Jika sudah bosan dengan destinasi wisata yang ada di Bumi, bolehlah kita melirik luar angkasa. Space tourism merupakan bisnis yang mulai dirintis secara serius. Secara teoritis, bukanlah mustahil untuk mengirimkan wisatawan ke luar angkasa, bahkan hal tersebut pernah dilakukan (walau terbatas di orbit Bumi saja). Jika teknologi kita kian maju, ada banyak lokasi2 destinasi wisata yang wajib dieksplorasi manusia di planet2 lain. Berikut ini 12 objek wisata dengan panorama paling mencengangkan di tata surya kita.
1. Artemis Corona
Mari kita mulai perjalanan kita mulai dari yang terdekat dengan Matahari. Venus mungkin planet yang paling tak bersahabat dengan manusia, bahkan sering disebut sebagai “kembaran jahat”-nya Bumi. Dengan tekanan atmosfer 90 kali permukaan Bumi dan suhu mencapai 450 derajat celcius, bahkan robot (space probe) yang diturunkan ke Venus takkan bertahan lebih dari satu jam, apalagi manusia. Namun jika teknologi masa depan sudah memungkinkan paket wisata di Venus, kita bisa mengunjungi wilayah Artemis Corona ini.
Keunikan Venus ialah permukaan struktur geologisnya dinamai sesuai nama2 dewi dari mitologi dunia, seperti Aphrodite (Yunani), Lakhsmi (India), Ishtar (Mesopotamia), hingga Dewi Ratih (Indonesia). Artemis Corona sendiri merupakan sebuah kawah raksasa berdiameter 2.600 km. Uniknya, kawah ini ternyata bukan disebabkan hantaman meteor (karena atmosfer Venus yang lebih tebal dari Bumi akan melindungi planet ini dari tumbukan benda langit), melainkan akibat aktivitas tektonik planet itu sendiri. Well, kita sudah sering berwisata ke kawah dengan mengunjungi Gunung Bromo, Kawah Ijen, Kawah Putih, Tangkuban Perahu, dan lain-lain. Kenapa tidak melakukannya di Venus?
Oya, tapi ingat ....
Eeeeeeeng ….
2. Sea of Tranquility
Pengen berwisata sejarah di tata surya? Kenapa nggak berkunjung ke Sea of Tranquility yang berada di Bulan, sebab ini adalah lokasi historis dimana manusia pertama kali menginjakkan kakinya di luar planet kita. Yap, pada 20 Juli 1969, di sinilah tempat dimana pesawat Apollo 11 mendarat di Bulan. Di sini terdapat berbagai relik peninggalan sejarah, seperti modul robot Eagle yang ditinggalkan teronggok di sini sebagai monumen, hingga jejak kaki Neil Armstrong yang masih membekas di sana. Jejak kaki ini akan masih bertahan selama jutaan tahun mendatang karena ketiadaan atmosfer dan udara di Bulan menyebabkan mustahil untuk ter-erosi.
Oya omong2 soal Bulan, berbagai wilayah di satelit Bumi ini memiliki nama2 indah. Sea of Tranquility sendiri berarti “Samudra Keheningan”. Nama2 lain tak kalah puitis seperti Lacus Somniorum (Lake of Dreams atau “Telaga Mimpi”), Sinus Iridium (Bay of Rainbow atau “Teluk Pelangi”), Oceanus Procellarum (Ocean of Storm atau “Lautan Badai”), hingga Sinus Amoris (Bay of Love atau “Teluk Asmara”). Sea of Tranquility sendiri bukanlah laut yang sebenarnya. Mare (tunggal, jamak: maria) atau “laut” dalam istilah geologis bulan artinya cekungan yang memiliki kedalaman lebih rendah daripada dataran di sekitarnya sehingga tampak lebih gelap apabila dilihat dari Bumi.
3. Aurora
Kita kembali lagi ke Bumi untuk menyaksikan salah satu fenomena alam paling menakjubkan di planet biru ini, yakni aurora. Gue memasukkannya ke list ini karena aurora terjadi akibat pengaruh Matahari sebagai pusat tata surya. Adanya angin matahari yang membawa berbagai partikel akan bertubrukan dengan medan magnet yang melindungi Bumi sehingga membentuk tirai2 cahaya yang penuh warna ini. Adanya aurora membuktikan bahwa selama ini manusia hidup di “dalam” Matahari. Lho kok bisa? Ternyata atmosfer Matahari menjangkau jutaan kilometer hingga mencapai Jupiter (buktinya terdapat aurora pula di kutub Jupiter) yang membuktikan bahwa selama ini kita hidup di dalam atmosfer Matahari.
