Monday, December 9, 2019

THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 7



“Wooooow seru banget!” seru Darmas, presenter acara “Dahsyatnya Komunis” menyaksikan tayangan live yang menyiarkan langsung kematian Chris di channel youtube mereka.

“Terima kasih buat hasil vote dari para penggemar setia kami di instagram. Kami akhirnya memutuskan mereka ulang video klip Chainsmoker feat Daya ‘Don’t Let Me Go’ tentu dengan sentuhan The Purge!” kata Darmas.

Ia kemudian menoleh ke arah rekannya, Yuli yang terlihat cemberut.

“Lho, kenapa Yul? Kok mukanya cemberut begitu? Apa aksi pembunuhan tadi kurang seru?”

“Gue pengennya tadi vote video klipnya Miley Cyrus 'Wrecking Ball' yang menang. Pasti lebih seru!” ujarnya sambil menyilangkan tangan di depan dada.


“Nih supaya lu nggak sedih melulu, kita baca twitter yuk. Lihat nih, The Purge di Indonesia jadi trending topic lho! Lu pasti bangga kan sebagai orang Indonesia!”

“Wow, benar sekali rekan Darmas! Lihat hastag slogan The Purge #bersamakitabisa, #ayosukseskanthepurge, sampai #hapuskenanganmantan jadi trending topic di seluruh dunia!”

“Lihat, view video tadi di akun youtube kita juga sudah mencapai sejuta lho! Kita nggak mungkin akan bisa melakukannya tanpa dukungan pemirsa semua!” seru Darmas.

“Ada request lagi nih, guys … dari pemirsa yang ada di Solo.”

“Hmmmm … omong-omong soal Solo jadi pengen nih batik bermotif adegan-adegan penyiksaan ala Purge … ada yang motifnya potongan-potongan tubuh manusia juga lho. Tetep ya kita harus cinta produk dalam negeri!”

“Iya nih, pemirsa kita ingin merequest reka ulang video ‘Thriller’ dari mendiang Michael Jackson.”

Walaupun lagunya jadul tapi tetep timeless ya. Bahkan setiap tahun selalu muncul. Silakan kita simak bersama-sama!”

***

Terima kasih sudah menyelamatkan kami, Paman.” ujar Aulia. Mereka kini berada di foodcourt mall itu.

Maafkan soal tadi, ada teman kalian yang terbunuh juga ya? Para tenant mall ini sudah muak dengan toko mereka yang selalu dirampok tiap kali terjadi Purge. Karena itu, malam ini mereka mulai melawan dan membantai siapa saja yang masuk. Penampilan mereka agak heboh memang hahaha … tapi namanya juga The Purge. Kalau nggak heboh, nggak afdol rasanya.”

“Apa pamanmu ini bisa dipercaya?” bisik Sandi.

“Pamanku ini orang yang baik. Semenjak orang tuaku meninggal, ialah yang merawatku.” Aulia menjelaskan.

“Orang tuamu sudah meninggal. Ma … maaf, aku tidak tahu.”

“Tak apa-apa. Mereka meninggal akibat The Purge beberapa tahun lalu. Semenjak itu Paman dan Bibi merawatku. Oh ya, dimana Bibi sekarang?”

“Bibimu?” wajah pria tua itu berubah gugup. “Ehm … dia …”

“AAAAAAA!!!” tiba-tiba Aulia menjerit begitu melihat isi dapur dari restoran pamannya. Di atas pemanggangan, tergantung potongan-potongan tubuh manusia. Beberapa sudah dikuliti dan dipotong bentuk dadu.

“Astaga! Restoran macam apa yang Oom kelola?” Sandi terlihat shock.

“Lho, inilah resep rahasia turun temurun dari restoran Paman. Menurut kalian, darimana asal kelezatan tak tertandingi dari Bakso Mak Nyos bikinan Paman?”

“Ja … jadi selama ini Paman membuat bakso dari daging manusia?” jerit Aulia tak percaya.

“Tentu Lia. Karena mencincang orang itu melanggar hukum, maka hanya pada saat The Purge-lah Paman bisa mendapatkan suplai daging selama setahun.”

“Ta … tapi cincin ini …” wajah Lia langsung pucat begitu mengamat ada cincin kawin yang amat ia kenali dari salah satu jari korban itu, “Jangan bilang ini mayat Bibi!”

“Ini semua salah Bibimu! Siapa suruh dia berselingkuh! Akhirnya, kubunuh dia dan pelakor itu!”

“Pe … pelakor? Siapa yang sebenarnya berselingkuh? Paman atau bibi?”

