Beda dengan postingan yang lain, kali ini gue akan mengangkat tema tentang ekonomi, bisnis, dan investasi. Pasti kalian semua tercengang dan mengatakan, “Lho Bang, kok tumben? Apa sedang kesurupan arwahnya Bernie Madoff???”. Hush jangan sembarangan ya, jadi skema Ponzi dong gue, padahal gue kan mencari duit dengan cara jujur lewat Karyakarsa, kalau belum subscribe segera yah, cuma 20 ribu kok per bulan (yah malah promosi). Gue kepengen mengangkat kisah ini karena menurut gue menarik dan mungkin kita bisa memetik sesuatu dari kisah hidup miliuner asal India ini.
Anil Ambani adalah pria yang pernah menjadi pria
terkaya keenam di dunia dan pernah memiliki kekayaan sebanyak 45 miliar dolar
(sekitar 642 triliun rupiah). Namun justru ia kini menjadi jatuh miskin bahkan
dikabarkan hanya memiliki kekayaan nol rupiah saja, bahkan mungkin minus
mengingat banyaknya hutang yang ia miliki.
Bagaimanakah seorang pria yang dulu pernah
menjadi terkaya di negaranya kini menjadi tak bernilai apapun? Apa yang terjadi
sebagai dalam kehidupannya? Apa mungkin ritual babi ngepetnya diketahui warga
(yeeeee emang orang Indonesia yang tajirnya berkat pesugihan babi ngepet)? Apakah
ini karena kesalahannya sendiri ataukah akibat sabotase dari pihak lain?
Yang jelas kisah Anil Ambani ini, walaupun bukan
sebuah kasus kriminal, tetap menurut gua sangat menarik karena membuktikan
bahwa harta duniawi amatlah rapuh dan bisa lenyap saja bak debu.
Nah inilah kisah menggenaskan sang miliuner dari India ini.
CAIN DAN ABEL
Anil dan kakaknya, Mukesh yang saling bersaing |
Bisa dibilang kekayaan Anil Ambani pada awalnya
bukanlah hasil dari usahanya sendiri, melainkan hasil warisan orang tuanya. Ia
adalah putra dari Dhirubhai Ambani yang merupakan pria terkaya di India. Sang ayah ini
adalah pemilik dari Reliace Group, yaitu sebuah grup yang telah menguasai
berbagai sektor di India. Dirubhai sendiri memiliki istri bernama Kokilaben dan
juga dua putra bernama Mukesh dan Anil.
Perjalanan Dirubhai sebagai pria terkaya di
India merupakan sebuah kisah mengharukan dan juga penuh inspiratif, mengingat
ia yang memulai hidupnya dengan sangat sederhana sebagai seorang penjaga pom
bensin di Yemen dimana ia bekerja sebagai seorang buruh migran. Hanya
dalam waktu beberapa tahun, ia dapat menjadi pria terkaya dalam sejarah India. Namun
sayang, sejarahnya tak terulang oleh karena kedua anaknya yang justru bersaing
satu sama lain. Mukesh dan Anil merupakan dua bersaudara yang bak kisah Kain
dan Habel dalam Alkitab, bukannya saling menyayangi dan mendukung, malah nyatanya
saling berseteru untuk menjadi yang terbaik.
Perselisihan kedua bersaudara tersebut dimulai
ketika ayah mereka meninggal akibat stroke secara tiba-tiba pada tahun 2002. Kematiannya
bagaikan petir di siang karena ia belumlah membuat surat wasiat sama sekali.
Bahkan, ia sama sekali tidak membuat perencanaan tentang siapa yang akan
menggantikannya serta pembagian perusahaan-perusahaannya. Awalnya hal ini
bukanlah masalah. Anil dan Mukesh keduanya setuju untuk bekerja sama dalam mengembangkan
perusahaan mereka. Akan tetapi rasa iri dengki serta persaingan mulai muncul di
antara keduanya. Sebagai anak pertama, Mukesh ingin selalu diutamakan sebagai
pemimpin teratas dari grup tersebut. Tetapi Anil, walaupun lebih muda, merasa kemampuan bisnisnya pun tak kalah
dengan sang kakak sehingga iapun ingin dianggap setara.
Keluarga Ambani berinvestasi di bidang energi |
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH
Percekcokan antara keduanya mulai terlihat
ketika mereka mulai mengambil keputusan tanpa memberitahu yang lain. Contohnya
Anil merintis sebuah proyek pembangunan sebuah pembangkit listrik tanpa
memberitahu Mukesh. Sebaliknya, Mukesh kemudian menurut merestrukturisasi
pembagian saham di antara keluarganya tanpa pertimbangan dari adiknya. Perseteruan
ini semakin memanas hingga bahkan menteri ekonomi India sendiri meminta
keduanya agar berdamai. Pasalnya persaingan keduanya yang merupakan pemegang grup
terbesar dan terkaya di India itu mulai mempengaruhi ekonomi negara tersebut.
