Sunday, November 24, 2019

TALES OF PARANOIA #0: THE BLACK RIVER FALLS TRAGEDY



Jika kalian mengetik nama “Black River Falls” maka yang terpampang di laman Google kalian pastilah gambaran sebuah kota kecil yang damai, tenang, dan sempurna, seolah tanpa cela. Namun bukan itu yang terjadi lebih dari seabad yang lalu. Kota kecil “Black River Falls” menjadi sinonim dengan neraka kala itu. Wabah menakutkan, tak hanya penyakit, melainkan wabah kegilaan, pembunuhan, dan bunuh diri menyebar bak virus, menjangkiti tiap penduduknya. Selama 1890-an, kasus-kasus kematian yang aneh dan menakutkan secara beruntun menghantui penduduknya.

Jika disuruh menggambarkan apa yang terjadi di kota Black River Falls ini, maka mungkin gue akan menggambarkannya sebagai gabungan dari film “The Happening”, “Uzumaki”, hingga kota “Mystic Falls” dari serial “Vampire Diaries. Seperti “The Happening”, para warga kota itu melakukan aksi bunuh diri dengan berbagai cara. Seperti “Uzumaki”, kota itu mengalami nasib tragis bertubi-tubi dan hal-hal aneh kerap terjadi. Dan seperti “Mystic Falls”, tak terhitung banyaknya korban tewas di tempat itu, yang kadang tak bisa dijelaskan oleh akal sehat.

Apakah penyebabnya?

Dear readers, inilah Dark Case kali ini.


Miss Black River Falls (Kalo Ratu Kecantikan di kota kecil yang kau
 diami aja kayak begini, you know you're fucked!)

Kota Black River Falls adalah kota kecil di Jackson County di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat. Sensus terakhir pada 2010, jumlah penduduknya hanya mencapai 3 ribuan orang. Di masa lalu, ketika pertama kali didirikan, bisa ditebak jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. Kala itu sebagian besar penduduknya adalah imigran dari Norwegia dan Jerman yang dijanjikan tanah dengan harga murah di tempat itu. Tanpa mereka tahu, tanah di sana sengaja dijual dengan harga miring karena memang tak banyak berguna. Tanah di sana amatlah tak cocok untuk pertanian karena tak subur. Oleh karena itu, para penduduk yang baru datang, yang pada awalnya dijanjikan mimpi untuk membangun hidup baru yang makmur di tempat terpencil itu, mengalami kekecewaan.

Yang kemudian berspiral menjadi kegilaan.

Kota Black River Falls kala dilanda banjir dari sungai setempat

Kemiskinan yang merajalela di kota kecil itu mulai berdampak psikologis yang luar biasa pada penduduk kota itu. Belum lagi bencana-bencana yang datang seperti banjir yang terjadi ketika sungai Black River (darimana nama kota itu berasal) di dekat kota itu meluap. Industri penebangan kayu dan pertambangan yang awalnya menjadi sumber pendapatan di sana tutup karena lesu. Bank-bank mengalami kebangkrutan. Belum lagi musim dingin yang datang setiap tahun amatlah kejam, tak pernah berbelas kasihan pada keadaan penduduk yang bermukim di sana.

Puncaknya adalah wabah difteri yang merebak, entah datang dari mana, merenggut nyawa banyak anak di kota itu. Sekolah ditutup karena kosong. Demi melindungi anak-anak mereka sendiri, para warga saling berselisih dan membakar rumah mereka yang terinfeksi.

Anak-anak korban difteri

Di sinilah kegilaan mereka dimulai dan peristiwa-peristiwa ganjil mulai bergentayangan di kota ini.

SARAH SMITH


Tragedi menimpa Sarah Smith, seorang wanita tua yang pada suatu hari jatuh dan dikira meninggal. Padahal, ia kala itu mengalami mati suri. Ketika keluarga menyadari kesalahan mereka, merekapun menggali kembali kuburannya di Rosedale Cemetary. Namun ketika mereka membuka peti mati, begitu terkejutnya mereka, Sarah Smith kini benar-benar tewas dengan raut wajah ketakutan.

