Hallo buat kalian para pecinta teori konspirasi? Gue udah memperkenalkan tentang teori konspirasi ala Q-Anon di postingan sebelumnya (yang beneran bikin gue pengen nabok orang Amerika, masak kita disuruh minum bleach seh???) maka kali ini gue akan memperkenalkan tiga teori kontroversial yang mungkin belum pernah kalian dengar. Teori-teori tersebut adalah teori Project Blue Beam, Phantom Time Hypothesis, dan Thursdaysm. Seperti apakah isi teori-teori tersebut? Simak saja pembahasannya kali ini.
PROJECT BLUE BEAM:
BISAKAH KITA MEMALSUKAN HARI KIAMAT?
Project Blue Beam adalah nama sebuah teori
konspirasi yang pertama kali dikemukakan oleh seorang wartawan bernama Sergei
Monast. Pria kelahiran tahun 1945 ini merupakan penduduk kota Quebec, Kanada
yang juga adalah seorang jurnalis investigasi
ia dikenal mendirikan lembaga International Free Press Agency sehingga
dikenal sebagai seorang wartawan berpengalaman dan juga berjasa bagi perkembangan
ilmu jurnalistik di Kanada.
Pada tahun 1990 ia mulai ganti haluan membahas
teori-teori konspirasi. Ia mulai memperingatkan membacanya akan bahaya New
World Order, sebuah teori konspirasi yang konon diramu oleh masyarakat-masyarakat
rahasia dan kaum elitis seperti Freemason dan juga Illuminati, yang juga beranggotakan
para petinggi-petinggi pemerintahan di berbagai negara. Ia takut bahwa suatu saat
nanti negara-negara yang ada di dunia ini suatu saat akan bergabung menjadi
satu pemerintahan di bawah The World Government yang akan memerintah dengan sistem
kediktatoran yang bertangan besi.
Pada tahun 1964 ia mengungkapkan salah satu
teorinya tentang Project Blue Beam dimana ia mengklaim bahwa NASA dengan
bantuan PBB akan berusaha menciptakan sebuah agama baru yang akan menggabungkan
semua agama yang ada di dunia ini dengan cara mensimulasikan kiamat. Hah,
bagaimana caranya?
Teori konspirasi menyebutkan bahwa NASA akan menggunakan teknologi hologram untuk memalsukan Second Coming alias kiamat |
Menurutnya, dengan teknologi hologram dan
satelit yang dimiliki NASA, mereka akan mensimulasikan kedatangan kembali Yesus
Kristus (disebut “The Second Coming” oleh kaum Kristen) ke dunia ini setelah
turun dari surga. Nah. apakah itu “The Second Coming”? “Kedatangan Kedua” atau “The
Second Coming” merupakan prinsip yang amat dipercayai dalam agama-agama Abrahamik
terutama Kristen dan Islam.
Jika kalian adalah penganut agama Kristen Protestan dan Katolik, maka kalian pasti tak asing lagi dengan Kitab Wahyu atau “Revelation” yang menceritakan tentang kiamat dunia. Kitab itu (disinggung pula dalam Injil) menyebutkan bahwa suatu saat nanti Yesus Kristus akan kembali lagi ke dunia kita. Agama Kristen percaya bahwa Yesus Kristus disalib pada tahun 33 M dan kemudian meninggal, lalu dibangkitkan kembali pada hari ketiga. Beliau tinggal di dunia selama 40 hari hingga kemudian diangkat ke surga pada hari raya yang kita kenal sebagai Hari Kenaikan, yang apabila dihitung akan jatuh tepat 40 hari setelah malam Paskah.
Yesus Kristus yang telah naik ke surga akan kembali lagi ke bumi untuk menjadi seorang Mesias dan menyelamatkan dunia, inilah yang disebut dengan “The Second Coming” atau “Kedatangan Kedua”, di mana pada hari itu ia akan mengadili seluruh bangsa. Yang berdosa akan dimasukkan ke neraka dan bagi yang setia kepadanya akan dimasukkan ke dalam surga. Hal ini dipelajari dalam ilmu khusus dalam agama Kristen yang disebut dengan “eskatologi” atau ilmu yang mempelajari tentang akhir dunia.
