Setelah
kemarin sempet sibuk dengan “Chronicle of Mother Nature”, gue
akan memulai seri “Tales of Paranoia” yang menceritakan
kisah-kisah ganjil yang disebabkan oleh gangguan jiwa. Salah satu
cerita yang aslinya pengen gue angkat adalah kasus Elisa Lam. Namun
gue pikir udah banyak banget media-media Indonesia yang menceritakan
kisahnya. Maka dari itu, ketimbang gue buang-buang waktu, gue akan
membahas kasus lain yang kurang lebih mirip, yakni kasus yang menimpa
Blair Adams.
Blair
Adams adalah pemuda 32 tahun asal British Columbia, Kanada dengan
kehidupan yang normal. Namun seminggu sebelum kematiannya,
perilakunya berubah drastis. Ia tiba-tiba menjadi paranoid dan
mengaku bahwa ada seseorang yang berusaha membunuhnya. Ketakutannya
itu membuatnya melakukan banyak hal ganjil, antara lain mencairkan
seluruh rekeningnya lalu melarikan diri ke sebuah tempat antah
berantah di Amerika Serikat. Teman-teman dan keluarganya menganggap
ketakutannya ini hanyalah halusinasinya semata.
Namun
kenyataannya, tubuhnya kemudian ditemukan tak bernyawa di sebuah
tempat parkir.
Sama
seperti kasus Elisa Lam dimana ia terlihat amat paranoid dengan
perilaku ganjil terekam di CCTV lift sebelum ditemukan tewas, kasus
yang dialami Blair Adams juga tak jauh berbeda. Perilaku aneh Blair
Adams dimulai pada 5 Juli 1996, dimana ia tiba-tiba menarik semua
uang di dalam rekeningnya, berjumlah 4 ribu dolar (sekitar 50 juta
kala itu). Tak hanya itu, ia juga mengosongkan kotak depoitnya di
bank yang berisi barang-barang berharga, seperti uang kontan,
perhiasan, hingga batangan emas.
Ia
mengatakan pada ibunya dan teman-temannya bahwa ada seseorang yang
ingin membunuhnya. Ia juga mengaku telah berhenti tiba-tiba dari
pekerjaannya. Hal ini tentu membuat ibunya merasa amat heran, sebab
sebelumnya anaknya selalu mengatakan betapa ia amat menyukai
pekerjaannya. Blair juga terlihat ketakutan setengah mati dan tak mau
lagi tinggal di apartemennya.
Puncaknya,
pada hari Minggu, 8 Juli, dengan mengendarai mobil Chevrolet
miliknya, ia berusaha menyeberang menggunakan kapal feri dari
Victoria, Kanada ke Seattle, Amerika Serikat. Namun setibanya di pos
imigrasi, petugas di sana mencurigainya. Perilaku Blair yang kikuk
serta terlihat paranoid, ditambah lagi uang kontan berjumlah besar
yang dibawanya, sangat cocok dengan profil pengedar narkoba. Karena
itu, petugas imigrasi kemudian menolak izin masuknya ke Amerika
Serikat.
Namun,
perjuangan Blair tak berhenti sampai di situ. Fajar 9 Juli, petugas
imigrasi lagi-lagi memergokinya berusaha menembus perbatasan secara
ilegal. Ia meninggalkan mobilnya, lalu berjalan kaki menembus
semak-semak di tengah malam. Terlihat luka-luka di kaki Blair akibat
usahanya itu. Keniatan Blair ini tentu membuat petugas imigrasi
kembali curiga. Namun mereka tak punya bukti serta tuduhan apapun
untuk menangkapnya, sehingga merekapun melepaskannya.
Masih
tak menyerah, Blair kemudian memutuskan pergi ke bandara Vancouver,
Kanada dan menyewa sebuah mobil Nissan Altima. Usahanya ketiga kali
untuk melewati perbatasan kali ini berhasil dan ia tiba di Seattle,
Amerika Serikat. Sesampainya di sana, ia segera menuju ke bandara
Seattle dan memesan tiket ke Frankfurt, Jerman. Ia memiliki seorang
pacar di sana, namun lagi-lagi keanehan terjadi. Blair, entah dengan
alasan apa, membatalkan tiketnya itu lalu menggantinya dengan tiket
sekali jalan ke Washington D.C.
