Artikel yang bakal kalian baca ini mungkin agak kontroversial, sebab mengangkat tema kekerasan antar-agama yang mungkin masih dianggap tabu, apalagi jika agama kalian yang terlibat. Namun bukan rahasia lagi (gue sendiri juga aware terhadap penyelewengan Paus pada abad pertengahan dan Renaissance yang menyalahi ajaran agama Katolik sendiri) bahwa konflik antar-agama sudah terjadi selama ribuan tahun. Fanatisme terhadap agama kadangkala membutakan mata pengikutnya sehingga melupakan inti ajaran agama itu sendiri, yakni menciptakan kedamaian.
Di sini (karena gue sendiri adalah pecinta arsitektur) akan gue bahas berbagai konflik yang menelan korban berupa warisan sejarah yang tak ternilai harganya, yakni bangunan2 tempat ibadah. Yang menurut gue nggak masuk akal, kenapa jika salah penganut agamanya yang berbuat salah, maka bangunan tempat ibadah mereka juga harus dihancurkan dan saudara2nya yang mungkin tak tahu-menahu tentang msalah tersebut juga harus dijadikan korban.
Well, gue harap berbagai intrik antar-agama yang gue bahas di sini bakal membuat kita belajar untuk tidak mengulang tragedi yang sama. Berikut ini 10 tempat ibadah yang menjadi korban konflik antar-agama.
1. Masjid Agung Aleppo (Aleppo, Suriah)
Masjid yang dibangun sejak abad ke-8 ini tak hanya bersejarah, namun juga suci sebab menyimpan jasad Zakharia, ayah dari Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) yang dihormati baik dalam agama Islam maupun Kristen. Namun sayangnya masjid ini menjadi korban Perang Saudara pada April 2013 yang menyebabkan menaranya yang berusia 925 tahun runtuh terkena serangan bom. Namun tak hanya masjid ini saja yang mendapat ancaman di Timur Tengah. Banyak tempat ibadah seperti gereja dan masjid Syi’ah juga terancam dihancurkan oleh ISIS di berbagai lokasi di Irak dan Suriah; suatu tindakan yang patut dikutuk sebab mereka secara tak bertanggung jawab mencomot nama “Islam” yang seharusnya menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi.
2. Masjid Babri (Ayodhya, India)
Masjid ini memiliki sejarah panjang yang disertai konflik yang tragisnya berakar dari kecurigaan tak beralasan. Masjid ini didirikan pada 1527 oleh Babur, kaisar Dinasti Mughal yang pertama (keturunannya kelak akan membangun Taj Mahal). Yang kontroversial, tempat didirikannya masjid ini sendiri dianggap sangat suci oleh umat Hindu sebab dipercaya sebagai tempat lahirnya Sri Rama. Bahkan konon masjid ini dibangun setelah menghancurkan kuil Hindu yang terlebih dahulu berdiri di sini. Masjid Babri sendiri terletak di negara bagian Uttar Pradesh yang memiliki 31 juta penduduk Muslim.
Umat Hindu setempat berniat untuk mengembalikan lokasi ini sebagai tempat ibadah mereka. Hingga pada tahun 1992, terjadi demonstrasi dari 150 ribu orang yang berujung pada aksi penghancuran masjid ini, walaupun Mahkamah Agung India sudah berusaha melindungi masjid tersebut. Dan yang lebih menyakitkan, peristiwa penghancuran masjid ini menyulut kerusuhan bernada sentimen anti-agama di Mumbai dan Delhi yang menyebabkan 2.000 orang yang tak ada kaitannya dengan peristiwa ini terbunuh.
Dari segi sejarahnya, masjid ini tentunya tak ternilai harganya. Gaya arsitekturnya amat unik dan sangat canggih melampaui zamannya. Bangunan ini memiliki rancangan yang sangat unik dalam hal akustik, sehingga para ulamanya tak memerlukan pengeras suara dalam berkotbah. Suara bisikan konon bisa terdengar jelas hingga jarak 60 meter karena desain dindingnya dan juga bahannya berupa batu pasir berfungsi sebagai resonator. Masjid ini juga memiliki sistem pendingin udara alami sekaligus mengatur cahaya matahari yang masuk. Mungkin masjid secanggih ini hanya satu-satunya saja di dunia.