Dalam kepanikannya ketika terbangun di dalam peti mati, ia menggigit dan memakan habis jari-jarinya sendiri.

JOHN ANDERSON


John Anderson melarikan diri dari rumah bersama adiknya. Ketika sampai di sebuah peternakan, ia menembak mati pemiliknya dan mengambil alih peternakan itu. Ketika saudara sang petani datang, ia segera melaporkan hal itu kepada polisi. Namun John sama sekali tak mau menyerah. Setelah menembak mati seorang polisi, iapun kabur.

Saat melakukan kejahatan itu, John baru berusia 13 tahun dan adiknya 10 tahun.

MRS. JOHN LARSON

Istri dari John Larson mengalami kegilaan dan percaya bahwa ia dirasuki iblis. Bak legenda La Llorona, ia membawa ketiga anaknya ke Danau St. Croix dan menenggelamkan mereka satu demi satu, di depan mata anak-anaknya, sebelum akhirnya ia membunuh dirinya sendiri. Suaminya, John Larson berusaha mencari jenazah anak-anaknya, namun hanya menemukan dua di antaranya.

CHRIS WOLD

Setelah bank di kota itu bangkrut dan semua uangnya hilang, seorang petani bernama Chris Wold memutuskan bunuh diri dengan cara yang tak terbayangkan. Ia mengurung dirinya di lumbung, memasukkan batang dinamit ke dalam mulutnya sendiri, lalu menyulutnya.

KELUARGA WRIGHT

Bencana kemiskinan dan kegilaan di kota Black River Falls menyebabkan banyak penduduknya menjadi tunawisma. Seorang ayah yang berasal dari keluarga Wright menawarkan kebaikannya pada seorang pria tunawisma untuk datang ke rumahnya dan makan malam bersama keluarganya. Namun di sana, pria itu malah menembak mati sang ayah berserta istri dan anak-anaknya. Pria itu lalu mengembara tanpa tujuan hingga ke sebuah danau lalu menembak kepalanya sendiri.

LYDIA BERGER


Putri seorang imigran dari Polandia ini dikenal gemar bermain api dan membakar rumah-rumah yang ada di kota itu. Alasannya karena ia sering dipukuli oleh sang ayah. Lydia, sang pembakar itu mengaku amat menikmati perbuatannya.

Gadis psikopat baru berumur 15 tahun saat melakukan kejahatan itu.

PRIA TAK DIKENAL

Seorang pemuda asal Jerman berusaha bunuh diri dengan cara berbaring di tengah rel kereta api, berharap kereta yang akan datang melindas tubuhnya. Para warga berusaha menyelamatkannya, namun ia hanya bergeming. Butuh 4 orang untuk mengangkat tubuhnya dari atas rel. Semenjak itu, ia lenyap dan tak pernah terlihat lagi.

Diketahui ia baru seminggu pindah ke kota itu.

KELUARGA SHELDON

Seorang petani bangun pagi dan terhenyak, ketika hendak memberi makan ayam-ayamnya, ketika mengetahui seluruh ayamnya kini telah tewas dalam keadaan terpenggal. Percaya bahwa peternakannya dihantui iblis, iapun membakarnya sampai habis

IRA AMES


Setelah kehilangan anaknya, wanita malang ini mengembara di tengah musim dingin dan berjalan sejauh 5 kilometer sembari mengigau sendirian. Mayatnya kemudian ditemukan membeku di pinggir jalan.

NESTOR PROVANCHER

Kisahnya tak senaas kisah-kisah lain di kota itu, namun tetap saja aneh dan ganjil. Bocah dari keluarga imigran Prancis ini mendatangi seorang tukang hipnotis dan setelah pulang, ia sama sekali tak mampu berbicara.

WANITA TAK DIKENAL


Seorang wanita berusia 60 tahun merasakan rasa sakit yang teramat gatal di punggungnya. Percaya bahwa itu adalah tumor (atau mungkin lubang-lubang yang akan mengeluarkan serangga) ia kemudian menyiramkan minyak tanah ke sekujur tubuhnya lalu membakar dirinya sendiri.

