Wednesday, November 20, 2019

THE GRIZZLY REAPER: KASUS SERANGAN BERUANG TERHADAP TIMOTHY TREADWELL

(sumber gambar)

Pada 6 Oktober 2003, seorang pilot bernama Willy Fulton mendaratkan pesawatnya di Taman Nasional Katmai, Alaska. Ia hendak menjemput tamunya, seorang pembuat film dokumenter tentang beruang, dan kekasihnya. Ia kemudian turun dari pesawat dan menunggu. Hujan mulai turun dan kabut mulai menyesap. Udara dingin membuatnya menggosok-gosok lengan jaketnya agar ia merasa hangat. 

Dan di sanalah, di balik kabut, di tirai pepohonan, ia melihat sesuatu berdiri, mengawasinya. Bukan, bukan tamunya, melainkan seekor beruang coklat. Willy bergidik ngeri. Ia sering melihat beruang di sini, namun kali ini berbeda. 

Beruang itu terlihat buruk rupa dan juga ... kejam.

Perasaannya mulai tidak enak hingga demi keamanannya sendiri, Willy akhirnya memutuskan menerbangkan kembali pesawatnya dan mencari kedua tamunya lewat udara 

Setelah lebih dari 15 kali terbang memutar, pilot itu akhirnya melihat sesuatu. Ia melihat beruang tadi, tengah memangsa sesuatu. Willy kembali memutar kembali pesawatnya untuk melihatnya lebih jelas dan ia tercekam ketika melihat apa yang tengah disantap beruang itu. 

Rusuk manusia.

***

Timothy Treadwell, seorang pria berkebangsaan Amerika Serikat mengaku sebagai seorang environmentalis. Namun sayang, niatnya untuk melindungi alam dibarengi dengan sikapnya yang kurang bijak, hingga akhirnya ia menjadi korban egonya sendiri. Ia dan kekasihnya menjadi korban serangan beruang di Alaska pada 6 Oktober 2003. Hingga kini, kisahnya menjadi pengingat bahwa keberadaan manusia seakan tak ada artinya di hadapan alam yang kadangkala bisa menjadi teramat buas.

Dear readers, inilah Dark Case kali ini.


Timothy Treadwell semenjak kecil memang diketahui sebagai penyayang binatang. Setelah dewasa, ia menjadi pembuat film dokumenter, juga seorang naturalist (pecinta alam) dan environmentalist (pelestari lingkungan). Untuk memuaskan hasratnya itulah ia akhirnya pindah ke Alaska dimana ia bisa mengamati beruang di habitat alami mereka. Ia menghabiskan waktunya dengan berkemah di Taman Nasional Katmai, Alaska. Di sana, ia membuat film dokumenternya yang berjudul “Grizzly Man”. Berbekal kamera videonya, ia memang menghabiskan waktunya merekam dan mengambil foto aktivitas setiap beruang di sana. Selama tiga kali musim panas, kekasihnya yang bernama Amie Huguenard menemani kegiatannya tersebut.

Timothy dikenal tak segan-segan mendekati dan menyentuh beruang-beruang yang tinggal di sana, hingga bermain dengan anak-anak beruang tersebut. Ia mengaku memiliki “bonding” atau hubungan khusus dengan tiap beruang di sana, hingga terbentuk rasa saling hormat dan saling percaya antara dirinya dengan beruang-beruang itu.

Akan tetapi seorang ahli ekologi bernama Tom Smith yang bekerja di sana justru berpendapat lain. Menurut pengamatannya, di sana Timothy melanggar hampir semua peraturan taman nasional dan ikut campur terlalu jauh dengan kehidupan liar di sana. Timothy seringkali masuk tanpa izin ke taman nasional (bahkan sambil membawa turis), berkemah hingga melebihi batas waktu yang ditentukan, menyimpan makanan secara tidak benar (beruang biasanya mencium bau makanan dan apabila lapar, akan datang ke kemah untuk memakannya), bahkan berkonflik dengan penjaga hutan dan tamu taman nasional lainnya. Perilakunya itu mengundang kekesalan para park ranger hingga mereka berkali-kali memberinya peringatan, namun Timothy tetap ngeyel.

Taman Nasional Katmai 

Pada 2001, Timothy semakin dikenal luas sebagai aktivis pelestarian beruang dan mulai muncul dalam wawancara dengan berbagai media, bahkan mendapat slot acara sendiri di Discovery Channel. Namun kali ini pula, sosok ideal yang ia tampilkan di depan layar televisi ternyata bertolak belakang dengan kenyataan, dimana ia sering dikritik oleh Charlie Russel, sesama pecinta beruang, karena seringkali teledor dalam hal menjaga diri ketika berhadapan dengan hewan buas tersebut.

Para park ranger yang berpengalaman dalam hal serangan beruang menghimbau Timothy untuk membangun pagar listrik di sekitar perkemahannya dan membawa semprotan merica untuk mencegah serangan beruang. Namun lagi-lagi, perintah itu tak diindahkannya. Timothy tak mau membawa semprotan merica karena takut hal itu akan menyakiti beruang. Timothy diberi peringatan terakhir untuk memindahkan kemahnya tiap seminggu sekali dengan jarak 1,6 km untuk menghindari beruang datang ke perkemahannya. Namun Timothy yang mulai kesal dengan semua “kecerewetan” petugas itu akhirnya memutuskan untuk menghindari mereka dengan masuk lebih dalam ke taman nasional itu.

Pada Oktober 2003, Timothy kali itu membawa kekasihnya, Amie yang sempat merasa tak nyaman dengan keberadaan beruang di sekitar mereka. Ia sempat menulis dalam jurnalnya bahwa ia ingin pulang. Timothy sama sekali tak mengetahui, bahwa di jurnal itu Amie juga curhat bahwa itu akan jadi perjalanan terakhir mereka. Wanita itu berencana memutuskan hubungannya dengan Timothy dan pergi ke California untuk mencari pekerjaan.

