Pertama
kali gue mengenal tentang insiden di mercusuar Flannan Isles adalah
berkat dua film misteri, yakni “The Vanishing” yang dibintangi
Gerard Butler dan “The Lighthouse” yang dibintangi Robert
Pattinson. Memangnya seheboh apa sih kasus mercusuar Flannan Isles
sampai menginspirasi beberapa judul film yang menggaet aktor
terkenal? Misteri ini hingga kini merupakan salah satu kasus yang tak
pernah terpecahkan. Dua film tersebut pun mengambil sisi yang berbeda
untuk menjelaskan kasus tersebut. Jika “The Vanishing” lebih
menyoroti penyebab yang lebih masuk akal, “The Lighthouse” justru
mengeksplor sisi supranatural. Mungkin kalian sendiri punya teori
sendiri apabila sudah menyimak kisahnya ...
Kisah
menghilangnya tiga penjaga mercusuar secara misterius di sebuah pulau
terpencil bernama Flannan Isles di lepas laut Skotlandia.
Flannan
Isles adalah pulau tak berpenghuni di sebelah barat Skotlandia. Pulau
ini pernah coba dikolonisasi, bahkan dianggap tempat suci karena
adanya reruntuhan gereja Katolik kuno yang didedikasikan pada Saint
Flannan. Akan tetapi karena alamnya yang amat tak bersahabat serta
lokasinya di tengah antah berantah, tak ada lagi yang mau
menghuninya. Pada akhir abad 19-an, kekhawatiran mulai muncul karena
kondisi pulau ini yang dipenuhi batu karang sehingga membahayakan
kapal yang melewatinya. Untuk membantu pelayaran, akhirnya pemerintah
Skotlandia setuju untuk membangun sebuah menara mercusuar di pulau
yang tandus itu. Mereka juga merekrut orang-orang untuk menjaganya
dan dengan demikian, terpaksa tinggal di pulau terpencil itu.
Pada
1900, baru setahun setelah mercusuar itu dirampungkan dan pertama
kalinya manusia menempati pulau itu sejak ratusan tahun, misteri
mulai menyusup ke pulau itu.
Kala
itu, pada 15 Desember 1900, sebuah kapal bernama Archtor melewati
pulau itu dan menyadari bahwa cahaya di mercusuar itu sama sekali tak
menyala. Menyadari ada sesuatu yang aneh, para kru-nya pun mengabari
pihak berwajib. Sebuah kapal bernama Hesperus kemudian dikirim untuk
melihat kondisi para penjaga mercusuar di Flannan Isles. Mereka
dijadwalkan berangkat pada 20 Desember, namun baru bisa mencapai
pulau tersebut pada 26 Desember karena cuaca buruk.
Namun
ketika tiba, para kru segera mencium ada sesuatu yang tidak beres.
Sebelum
mendarat, mereka membunyikan sirine, bahkan meluncurkan suar. Namun
tak ada satupun di pulau itu yang turun untuk menyambut mereka dan
membantu kapal mereka berlabuh. Kala itu mereka tahu benar bahwa
pulau itu dihuni oleh tiga orang penjaga mercusuar, yakni Thomas
Marshall, James Ducat, dan Donald McArthur.
Kapal
itupun menurunkan satu krunya, Joseph Moore ke pulau itu untuk
melihat keadaan. Namun ia malah menemukan hal-hal yang lebih aneh
lagi. Gerbang menuju kompleks mercusuar itu serta pintu depannya
terkunci rapat, namun tak ada satupun orang yang ia temukan di
dalamnya. Lampu mercusuar sudah dibersihkan dan diisi minyak,
menandakan ketiga pria itu memang di sana dan merawatnya, namun
anehnya, tak menyalakannya. Jaket mereka ditinggalkan begitu saja di
dalam mercusuar. Hal yang cukup tidak masuk akal, mengingat kala itu
adalah musim dingin dan udara di luar tentu amat menggigil. Jika
mereka keluar, pastilah mereka wajib membawa jaket mereka. Tak ada
bukti perkelahian atau pergolakan lain, namun anehnya, sebuah kursi
tergeletak dalam keadaan terbalik di dapur.