4. Olympus Mons, Valles Marineris, dan Cydonia
Mars memang selalu menjadi objek langit yang memukau imajinasi kita. Sudah menjadi impian dan ambisi manusia untuk mengunjungi planet merah ini. And for good reason. Paling tidak ada 3 lokasi mencengangkan yang bisa kunjungi di sana.
Kita awali jalan-jalan kita di Mars dengan salah satu struktur paling menakjubkan di tata surya ini. Olympus Mons atau Gunung Olympus merupakan gunung tertinggi di tata surya. Tingginya mencapai 25 km, hampir tiga kali tinggi gunung terjangkung di dunia, yakni Mount Everest. Lebarnya sekitar 600 km, hampir sama luasnya dengan negara Prancis. Yang lebih mengejutkan, gunung ini merupakan gunung berapi! Wah, bayangkan ya dahsyatnya letusannya jika saja gunung raksasa ini berada di Bumi?
Lokasi kedua wisata kita adalah Valles Marineris yang merupakan kumpulan lembah dan jurang menyerupai Grand Canyon di Amerika. Namun apabila dibandingkan dengan Valles Marineris ini, Grand Canyon akan tampak seperti selokan mungil. Grand Canyon yang majestic itu “hanya” berukuran panjang 200 km dengan kedalaman 2-5 km. Namun Valles Marineris memiliki panjang 4.000 km dengan kedalaman 9 km!
Saking besarnya sistem lembah dan ngarai ini hingga terlihat bagai “scar” atau bekas luka di permukaan Mars!
Salah satu bagian paling menarik di Valles Marineris ini adalah adanya bagian yang berliku-liku menyerupai labirin di bagian baratnya yang disebut sebagai Noctis Labyrinthus atau “Labirin Malam”.
Dan lokasi terakhir yang wajib dikunjungi di Mars adalah tempat yang menghebohkan sekaligus memicu teori konspirasi bahwa ada kehidupan di Mars, yakni Cydonia. Cydonia sejak lama diyakini sebagai reruntuhan kota di Mars. Di Cydonia kita dapat melihat berbagai objek menarik seperti “Wajah dari Mars” dan batuan2 menyerupai piramida bersegi lima. Apakah struktur2 itu terbentuk secara alami ataukah peninggalan peradaban yang lebih maju? Satu2nya cara untuk mengetahuinya mungkin dengan mengunjunginya secara langsung.
5. Great Red Spot
Jika kita selamat setelah melintasi sabuk asteroid, maka setelah mengunjungi Mars, kita akan sampai di Jupiter. Raja planet ini memiliki fitur unik yang disebut Great Red Spot, berupa bercak oval berwarna merah di permukaannya. Noda ini sebenarnya adalah badai yang berlangsung terus-menerus dan tak pernah berhenti sejak ditemukan para astronom 400 tahun lalu. Di Bumi sendiri, badai di atmosfer memang akan membentuk pola spiral seperti ini, tak jauh berbeda dengan yang ada di Jupiter.
Namun kenyataan bahwa badai ini berlangsung selama ratusan (bahkan mungkin jutaan) tahun dan ukurannya lebih besar ketimbang Bumi (lihat perbandingannya di bawah) tetap saja membuat ngeri. Belum lagi kecepatan anginnya mencapai 400 km per jam, lebih cepat ketimbang kereta peluru Shinkansen! Namun hingga kini, mengapa noda badai ini berwarna merah tetap tak diketahui penyebabnya.
Omong2 soal planet terbesar di tata surya kita ini, tahukah kalian bahwa Jupiter ini diam2 ternyata melindungi kehidupan yang ada di Bumi? Ukuran Jupiter yang raksasa membuatnya memiliki gaya gravitasi yang teramat dahsyat dan menarik benda2 langit seperti meteor hingga asteroid ke orbitnya. Jika saja itu tidak terjadi, maka bukanlah tidak mungkin benda2 langit tersebut akan menyasar ke Bumi gara2 tertarik gaya gravitasi Matahari. Jika tak ada Jupiter yang melindungi kita, mungkin kehidupan di Bumi sudah lama punah akibat hantaman meteor2 tersebut.
6. Loki Patera
Gunung berapi selalu menjadi lokasi yang menarik untuk dieksplorasi, apalagi jika seekstrim Loki Patera. Struktur yang dinamai sesuai nama dewa dalam mitologi Norse (Viking) ini sebenarnya adalah danau lava terbesar di tata surya yang terletak di Io, salah satu bulan yang mengitari Jupiter. Io dikenal sebagai bulan dengan aktivitas vulkanik ganas. Sama seperti kawah gunung berapi di Bumi, Loki Patera juga menghasilkan sulfur yang baunya seperti .... yah, tau sendiri lah.