Bandara Dulles di Washington DC, salah satu lokasi dimana
Blair terlihat bertingkah aneh sebelum kematiannya
Setibanya
di bandara Dulles, Washington D.C. pada 10 Juli, ia menyewa sebuah
mobil Toyota Camri dan melakukan perjalanan jauh lagi, kali ini
sepanjang 7 jam, ke Knoxville, negara bagian Tenneseee. Di negara
bagian Virginia, mobilnya mengalami kecelakaan ringan sehingga ia
berhadapan dengan seorang polisi. Walaupun tak ditangkap, perilaku
Blair kala itu menarik perhatian sang petugas yang mengatakan bahwa
ia terlihat “amat buru-buru”.
Ia
kemudian tiba di sebuah pom bensin di Knox County, namun lagi-lagi
hal ganjil terjadi. Seorang petugas pom bensin malam itu menghampirinya
karena ia terlihat kebingungan di tempat parkir. Setelah menanyakan
ada apa, Blair menjawab bahwa ia tak bisa menggunakan kunci mobilnya.
Pemuda itu berusaha membantunya, namun kemudian menyadari bahwa kunci
yang dipegang Blair kala itu bukanlah kunci mobilnya. Kunci itu
adalah kunci mobil Nissan Altima yang disewanya untuk menyeberang
dari Kanada ke Seattle, sedangkan mobilnya kala itu adalah Toyota
Camri yang disewanya di bandara Washington D.C. Ketika ditanyai
dimana kunci Toyota-nya, Blair menjawab bahwa kuncinya itu telah
hilang.
Selain
paranoia parah sebelum kematian mereka, ada satu lagi kesamaan antara
kasus Elisa Lam dan Blair Adams.
Keduanya
melibatkan sebuah hotel.
Hotel dimana Blair seharusnya menginap. Di sinilah ia terlihat diketahui masih hidup
Karena
kehilangan kunci mobilnya, Blair lalu diantar oleh sebuah mobil derek
(yang juga menderek mobilnya itu) dan didrop ke sebuah hotel bernama
Fairfield Inn. Di sana, gelagatnya yang amat aneh masih saja
tercium. Ia memesan sebuah kamar dan membayarnya kontan dengan uang
100 $. Namun setelah membayarnya, tiba-tiba saja ia keluar tanpa
mengambil kembaliannya. Ia terlihat menegok keluar hotel, seakan
telah melihat sesuatu di luar lalu memeriksanya untuk memastikan.
Sebuah kamera CCTV menangkap perilaku paranoidnya itu. Selama 40
menit, ia keluar masuk lobi hotel itu untuk alasan yang hingga kini
tak bisa dijelaskan.
Ia
melakukannya hingga 5 kali.
“Ia
amat terlihat gugup, ketakutan, seolah-olah cemas akan ada seseorang
yang datang untuk menyakitinya, padahal tak ada seorangpun di sana.”
begitu pengakuan sang resepsionis hotel yang menerimanya.
Blair
kemudian pergi dari hotel itu begitu saja. Ia tak pernah masuk ke
kamarnya dan tak pernah kembali lagi ke hotel itu.
Itulah
terakhir kali ia terlihat masih hidup.
Sekitar
jam 9 pagi pada 11 Juli, dua orang karyawan yang tengah berangkat
kerja melewati lapangan parkir di seberang hotel itu dan terkejut
ketika menemukan mayat seorang pria terbujur kaku di sana.
Ia
adalah Blair Adams, yang tetap tewas walaupun telah berusaha untuk
melarikan ribuan kilometer dari rumahnya.
Tubuhnya
kini setengah telanjang, dompetnya
tergeletak di sisinya dengan isinya berhamburan, termasuk kartu kamar
hotelnya. Tak hanya itu, kunci mobilnya yang semula hilang, kini
ditemukan bersama mayatnya.
Polisi
tak membuang waktu untuk menyelidiki kematiannya, namun satu demi
satu hal aneh mereka temukan dan justru menimbulkan lebih banyak
pertanyaan. Forensik mengidentifikasi penyebab kematiannya sebagai
pukulan benda tumpul di perut yang menyebabkan luka dalam, namun
senjata pembunuhan tak pernah ditemukan. Tangan Blair kala itu
menggenggam sehelai rambut, mungkin milik pembunuhnya. Namun
teknologi DNA kala itu tak banyak membantu.
