Jika kalian mengetik nama “Black
River Falls” maka yang terpampang di laman Google kalian pastilah
gambaran sebuah kota kecil yang damai, tenang, dan sempurna, seolah
tanpa cela. Namun bukan itu yang terjadi lebih dari seabad yang lalu.
Kota kecil “Black River Falls” menjadi sinonim dengan neraka kala
itu. Wabah menakutkan, tak hanya penyakit, melainkan wabah kegilaan,
pembunuhan, dan bunuh diri menyebar bak virus, menjangkiti tiap
penduduknya. Selama 1890-an, kasus-kasus kematian yang aneh dan
menakutkan secara beruntun menghantui penduduknya.
Jika disuruh menggambarkan apa yang
terjadi di kota Black River Falls ini, maka mungkin gue akan
menggambarkannya sebagai gabungan dari film “The Happening”,
“Uzumaki”, hingga kota “Mystic Falls” dari serial “Vampire
Diaries. Seperti “The Happening”, para warga kota itu melakukan
aksi bunuh diri dengan berbagai cara. Seperti “Uzumaki”, kota itu
mengalami nasib tragis bertubi-tubi dan hal-hal aneh kerap terjadi.
Dan seperti “Mystic Falls”, tak terhitung banyaknya korban tewas
di tempat itu, yang kadang tak bisa dijelaskan oleh akal sehat.
Apakah penyebabnya?
Dear readers, inilah Dark Case kali
ini.
Miss Black River Falls
(Kalo Ratu Kecantikan di kota kecil yang kau
diami aja kayak begini,
you know you're fucked!)
Kota Black River Falls adalah kota
kecil di Jackson County di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat.
Sensus terakhir pada 2010, jumlah penduduknya hanya mencapai 3 ribuan
orang. Di masa lalu, ketika pertama kali didirikan, bisa ditebak
jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. Kala itu sebagian besar
penduduknya adalah imigran dari Norwegia dan Jerman yang dijanjikan
tanah dengan harga murah di tempat itu. Tanpa mereka tahu, tanah di
sana sengaja dijual dengan harga miring karena memang tak banyak
berguna. Tanah di sana amatlah tak cocok untuk pertanian karena tak
subur. Oleh karena itu, para penduduk yang baru datang, yang pada
awalnya dijanjikan mimpi untuk membangun hidup baru yang makmur di
tempat terpencil itu, mengalami kekecewaan.
Yang kemudian berspiral menjadi
kegilaan.
Kota Black River Falls
kala dilanda banjir dari sungai setempat
Kemiskinan yang merajalela di kota
kecil itu mulai berdampak psikologis yang luar biasa pada penduduk
kota itu. Belum lagi bencana-bencana yang datang seperti banjir yang
terjadi ketika sungai Black River (darimana nama kota itu berasal) di
dekat kota itu meluap. Industri penebangan kayu dan pertambangan yang
awalnya menjadi sumber pendapatan di sana tutup karena lesu.
Bank-bank mengalami kebangkrutan. Belum lagi musim dingin yang datang
setiap tahun amatlah kejam, tak pernah berbelas kasihan pada keadaan
penduduk yang bermukim di sana.
Puncaknya adalah wabah difteri yang
merebak, entah datang dari mana, merenggut nyawa banyak anak di kota
itu. Sekolah ditutup karena kosong. Demi melindungi anak-anak mereka
sendiri, para warga saling berselisih dan membakar rumah mereka yang
terinfeksi.
Anak-anak korban difteri
Di sinilah kegilaan mereka dimulai dan
peristiwa-peristiwa ganjil mulai bergentayangan di kota ini.
SARAH SMITH
Tragedi menimpa Sarah Smith, seorang
wanita tua yang pada suatu hari jatuh dan dikira meninggal. Padahal,
ia kala itu mengalami mati suri. Ketika keluarga menyadari kesalahan
mereka, merekapun menggali kembali kuburannya di Rosedale Cemetary.
Namun ketika mereka membuka peti mati, begitu terkejutnya mereka,
Sarah Smith kini benar-benar tewas dengan raut wajah ketakutan.
Dalam kepanikannya ketika terbangun di
dalam peti mati, ia menggigit dan memakan habis jari-jarinya sendiri.