7. Lautan Europa dan Conamara Chaos
Snorkeling di Bali atau Hawaii udah kunoooo. Siap2 scuba diving di bulan Jupiter ini guys, soalnya menurut teori ilmuwan NASA, Europa menyimpan lautan luas dengan volume air yang bahkan jauh melebihi volume lautan di Bumi! Namun sayangnya, untuk mencapai lautan tersebut kita harus menembus puluhan kilometer lapisan es sekeras granit yang membentengi permukaan bulan tersebut. Namun jika kita bisa mencapai lautan di bawah permukaan Europa, jangan heran jika kita menemukan kehidupan yang eksotik di sana.
Daaaaaaan sambil menunggu robot pengebor selesai membuka jalan menembus permukaan es Europa, mengapa tak habiskan waktu berjalan2 menikmati pemandangan di Conamara Chaos? “Chaos” adalah sebutan bagi region di permukaan planet atau bulan yang kacau dan tak beraturan. Adanya chaos di permukaan Europa ini unik, karena membuktikan adanya gerakan lautan di bawah permukaannya. Dan bentuknya menyerupai sayap burung ya ... seperti sayap Annunaki (teori Ancient Aliens lagi) dan sekilas mirip juga lukisan2 Nazca Lines.
8. Cincin Saturnus dan Awan Hexagon
Akhirnya kita sampai juga di struktur paling mencengangkan sekaligus paling dikenal di tata surya, yakni Saturnus dan cincin2nya. Cincin Saturnus tak diragukan lagi merupakan objek terindah di tata surya kita. Diamaternya mencapai 270 ribu km, namun ternyata sangat tipis dengan ketebalan tak lebih dari 100 m. Cincin ini terdiri atas batuan dan partikel es, mulai dari sebesar butiran gula pasir hingga sebesar rumah. Di antara cincin2 ini terdapat “gap” atau sela yang terjadi karena ada bulan yang mengorbit di dalamnya, sehingga menyapu partikel2 cincin tersebut.
Yang mengejutkan, pada 2009, ilmuwan NASA menemukan bahwa Saturnus memiliki cincin luar yang jauh lebih lebar lagi, melingkar mulai dari 6 juta km dari planet tersebut dan berakhir hingga 12 juta km di tepi luarnya. Cincin ini sangat tipis hingga hanya bisa dilihat dengan sensor infra merah. Pheobe, salah satu bulan Saturnus yang mengorbit paling jauh, diduga bertanggung jawab atas terbentuknya cincin ini.
Namun keberadaan cincin “kedua” Saturnus ini bukanlah satu2nya hal menakjubkan yang baru ditemukan dari planet yang dinamai sesuai ayah Zeus ini. Misi pesawat Voyager pada 1980-an menemukan struktur berupa awan berbentuk hexagon (segi enam) di kutub utara Saturnus.
Tiap sisi hexagon ini mencapai 13.800 km, melebihi diameter Bumi. Uniknya lagi, seperti awan pada umumnya, pola hexagon ini bergerak bahkan berputar dengan membutuhkan 10,5 jam untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Mengapa awan ini berbentuk segienam masih menjadi misteri (ada hubungannya dengan konspirasi Yahudi mungkin, soalnya hexagon akan membentuk Bintang Daud?).
9. Great Wall of Iapetus
Bulan Saturnus ini memang memiliki bentuk yang unik menyerupai kacang walnut, yakni memiliki pegunungan menyerupai dinding di sepanjang ekuatornya. Masih menjadi misteri apa yang menyebabkan Iapetus memiliki bentuk aneh seperti ini. Dan uniknya, dinding pemisah ini berukuran raksasa, yakni setinggi 20 km! Mount Everest yang menjadi puncak tertinggi di dunia kita saja hanya 9 km tingginya, dan juga Mount Everest tidak mengelilingi khatulistiwa kita! Dinding ini sangat masif apabila dibandingkan dengan ukuran Iapetus yang hanya seper-sembilan ukuran Bumi. Gue membayangkannya seperti “The Wall” yang ada di serial Game of Thrones.
10. Kraken Mare
Titan seperti pernah gue jelaskan di postingan tentang bulan2 yang kemungkinan mengandung kehidupan, memiliki danau dan lautan, bahkan hujan seperti di Bumi. Namun bukan air yang mengisi lautan di salah satu bulan Saturnus ini, melainkan metana cair. Kraken Mare (diterjemahkan menjadi “Lautan Monster”) merupakan lautan terbesar di Titan yang ditemukan oleh pesawat Cassini pada 2007 dengan luas 400.000 km2, lebih besar dari Laut Caspia, danau terbesar di Bumi. Lautan ini terletak di wilayah kutub utara dan bahkan memiliki sebuah pulau di tengahnya yang diberi nama Mayda Insula. Seperti ini mungkin ya panorama di sana.