Joseph
memanggil teman-temannya untuk ikut membantunya mencari para penjaga
mercusuar di sekujur pulau, namun mereka tak menemukan siapapun.
Hal-hal aneh mulai mereka temukan. Jelas ada sesuatu yang terjadi di
pulau itu, sebab sebuah pagar besi terlihat bengkok, kotak-kotak kayu
hancur dan isinya berserakan, hamparan rumput tercabut seolah
terenggut begitu saja dari atas tanah, dan yang paling aneh,
sebongkah batu seberat 1 ton lebih telah berpindah tempat.
Namun
tiada yang lebih ganjil ketimbang catatan yang tertinggal di log
(buku catatan harian) sang penjaga mercusuar.
Pada 12
Desember, tiga hari sebelum kapal Archtor melintasi pulau itu dan
melihat nyala mercusuar sudah dalam keadaan mati, Thomas Marshall
menulis hal yang teramat aneh. Ia melihat badai yang dahsyat, bahkan
ia mengaku tak pernah melihat angin sekencang itu selama 20 tahun
karirnya. Ia juga melaporkan bahwa James Ducat menjadi “sangat
pendiam” dan Donald McArthur menangis tersedu-sedu. Donald justru
adalah yang paling dewasa dan senior di antara mereka, hingga sama
sekali tak masuk akal jika ia sampai mengalami “breakdown”
semacam itu hanya gara-gara sebuah badai. Pada hari berikutnya, 13
Desember, Thomas kembali menulis bahwa ketiga pria itu kini berdoa
karena badai yang mereka alami bertambah ganas.
Sengeri
apakah badai yang menimpa mereka? Tiga orang tersebut sudah
berpengalaman sebagai penjaga mercusuar, bahkan mungkin sudah melalui
banyak badai. Di dalam mercusuar mereka yang setinggi 23 meter
(kurang lebh tujuh lantai), harusnya mereka merasa aman.
Dan
inilah fakta yang paling aneh dari semuanya.
Pada
12-14 Desember, sama sekali tak pernah ada badai di tempat itu.
Sama
sekali tak ada laporan badai dari kapal-kapal yang melintas, bahkan
angin kencang sekalipun tak pernah berhembus. Lalu apa yang mereka
lihat dan alami kala itu? Apa yang membuat mereka begitu ketakutan?
Catatan
terakhir dalam log itu tertanggal 15 Desember, dimana Thomas menulis.
“Badai telah berakhir. Laut sudah tenang. Tuhan menang.”
Nassnya
itulah hari dimana mereka bertiga menghilang ditelan bumi.
Ada
teori bahwa mereka bertiga keluar untuk memeriksa kerusakan akibat
“badai” itu dan akhirnya tersapu oleh ombak. Namun badai apa?
Sama sekali tak pernah terjadi badai kala itu. Dan lagi-lagi, kala
itu adalah pertengahan Desember dan ketiga pria itu meninggalkan
jaket mereka di dalam. Sukar dipercaya ketiganya rela berjalan di
udara musim dingin yang mengigil tanpa jaket mereka.
Ada yang
berpendapat bahwa ketiga penjaga itu sengaja kabur dan memulai hidup
baru. Mungkin saja mereka tak puas dengan kehidupan yang terisolasi
di tengah laut dan melarikan diri. Dengan memalsukan catatan log itu,
mereka berharap bahwa orang-orang akan mengira mereka hilang karena
tersapu badai. Namun lagi-lagi teori itu tidak masuk akal. Thomas
Marshall memang belum menikah, namun dua rekannya yang lain sudah
berkeluarga. James memiliki seorang istri dan 4 anak, sementara
Donald dan istrinya juga sudah dikarunia dua anak. Mustahil ayah-ayah
itu sengaja menelantarkan keluarganya sendiri. Apalagi mereka pekerja
keras, terbukti dengan mereka rela menerima pekerjaan sebagai penjaga
mercusuar (yang notabene sering ditolak orang lain karena harus
terisolasi di pulau tak berpenghuni) demi menghidupi keluarganya.