“Ada satu hal yang tak kau ketahui, Lia … bahwa bibimu sebenarnya adalah lelaki!”

“APAAAA???”

“Ya, The Purge tak hanya dimanfaatkan buat yang ingin merampok dan membunuh saja! Kami berdua memanfaatkan The Purge untuk menikah, karena pernikahan sesama jenis ilegal di negara ini! Paman bahkan menggunakan keuntungan restoran ini untuk operasi kelamin supaya bibimu bisa berubah menjadi perempuan 'seutuhnya'. Tapi apa balasannya? Apa?! Dia malah berselingkuh!”

Sang Paman tiba-tiba tertawa seperti orang gila. “Dan sebagai hukumannya, Paman menyiksa mereka berdua sebelum membunuh mereka. Kalian bisa lihat video tik toknya!”

Pria itu menyetel sebuah video di aplikasi Tik Tok di androidnya. Terlihat suara nyanyian yang tengah viral, yakni ….

Entah apaaaaa yang merasukimu … hingga kau tega mengkhianatiku … yang dulu mencintaimu ...”

Namun di video itu, terlihat sang Bibi dan selingkuhannya menari di atas bara api dan paku pines yang tersebar di lantai. Mereka mengernyit kesakitan sembari bergerak mengikuti adegan viral itu.

“HAHAHAHA! Kau lihat itu, Lia? Lia?”

Paman itu menoleh karena tak mendengar jawaban keponakannya. Dengan heran ia menyadari bahwa sudah tak ada orang di belakangnya.

“Lho, Lia?”

***

“Paman lu benar-benar sudah gila!” seru Sandi tak percaya begitu mereka berhasil keluar dari mall. “Apa yang dia lakukan benar-benar menjijikkan dan di luar batas kemanusiaan … HUEEEEEK!!!” pemuda itu langsung muntah begitu mengingat kengerian yang tadi ia saksikan,

“Gu … gue benar-benar nggak menyangka ….” Lia juga masih sukar mempercayai rahasia gelap yang disimpan pamannya. Wajahnya juga pucat pasi. “Gue juga bener-bener shock paman gue ternyata diam-diam melakukan hal seperti itu …”

“A … apa yang dipikirkan pamanmu itu! Tega-teganya dia melakukan itu.” Sandi geleng-geleng kepala, “MASA DIA MAIN TIK TOK?!”

“Iya, kali ini paman gue benar-benar keterlaluan! Mulai sekarang gue takkan lagi menganggapnya sebagai paman kandung gue lagi!”

“Fajar! Shalsa!” Sandi segera memanggil teman-temannya yang masih menanti di luar. “Shal, kenapa lu nangis? Dimana Chris?”

“Hei, lihat! Ada mobil di sana! Kita bisa menggunakannya untuk melarikan diri!” tunjuk Lia.

“JANGAN!!!” Fajar dan Shalsa berseru secara bersamaan.

“Bagaimana dengan Ariel? Apa kalian berhasil menyelamatkannya?” tanya Fajar.

Sandi menggeleng, “Bagaimana dengan Chris? Apa yang terjadi padanya selama kami di dalam?”

Fajar ikutan menggeleng, “Dia juga sudah tewas akibat The Purge sialan ini! Hei, bagaimana jika kita berlindung di dalam? Gue dengar ada warung Bakso Mak Nyos yang terkenal enak di foodcourt mall ini.”

“TIDAK! JANGAN!!!!” seru Lia dan Sandi serempak.

“Lalu kemana kita akan pergi?”

“Nggak penting kemanapun kita pergi …” Shalsa terisak, “kita pasti akan mati …”

“Jangan berkata seperti itu, Shal.” Fajar menggenggam tangan kekasihnya itu, “Aku akan tetap menjaga kamu supaya aman. Aku berjanji …”

“DOR DOR DOR!!!”

Tanpa peringatan, tiba-tiba suara tembakan menggema. Peluru-peluru tajam menembus tubuh Fajar hingga iapun gugur berlumuran darah di pangkuan Shalsa.

“FAJAR! TIDAAAAAAAAAK!!!” jerit Shalsa histeris.

Dengan geram, Sandi menatap para penembaknya. Pria bertanduk kambing itu masih mengacungkan pistol yang berasap ke arah mereka bertiga. Para anggota geng mulai mengelilingi mereka. Rupanya mereka masih tak puas dan mengejar mereka sampai ke sini.

“Ga … gawat!” jerit Aulia, “Kita terjebak di sini …”

BERSAMBUNG




No comments:

Post a Comment