JOHN ANDERSON
John Anderson melarikan diri dari rumah
bersama adiknya. Ketika sampai di sebuah peternakan, ia menembak mati
pemiliknya dan mengambil alih peternakan itu. Ketika saudara sang
petani datang, ia segera melaporkan hal itu kepada polisi. Namun John
sama sekali tak mau menyerah. Setelah menembak mati seorang polisi,
iapun kabur.
Saat melakukan kejahatan itu, John baru
berusia 13 tahun dan adiknya 10 tahun.
MRS. JOHN LARSON
Istri dari John Larson mengalami
kegilaan dan percaya bahwa ia dirasuki iblis. Bak legenda La Llorona,
ia membawa ketiga anaknya ke Danau St. Croix dan menenggelamkan
mereka satu demi satu, di depan mata anak-anaknya, sebelum akhirnya
ia membunuh dirinya sendiri. Suaminya, John Larson berusaha mencari
jenazah anak-anaknya, namun hanya menemukan dua di antaranya.
CHRIS WOLD
Setelah bank di kota itu bangkrut dan
semua uangnya hilang, seorang petani bernama Chris Wold memutuskan
bunuh diri dengan cara yang tak terbayangkan. Ia mengurung dirinya di
lumbung, memasukkan batang dinamit ke dalam mulutnya sendiri, lalu
menyulutnya.
KELUARGA WRIGHT
Bencana kemiskinan dan kegilaan di kota
Black River Falls menyebabkan banyak penduduknya menjadi tunawisma.
Seorang ayah yang berasal dari keluarga Wright menawarkan kebaikannya
pada seorang pria tunawisma untuk datang ke rumahnya dan makan malam
bersama keluarganya. Namun di sana, pria itu malah menembak mati sang
ayah berserta istri dan anak-anaknya. Pria itu lalu mengembara tanpa
tujuan hingga ke sebuah danau lalu menembak kepalanya sendiri.
LYDIA BERGER
Putri seorang imigran dari Polandia ini
dikenal gemar bermain api dan membakar rumah-rumah yang ada di kota
itu. Alasannya karena ia sering dipukuli oleh sang ayah. Lydia, sang
pembakar itu mengaku amat menikmati perbuatannya.
Gadis psikopat baru berumur 15 tahun
saat melakukan kejahatan itu.
PRIA TAK DIKENAL
Seorang pemuda asal Jerman berusaha
bunuh diri dengan cara berbaring di tengah rel kereta api, berharap
kereta yang akan datang melindas tubuhnya. Para warga berusaha
menyelamatkannya, namun ia hanya bergeming. Butuh 4 orang untuk
mengangkat tubuhnya dari atas rel. Semenjak itu, ia lenyap dan tak
pernah terlihat lagi.
Diketahui ia baru seminggu pindah ke
kota itu.
KELUARGA SHELDON
Seorang petani bangun pagi dan
terhenyak, ketika hendak memberi makan ayam-ayamnya, ketika
mengetahui seluruh ayamnya kini telah tewas dalam keadaan terpenggal.
Percaya bahwa peternakannya dihantui iblis, iapun membakarnya sampai
habis
IRA AMES
Setelah kehilangan
anaknya, wanita malang ini mengembara di tengah musim dingin dan
berjalan sejauh 5 kilometer sembari mengigau sendirian. Mayatnya
kemudian ditemukan membeku di pinggir jalan.
NESTOR PROVANCHER
Kisahnya tak senaas kisah-kisah lain di
kota itu, namun tetap saja aneh dan ganjil. Bocah dari keluarga
imigran Prancis ini mendatangi seorang tukang hipnotis dan setelah
pulang, ia sama sekali tak mampu berbicara.
WANITA TAK DIKENAL
Seorang wanita berusia 60 tahun
merasakan rasa sakit yang teramat gatal di punggungnya. Percaya bahwa
itu adalah tumor (atau mungkin lubang-lubang yang akan mengeluarkan
serangga) ia kemudian menyiramkan minyak tanah ke sekujur tubuhnya
lalu membakar dirinya sendiri.