Namun dalam Injil disebutkan bahwa Yesus tidak
pernah memberi tanggal kapan tepatnya beliau akan kembali, sehingga terus menjadi
perkiraan atau estimasi bagi para pemuka-pemuka agama Kristen. Namun yang
jelas, peristiwa yang sering juga disebut sebagai “Final Judgement” atau “Penghakiman
Terakhir” itu akan terjadi tiba-tiba bak sebuah sambaran petir, sehingga setiap
pengikutnya harus mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin dengan menghindari
dosa, supaya mereka tetap terlihat murni ketika Yesus Kristus datang kembali.
Pemahaman ini juga dianut oleh agama Islam, walaupun mungkin agak berbeda.
Ilustrasi peristiwa Second Coming oleh Michaelangelo |
Menurut agama Islam (CMIIW), Yesus Kristus atau Isa Almasih bukanlah mati disalib melakukan langsung naik ke surga dan digantikan oleh Yudas di kayu salib. Namun suatu saat Nabi Isa akan kembali menjadi Al-Masih, istilah Arab bagi kata “messiah” atau penyelamat, di mana ia akan mengalahkan sang Dajjal. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Isa Almasih akan turun ke dunia melalui sebuah minaret di sebuah masjid di Damaskus, Suriah.
Kembali lagi ke teori konspirasi ini, Sergei
Monast menyebutkan bahwa NASA dan PBB tengah memproduksi sebuah teknologi yang
sangat maju dimana dengan teknologi ini mereka akan menciptakan sebuah simulasi
kedatangan Yesus tersebut. Mereka akan masuk memalsukan kedatangan Yesus
menggunakan teknologi hologram yang akan terlihat di seluruh dunia ini dengan
menggunakan satelit..
Teknologi ini dapat menjadikan langit bak sebuah
layar bioskop, dimana mereka akan menayangkan sosok yang mengaku sebagai Yesus
di langit sehingga akan membuat miliaran orang terpukau ketika melihatnya,
bahkan menganggapnya sebagai sebuah mukjizat. Tak hanya itu mereka tak hanya
berencana untuk menggunakan hologram Yesus Kristus atau Nabi isa belaka, namun
juga Nabi Muhammad hingga Khrisna dan juga Budha untuk meyakinkan agama-agama
lain bahwa mereka tengah melihat mukjizat.
Dengan simulasi itu, maka bangsa-bangsa di dunia
akan menjadi percaya akan kedatangan Sang Penyelamat tersebut dan akan takluk
kepadanya, bahkan mengabaikan kepercayaan yang dulu ia anut. Umat manusiapun
dijamin akan langsung berpaling ke agama-agama tersebut apabila melihat sendiri
kedatangan Kristus itu. Semua agama kemudian akan menjadi satu karena
penampakan tersebut dan akan disebut dengan agama “New Age”, dimana para pemuka
agamanya adalah orang-orang yang sedang merencanakan dalam penampakan ini.
Serge Monast sang pencetus teori konspirasi |
Ya, tujuan dari simulasi ini adalah untuk
mencuci otak dan mengontrol semua orang yang di seluruh dunia dan menciptakan
sebuah pemerintahan baru di mana mereka menjadi pemimpinnya.
Pastinya banyak yang meragukan tentang teori
ini. Pasalnya selain terdengar fiktif, konsep ini pernah dinyatakan oleh
seorang pria bernama Gene Roddenberry, namun dalam bentuk naskah dari “Star
Trek”, sebuah acara televisi bergenre sains fiksi yang tayang di Amerika
Serikat. Di naskahnya, sebuah ras alien yang maju mencoba menginvasi bumi dengan
menggunakan teknologi simulasi hologram yang menampakkan “mukjizat” untuk
menghancurkan iman penduduk bumi dan menyebarkan agama mereka sendiri. Naskah
ini bahkan sudah ditelurkan menjadi jalan cerita sebuah film “Star Trek” pada
tahun 1975 berjudul “The God Thing” dan diulang kembali 1991 dari serial “Star
Trek: The Next Generation” episode “Devil’s Due”.
