Hallo
guys, balik lagi dengan bedah kasus-kasus kriminal ala Mengaku Backpacker.
Pertama-tama gue minta maaf ya sudah hiatus cukup lama, hampir sebulan. Dan
bila dibandingin dengan konten-konten original blog ini seperti creepypasta,
urban legend, bahkan riddle yang kini jauh lebih berkurang, gue lebih konsen ke
konten-konten semacam ini. Alasannya karena kesibukan gue yang makin menggila
sehingga gue nggak ada cukup waktu. Perlu kalian ketahui, untuk menulis
artikel-artikel tentang creepypasta dll, ada 4 langkah yang harus gue lakukan,
yakni pertama mencari source-nya (yang kini juga makin susah dicari),
membacanya satu demi satu (ini yang bikin lama dan capek karena ada cerita
bagus dan cerita jelek, dan gue harus baca semuanya), menyeleksinya, baru
menerjemahkannya. Langkah-langkah itu lumayan panjang ketimbang menulis konten
tentang kasus kriminal, karena gue biasaya dapat ide instan tanpa perlu mencari
(biasanya nggak sengaja nemu pas scrolling Youtube atau artikel-artikel
online), sehingga tertinggal dua langkah aja yakni mencari source lalu
menerjemahkannya.
Kali
ini gue juga nemu kasus-kasus yang aslinya sih pengen gue bedah dengan artikel
yang panjang dan mendalam. Tapi kok gue rasa hal itu kurang bijak dan akhirnya
hanya akan gue bikin kompilasinya saja. Kelima kasus ini bisa dibilang cukup
aneh (nggak kayak kasus kebanyakan) dan bikin gue sendiri merinding karena
skala kesadisannya. Berikut ini 5 kasus yang berhasil gue kumpulkan.
KASUS
MATTHEW DAN LAUREN PHELPS
Saat
fajar menjelang pada tanggal 1 September 2017, seorang operator 911 di Raleigh,
California dikejutkan dengan telepon 911 dari seorang pria bernama Matthew
Phelps. Ia mengaku bangun setelah bermimpi buruk dan menemukan istrinya, Lauren
Phelps, sudah tewas bersimbah darah di sisi ranjang. Matthew sendiri mengaku
tak ingat apa yang terjadi, namun ia menduga dia sendiri-lah yang membunuh
istrinya sendiri. Ia menyalahkan obat batuk sirup bermerk Coricidin yang ia minum sebelum tidur. Namun benarkah
obat yang ditenggaknya ini menjadi penyebabnya? Adakah konspirasi perusahaan
farmasi yang melepaskan bahan kimia berbahaya ke publik? Jika benar, bagaimana
nasib orang-orang lain yang juga mengkomsumsinya?
Akankah
ini menjadi awal wabah kegilaan yang bisa menghancurkan seluruh kota?
KASUS
AUSTIN HARROUF
Setahun
sebelumnya, pada 15 Agustus 2016, seorang pria bernama Jeff Fisher terbangun di
tengah malam karena suara teriakan dari arah rumah tetangganya. Ia berusaha
menolong mereka dan begitu sampai, ia terkejut melihat pemandangan mengerikan
di depan matanya. Seorang remaja tengah mengunyah wajah tetangganya, yang
bernama John Stevens, bak kanibal. Sementara itu di sampingnya, tergeletak
tubuh Michelle Stevens, istri tetangganya, yang kini sudah tak bernyawa. Perlu
beberapa polisi dan seekor anjing agar bisa menjinakkan “zombie” yang kemudian
diketahui sebagai seorang mahasiswa bernama Austin Harrouf.
Apakah
ini adalah awal skenario wabah zombie yang apokaliptik?