11. Verona Rupes
Bagi kalian pecinta olahraga pemacu adrenalin semacam terjun bebas, silakan langsung naiki pesawat luar angkasa kalian menuju ke Miranda, salah satu bulan planet Uranus. Apa keistimewaan benda langit ini? Well, di Miranda terdapat tebing yang memegang rekor sebagai yang tertinggi di tata surya kita, yakni Verone Rupes. Jika kalian terjun dari Grand Canyon, kalian akan terjun bebas dari ketinggian 2 km. Jika kalian terjun dari Mount Everest, kalian bakal jatuh dari ketinggian 9 km. Namun jika kalian terjun dari tebing Verona Rupes ini, kalian bakal jatuh bebas dari ketinggian 20 km! Sebagai perbandingan, terjun payung hanya memakan waktu 90 detik ketika kamu melompat dari pesawat dan mendarat di tanah (itu melompat dari LANGIT lho guys). Namun jika kalian punya nyali meluncur dari puncak Verona Rupes, kalian bakal membutuhkan waktu 12 MENIT untuk sampai ke dasarnya. Wow!
Sedikit trivia untuk kalian. Jika sebagian besar bulan di tata surya kita dinamai sesuai nama2 dalam mitologi Yunani, maka bulan2 Uranus sangatlah unik sebab dinamai sesuai nama tokoh2 dalam karya Shakespeare. Verona sendiri merupakan nama kota indah yang menjadi setting kisah cinta abadi antara Romeo dan Juliet.
12. Pluto
Dan ini dia pamungkas perjalanan wisata kita, yakni mengunjungi “mantan” planet yakni Pluto. Duh kebanyakan dari kita pasti gagal move on ya gara2 semenjak kecil kita udah diajari kalo Pluto itu termasuk planet. Jadi ketika Pluto akhirnya diturunkan derajatnya menjadi dwarf planet atau “planet katai”, gue masih nggak terima. Namun apa boleh buat, salahnya Pluto sih sering “tidak setia” dengan orbitnya sehingga kadang kala berjarak lebih dekat ketimbang Neptunus dari Matahari sehingga akhirnya disingkirkan dari jajaran planet (syarat sebuah planet adalah memiliki orbit yang tidak melintasi orbit planet lain).
Uniknya di Pluto juga turun salju lho. Ketika mendekati Matahari, kandungan nitrogen di permukaannya akan menguap dan membentuk semacam awan. Ketika menjauh dari Matahari, awan tersebut akan mendingin dan turun menjadi salju. Pluto di benak kalian mungkin terbayang seperti “winter wonderland” bak Narnia. Namun ingat, suhu Pluto terlalu mengigil untuk membuka resort ski, yakni mencapai – 230 derajat celcius.
Panorama di Pluto pastilah seperti melihat batas tata surya kita. Hanya ada kegelapan, keheningan, dan mungkin kedamaian. Jika sudah sampai sejauh Pluto, jangan lupa untuk mengamati salah satu planet katai lain yang mengorbit di luar Pluto, yakni Haumea yang memiliki bentuk oval yang aneh.
Namun yah .... para wisatawan harus sabar saja sebab untuk mengunjungi Pluto, kita harus menempuh perjalanan selama 11 tahun. Hmmmm ....
BONUS:
Blood Moon
Sebagai bonus, gue berikan salah satu pemandangan yang indah sekaligus menakutkan yang ternyata tak usah jauh2, bisa dilihat dari planet kita tercinta, Bumi. Gerhana darah seperti ini terjadi baru2 saja di bulan April 2015. Gerhana Bulan seperti kita tahu terjadi ketika Bulan pas berada pada bayangan Bumi. Atmosfer Bumi kemudian menyaring cahaya yang terpantul dari Bulan sehingga tampak berwarna merah. Walaupun bisa dijelaskan secara ilmiah, tapi tetap seram juga ya?
Bagaimana guys? Tertarik mengunjungi tempat2 mengagumkan di tata surya kita tersebut? Yang pasti, melihat (atau at least mendapat informasi) keekstriman kondisi di planet2 dan bulan di list di atas membuat kita sadar, tak ada tempat seenak dan senyaman di Bumi. Ya nggak?
halo...
ReplyDeletesaya pembaca baru disini
sumpah...setelah melihat ini.Aku benar-benar takjub ternyata alam semesta mempunyai beberapa keajaiban yang berada diluar pemahaman manusia
"Evan"
Hihi aku inget bgt pas liat blood moon lagi bosen2nya/? Di atas motor, tbtb liatin langit, refleks aja gitu blg "ih wow, bulannya kok serem ya?" taunya itu bulan langka untung sempet liat :v
ReplyDeleteTata surya itu sangat menarik ya gan..?
ReplyDelete