Namun bukannya ditinggalkan, teori ini malah makin
dipercaya oleh para pengikut-pengikut Serge Monast ketika pencetus teori
kontroversial tersebut meninggal dunia secara misterius. Pada saat itu, pemerintah
Amerika Serikat mengambil kedua anaknya karena mereka menganggap Serge merebut
kebebasan mereka untuk belajar dengan menyekolahkan mereka di rumah. Serge kemudian
ditangkap dan sehari setelahnya, ia kemudian meninggal karena penyakit jantung.
Para pendukungnya menduga bahwa menuduh bahwa Serge meninggal karena racun yang
diterimanya di dalam penjara untuk membungkamnya. Apakah teori tersebut memang
benar ataukah hanya kebohongan semata, well silakan kalian tentukan sendiri.
PHANTOM TIME HYPOTHESIS:
APAKAH “DARK AGE” EROPA TAK PERNAH ADA?
Apa itu “Phantom Time Hypotesis” alias
“Hipotesis Waktu Hantu” ini? Teori konspirasi yang dikemukakan oleh seorang
sejarawan bernama Heribert Illig. menyebut bahwa terjadi konspirasi dari Kaisar
Holy Roman Empire bernama Otto III dengan Paus Sylvester II, dan mungkin Kaisar
Byzantium (Romawi Timur) Constantine VII, untuk memalsukan sistem tahun yang
berlaku di Eropa, yaitu “Anno Domini” atau “Sesudah Masehi“.
Nah, sebelumnya gue jelaskan tentang siapa
sebenarnya Holy Roman Empire. Kekaisaran tersebut pernah menguasai sebagian
besar wilayah Eropa Barat termasuk Jerman, Swiss, dan Austria pada abad ke-10 hingga
awal abad ke-19 ketika akhirnya dihancurkan Napoleon. Holy Roman Empire
merupakan kekaisaran terbesar pertama di Jerman sehingga disebut-sebut sebagai “The
First Reich” (Hitler kemudian berniat membangkitkan kejayaan kerajaan ini
dengan menciptakan “The Third Reich” pada masa PD II).
Sementara itu, agama Kristen di benua Eropa
terbagi menjadi dua, yakni agama Katolik (dipimpin Paus) yang berpusat di reruntuhan
Kekaisaran Romawi Barat di Roma, Italia dan yang lain adalah agama Kristen Ortodoks
yang berpusat di Byzantium atau Kekaisaran Romawi Timur (kini wilayah kekuasaan
Turki) dengan ibukotanya di Konstantinopel (kini dikenal sebagai Istanbul).
Teori kontroversial ini mengaku bahwa ada
sekitar 300 tahun yang ditambahkan dalam sejarah Eropa. Teori itu menduga bahwa
ketiga kaisar tersebut pada abad ke-6 M kongkalingkong untuk menambahkan 300
tahun “khayalan” ke dalam kalender mereka supaya mereka dapat hidup pada tahun
1000 M, tahun yang mereka anggap membawa hoki karena kepercayaan klenik bahwa
tahun kelipatan ratusan semacam itu mendatangkan keberuntungan.
Raja Otto III |
Teori itu menyebutkan bahwa Kaisar Otto III
(menurut sejarah hidup antara tahun 980 – 1002) sesungguhnya hidup pada tahun
600-an, namun ingin hidup di tahun 1000 M, sehingga dengan bantuan temannya,
Paus Sylvester II (ingat, Paus adalah sosok paling berkuasa di seantero benua
pada masa Eropa kuno) memalsukan sekitar 300 tahun ke dalam sejarah. Versi lain
teori ini menyebut bahwa sang kaisar Byzantium-lah, Constantine VII (menurut
sejarah hidup antara 905 – 959 M) yang memalsukan tahun sejarah ini.
Mengapa muncul teori yang tak masuk akal ini?
