Friday, December 6, 2019

TALES OF PARANOIA #3: THE TRAGIC LOVE STORY OF TOM AND EILEEN LONERGAN



Thomas Joseph Lonergan dan Eileen Cassidy Lonergan adalah sepasang suami istri yang hidup bahagia. Setelah berkenalan di sebuah universitas di Louisiana, Amerika Serikat tempat mereka kuliah bersama, mereka berduapun memadu kasih hingga akhirnya memutuskan menikah. Namun nasib naas menimpa mereka. Setelah menyelesaikan karya sosial mereka di Tuvalu dan Fiji, mereka memutuskan mampir ke Queensland, Australia demi hobi mereka, yakni diving. Mereka bersama 5 pasangan lain menikmati hari mereka, melompat dari sebuah kapal speed boat dan menyelam untuk menyaksikan keindahan terumbu karang di dasar laut.

Akan tetapi ketika mereka berdua kembali ke permukaan, mereka menyadari bencana telah menghampiri mereka. Kapal mereka pergi tanpa mereka dan kini, mereka terjebak di tengah lautan yang luas. Gue akan mencoba membahas nasib mereka, atau lebih tepatnya apa yang mungkin menimpa mereka, mengingat hingga kini kasus menghilangnya pasangan ini tak menyisakan apapun kecuali misteri.

Dear readers, inilah Dark Case kali ini.


Pada 25 Januari 1998, Tom dan Eileen melakukan scuba diving di terumbu karang Saint Crispin di Great Barrier Reef yang terkenal. Namun baik staf maupun kapten kapal mengira seluruh penumpang kala itu telah lengkap dan meninggalkan pasangan itu. Hingga kini, alasan mengapa kapal itu pergi tanpa Tom dan Eileen masih diperdebatkan, namun kemungkinan besar mereka salah menghitung jumlah penumpang.

Celakanya, para kru baru menyadari mereka lenyap setelah dua hari kemudian, ketika mereka menemukan tas pasangan itu masih berada di atas kapal, bahkan dengan paspor masih tersimpan rapi di dalamnya. Proses pencarian besar-besaran pun dilancarkan kala itu, namun semua telah terlambat. Pada Februari 1998, peninggalan kedua pasangan itu mulai ditemukan. Baju menyelam Eileen ditemukan terdampar di pantai dengan banyak robekan. Teori mengatakan bahwa robekan itu mungkin akibat tercabik-cabik oleh batu karang yang tajam selama pakaian itu terombang-ambing.

Namun ada pula teori lain yang lebih menakutkan, bahwa robekan itu disebabkan oleh gigitan hiu.

Ilustrasi seekor hiu

Enam bulan setelah menghilang, pada bulan Juni, jaket menyelam mereka, termasuk tangki oksigen, hingga sepatu menyelam bersirip kembali ditemukan di pantai sekitar 121 km dari lokasi mereka menghilang. Selain itu, sebagai bukti paling meyakinkan bahwa itu adalah milik mereka, diketemukan pula sebuah papan tulis dimana di atasnya tercatat pesan,

Senin 26 Januari; 1998 08am. Kepada siapapun yang bisa menolong kami: Kami ditinggalkan di karang oleh kapal MV Outer Edge 25 Januari 98 3pm. Tolong selamatkan kami sebelum kami mati. Tolong!!!”

Hingga kini, hanya itulah yang mampu ditemukan dari pasangan itu. Jenazah mereka, jikapun ada, lenyap dalam lautan tiada batas.

Sekilas, ini memang terlihat seperti sebuah kecelakaan yang teramat tragis yang disebabkan oleh kelalaian sang kru diving tersebut. Namun ada teori lain yang lebih gelap dan membuat merinding, yang membuat gue memasukkan kasus ini ke “Tales of Paranoia”.

Ilustrasi diving

Diari pribadi Tom yang diketemukan setelah kematiannya ternyata mengungkapkan rahasia yang tak pernah diduga siapapun sebelumnya. Tom bukanlah pria dengan kehidupan sempurna seperti yang dikenal oleh keluarga dan teman-temannya. Dari diarinya, terkuak bahwa mentalnya sedikit terganggu, bahkan berniat untuk bunuh diri. Namun teori “bunuh diri” terasa tak klop dengan apa yang dialami oleh pasangan suami istri itu. Apakah Tom memang berniat untuk menghadap yang Kuasa dan mengajak istrinya bersamanya? Namun jika memang benar, mengapa ia memilih kematian yang “aneh” seperti tenggelam di lautan lepas?

Jika itu memang bukan kasus bunuh diri, siapakah yang harus bertanggung jawab atas kematian mereka? Pemerintah Queensland marah besar pada tim diving yang menelantarkan pasangan tersebut, sebab berita tentang kelalaian mereka jelas berdampak besar pada industri pariwisata Australia. Jak Nairn, guide di kapal naas yang ditumpangi Tom dan Eileen mendapat tuduhan serius, yakni pembunuhan. Dakwaan itu tak terbukti dan ia dibebaskan, namun perusahaan yang mengelola bisnis diving miliknya akhirnya terpaksa gulung tikar setelah bangkrut akibat kejadian itu.

Kita takkan pernah tahu apa yang terjadi pada Tom dan Eileen. Ada kemungkinan besar mereka kini telah tewas. Kisah mereka berdua diangkat ke layar lebar melalui film “Open Water” dimana kisah tragis mereka diceritakan lebih rinci (dengan imajinasi sang penggarap naskah tentunya). Di film itu diceritakan Tom tewas karena dimangsa hiu, sedangkan Eileen akhirnya memutuskan bunuh diri dengan menenggelamkan diri. Namun kita berharap saja, nasib mereka yang sesungguhnya tidaklah setragis itu dan paling tidak, mereka bisa beristirahat dengan damai di alam sana.

SUMBER: Wikipedia
















5 comments:

  1. Bang dave, bahas juga kasus"Cheydan Barr" yang jadi inspirasi film "12 Feet Deep" dong.

    #Salam_Silent_Reader

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah gw dah coba cari2 referensinya tp krg bgt. Mgkn krn ga ada saksi matanya kali ya. malah jd kepengen nonton filmnya wkwkwk

      Delete
  2. Hmm, rada aneh juga sih kasusnya. Setauku (hasil baca-baca arktikel ama pengalaman), kalo diving tanpa punya sertifikat mustinya ada pemandunya, kecuali agen divingnya emang rada ngawur. Mereka diving sudah pasti tanpa pemandu, soalnya ga mungkin ketinggalan kalo ada staff yang bareng mereka.

    Jadi mereka udah paling nggak udah terlatih diving. Dan menurut pengetahuan terbatasku, di jaket diving harusnya ada semacam flare or something buat isyarat kalo-kalo si penyelam dalam masalah, soalnya di air kan ga bisa teriak.
    Aku sebenernya pengen bilang kalo ada kemungkinan mereka sanggup berenang balik ke darat, tapi susah juga sih cari arahnya.

    Btw, itu si Tom dapet papan tulis ama kapur dari mana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gw browsing yg namanya "diving slate" bentuknya kayak yg dipake anak2 itu, bkn papan pake kapur tulis

      Delete
  3. gua liat sih lebih mirip kecelakaan dibanding suatu paranoia, mungkin lebih cocok di yang tentang alam kemaren bang, kasusnya mirip sama yg lupa pesen tiket pesawat buat pulang

    ReplyDelete