Sang ibu, Kokilaben, akhirnya merasa jenuh dan
kemudian memutuskan untuk turun tangan sendiri. Ia kemudian membagi seluruh
perusahaan milik mendiang suaminya menjadi dua sama besar untuk dibagi kepada
kedua kakak beradik tersebut. Anil menerima perusahaan telekomunikasi,
pembangkit listrik, layanan finansial, dan bisnis infrastruktur Ini membuat Anil
memiliki kekayaan sekitar 4,5 miliar dolar. Sementara itu Mukesh menerima
bisnis minyak dan gas, petrokimia, pengeboran minyak, dan juga manufaktur. Bisnis
tersebut membuat kekayaan Mukesh menjadi 4,9 miliar dolar. Walaupun ada selisih
di antara kekayaan mereka, namun sepertinya jalan keluar ini memuaskan kedua
pihak sehingga merekapun berhenti berseteru
Untuk mencegah agar pertengkaran kedua saudara
ini tidak terulang, pemisahan tersebut juga mencakup sebuah “klausa non
kompetitif” yang menyebutkan agar kedua saudara tersebut haruslah melakukan
gencatan senjata dengan tidak mencampuri bisnis saudara yang lain. Dengan kata
lain karena Anil memiliki bisnis di bidang telekomunikasi, maka Mukesh dilarang
membuat perusahaan baru di bidang tersebut. Sama halnya karena Mukesh memiliki
perusahaan di bidang perminyakan, maka Anil juga tidak boleh menyainginya.
AMBISI SANG SULTAN
Kekayaan Anil Ambani sebagian besar bersumber dari teknologi komunikasinya yang sayangnya mulai ketinggalan zaman |
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH
Anil-pun mampu mandiri dan membuktikan kepiawaiannya dalam berbisnis. Usaha Anil maju pesat hingga kekayaannya naik 10 kali lipat dari awalnya 4,5 miliar menjadi 45 miliar dolar pada tahun 2007. Ia pun banyak mendapatkan banyak penghargaan di bidang bisnis akibat prestasinya yang luar biasa tersebut. Sumber dari kekayaannya tersebut terutama berasal dari perusahaan telekomunikasi yang ia miliki, yakni Reliance Communication. Kesuksesannya juga ditunjukkan ketika ia meluncurkan IPO atau Initial Public Offering (peluncuran saham kepada publik agar mereka dapat membeli saham perusahaan tersebut sebagai investo) pada 2008. Langsung, seluruh saham yang ditawarkan perusahaan tersebut habis terjual hanya dalam waktu 60 detik. Peristiwa ini merupakan penjualan saham tercepat dalam sejarah India hingga saat ini.
Anil yang ambisius semakin gencar dalam mengembangkan
bisnisnya. Contohnya di bisnis infrastruktur yang dimilikinya, ia membuat
jaringan MRT kota Mumbai pertama. Ia juga menginvestasikan uangnya di bidang
perfilman, mengingat istrinya sendiri adalah seorang aktris cantik Bollywood.
Ia kemudian bekerja sama dengan DreamWork Pictures milik saudara terkenal Steven
Spielbergs. Bahkan investasi Anil tersebut menghasilkan film-film seperti “Lincoln”
yang menceritakan tentang biografi presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln, yang akhirnya memenangkan
Academy Award atau piala Oscar. Ia juga membiayai pembuatan film “The Gifted”, sebuah
film tentang Julian Assange, pria yang bertanggung jawab ata Wikileaks. Campur tangannya
dalam dunia perfilman ini membuatnya banyak diundang ke acara-acara screening
film-film terlaris Hollywood. Akan tetapi kakaknya sendiri, Mukesh, tak pernah
terlihat di antara para tamu, menunjukkan bahwa di antara keduanya masih
terdapat ketegangan walaupun sudah gencatan senjata.
Nasib Anil mulai berubah drastis ketika terjadi
krisis finansial pada tahun 2008 yang menimpa India. Krisis ekonomi tersebut
bersamaan dengan ambisi Anil untuk membangun 13 proyek raksasa pembangkit
listrik, dimana proyek-proyek tersebut hanya bisa dilakukan apabila ia mendapat
pasokan gas atau bahan bakar dalam harga yang murah. Tetapi krisis ekonomi 2008
menyebabkan kenaikan harga bahan bakar. Pemerintah juga memerintahkan agar
harga listrik diturunkan yang jelas akan membuat laba Anil berkurang.