Well, ini karena pada masa itu, Eropa mengalami apa yang dinamakan dengan “Dark
Age” atau Masa Kegelapan atau Zaman Pertengahan Eropa. Pada masa tersebut kebudayaan
Eropa bak disemuti oleh kegelapan karena mundurnya teknologi akibat runtuhnya
kekaisaran Romawi Barat. Pada saat Romawi berkuasa mulai dari abad pertama
hingga kelima SM, sains dan teknologi di Eropa meningkat pesat berkat para filsuf
Romawi dan Yunani yang tinggal pada masa itu. Tetapi pasca keruntuhan Romawi, tak
ada lagi kekasaran yang mampu mempersatukan Eropa sehingga benua biru itupun
pun jatuh ke dalam kegelapan. Buku-buku kala itu dibakar oleh para penganut fanatik
agama Katolik karena dipercaya menyebarkan ajaran yang sesat. Teknologipun
menjadi mundur sehingga kehidupan di Eropa menjadi sangat primitif dan diselimuti
oleh penderitaan.
Nah, sang pencetus teori ini beranggapan, masa
Dark Age sesungguhnya tidaklah pernah ada, sebab hanya sedikit literatur
sejarah yang ditulis pada masa itu (yang menurut sejarawan mainstream
disebabkan karena sebagain besar penduduk Eropa kala itu buta huruf). Tak hanya
itu, teori ini bisa saja berlandaskan “rasisme” sebab mereka tak percaya
mengapa ras kulit putih penghuni Eropa yang begitu cerdas dan didgaya tiba-tiba
mengalami kemerosotan budaya hingga hidup primitif pada masa Dark Age tersebut,
sehingga mereka menganggap bahwa Dark Age sesungguhnya nggak ada, karena nggak
sesuai dengan anggapan mereka bahwa bangsa kulit putih adalah ras superior.
Menurut teori ini, tahun 614 hingga 911 tak
pernah terjadi dan hanya ditambahkan begitu saja. Dengan kata lain, ada sekitar
297 tahun yang disebut sebagai “waktu hantu” atau “phantom time”. Seluruh
sejarah yang ada selama 300 tahun itu dianggapnya telah difabrikasi alias
dipalsukan. Pada masa itu di Eropa berkuasa Dinasti Carolingian yang dipimpin
seorang raja bernama Charlemagne menyatukan seluruh Eropa dalam sebuah kerajaan
bernama Holy Roman Empire. Namun sosok itu dianggap hanya rekaan Paus Sylvester
II saja untuk memalsukan sejarah. Pendapat ini diperkuat dengan jarangnya
bukti-bukti sejarah pada Zaman Kegelapan.
Jika teori ini benar, maka tahun 2021 ini
sesungguhnya bukan tahun 2021 yang sesungguhnya, melainkan baru tahun 1724.
Memang aneh ya teorinya?
Menurut teori ini, zaman Dark Age atau Masa Pertengahan Eropa tak pernah ada |
Heribert, pencetus teori ini semakin menegaskan pendapatnya
melalui bukunya tahun 1969 berjudul “Zeitensprünge” yang berarti “Leaps in
Time”. Buktinya menurutnya adalah arsitektur Romanesque pada abad ke-9 M di
Eropa Barat yang memiliki kemiripan dengan arsitektur ala Romawi kuno dari abad
pertama M, sehingga ia berkesimpulan bahwa dua masa tersebut jaraknya tidaklah terlalu
jauh.
Salah satu klaim yang dianggapnya membuktikan
teori tersebut adalah perpindahan dari kalender Julian menjadi Gregorian yang
terjadi pada abad ke-16 di Eropa. Pada kala itu Kalender Julian yang
diperkenalkan oleh Kaisar Julius Caesar sejak masa Romawi Kuno memiliki kesalahan,
dimana sistem kalender tersebut menganggap bahwa satu tahun terdiri atas 365
hari tepat. Padahal sesungguhnya, satu revolusi Bumi terhadap Matahari yang
sesungguhnya adalah sekitar 365,25 hari. Dengan kata lain, terdapat selisih
sekitar seperempat hari dalam setahun. Setelah beberapa abad, selisih yang
terlihat kecil itu kemudian menumpuk menjadi beberapa hari.
Untuk memperbaikinya, sebuah sistem kalender
baru yang disebut dengan Kalender Gregorian (sesuai dengan nama pencetusnya, yakni
Paus Gregorius XIII) mulai diperkenalkan pada tahun 1582. Kalender tersebut menyesuaikan
diri dengan menambahkan 11 hari untuk melunasi selisih hari-hari tersebut.