Karena
lokasi tempat Blair Adams ditemukan adalah lokasi terpencil yang
biasa digunakan untuk praktik prostitusi hingga bisnis narkoba, ada
kemungkinan Blair bertemu dengan salah satu orang dari dunia gelap
itu dan mengalami konfrontasi. Mungkin saja ia bertemu dengan PSK,
namun berkelahi dengan mucikarinya. Atau mungkin ia melihat sebuah
transaksi narkoba yang kemudian membahayakan nyawanya.
Akan
tetapi ada satu hal yang tidak cocok dengan teori tersebut. Di TKP
ditemukan barang-barang berharga milik Blair seperti uang kontan
ribuan dollar hingga batangan emas. Nah sekarang,
mucikari/PSK/pecandu narkoba macam apa yang takkan mengambil
barang-barang berharga semacam itu?
Perampokan
oleh orang yang tak dikenal jelas bukan motif utama pembunuhan ini,
jadi hanya tinggal ada satu jawaban: pembunuhnya hanya mengincar satu
hal dan tak peduli pada yang lain, yakni nyawa Blair.
Tapi
siapa? Orang-orang terdekat Blair menganggap ketakutan Blair bahwa
seseorang hendak membunuhnya hanyalah halusinasinya saja, sebab Blair
tak pernah terlibat dalam masalah seserius itu. Namun kenyataannya,
ia ditemukan terbunuh setelah mengungkapkan ketakutannya itu, bahkan
setelah berusaha melarikan diri ribuan kilometer jauhnya.
Satu
hal membuat kasus ini berbeda dengan kasus misterius Elisa Lam.
Sebelum dibunuh, Elisa memang terlihat paranoid. Namun keluarganya
memberi alasan bahwa Elisa sebelumnya memang didiagnosis mengidap
bipolar. Sedangkan dalam kasus ini, Blair sama sekali tak pernah
didiagnosis mengidap gangguan jiwa, bahkan depresi sekalipun.
Apakah
mungkin, sosok yang selama ini ditakutinya adalah benar-benar nyata?
Apakah Blair benar-benar diikuti ataukah itu hanya imajinasinya saja?
Mari
kita ulang lagi jejak yang ditinggalkan Blair. Ia terlihat begitu
ketakutan sejak hari pertama hingga berusaha melarikan diri ke negara
tetangganya, Amerika Serikat. Blair menarik semua uangnya dari bank,
menandakan ia tak berniat untuk kembali dan memulai hidup baru di
sana, bersembunyi dari apapun yang mengejarnya. Blair pasti
benar-benar takut dengan sosok itu, sebab ia sampai nekad berusaha
melintasi perbatasan dengan berjalan kaki di tengah malam (walaupun
gagal).
Sesampainya
di Amerika Serikat, ia langsung menuju bandara dan memesan tiket ke
Frankfurt, Jerman. Ia jelas ingin pergi sejauh mungkin dari tempat
asalnya, namun hal aneh lagi terjadi. Ia kemudian membatalkan
tiketnya dan menggantinya. Kenapa ia melakukannya? Apakah ia melihat
seseorang di bandara, sehingga ia tahu kemanapun ia pergi, hingga ke
Eropa-pun, ia akan selalu dikejar?
Ia
kemudian (dipercaya) memesan tiket secara random ke Washington DC
lalu pergi ke wilayah terpencil di Tennesee. Ia sama sekali tak
memiliki teman di sana, baginya tempat itu di tengah antah berantah.
Mungkin tempat itu dipikirnya cocok untuk bersembunyi. Namun
lagi-lagi ia terbukti salah, sebab setibanya di hotel ia (mungkin)
melihat sesuatu hingga ia menjadi gugup dan sekali lagi, memutuskan
untuk melarikan diri. Namun sayang, kali ini nasibnya berakhir naas.
Tubuhnya ditemukan tak lagi bernyawa keesokan harinya.