Mukesh kemudian melihat suatu kesempatan di sini.
Agar proyek-proyek adiknya ini tidak mandeg, maka ia kemudian mengajukan
tawaran yang menggoda. Karena memiliki perusahaan gas, maka Mukesh menawarkan
gas alam tersebut dengan harga yang murah kepada Anil. Namun dengan satu syarat,
yakni agar Anil setuju untuk membatalkan klausa yang melarang mereka untuk
saling ikut campur tangan ke dalam sektor yang ditangani oleh tiap-tiap
saudara. Tak punya jalan lain dan tak mau merugi, Anilpun setuju. Hal ini
membuat Mukesh kemudian masuk ke industri telekomunikasi yang awalnya dipegang
oleh Anil.
Inilah nanti yang akan menjadi keputusan yang
paling fatal bagi Anil dan membawanya ke dalam kejatuhan.
Reliance Communication (RCom) merupakan sapi
perah emas milik Anil yang menyumbangkan 66% dari kekayaan pria tersebut. Namun
teknologi yang dimiliki oleh RCom adalah teknologi CDMA yang kala itu memang sedang
moncer. Namun ia tahu bahwa perusahaan-perusahaan saingannya mulai meluncurkan sistem
teknologi komunikasi berbasis GSM yang kala itu masih asing di telinga
orang-orang India. Sebagai seorang pebisnis ulung, Anil paham bahwa GSM
memiliki potensi yang amat besar untuk menggantikan CDMA. Karena itu, ia
berusaha menjadi perintis teknologi 4G di India. Akan tetapi hal itu sangatlah
susah karena perusahaannya bahkan tidak memiliki infrastruktur untuk
melakukannya, seperti kabel bawah laut.
Mukesh kemudian meluncurkan perusahaan baru
bernama Jio yang menawarkan teknologi baru 4G. tentu saja langsung berkobar
perang antara perusahaan Jio yang menawarkan teknologi 4G dan RCom milik Anil yang
masih berkutat pada teknologi CDMA. Tentu saja kita tahu siapa pemenangnya.
Tak perlu bersusah payah, Mukesh langsung
menguasai pasar teknologi India, bahkan membuat perusahaan telekomunikasi milik
Anil menjadi bangkrut dan berkalang hutang. Pada 2017 Anil sadar bahwa
perusahaannya tak lagi mampu diselamatkan sehingga iapun berusaha menjualnya ke
perusahaan lain yakni Aircell dan sebuah perusahaan asal Kanada bernama
Brookfield Group. Tetapi rencana inipun gagal karena Aircell mengalami
kebangkrutan. Perusahaan Brookfield Group-pun menolak untuk meneruskan
kerjasama dengan RCom.
SKANDAL DAN KEJATUHAN
Kejatuhan Anil juga disebabkan oleh ambisinya untuk masuk di bisnis pertahanan dengan berdagang jet tempur |
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH
Salah satu blunder dan gimmick gagal yang
dilakukan oleh Anil adalah usahanya untuk masuk ke dalam bisnis pertahanan.
Kala itu Anil membangun sebuah perusahaan baru bernama Reliance Defence Ltd.
dan Reliance Naval & Engineering Ltd. yang bekerjasama bersama pemerintah India
untuk menjadi distributor alutsista untuk negara tersebut itu. Pemerintah India
memang tengah melirik pesawat pesawat tempur bernama Dassault Rafale yang
dibuat oleh Prancis. India memang hingga ini masih terlibat perseteruan
perbatasan dengan negara-negara tetangganya seperti Tiongkok, Pakistan, hingga
Kashmir, sehingga mereka memerlukan alutsista yang canggih dan modern.
Namun Kongres Nasional India justru menuduh
pemerintah, di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, tengah
kongkalingkong dengan Anil. Pasalnya Narendra Modi diduga berat sebelah dan
lebih memilih untuk bekerjasama dengan Anil ketimbang kontraktor lain. Kontroversi
lain muncul ketika salah satu perusahaan milik Anil membiayai sebuah film Prancis
yang dibintangi oleh salah satu kekasih gelap dari Presiden Prancis kala itu, Francois
Hollande. Sang presiden kala itu tengah didera skandal karena walaupun telah
memiliki ibu negara, namun ketahuan tengah membina hubungan gelap dengan
seorang artis cantik bernama Julie Gayet. Berbagai pihak menduga bahwa juga
terjadi kongkalikong dengan presiden Prancis tersebut dimana Anil setuju untuk
membiayai film dari selingkuhan presiden tersebut dengan imbalan sang presiden
mau bekerjasama secara militer dengan perusahaan milik Anil.