KISAH CINTA TRAGIS


Cinta seorang pemuda ditolak oleh gadis pujaannya. Merasa murka, ia lalu menembak gadis itu sebanyak tiga kali hingga tewas, lalu menembak dirinya sendiri. Tak kalah tragis, seorang gadis yang ditinggalkan kekasihnya di altar pada hari pernikahan mereka akhirnya menjadi gila dan diungsikan ke sebuah rumah sakit jiwa, dimana di sana ia menggantung dirinya sendiri.

Di saat yang hampir sama, seorang pria menghabisi mantan istrinya dan keluarganya di tengah keramaian setelah perceraian mereka. Di bagian kota yang lain, seorang pria bunuh diri setelah menandatangani surat perceraian. Bahkan keluarga yang tampak harmonis pun akhirnya jatuh dalam kegilaan. Seorang pria tanpa sebab memukuli istri dan bayinya sendiri hingga tewas. Sang istri berhasil diselamatkan warga, namun sayangnya, tidak bayinya.

PAULINE L'ALLEMAND


Seorang penyanyi opera asal Eropa memutuskan untuk pensiun di kota kecil di Amerika dan tiba di Black River Falls, tanpa mengetahui sedikitpun rahasia kelam di kota itu. Dalam jangka waktu sebulan, ia terjangkit ke dalam virus kegilaan. Ia hanya memakan pakan ayam, membuat papan Ouija untuk pemanggil roh dan menjualnya, hingga akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa.

Namun apakah yang menjadi penyebab kegilaan di kota itu? Apakah sekedar karena faktor ekonomi ataukah ada hal supranatural yang menyebabkan hampir seluruhnya penduduknya menjadi gila? Untuk menjawabnya, kita harus menyusup lebih dalam ke sejarah kelam yang ingin dikubur kota tersebut. Ketika pertama kali dibangun pada 1939 oleh seorang imigran bernama Jacob Spaulding, ia memimpikan membangun sebuah industri penebangan kayu di tengah lebatnya hutan di pedalaman Wisconsin itu. Namun untuk melakukannya, ia terpaksa mengusir penduduk aslinya, yakni suku Indian Winnebago.

Yap, tanpa mereka sadari, tanah yang para imigran malang itu diami adalah tanah suci, bahkan mungkin tanah pekuburan keramat suku Indian itu. Tak bisa disangkal pula, mungkin kutukan dari dendam kesumat para kaum Indian yang terusir dari tanah mereka itulah yang menyebabkan para penduduk kota itu didera penderitaan dan wabah kegilaan, yang berakhir pada kematian dan nasib naas yang mereka alami.

Yang jelas, hingga kinipun kutukan itu tak pernah benar-benar lepas dari kota kecil itu. Sesekali, pembunuhan sadis yang tak dapat dijelaskan terjadi, walaupun tak seintens masa lalu kelam mereka pada 1890-an. Pada 1989, seorang gadis cilik dibunuh secara misterius dan kasusnya tak pernah terpecahkan. Pada 2002, seorang wanita dibunuh di rumahnya sendiri, lagi-lagi pembunuhnya tak pernah tertangkap. Terbaru, pada 2019, seorang ayah membunuh anak bayinya sendiri.

Kapankah kota ini terlepas dari kutukannya? Ataukah memang ada kutukan sejak awal, ataukah semua hal mengerikan yang terjadi di kota itu sebenarnya bisa dijelaskan oleh akal sehat? Mungkin kita takkan pernah tahu jawabannya.







7 comments:

  1. serem banget ya, jadi kudu pilih pilih kalo mau pindah tempat

    ReplyDelete
  2. Tragis parah, ada film adaptasinya ga bang dave ??

    ReplyDelete
    Replies
    1. adanya sih film dokumenter judulnya "wisconsin death trip"

      Delete
  3. keren banget bang, terus lanjutkann, jarang nih ada blog kaya gini :D

    ReplyDelete
  4. Film memang belum digarap, tp lagu sudah ada yg buat Static x - wisconsin death trip :D

    ReplyDelete