Dengan kata lain, ketika ditetapkan pada tanggal 4 Oktober 1582, maka hari berikutnya
bukan tanggal 5 Oktober, melainkan tanggal 15 Oktober 1582. Menurut Heribert,
jika 11 hari saja ditambahkan dalam sejarah dengan sedemikian mudahnya oleh
para penguasa, maka bukan mustahil tahun-pun bisa direkayasa.
Bukannya malah menggelitik nalar dan memukau perhatian
para sejarawan, teori ini justru banyak ditertawakan. Pasalnya, ada banyak
bukti yang menyebutkan bahwa tahun 614 sampai 911 benar-benar ada dan bukan sekedar
tahun yang diada-adakan saja. Bukti pertama adalah gerhana matahari yang
dicatat oleh para sejarawan selama kurun tahun yang dianggap “halu” tersebut. Beberapa sejarawan Eropa kuno seperti Pliny the Elder dan Photius menyebutkan bahwa terjadi gerhana matahari pada tahun-tahun tertentu. Klaim sejarah ini kemudian dicocokkan
dengan pergerakan matahari yang sudah diketahui oleh para astronom modern yang kemudian
membuktikan bahwa pada tahun tersebut memang terjadi gerhana matahari. Padahal,
sejarawan dan filsuf Eropa kuno pada masa itu belumlah mampu memprediksi kapan gerhana
matahari bisa terjadi (bahkan penyebab kenapa gerhana bisa terjadi saja belum
tahu).
Catatan tentang gerhana menjadi bukti yang menyangkal teori ini |
Tak hanya itu, astrolog di Dinasti Tang di Tiongkok
juga mencatat adanya 103 kali gerhana matahari selama kurun waktu 619 hingga
906 M. Ditambah lagi, para penduduk Eropa hingga Tiongkok mencatat rinci
penampakan komet Halley pada 374, 451, 607, 684, 837, hingga 912, sesuai dengan
prediksi para astronom saat ini. Tentu saja, bangsa kuno Eropa pada tahun 1000
M belumlah paham akan konsep komet Halley yang datang tiap 70-an tahun sekali
sehingga sukar bagi mereka untuk memalsukan catatan tersebut.
Bukti kedua berasal dari teknologi penanggalan
yang disebut dengan “dendrokronologi” yaitu menghitung lingkaran tahun pada
sebuah potongan kayu pohon. Dengan menghitung potongan tersebut kita bisa
menghitung tahun telah dilewati oleh pohon tersebut dan menentukan umurnya. Ada
banyak bukti bahwa pohon-pohon yang diteliti tersebut juga melewati tahun-tahun
tersebut
Bukti sejarah lain yang juga merupakan bukti tak
terbantahkan bahwa tahun 600 benar-benar ada dan tidak difabrikasi adalah
kelahiran Nabi Muhammad dan munculnya agama Islam di Timur Tengah pada abad
ke-7 M. Apabila tahun tersebut dipalsukan, maka tentu tidak akan ada yang
namanya Islam. Bukti lain juga berasal dari Dinasti Tang di Tiongkok kuno yang
memiliki catatan sejarah yang cukup jelas bahwa tahun-tahun tersebut memang
benar-benar ada dan bukan hanya karangan para raja Eropa.
Walaupun jelas terbukti sekedar hoax, namun itu
tidak berarti para penguasa nggak bisa memalsukan sejarah lho. Sudah ada bukti
kok bahwa sejarah bisa saja dimanipulasi, seperti istilah “sejarah dicatat oleh
pemenang” (dari Da Vinci Code sih taunya xixixixi). Contohnya di Indonesia ya
mungkin sejarah tragedi 1965 yang masihlah simpang siur.
TEORI THURSDAYISM:
APAKAH
DUNIA DICIPTAKAN HARI KAMIS KEMARIN?
Teori berikutnya yang juga akan membuat kita
mempertanyakan jati diri kita (ceileh) adalah Teori Omphalos atau yang lebih
dikenal dengan nama teori Thursdayism. Teori ini, tak seperti sebelum-sebelumnya
yang melibatkan para petinggi negara maupun para raja-raja kuno Eropa, justru
melibatkan sosok Tuhan sebagai Sang Pencipta. Teori tersebut berdasarkan sebuah
buku tahun 1857 yang berjudul “Omphalos” yang ditulis oleh Philip Henry Gosse, dimana
ia berargumen tentang keberadaan Tuhan Sang
Pencipta yang bertentangan dengan bukti-bukti geologis yang ditemukan kala itu.