Beruang di alam liar

Timothy yang masih terobsesi menemukan beruang kemudian membangun sebuah kemah di tepi sungai, dimana beruang biasanya mampir untuk menangkap ikan salmon. Sayang, kala itu ialah permulaan musim dingin, dimana beruang semakin agresif karena persediaan makanan semakin menipis. Beruang-beruang yang biasa ia kenal di taman nasional itu juga mulai berhibernasi, digantikan oleh beruang-beruang dari daerah lain yang bermigrasi dan sama sekali tak “mengenal” Timothy sebelumnya. Timothy merekam salah satunya, yakni seekor beruang yang berusaha memakan bangkai ikan salmon yang sudah mati dari dasar sungai yang mulai mengering.

Kita tidak tahu, tapi mungkin, beruang itu menatap Timothy pula dan mengetahui keberadaannya.

Kita kembali pada awal cerita ini, ketika Willy Fulton, seorang pilot pesawat terbang yang sudah dicarter oleh Timothy dan kekasihnya, mendarat di wilayah taman nasional itu untuk menjemput mereka. Setelah penemuannya yang mengerikan, Willy tak membuang waktu dan langsung menghubungi para park ranger. Begitu tiba di lokasi, mereka langsung menemukan apa yang tersisa dari tubuh Timothy kala itu, yakni kepala, sebagian dari tulang belakangnya, dan tangan kanannya, dimana jam tangannya masih menempel. Kekasihnya bernasib sama naasnya. Sisa-sisa tubuhnya ditemukan di sekitar tenda mereka yang kini telah rubuh dan dalam keadaan robek-robek.

Ketika para park ranger itu berada di TKP itu dikejutkan oleh suara auman. Beruang yang telah membunuh Timothy dan Aime tiba-tiba muncul dan hendak menyerang mereka. Demi mempertahankan diri, merekapun melepaskan tembakan yang akhirnya membunuh hewan buas itu. Dari hasil otopsi, di perut beruang itu ditemukan jari-jari dan sisa-sisa tubuh manusia lainnya. Sepanjang sejarah Taman Nasional Katmai berdiri selama 85 tahun, baru kali inilah ada kasus kematian akibat serangan beruang. Hal ini membuktikan, jika saja Timothy mematuhi semua peraturan yang ada, hal senaas ini takkan pernah terjadi.

Timothy dan kekasihnya

Yang mengejutkan, kematian tragis Timothy dan Amie terekam kamera. Kemungkinan besar Timothy melihat beruang di luar kemah mereka dan menyuruh Amie membawa kamera untuk merekamnya. Sayang, pada saat itu lensa kamera belum sempat dibuka sehingga yang terekam hanyalah audionya saja. Ada desas-desus bahwa rekaman tersebut beredar di YouTube, namun ada pula yang mengatakan bahwa rekaman itu palsu. Yang jelas, bagi yang pernah mendengarnya, rekaman itu menggambarkan dengan detail kematian Timothy dengan sangat mengerikan.

Berikut ini adalah rekapan isi rekaman itu:

[Suara Amie: “Apa dia masih ada di luar sana?”] 
[Teriakan Timothy] 
[Suara Timothy: “Keluarlah ke sini! Aku sedang dibunuh di sini!”] 
[Suara resleting tenda dibuka] 
[Teriakan Amie] 
[Suara angin dan hujan turun] 
[Suara Amie: “Berpura-puralah mati!] 
[Suara Timothy: “Tidak berhasil!] 
[Suara Amie: “Pukul beruang itu!] 
[Suara hujan] 
[Suara angin] 
[Suara Amie: “Pukul dia!] 
[Suara Amie histeris: “Pergi! Pergi!!!] 
[Teriakan Timothy] 
[Teriakan Amie] 
[Teriakan Timothy] 
[Suara badai] 
[Suara Timothy: Pergi dari sini, Amie! Pergi!] 
[Suara seretan] 
[Tangisan Amie]

Hingga rekaman singkat berakhir setelah 6 menit (karena kasetnya habis), dipercaya bahwa Amie tak pernah meninggalkan Timothy seperti permintaan terakhirnya, hingga akhirnya ia menjadi korban berikutnya dari serangan itu. Dalam rekaman itu, tak sekalipun suara raungan atau geraman beruang terdengar karena memang beruang jarang mengeluarkan suara saat menyerang mangsanya.

Semenjak digegerkan oleh peristiwa itu, pihak park ranger di taman nasional itu semakin memperketat keamanan agar tragedi kelam yang menimpa Timothy dan kekasihnya tak terulang lagi. Sementara itu, kehidupan Timothy Treadwell diabadikan oleh sutradara Werner Herzog melalui film dokumenter berjudul “Grizzly Man” pada tahun 2005. Werner sendiri memuji hasil fotografi dan rekaman Timothy serta passion-nya dalam hal konservasi beruang, namun menyebutnya sebagai pria dengan “jiwa terganggu” yang “ingin mati”.


10 comments:

  1. Kasihan beruangnya. Gara2 kecerobohan manusia, dia jadi mati deh. Btw, bener ga sih mitos yang bilang kalo hewan buas yang nyicip daging manusia bakal ketagihan?

    Salut juga sama Amie, meski udah mau mutusin Timothy, tapi tetep setia di sampingnya sampai maut memisahkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. ketagihan bukan karena enak, tapi gampang dicerna, secara manusia ga punya bulu yang tebal dan ga punya cakar untuk melawan

      Delete
  2. Pengen maki si cowok tapi udah meninggal

    ReplyDelete