Munculnya skandal kolusi itu membuat nama baik Anil
menjadi merosot drastis. Tak hanya itu, bisnisnya pun mulai mengalami
kemerosotan. Perusahaan-perusahaan lain yang masih dimiliki Anil kala itu
dirasa kurang garang di dalam dunia perekonomian India, disebabkan oleh krisis
ekonomi pada tahun 2008 yang menyebabkan bisnis menjadi melambat. Hal ini masih
ditambah lagi oleh hutang yang terus menumpuk sedangkan ia terpaksa menjual alah
satu perusahaannya demi melunasi hutang tersebut. Namun hanya 33% dari hutang
tersebut yang dapat dilunasi.
Pada 2019, Anil mendapatkan masalah baru yaitu
tuntutan hukum dari perusahaan ponsel asal Skandinavia, yakni Ericsson. Ternyata
perusahaan milik Anil berhutang pada Ericsson sebanyak 550 crore rupee. Hah
berapa itu Bang? Nah mumpung kita bahas soal businessman asal India, sekalian
yuk sobat mere-dost kita bahas cara menghitung ala India.
Nah sistem India ini (berlaku pula di
Bangladesh, Bhutan, Nepal, hingga Pakistan, bahkan kepake kalo kalian liburan
ke Maldives) menggunakan istilah “crore” dan “lakh”. Nah apakah itu? Sistem
India hanya sama cara perhitungannya dengan Barat sampai dengan angka puluhan
ribu, semisal 10 ya sama-sama 10, 100 sama-sama 100, 1,000 (ingat ya kalau di
Barat tanda “titik” sebagai separator diganti “koma”) sama-sama seribu, dan
10,000 sama-sama 10,000. Namun semua berbeda ketika mencapai angka 100 ribu.
Di India, angka 100,000 dinamakan 1 lakh dan
ditulis 1,00,000 (dibacanya 1 lakh). Berarti 10 lakh akan ditulis 10,00,000
yang jika kalian hitung jumlah nolnya akan setara dengan 1,000,000 atau 1 juta
di Barat.
Nah beda lagi dengan crore. Angka 100 lakh akan
sama dengan 1 crore dan ditulis 1,00,00,000 (dibacanya 1 krore) atau setara
dengan 10,000,000 atau 10 juta dalam sistem Barat. 10 crore akan ditulis
10,00,00,000 dan senilai dengan 100 juta.
Dengan sistem ini, angka 15 juta semisal, akan
ditulis sebagai 1,50,00,000 atau dibaca 1,5 crore atau 1 crore 5 lakh.
Sekarang kalian bisa bayangin dong utang Anil
sebesar 550 crore rupee sebanyak apa? Yap, jadi hutangnya sebesar 550,00,00,000
yang bila diitung jumlah nolnya jadi setara 5,500,000,000 rupee atau 5,5 miliar
rupee (setara 1,1 triliun rupiah).
Ini triliun ya alias 1000 miliar!
Kini paham kan mengapa Anil kelimpungan. Bahkan
pengadilan mengancam, jika Anil tak mampu untuk melunasi semua hutang tersebut dalam
jangka waktu satu bulan, maka ia akan dijebloskan ke dalam penjara. Gengsi
dong, masa dulunya orang terenam terkaya di dunia tapi ending-endingnya masuk bui?
Yang nyiram Novel Baswedan aja masih bebas kok (tolong jangan cyduk aku).
Beruntung (atau malah tidak beruntung), Anil
yang kewalahan akhirnya mendapat bantuan dari saudaranya sendiri, Mukesh. Namun
ini bukan berarti bahwa keduanya kini telah berdamai setelah sebelumnya
bersaing dengan ketat. Pasalnya, konon sebuah berita dari kanal berita terpercaya
“Bloomberg” menyebutkan bahwa Anil harus memohon dan mengemis kepada kakaknya
itu agar ia mau melunasi hutangnya itu. Mukesh pun setuju menggelontorkan
kekayaannya sebanyak 77 juta dolar atau sekitar 1 triliun rupiah sebagai bentuk
belas kasihannya. Namun kita harus ingat bahwa Anil mesti rela menurunkan
harkat derajatnya dan mengemis di hadapan kakaknya demi bantuan kocek itu. Tak
hanya itu, ia harus menyerahkan gedung-gedung perkantoran miliknya di Kota
Mumbai kepada kakaknya tersebut.
Namun masalah tidaklah selesai semudah itu.