3. Gereja Kelahiran (Betlehem, Palestina)
Gereja ini merupakan salah satu tempat tersuci bagi umat Kristen, mungkin bisa dianggap setara dengan Mekah bagi umat Islam. Gereja ini dibangun pada tahun 327 M, oleh Kaisar Romawi Konstantin dan ibunya, Helena di atas lokasi yang dipercaya sebagai tempat lahirnya Yesus Kristus. Pada April 2002, para Peristiwa Infitada Kedua (perlawanan Palestina terhadap Israel), gereja ini mendapat sorotan dunia setelah 50 prajurit bersenjata Palestina yang tengah dikejar pasukan Israel bersembunyi di dalamnya, menyandera sekitar 200 biarawan dan beberapa penduduk Betlehem. Yang mengejutkan, beberapa biarawan di dalam gereja ini justru memutuskan tetap berada di dalam untuk melindungi para militan Palestina.
Tak jelas siapa yang benar atau siapa yang salah di sini karena berita simpang siur dari kedua pihak, namun pertempuran antara Palestina dan Israel di tempat ini jelas merusak kesucian gereja ini, bahkan merusak beberapa bagian gereja yang sudah berumur hampir 9 abad. Setelah siaga selama 39 hari, dicapai kesepakatan untuk mengevakuasi para prajurit Palestina tersebut ke Gaza, Spanyol, dan Italia.
Pada 2012, kompleks gereja ini akhirnya ditahbiskan oleh UNESCO menjadi Situs Warisan Dunia pertama milik Palestina, walaupun mendapat tentangan keras dari Amerika Serikat dan Israel.
4. Patung Buddha Bamiyan (Afghanistan)
Peristiwa ini membuktikan bahwa tindakan intoleran terhadap agama lain dapat berujung pada tak hanya permusuhan, namun juga malapetaka berkepanjangan. Patung Buddha Bamiyan merupakan patung Buddha raksasa yang dibangun pada abad ke-6 M. Keunikan patung Buddha ini adalah pembuatannya dilakukan dengan mengukir gunung secara langsung.
Di zaman modern ini, penganut Buddha di Afghanistan bisa dibilang sudah benar2 lenyap, sehingga Taliban, yang memandangnya sebagai suatu bentuk berhala, akhirnya menghancurkannya dengan peledak pada Maret 2001. Tindakan ini tentu mendapat tentangan dari dunia internasional, tak hanya dari negara yang mayoritas beragama Buddha saja. Sebab selain tak mencerminkan toleransi antarumat beragama, tindakan keji ini juga merusak peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya.
Perbuatan ini juga mengundang sebuah konsekuensi yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya, yakni aksi diskriminasi dan kebencian penduduk Buddha di Myanmar terhadap kaum Muslim minoritas Rohingnya di negaranya.
5. Kuil Somnath (Gujarat, India)
Lagi-lagi tempat ibadah ini menjadi bukti perselisihan yang sudah berlangsung berabad-abad antara penganut Hindu dan Islam di India. Kuil Somnath merupakan kuil yang didedikasikan untuk Dewa Siwa dan dianggap sebagai salah satu kuil tersuci di India, sebab dibangun di atas dimana Dewa Khrisna, mengakhiri hidupnya di dunia dan dipercaya naik ke surga. Selama ratusan tahun, berkali-kali kuil ini dihancurkan oleh para penyerang Muslim yang berusaha menguasai India, untuk kemudian dibangun kembali oleh para raja Hindu. Hal ini terjadi terus-menerus hingga terakhir, kuil ini dibangun kembali pada 1947, tak lama setelah kemerdekaan India.
Permusuhan dan rasa saling curiga antara penganut Muslim dan Hindu pernah surut kala mereka bersatu di bawah Mahatma Gandhi untuk memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintah kolonial Inggris. Mahatma Gandhi memang terkenal netral dan toleran terhadap semua agama, bahkan terhadap agama Kristen sekalipun yang dibawa oleh penjajah Eropa. Namun sepeninggal Gandhi, pertikaian kembali terjadi dan menyebabkan negara tersebut terpecah menjadi India (mayoritas Hindu) dan Pakistan (mayoritas Muslim).
6. Glastonbury Abbey (Somerset, UK)
Gereja yang dibangun pada 712 M ini dipercaya sebagai maka Raja Arthur yang legendaris. Bahkan kesucian gereja ini bisa ditarik sejak abad pertama Masehi dimana Joseph dari Arimathea (santo yang menguburkan jenazah Yesus) pernah datang ke lokasi ini untuk menyebarkan Kekristenan. Sayangnya, gereja bergaya gotik yang megah ini akhirnya dihancurkan pada 1539 karena pertikaian di dalam tubuh umat Kristen sendiri.