KASUS
JAXON LIEDL
Nate
Liedl adalah seorang ayah yang sedang berbahagia, sebab akhirnya setelah
menanti selama bertahun-tahun, pria itu akhirnya mendapat momongan. Karena
kesibukan pekerjaannya, ia akhirnya memutuskan untuk menitipkan bayinya yang
masih berumur 6 bulan itu, Jaxon Liedl, ke sebuah day-care atau tempat
penitipan anak. Namun naasnya, suatu hari di bulan Oktober 2018, nasib naas
menimpanya. Jaxon ditemukan tak bernyawa, tergeletak di lantai dengan tengkorak
retak. Polisi awalnya menduga kecelakaan naas terjadi hingga bayi itu terjatuh
dari ranjangnya dan terbentur kepalanya. Namun forensik menemukan hal yang
aneh. Sebuah jejak kaki ditemukan di wajah bayi itu sehingga kesimpulan pun
diambil bahwa seseorang menginjak kepalanya hingga tengkoraknya pecah. Jika
begitu, itu adalah sebuah kasus pembunuhan. Namun ada sesuatu yang tak masuk
akal.
Jejak
kaki itu adalah jejak kaki seorang anak berusia 10 tahun.
KASUS
CHRISTY SHEATS
Kasus
yang menimpa wanita ini adalah yang paling memilukan. Bukan karena ia menjadi
korban, namun ia-lah pelaku kejahatan yang tak terbayangkan tersebut. Christy
tengah menghadapi perceraian dengan suaminya. Dan solusinya? Ia mengumpulkan
keluarganya: sang suami serta dua putrinya yang beranjak dewasa, untuk rapat
keluarga. Namun apa yang terjadi? Tanpa diduga ia justru mengeluarkan sebuah
senjata api lalu membunuh kedua anak gadisnya sendiri. Melihat kejahatan keji
yang sulit dinalar itu, polisi tak punya pilihan lain selain menembaknya mati.
Apa
yang terjadi sebenarnya? Apa yang mnedorong seorang ibu yang penuh kasih
berubah menjadi pembunuh keji?
KASUS
NATALIA BARTNETT
Kristine
Bartnett dan suaminya, Michael mengira kehidupan mereka akan berjalan sempurna
ketika pada 2010, mereka mengadopsi seorang anak perempuan berusia 6 tahun dari
Ukraina bernama Natalia. Namun keduanya kemudian mengaku mulai menemukan
hal-hal yang janggal dan mencurigakan. Kristine memergoki Natalia sudah
mengalami menstruasi, suatu hal yang mustahil terjadi pada anak berusia 6
tahun. Tak hanya itu, ia mulai merasakan ketakutan ketika Natalia mulai
mengancam akan menikamnya saat ia sedang tidur, berusaha meracuninya dengan
memasukkan pemutih pakaian ke dalam kopinya, dan terakhir ketika Natalia
mendorongnya ke pagar yang dialiri listrik.
Kristine
dan Michael akhirnya kabur dari rumahnya begitu mereka mengakui mengetahui
bahwa Natalia, putri mereka, bak plot dari film horor “Orphan” sebenarnya
adalah wanita berusia 22 tahun.
Kelima
kasus sadis di atas pasti membuat kita berpikir, “Apa udah mau kiamat ya?”.
Mengapa kasus-kasus mengerikan seperti itu menjadi sering terjadi? Apa yang
terjadi dengan dunia ini? Namun jangan khawatir, kelimanya ternyata bisa
dijelaskan dengan akal sehat. Bahkan, penjelasannya mungkin seperti menjadi
sebuah “plot twist” di sebuah film yang takkan pernah kita duga sebelumnya.
Dont judge before you know the truth.
Kita
bahas mulai dari yang pertama.
KASUS
MATTHEW DAN LAUREN PHELPS
Matthew
ditangkap oleh polisi pada hari kejadian naas itu atas kematian istrinya
sendiri. Namun ia masih bersikeras obat yang ia minumlah penyebab kegilaannya
itu. Benarkah bahan kimia berbahaya itu mengubah perilakunya? Ternyata
penjelasannya tak sesederhana itu.
Keluarga
dan teman-teman pasangan Phelps terkejut setengah mati atas kejadian itu. Di
mata mereka, Matthew dan Lauren adalah pasangan sempurna yang selalu akur,
terlihat dari foto di akun media sosial mereka yang senantiasa mesra. Namun
inilah kesalahan pertama mereka. Jangan pernah percaya pada apa yang kalian
saksikan di medsos!