Menurut ilmu geografi yang bisa memprediksi umur gunung-gunung dan jurang dengan
menggunakan lapisan-lapisan tanah (seperti menghitung umur pohon-pohon dengan menghitung
cincin-cincin pertumbuhan), bumi disimpulkan sudah tercipta sejak jutaan bahkan
milyaran tahun lalu. Hal itu berlawanan dengan Teori Penciptaan dari Alkitab yang
menyebutkan bahwa bumi hanya berumur beberapa ribu tahun,
Penganut kreasionisme (aliran yang percaya bahwa
bumi diciptakan oleh Tuhan, bukan hanya tercipta karena kebetulan saja) menentang
keras bukti-bukti yang diberikan para ilmuwan. Nah, teori Omphalos justru
berusaha mendamaikan teori kreasionisme dengan bukti-bukti yang ditemukan oleh
sains karena teori itu menyatakan pendapat bahwa Tuhan sengaja memalsukan
bukti-bukti mengenai usia Bumi, bahkan hingga alam semesta, untuk menipu manusia.
Ia memberi contoh ketika Adam dan Eva (nama Eropa bagi Siti Hawa) diciptakan,
mereka tidak diciptakan sejak bayi, melainkan langsung merupakan orang dewasa dengan
rambut dan kuku yang sudah tumbuh, bahkan memiliki pusar (walaupun masih ada
perdebatan sih apa benar Adam dan Hawa punya pusar, tapi menurut gue nggak
perlu dibahas di sini).
Nah, dari kata “pusar” ini (dalam bahasa Yunani
“omphalos”), muncullah nama teori ini.
Yang jelas, teori ini menyimpulkan bahwa setiap
manusia diciptakan dalam kondisi sudah utuh atau dewasa. Maka bagaimana jika
Tuhan menciptakan alam ini dalam kondisi yang sudah terbentuk, bukan dari awal?
Semisal jurang di Grand Canyon ini bukan terbentuk karena erosi air selama
jutaan tahun, melainkan sudah langsung diciptakan seperti ini. Pohon-pohon juga
langsung diciptakan dewasa di hutan, walaupun mereka membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk dapat tumbuh sesuai ukuran tersebut. Namun, untuk “membohongi”
manusia, Tuhan memberikan bukti-bukti “palsu” (yang kemudian diungkap oleh sains)
melalui lingkaran-lingkaran kayu atau
lapisan-lapisan tanah, serta bukti fosil yang seakan-akan menunjukkan
bahwa Bumi dan penghuninya berevolusi secara bertahap selama ribuan, jutaan,
bahkan miliaran tahun.
Apa benar alam semesta beserta isinya, termasuk manusia, hanya diiptakan beberapa menit atau bahkan beberapa detik lalu? |
Bukannya mendapat dukungan dari kaum religius,
justru pendapat ini mendapatkan tentangan yang sangat berat. Pasalnya para
teolog merasa bahwa teori tersebut yang menghina Tuhan dengan mengatakan bahwa
Tuhan adalah seorang pembohong dengan memberikan bukti-bukti palsu tersebut.
Untuk apa Tuhan menipu manusia? Namun pencetus teori Omphalos kemudian membalik
pendapat dengan mengatakan bahwa dengan kebohongan untuk bertujuan mengetahui
kesetiaan dan kepercayaan manusia. Apakah dengan bukti-bukti itu manusia tidak lagi
mempercayai peristiwa penciptaan yang terkisah dalam kitab suci ataukah justru
tetap setia dan beriman kepada Tuhan?