Raja Henry VIII, penguasa Inggris kala itu meminta izin kepada Paus Roma untuk menceraikan istrinya dan menikahi kekasih gelapnya, Anne Boleyn. Karena perceraian tak diizinkan dalam agama Katolik, maka tentu saja Paus tak memperbolehkan hal tersebut. Ini menimbulkan kemarahan Raja Henry VIII yang kemudian menghancurkan banyak gereja di seluruh Inggris bahkan menyiksa para pemuka agamanya, termasuk Richard Whiting, seorang biarawan yang dihukum gantung. Peristiwa ini juga memicu pemisahan gereja Anglikan (Inggris) dari Katolik Roma. Bukan pertama kali ini saja perselisihan berdarah terjadi di dalam tubuh agama Kristen. Pemisahan antara Katolik dan Protestan juga diikuti perang yang membawa banyak korban.
7. Borobudur (Magelang, Indonesia)
Mungkin tak banyak dari kalian yang ingat bahwa candi kebanggaan bangsa kita ini pernah menjadi korban kekerasan SARA. Pada 21 Januari 1985, teroris di bawah pimpinan Husein Ali Al Habsyie meledakkan bagian Arupadhatu candi Buddha ini hingga merusak sembilan stupa. Peristiwa itu merupakan balasan atas Peristiwa Tanjung Priok pada 1984. Kekerasan itu dipicu atas seorang sersan Katolik yang masuk ke dalam masjid tanpa melepas alas kaki untuk mencopot berbagai selebaran anti-pemerintahan Suharto yang dipasang di sana. Hal itu dibalas dengan kotbah seorang imam bernama Abdul Qodir Jaelani yang menentang Pancasila sebagai dasar negara.
Segera, protes diikuti 1.500 orang segera menyerbu pusat komando milter di Jakarta Utara. Dimana dalam perjalanannya, mereka membakar sebuah toko farmasi milik seorang keturunan Tionghoa bernama Tan Kioe Liem (yang tragisnya sebenarnya seorang Muslim), membunuh 9 anggota keluarganya. Aksi kekerasan ini dibalas dengan tembakan oleh pihak tentara yang menewaskan 24 demonstran (dalam laporan resmi pemerintah), walau banyak yang melaporkan jumlah korban sebenarnya mencapai ratusan. Yang jelas, tragedi ini, seperti banyak pelanggaran HAM pada masa Orde Baru, hingga kini belumlah terselesaikan.
8. 16th Street Baptist Church (Birmingham, AS)
16th Street Baptist Church adalah sebuah gereja kulit hitam di kota Birmingham, negara bagian Alabama. Pada 15 September 1963, gereja ini menjadi aksi sasaran anggota teroris Ku Klux Klan, sebuah organisasi supremasi kulit putih yang dikenal sangat rasis terhadap kaum minoritas, terutama kulit hitam. Mereka menempelkan 15 batang dinamit pada tangga depan gereja yang ketika meledak, menewaskan 4 gadis cilik tak berdosa berumur antara 11-14 tahun serta melukai 22 orang lain.
Peristiwa ini langsung dikutuk oleh pejuang hak asasi manusia Dr. Martin Luther King, Jr. dan kemudian ditanggapi oleh presiden AS saat itu, Lyndon Johnson (pengganti John F. Kennedy yang saat baru saja ditembak mati) dengan mensahkan UU Civil Rights Movement dan Civil Rights Act yang lebih menjamin hak-hak kaum minoritas. Namun sepertinya kebencian rasialis terhadap kaum minoritas masih saja bergejolak di Amerika Serikat, dibuktikan dengan tragedi penembakan di sebuah gereja kulit hitam di Charleston baru-baru ini.
9. Templo Mayor (Mexico City, Mexico)
Tragedi pembantaian bermotifkan kebencian antaragama juga sudah terjadi ratusan tahun lalu, namun mungkin inilah yang paling unik. Pada 20 Mei 1520, para conquistador (penakluk dari Spanyol) yang baru saja tiba di benua baru Amerika, membantai ribuan penduduk Aztec yang tengah merayakan festival keagamaan mereka. Tindakan ini bertujuan untuk memusnahkan agama Aztec, sedangkan untuk piramida tempat ibadah mereka kemudian dibongkar untuk membangun kateedral baru.