Yang
jelas, hanya ada dua kemungkinan dari kasus ini. Pertama, Blair
mengidap gangguan jiwa sehingga ia mengalami paranoia dan
berhalusinasi bahwa seseorang tengah mengejarnya, sedangkan
kematiannya hanyalah kebetulan. Kedua: ia benar-benar dihantui oleh
seorang pembunuh misterius yang tak segan-segan mengikutinya ribuan
mil dari Kanada hingga ke tempat mayatnya ditemukan, bersembunyi di
balik bayangan dan menguntit setiap langkahnya.
Kemungkinan
kedua merupakan yang paling menakutkan, sebab siapapun pembunuh itu,
ia jelas seseorang yang gila dan psikopat sejati.
Ada
satu hal lagi yang menarik perhatian gue. Kunci mobil. Di pom bensin,
ia sempat mengaku kehilangan kuncinya yang lenyap entah kemana. Namun
begitu mayatnya ditemukan, kunci mobil itu berada di TKP bersama
dirinya. Apakah sang pembunuh sengaja mengambilnya diam-diam supaya
Blair tak bisa kabur lebih jauh lagi, lalu meninggalkannya di TKP
sebagai sebuah “suvenir”?
Hingga
kini, kematian Blair Adams tak pernah terpecahkan. Keluarganya pun
sudah mengikhlaskannya dan tak mau mengungkit kenangan menyakitkan
itu. Apakah Blair Adams adalah seorang paranoid ataukah memang ada
psikopat yang sakit jiwa menguntitnya, kita mungkin takkan pernah
tahu.
SUMBER:
Wikipedia
Gue punya teori/tebakan tentang nih kasus,
ReplyDeleteSi Blair Adams mungkin ngalamin yang namanya stress pasca trauma, si blair ngalamin kejadian yang bikin dia trauma dan kemudian jadi paranoid.
Contohnya : dia kagak sengaja menyaksikan transaksi narkoba, tapi ketauan dan kemudian mencoba lari waktu lari ini si blair sama si pembunuh/orang yang lagi trasaksi(sebut saja mawar) udah saling liat wajah satu sama lain, abis kejadian itu dia jadi trauma dan ngebayangin(berhalusinasi/delusi) bahwa orang yang di anggap mau bunuh dia ada di mana-mana(paranoid) padahal itu cuman orang lain yang dia anggap adalah si mawar.
Tapi gue juga bingung sama cara matinya nih orang dia mati jelas-jelas karna di bunuh dan harta bendanya masih ada, jadi siapa yang bunuh si blair???
Nih kasus gak bakalan terungkap kalo si pembunuh gak ke tangkep(kalo ke tangkep juga mungkin bakalan bertambah pertanyaan tentang nih kasus), akhir kata cuman Tuhan yang tau apa yang terjadi sama si blair.
#Hanya_Pendapat
tumben mawar skrg jadi orang jahat. biasanya jadi korban mulu
DeleteHmm, ada unsur supranatural mungkin? Atau dunia sihir Harry Potter bener-bener ada dan pelakunya itu penyihir? Atau alien?
ReplyDeleteSoal kunci mobil sih, kemungkinan besar ngga ilang, tapi oarena Blair pikirannya lagi kacau, ga ketemu padahal ada di dia
Bang dave, jumat kemarin (6 Desember) aku ultah loh. Dan pas aku ngecek blog abang, aku mikir "bang dave udah update belum ya?" dan ternyata udah! Makasih banyak buat kado dari abang ya bang, meski kota ngga kenal dan abang ngga ada niatan juga posting ini sebagai kado wkwkwk.
ReplyDeletePokoknya makasih banget bang! Ditunggu lanjutan cerita the purge-nya
wkwkwk met ultah ya
Deletejustru yang aneh ketika blair ga pesen tiket dari canada ke jerman, tapi lebih memilih ke AS dulu
ReplyDeleteTiba-tiba keinget sama film It Follows. Apa mungkin sesuatu yg ikutin dia, emang gak bisa dilihat oleh semua orang? Hanya orang-orang tertentu yg secara sengaja maupun gak sengaja melakukan sesuatu yg nge-trigger sesuatu buat ikutin dan mau bunuh mereka?
ReplyDeleteJgn2 yg ngikutin dia grim riper
ReplyDelete