Jenazah Charles Lennox Richardson
Dark Case kali ini akan membahas sebuah
nama yang hidup pada abad ke-19 bernama Charles Lennox Richardson.
Nggak pernah mendengar nama itu? Well, kalian harus mengenalnya sebab
kematian seorang pedagang Inggris di Jepang pada 14 September 1862
ini akan menyebabkan efek domino yang tak terbayangkan. Insiden yang
menimpanya merupakan contoh “butterfly effect” dimana sebuah
peristiwa kecil yang seakan tak signifikan akan menimbulkan akibat
berantai hingga menimbulkan suatu dampak akhir yang luar biasa besar,
bahkan mempengaruhi nasib seluruh dunia ini.
Dear readers, inilah Dark Case kali
ini.
Charles Lennox Richardson lahir pada
1834 di London. Pada tahun 1853, ia pindah ke Shanghai, China untuk
mengadu nasib di sana. Ia menjadi pedagang sukses hingga akhirnya
setelah mengumpulkan pundi-pundi harta yang berlimpah, ia memutuskan
pensiun dan kembali ke Inggris. Dalam perjalanannya, ia memutuskan
untuk mampir ke Yokohama, Jepang, untuk bertemu dengan seorang kawan
lama bernama Woodthorpe Charles Clarke. Bersama teman mereka, William
Marshal dan kakak iparnya, Margaret Watson Borradaile, mereka berdua
memutuskan untuk berpelesir ke wilayah Kanagawa untuk melihat-lihat
kuil Kawasaki Daishi.
Dan di sanalah bencana akan dimulai.
Ketika melewati Desa Namamugi,
rombongan ini berpapasan dengan iring-iringan kerajaan yang membawa
Pangeran Shimazu Hisamitsu, seorang daimyo dari House of Satsuma.
Daimyo adalah julukan dari bawahan seorang shogun yang dianggap amat
berkuasa. Rakyat jelata yang berhadapan dengan iring-iringan kerajaan
tentu seharusnya menyingkir dan berhenti untuk memberi jalan, bahkan
turun dari atas kudanya untuk memberi hormat. Walaupun Charles dkk
adalah warga asing, namun begitulah adat istiadat setempat.
Namun alih-alih memberi hormat, Charles
malah bersikukuh untuk terus menunggangi kudanya melewati
iring-iringan kerajaan itu. Charles sendiri adalah pria yang keras
kepala, arogan, bahkan sedikit rasis. Dia beranggapan bahwa justru
penduduk asli-lah yang seharusnya menghormati pendatang Barat.
Margaret berusaha memperingatkan Charles, namun ia konon dengan
angkuh menjawab, “Tenang saja, aku tahu cara mengatasi orang-orang
ini.”
Akibatnya tak terelakkan. Para samurai
yang mengawal sang pangeran langsung menyabet Charles hingga jatuh
dari kota. Seakan tak cukup, mereka kemudian menusuknya dengan pedang
dan tombak yang mereka bawa. Total, tubuhnya menderita 10 luka
tusukan hingga ia akhirnya tewas. Dua teman Charles kala itu juga
ikut diserang, namun kode etik samurai melarang mereka untuk melukai
Margaret yang seorang wanita.
Ilustrasi Numamugi Incident
Jenazah Charles kemudian disemayamkan
di Yokohama, namun kejadian itu menyulut kemarahan para ekspatriat
Eropa yang bermukim di Jepang. Mereka memprotes konsulat negara
mereka untuk menuntut keadilan. Pihak Inggris kemudian menuntut uang
kompensasi sebesar 25 ribu dolar dari House of Satsuma dan eksekusi
bagi samurai yang menghabisi nyawa Charles. Namun, tentu saja
Pangeran Shimazu menolaknya.
Ketegangan antara Inggris
dan Jepang kala itu akhirnya memicu Perang Anglo-Satsuma dimana pada
15-17 Agustus 1863, angkatan laut Inggris membombardir kota
Kagoshima, pusat kekuasaan sang daimyo. Tujuh kapal perang yang
dipimpin Sir Augustus Kuper sebagai komandan Inggris kala itu tentu
saja menang telak dan mengalahkan pihak Jepang. Namun ternyata, bak
sebuah plot twist, hal itu justru memicu Jepang untuk
memulai “persahabatan” dengan Inggris, alih-alih memusuhi mereka.
Semenjak peristiwa itu, pihak Jepang
melihat keunggulan angkatan laut Inggris serta kedigdayaan teknologi
dan persenjataan yang dimiliki bangsa Barat. Mereka menyadari, bila
di masa depan mereka ingin memenangkan peperangan, mereka harus
mempelajari dan memanfaatkan teknologi itu. Pihak Jepang pun mengirim
salah satu perwiranya dalam Perang Anglo-Satsuma tersebut, yakni
pemuda bernama Togo Heihachiro untuk belajar di angkatan laut Inggris
di London. Sekembalinya, ia dikenal sebagai Bapak Angkatan Laut
Jepang. Salah satu prestasi terbesarnya sebagai admiral adalah
memimpin kemenangan angkatan laut Jepang atas Rusia dalam Pertempuran
Tsushima 1905. Di sana, angkatan laut Rusia tak mampu berkutik
melawan angakatan laut Jepang yang telah direformasi dan
dimodernisasi berkat pelajaran yang mereka petik pada pertempuran
sebelumnya.
Ini adalah kali pertama bangsa Asia
memenangkan pertempuran melawan bangsa Barat semenjak era Genghis
Khan tujuh ratus tahun lalu.
Kemenangan itu membawa bangsa Jepang ke
puncak kepercayaan dirinya. Rasa nasionalisme yang terpicu berkat
kemenangan tersebut akhirnya membawa mereka sebagai salah satu lakon
utama dalam salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah dunia
ini semenjak tercipta. Isoroku Yamamoto, salah satu pelaut yang
bertempur dalam Pertempuran Tsushima, kemudian tercatat memimpin
penyerangan ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 dan secara resmi
memulai Perang Dunia II. Kancah peperangan akbar itu akhirnya
menewaskan 85 juta orang dan diakhiri dengan serangan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Kekalahan Jepang kemudian
dimanfaatkan Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
Charles memang bukanlah seorang
pangeran berdarah biru dengan tahta adidaya seperti Franz Ferdinand. Namun ingatlah selalu nama
itu, Charles Lennox Richardson, pria yang kematiannya mengubah
sejarah seluruh dunia.
Sumber artikel: Quora
Mungkin tanpa sifat 'keras kepala'nya charles, mungkin japan masih kaya mongolia/korut
ReplyDeletehanya karena satu orang bisa merubah sejarah dunia,, secara gak langsung dia yg bikin PD II terjadi 😑😑
ReplyDeleteJadi inget tv show The Umbrella Academy, di situ si Five kerja di lembaga yg bolak balik masa lalu - sekarang buat mempertahankan dunia, alih - alih bunuh orang penting, dia bunuh orang - orang kecil buat menjaga 'sejarah'
ReplyDeleteSekarang gue paham 🤣🤣👍
mungkin kalo ditarik ke belakang lagi mungkin kita bisa tau siapa tokoh yang membuat si Charles Lennox Richardson berdagang sampai ke China
ReplyDeletekereen, 1 orang aja bisa mempengaruhi sejarah dunia
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletebang dave tolong bikin rekomendasi film lagi
ReplyDeleteNjir, bukannya PD 2 dimulai oleh Nazi?
ReplyDeleteblok timur dimulai dengan penyerangan pearl harbor
Delete