Walaupun mendapat bantuan dari sang kakak, Anil juga masih memiliki banyak piutang
dengan pihak-pihak lain, terutama pihak bank dari Tiongkok. Konon ia berhutang
hingga 700 juta dolar (lebih dari 10 triliun rupiah) termasuk bunga. Bahkan untuk
melunasi 100 juta dolar (sekitar 1,4 triliun rupiah) sebagai uang muka saja,
Anil menyatakan bahwa ia sudah sama sekali tak memiliki sepeserpun uang.
Di dunia ini emang tak ada yang abadi, termasuk kekayaan, terutama bila kita tak bijak mengelolanya |
Ya, Anil yang dulu pernah memiliki kekayaan 45 miliar dolar (setara 642 triliun rupiah). dan sempat disebut-sebut sebagai pria keenam terkaya di dunia serta pria paling berkuasa di India setelah Perdana Menteri Narendra Modi, kini jatuh kismin, bahkan memiliki kekayaan nol rupee. Namun banyak pula yang meragukan klaimnya itu dan percaya bahwa itu hanyalah bualan semata agar ia bisa lepas dari kewajibannya membayar hutang. Namun yang jelas, kekayaan sang tycoon ini emang sudah turun dengan drastis akibat hutang yang melilitnya.
Bila kita sudi telisik, ada banyak faktor yang
menyebabkan kejatuhan Anil ini, baik internal maupun eksternal. Ada memang
alasan pribadi yang menyebabkan dirinya menjadi bangkrut, salah duanya tentu
adalah ambisinya yang terlalu agresif serta rencana-rencana ekspansi bombastisnya
yang mungkin terlalu ceroboh. Faktor eksternalnya tentu “sabotase” yang
dilakukan oleh kakaknya itu. Namun bagaimana menurut kalian, apakah keinginan
Mukesh masuk ke bisnis telekomunikasi untuk menyaingi adiknya itu hanyalah
strategi bisnis yang naluriah bagi seorang businessman yang ingin mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya, ataukah dilandasi motif pribadi untuk membalas
dendam?
Namun kebangkrutan Anil ini bukan berarti
kejatuhan bagi marga Ambani. Keluarga tersebut tetaplah yang terkaya dan paling
berkuasa di India. Pasalnya sang kakak, yakni Mukesh Ambani kini dikenal
sebagai pria terkaya nomor satu di India dengan kekayaan 80 miliar dolar. Udah
ah, gue lelah ngitungnya ke rupiah, pokoknya 1 miliar dolar itu setara 14
triliun rupiah, jadi silakan dikonversikan sendiri.
Gedung bertingkat ini adalah rumah pribadi Mukesh Ambani |
Sebagai bukti ketajirannya yang tak terbendung, ia memiliki kediaman pribadi di tengah kota Mumbai, India yang memiliki 27 lantai. Ingat ya, itu bukan apartemen, tapi satu rumah pribadi berbentuk pencakar langit. Harganya? Ditaksir rumah itu bernilai 1 miliar dolar dan ditahbiskan menjadi rumah termahal di dunia. Mungkin kalian berpikir, alah 1 miliar doang, mana gue beli! Mohon maap ya Bapak dan Ibu, itu 1 miliar dolar bukan 1 miliar rupiah. Sebagai perbandingan Kensington Palace (kediaman Pangeran William dan Kate Middleton) dan Windsor Palace (lokasi pernikahan Pangeran Harry dan Megan Markle) milik keluarga Inggris saja harganya masing-masing 600 juta dolar dan 236 juta dolar. Dengan kata lain, rumah Mukesh Ambani lebih mahal daripada dua istana milik Kerajaan Inggris, digabungkan!
Bagaimana dengan Anil kini setelah mengalami
kebangkrutan yang memalukan ini? Dirumorkan bahwa kini ia menjadi pribadi yang
sangat berbeda. Ia kini menjadi lebih rendah hati, religius, dan juga menyadari
bahwa kekayaan material duniawi sangatlah hampa dan bukanlah sebuah tujuan yang
patut diperjuangkan hingga mati dalam hidup di dunia ini. Ya paling tidak setelah
semua badai ini berlalu, masih ada pesan positif yang masih bisa ia petik.
SUMBER: FINOLOGY
Kisah yang sangat luar biasa... banyak hikmah yang bisa di petik
ReplyDeleteDuit gada sodara nya 💰
ReplyDeleteMohon maaf pak tapi yang bisa sukses bisnis di bidang pertahanan itu cuma Stark industries
ReplyDeleteBener2 FTVable. Sekali2 indosyar'i ngangkat tema sm plot yg berbobot gini ada unsur politiknya drpd ga jauh2 cuma azab, relationship abuse, dll
ReplyDelete