Teori “Omphalos” ini juga disebut sebagai Thursdayism
(dari kata “Thursday” yang berarti Kamis). Nah nama ini hanya berdasarkan sebuah
lelucon bahwa bumi ini mungkin saja diciptakan hari Kamis kemarin, namun Tuhan
kemudian memberikan bukti-bukti palsu yang menunjukkan bahwa bumi diciptakan
selama miliaran tahun yang lalu. Menurut teori ini juga, Tuhan menanamkan memori
palsu kepada kita sehingga kita memiliki ingatan tumbuh besar hingga sekarang
berusia dewasa (jika kalian udah dewasa sih), padahal kita mungkin baru
diciptakan beberapa hari yang lalu. Teori ini, hampir sama seperti “Phantom
Time Hypothesis” juga mengisyaratkan bahwa Tuhan juga memalsukan sejarah
sehingga kita merasa seolah-olah sejarah tersebut pernah terjadi.
Versi lain dari teori ini yang semakin radikal
dicetuskan oleh seorang filsuf bernama Bertrand Russell yang menyatakan
hipotesis bahwa alam semesta, bumi, dan manusia diciptakan Tuhan 5 menit yang
lalu dari ketiadaan. Namun ingatan manusia sudah dipalsukan oleh Tuhan sehingga
kita menganggap bahwa kita telah hidup selama bertahun-tahun. Namun teori “5
Menit” ini hanyalah bentuk skeptisisme kok untuk memicu dialog antara mereka
yang pro maupun kontra.
Yang jelas teori ini membuat kita mempertanyakan
ingatan kita. Apakah kita bisa mempercayai ingatan kita ataukah semua kenangan itu
hanyalah fabrikasi semata?
SUMBER: WIKIPEDIA (Serge Monast), WIKIPEDIA (Omphalos Hypothesis), WIKIPEDIA (Phantom Time Hypothesis)
Keren artikelnya, Bang.
ReplyDeleteTapi mau gimanapun juga, Dark Age itu enak buat dijadiin latar waktu kisah-kisah Fantasi :D
* Meski sekarang udah overused.
Kalau dalam kita suci Agama Islam sih, Allah memang mampu menciptakan segalanya secara Instant, tapi ia berkehendak untuk membuat terciptanya sesuatu dimulai dengan proses, sehingga makhluknya (terutama yang memiliki kecerdasan) bisa mempelajari ciptaan-ciptaannya.
ReplyDeleteKarena jika sesuatu tercipta secara Instant dan tanpa proses, akan sangat mustahil untuk menemukan awal mulanya apalagi untuk dipelajari.
Kok lucu ya 😂😂😂
ReplyDeleteYang terakhir meledakan otakku. Mungkin itulah kenapa aku merasa baru kemarin nemu blog ini, padahal udah lama baca-baca blog ini. XD
ReplyDelete(gua langsung scroll buat kebawah gegara gk tahan buat komen)
ReplyDeleteItu yang pertama~ jadi keinget kalau perusahaan SpaceX (CMIIW) nawarin buat ngiklan dilangit gt, dan gimana kalau itu tuh uji coba buat ntar simulasi kedatangan Al-Masih /heh
Emang tuh org lebih mirip supervillain 😂
DeleteNgiklan di langit berapa tarif nya ya, pasti lebih mahal dari pasang iklan di serial ikatan cinta
DeleteKeren emang teori konspirasi gak ada habisnya
ReplyDeletegw yg baca teori ketiga di hari jum'at
ReplyDelete"Hmm apakah kebetulan?"
Yg pertama jadi inget ama Spiderman far from home yang villainnya pake semacam hologram... Yg ketiga, jadi apakah baca2 artikel di blognya bang Dave sejak berapa tahun yg lalu juga baru ditanamkan Kamis kemaren? Aya2 wae
ReplyDeleteBtw bangdep, abad ke 33 M kayaknya typo dr tahun 33 M xixixi
ReplyDeleteBtw mengenai teori omphalos kayaknya bisa bikin kita mikir enel ugha, secara bisjad pas penciptaan grand canyon emang udah gitu bentuknya, bisjad juga pas awal bumi diciptakan, diciptakan juga berserta pohon2nya yg udah menjulang, g pake proses bigbang2an yg kalo di Nat geo awalnya bumi adalah gumpalan padat yg berproses hhhmm Wallahu alam, hanya Tuhan yg tau, secara ngapain ribet2 pake proses didinginkan dipanaskan, cukup berfirman "tercipta" maka apa yg diinginkan akan "tercipta"
ReplyDeleteBuset berat ini gaes berat