku,
lemari, tubuh kalian, laut, gunung, hingga planet dan bintang.
Fermion dibagi dua, yakni “Quark” dan “Lepton”.
Quark
adalah penyusun proton dan neutron. Ada enam “rasa” quark, yakni
“Up” dan “Down”, “Top” dan “Bottom”, serta “Charm”
dan “Doctor Strange”. Mengapa disebut “rasa”? Karena para
ilmuwan hingga kini tak bisa melihat quark, namun bisa merasakannya
pengaruhnya. Sebutir proton misalnya, tersusun atas dua partikel
quark “up” dan satu “down”.
Proton tercipta berkat interaksi antara dua quark up dan satu quark down, seperti ditunjukkan ilustrasi di atas |
Lepton
dibedakan menjadi dua jenis, yakni yang memiliki muatan (charged) dan
yang bersifat netral. Lepton yang memiliki muatan meliputi: Elektron,
Muon, dan Tau. Sedangkan lepton yang netral (tidak memiliki muatan)
disebut “neutrino”. Ada tiga jenis neutrino (kompatibel dengan
lepton yang bermuatan), yakni Elektron-Neutrino, Muon-Neutrino, dan
Tau-Neutrino.
Jika
kita hitung, ada 12 partikel fermion, yakni 6 jenis quark dan 6 jenis
lepton (3 “charged” dan 3 netral). Semua partikel tersebut
memiliki kembaran jahatnya, yakni “anti-matter” (semisal ada
anti-quark, anti-elektron/positron, dan lain-lain). Jadi total,
seluruh fermion dan “kembaran jahat”-nya semua berjumlah 24
partikel.
Boson
Kita
menginjak boson sekarang. Boson adalah partikel “pembawa force”.
Secara garis besar ada 4 jenis boson (yang baru ditemukan), yakni:
- Foton, yakni partikel pembawa force elektromagnet.
- Gluon, yakni partikel pembawa “strong force”. Seperti kita kenal tadi, strong force bertugas menyatukan partikel, sama seperti namanya yang mirip “glue” atau lem. Gluon dibedakan berdasarkan “warna”-nya. Ada 9 jenis gluon (Merah-Antimerah, Merah-Antihijau, Merah-Antibiru, Hijau-Antimerah, Hijau-Antihijau, Hijau-Antibiru, Biru-Antimerah, Biru-Antihijau, Biru-Antimerah). Namun pada kenyataannya hanya “diperbolehkan” ada 8 gluon. Bingung? Namanya juga Mekanika Kuantum.
- Boson W dan Z, yakni partikel pembawa “weak force”. Ada dua jenis boson W, yakni W+ dan W-, namun hanya ada satu jenis boson Z.
- Boson Higgs atau yang lebih dikenal sebagai “god particle” atau “partikel tuhan”. Partikel ini tidak membawa force, namun fungsinya untuk memberi massa bagi partikel-partikel yang ada.
Jadi ada
12 jenis boson (8 gluon, 2 boson W, 1 boson Z, dan 1 partikel tuhan).
Sehingga jika kita menambahkan 24 partikel fermion, terbukti bahwa
total ada 36 jenis partikel.
Dan di
SMA kita cuma belajar 3 partikel (itupun hanya 1, yakni elektron,
yang benar-benar partikel sub-atomik). Kenapa? Gue juga nggak tahu,
mungkin untuk mempermudah pemahaman anak-anak SMA (karena dengan 3
partikel aja Fisika dah bikin puyeng setengah mati, apalagi 36).
Risalah
“Standard Model”
Kalian
mungkin masih ingat pas SMA di Kimia kalian pernah belajar tentang
Tabel Periodik. Nah, hampir sama, partikel-partikel ini juga bisa
ditata dengan cantik dalam bentuk tabel yang disebut “Standard
Model”.
Kita bisa lihat bahwa quark dan lepton tertata dalam kelompok berisi 3-3, apakah ini kebetulan atau memang kehendak Sang Pencipta, belum ada yang tahu |
Jika
kalian perhatikan, dalam bagian terbawah Tabel Periodik ada
bagian-bagian kosong yang nantinya diisi dengan unsur-unsur baru
apabila ditemukan. Sama seperti itu, bagian tabel Standard Model yang
masih kosong (di bawah boson Higgs) mungkin akan bisa diisi dengan
partikel-partikel baru yang bisa saja ditemukan di masa depan.
Jika
kalian ingat, ada 4 fundamental force, yakni gravitasi, elektromagnet
(dibawa foton), weak force (dibawa boson Z dan W), dan strong force
(dibawa gluon). Bila kalian perhatikan, kita belum menemukan partikel
pembawa gaya gravitasi. Apabila suatu saat kelak ditemukan, partikel
itu akan dinamai “Graviton”. Tak hanya itu, masih ada partikel
hipotetis lain bernama “Tachyon” yang konon bisa bergerak lebih
cepat daripada cahaya. Penemuan tachyon ini (jika benar ada) suatu
saat nanti akan memungkinkan terjadinya time traveling.
Nah,
setelah kita memahami 4 fundamental force dan 36 partikel sub-atomic
tersebut, barulah kita bisa menengok apa yang terjadi selama
Penciptaan. Dan ini mungkin akan membuat kalian terkesima.
SUMBER:
WIKIPEDIA
Bang, dunia kuantum itu penggambarannya sama kayak quantum realm nya antman apa lain lagi?
ReplyDeleteBuat teman2 sesama pengguna sabun, bagi yang mau tau bentuk dunia quantum silahkan nonton Horton Hears A Who
ReplyDeleteTerus, entitas pembentuk quark, foton dan partikel lainnya apa? Apa emang udah paling mentok, entitas terkecil itu partikel?
ReplyDeletepym particel mana bang
ReplyDeleteYaaah korban marvel lu 😂
DeleteAda 9 jenis gluon (Merah-Antimerah, Merah-Antihijau, Merah-Antibiru, Hijau-Antimerah, Hijau-Antihijau, Hijau-Antibiru, Biru-Antimerah, Biru-Antihijau, Biru-Antimerah). Namun pada kenyataannya hanya “diperbolehkan” ada 8 gluon. Bingung? Namanya juga Mekanika Kuantum.
ReplyDeletebang,lu nyebut biru-anti merah 2 kali. makanya jadi 9. kalo biru-anti merah dijadiin 1 brati pas ada 8. dan hitungannya pas