Jika
teori-teori yang sarat logika sudah tak bisa lagi menjawab
pertanyaan, tak bisa disalahkan jika orang-orang mulai berpaling pada
penjelasan supranatural yang lebih menggugah imajinasi. Ada yang
menyatakan bahwa “badai” yang tak pernah ada itu sesungguhnya
adalah monster laut yang kemudian memangsa mereka. Bahkan ada pula
yang melompat ke kesimpulan tergila bahwa ketiganya diculik alien.
Namun
dari semua teori itu, dari yang masuk akal sampai yang tidak, gue
punya teori lain, kali ini menyangkut kegilaan. Mungkinkah jika log
yang ditulis oleh Thomas bukanlah kebohongan, namun juga bukan suatu
hal yang nyata (karena kita tahu memang tak pernah terjadi badai)?
Perlu kita ingat, karena pekerjaannya sebagai penjaga mercusuar
Thomas harus rela bekerja jauh dari semua yang ia kenal dan terpaksa
tinggal di sebuah pulau di tengah musim dingin yang keras, di tempat
terpencil yang antah berantah dan hanya dikelilingi lautan luas,
bersama dua orang yang tak ia kenal. Mungkinkah kondisi itu lama-lama
membuatnya kehilangan kewarasannya?
Mungkinkah
ia berubah menjadi gila dan berhalusinasi, hingga itulah yang membuat
kedua temannya ketakutan?
Dan
mungkinkah dalam kegilaannya ia membunuh dia rekannya yang lain
dengan melemparkan mereka ke dalam laut, kemudian ia sendiri
menjemput kematiannnya dengan melompat dari tebing?
Gue
pikir mungkin teori itulah yang paling plausible untuk menjelaskan
tragedi tersebut. Namun tetap, kita takkan pernah tahu apa yang
terjadi malam itu, ketika badai misterius melanda Flannan Isles.
Misteri ini, selama tak pernah terjawab, akan terus memukau imajinasi
manusia.
SUMBER: Wikipedia
SUMBER: Wikipedia
Jd penasaran sama filmnya...
ReplyDeleteBang dave sdh nnton?? Bagus gak??
Kalo yg filmnya gerard butler udah nonton sih, tapi lebih ke drama jadi gue ga gitu demen. kalo yg filmnya robert pattinson ga tayang di indonesia kayaknya jadi belum nonton
Deleteyang bikin ga masuk akal gimana batu 1 ton bergeser pindah dr tempatnya??
ReplyDeletePernah baca tp lupa dmna, klo gk salah ada penjelasan lg terkait catatan log nya, 'badai' yg ditulis itu katanya menggambarkan suasana mereka bertiga disana dan di catatan terakhir itu dimaksud mereka saling bunuh. Sama kyk teori bang dave...
ReplyDeletecoba geser lagi batunya, siapa tau nemu 3 jasad
ReplyDeletelah iya, bener
DeleteMungkin Thomas kena "Cabin fever" seperti gejala depresi karena berada di ruangan dgn orang² yg sama selama berhari-hari lalu dia mengakhiri hidupnya sendiri dan kawan² nya.
ReplyDeleteSoalnya Cabin Fever ini juga yg melatarbelakangi cerita film The Shining, yg buat si Jack depresi sampe mau bunuh anak dan istrinya.
Ku suka yang ginian.
ReplyDeleteSaya baru selesai nonton, tapi gx jelas, karena dalam cerita tersebut mereka bertiga saling bunuh lantaran masaalah emas yang di temukan, tidak nyambung dengan teori penemuan awal, seoerti batu satu ton bergeser, rumput ada yg terjaut dll, sangking pnasaranya sampek saya buka di gogle. Mnurut imajinasi saya ada gemba bumi d sekitaran pulau yg membuat mereka terpental ke laut.
ReplyDeleteKalau Tomas membunuh kedua rekannya lalu bunuh diri..
ReplyDeleteTrus penjelasan tentang batu 1 ton yg bepindah tempat serta rumput rumput yg tercabut itu gi mana...
Kalau Tomas membunuh kedua rekannya lalu bunuh diri..
ReplyDeleteTrus penjelasan batu 1 ton yg bergerak sendiri dan rumput rumput yg tercabut itu gi mana
Aku nonton yg lighthouse, ya sama, halusinasi
ReplyDelete