Peristiwa itu terjadi di Templo Mayor, sebuah piramida raksasa di ibu kota kerajaan Aztec, Tenochtitlan (sekarang dinamakan Mexico City), ketika para penduduknya tengah merayakan festival Toxcatl, sebuah perayaan untuk menghormati salah satu dewa mereka yang bernama Tezcatlipoca. Para prajurit Spanyol di bawah pimpinan Hernan Cortes tanpa peringatan langsung membantai ribuan warga Aztec dengan dalih mereka tengah mengadakan upacara pengorbanan manusia. Walaupun ajaran agama keduanya bertentangan, namun tetap saja itu bukan alasan untuk membunuh ribuan warga yang tak bersenjata, bahkan termasuk wanita dan anak-anak.
10. Pemberontakan Boxer (Tiongkok)
Salah satu peristiwa paling bersejarah ini gue masukkan sebagai konflik agama terbesar dalam sejarah, walaupun tujuan awalnya sebenarnya untuk memerdekakan tanah Tiongkok dari pengaruh asing. Pendudukan Barat pada masa Dinasti Qing menyebabkan banyak penderitaan bagi bangsa Tionghoa. Pada saat itu, daratan Tiongkok bisa diibaratkan sebagai kue pai yang dibagi-bagi bak jarahan oleh Inggris, Jerman, Rusia, Prancis, dan Jepang. Ratu Cixi, pemimpin Tiongkok saat itu, kemudian menyerukan pemberontak Boxer untuk melawan segala pengaruh Barat di negeri mereka. Dinamakan Pemberontakan Boxer sebab semua prajurit yang dikerahkan hanyalah rakyat biasa yang mengandalkan “kesaktian” bela diri mereka, bahkan disebutkan oleh saksi mata mereka dapat “terbang, berjalan di air, dan kebal terhadap peluru”.
Yang mengerikan, pemberontakan Boxer ini tak hanya menyasar kaum asing yang tinggal di Tiongkok saat itu, namun juga penduduk asli Tionghoa sendiri yang menganut agama Kristen. Tercatat para pemberontak Boxer tak hanya membakar semua tempat ibadah mereka, namun juga secara brutal membantai 32.000 sesama bangsa mereka yang kebetulan menganut Kristen, termasuk wanita dan anak-anak. Tindakan sadis ini dibalas lebih brutal oleh prajurit asing yang membunuh 5.000 warga lokal, termasuk memperkosa dan membunuh wanita2 tak berdosa, menyebabkan ribuan wanita kemudian memutuskan untuk bunuh diri untuk mempertahankan kehormatan mereka.
Saat ini, bahkan pandangan kaum Tionghoa sendiri terpecah mengenai peristiwa berdarah ini. Penduduk di Taiwan dan Hong Kong memasukkan pemberontakan ini di dalam teks buku pelajaran mereka sebagai perilaku barbar dan memalukan, sedangkan pemerintah Republik rakyat Tiongkok memandangnya sebagai tindakan patriotik penuh kepahlawanan. Yang jelas, perjuangan memperebutkan kemerdekaan ini justru berbanding terbalik dengan yang dialami Indonesia, dimana kita justru melupakan perbedaan agama dan rasial kita untuk mencapai tujuan yang mulia.
Nah, demikianlah berbagai intrik antar-agama yang mengakibatkan tak hanya hancurnya tempat ibadah bersejarah, namun juga menimbulkan tak sedikit korban jiwa. Sedihnya, beberapa konflik antar-agama ini masih juga terjadi hingga saat ini. Kapan ya manusia beajar untuk hidup bersama saling menerima perbedaan, sesuatu yang gue rasa bangsa kita sudah maju satu langkah ketimbang belahan dunia lain.
oooo itu toh alasannya muslim rohingya terusir dari tanah airnya...
ReplyDeleteemmmm tanah air rohingnya bukannya bangladesh ya?
Deleteuntuk membahas lebih lanjut ttg konflik rohingnya silakan klik link berikut
http://www.kompasiana.com/radityo.ardi/dibalik-kasus-rohingnya-di-myanmar_5518dd6681331137719de147
@anonymous bener gan itu salah satu alesannya
Delete@dave myanmar bang :D
Canggih bro,,, asyik bacanya,,
ReplyDelete