KISAH CINTA TRAGIS
Cinta seorang pemuda ditolak oleh gadis pujaannya. Merasa murka, ia lalu menembak gadis itu sebanyak tiga kali hingga tewas, lalu menembak dirinya sendiri. Tak kalah tragis, seorang gadis yang ditinggalkan kekasihnya di altar pada hari pernikahan mereka akhirnya menjadi gila dan diungsikan ke sebuah rumah sakit jiwa, dimana di sana ia menggantung dirinya sendiri.
Di saat yang hampir sama, seorang pria menghabisi mantan istrinya dan keluarganya di tengah keramaian setelah perceraian mereka. Di bagian kota yang lain, seorang pria bunuh diri setelah menandatangani surat perceraian. Bahkan keluarga yang tampak harmonis pun akhirnya jatuh dalam kegilaan. Seorang pria tanpa sebab memukuli istri dan bayinya sendiri hingga tewas. Sang istri berhasil diselamatkan warga, namun sayangnya, tidak bayinya.
PAULINE L'ALLEMAND
Seorang penyanyi opera asal Eropa
memutuskan untuk pensiun di kota kecil di Amerika dan tiba di Black
River Falls, tanpa mengetahui sedikitpun rahasia kelam di kota itu.
Dalam jangka waktu sebulan, ia terjangkit ke dalam virus kegilaan. Ia
hanya memakan pakan ayam, membuat papan Ouija untuk pemanggil roh dan
menjualnya, hingga akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa.
Namun apakah yang menjadi penyebab
kegilaan di kota itu? Apakah sekedar karena faktor ekonomi ataukah
ada hal supranatural yang menyebabkan hampir seluruhnya penduduknya
menjadi gila? Untuk menjawabnya, kita harus menyusup lebih dalam ke
sejarah kelam yang ingin dikubur kota tersebut. Ketika pertama kali
dibangun pada 1939 oleh seorang imigran bernama Jacob Spaulding, ia
memimpikan membangun sebuah industri penebangan kayu di tengah
lebatnya hutan di pedalaman Wisconsin itu. Namun untuk melakukannya,
ia terpaksa mengusir penduduk aslinya, yakni suku Indian Winnebago.
Yap, tanpa mereka sadari, tanah yang
para imigran malang itu diami adalah tanah suci, bahkan mungkin tanah
pekuburan keramat suku Indian itu. Tak bisa disangkal pula, mungkin
kutukan dari dendam kesumat para kaum Indian yang terusir dari tanah
mereka itulah yang menyebabkan para penduduk kota itu didera
penderitaan dan wabah kegilaan, yang berakhir pada kematian dan nasib
naas yang mereka alami.
Yang jelas, hingga kinipun kutukan itu
tak pernah benar-benar lepas dari kota kecil itu. Sesekali,
pembunuhan sadis yang tak dapat dijelaskan terjadi, walaupun tak
seintens masa lalu kelam mereka pada 1890-an. Pada 1989, seorang
gadis cilik dibunuh secara misterius dan kasusnya tak pernah
terpecahkan. Pada 2002, seorang wanita dibunuh di rumahnya sendiri,
lagi-lagi pembunuhnya tak pernah tertangkap. Terbaru, pada 2019,
seorang ayah membunuh anak bayinya sendiri.
Kapankah kota ini terlepas dari
kutukannya? Ataukah memang ada kutukan sejak awal, ataukah semua hal
mengerikan yang terjadi di kota itu sebenarnya bisa dijelaskan oleh
akal sehat? Mungkin kita takkan pernah tahu jawabannya.
Sumber gambar dan artikel: Dangerous Minds, Wisconsin History, Ranker, Mystery of The Universe, Haunt Heads
serem banget ya, jadi kudu pilih pilih kalo mau pindah tempat
ReplyDeleteBisa nih buat spot KKN
ReplyDeleteTragis parah, ada film adaptasinya ga bang dave ??
ReplyDeleteadanya sih film dokumenter judulnya "wisconsin death trip"
Deletekeren banget bang, terus lanjutkann, jarang nih ada blog kaya gini :D
ReplyDeleteDibikin film keren nih...
ReplyDeleteFilm memang belum digarap, tp lagu sudah ada yg buat Static x - wisconsin death trip :D
ReplyDelete