Polisi
yang mendalami kasus ini mulai menemukan fakta-fakta mengejutkan. Pertama,
kehidupan rumah tangga mereka ternyata tak seindah apa yang mereka perlihatkan
di medsos. Keduanya sering terlibat pertengkaran, bahkan mungkin diambang
perceraian. Akibatnya mungkin lucu buat kalian, namun sangatlah serius.
Pengeluaran keluarga tersebut tidak terkontrol karena kecanduan Matthew pada
game online. Ia bahkan menghabiskan 1.200 dollar (16 juta rupiah) per bulan
untuk berlangganan game online. Penyebab kedua, selain sosok lelaki sempurna
yang ia tonjolkan di akun medsosnya, Matthew ternyata memiliki kehidupan lain.
Matthew
diketahui memiliki akun instagram kedua dimana berbeda dengan sosok santun yang
selalu ia pamerkan di akun pertamanya, ia memperlihatkan dengan jelas sisi
lainnya. Yakni sebagai seorang psikopat. Matthew ternyata terobsesi dengan film
“American Psycho” bahkan mungkin bercita-cita menjadi seorang pembunuh. Bahkan
lebih parah lagi, pria itu ternyata pengguna narkoba (obat batuk sirup di
Amerika bisa disalahgunakan karena memiliki efek sama seperti narkotik) dan
pecandu minuman keras.
Wajah
aslinya pun terlihat ketika persidangan. Dari yang awalnya pria dengan wajah
innocent dan pengayom, ia kini tampak seperti seorang psikopat.
Sumber: Mirror
Sumber: Mirror
KASUS
AUSTIN HARROUF
Siapa sangka pemuda berwajah polos ini
nantinya akan berubah menjadi pembunuh keji?
Apa
yang dilihat Jeff Fisher malam itu akan menghantuinya seumur hidupnya. Tak
hanya ia tak mampu menyelamatkan nyawa tetangganya, namun ia juga harus melihat
aksi kanibalisme pelakunya, Austin Harrouf. Namun beruntung, kesaksiannya
banyak membantu untuk menjelaskan apa yang terjadi malam itu. Mengapa pemuda
dengan reputasi alim seperti Austin, yang baru saja mulai merintis masa
depannya dengan berkuliah di Florida State University yang bergengsi, tiba-tiba
berubah menjadi makhluk pemakan manusia? Tapi tenang, ini bukan awal dari penyebaran
virus zombie kok. Ada penjelasan sederhana mengapa Austin menggila malam itu.
Obat-obatan
terlarang.
Polisi
menduga, malam itu Austin mengkonsumsi “flakka”, sejenis halusinogen yang
terbukti berdampak amat merugikan bagi otak manusia. Malam itu, Austin merasa
dirinya berada dalam bahaya dan berubah menjadi “manusia serigala”. Ketika
melihat Michelle, korbannya, ia berpikir wanita itu adalah sesosok “penyihir”
sehingga iapun menyerangnya dan membunuhnya. Keluarga Austin, masih membela
putra mereka, berpendapat lain. Mereka beranggapan sejarah kelam skizofrenia
yang menghantui keluarga mereka adalah jawabannya. Bagi mereka, buah hati
mereka masihlah anak pendiam yang tak berdosa. Apapun penyebabnya, yang jelas
kini Austin telah mendekam dalam penjara atas perbuatannya membunuh dua orang
tak bersalah dan bahkan lebih buruk lagi, mencoba memangsa mereka.
Sumber: Youtube
Sumber: Youtube
KASUS
JAXON LIEDL
Kematian
bayi bernama Jaxon Liedl membawa teka-teki baru. Siapakah pelakunya? Penemuan
forensik menemukan bukti mencengangkan. Pembunuhnya adalah seorang anak gadis
berusia 10 tahun yang tak lain adalah putri pemilik day care tempat Jaxon
dititipkan. Namun bagaimana mungkin anak yang sebegitu belia melakukan hal
sekeji itu?
Kasus
ini memang sangat rumit. Nate sebagai sang ayah tentu tak terima, namun
bagaimana juga, pelakunya adalah anak di bawah umur. Ketika berada di
pengadilan, sang anak (yang tak disebutkan namanya karena identitasnya
dilindungi oleh hukum) menjawab bahwa Jaxon kecil terjatuh dari tempat tidurnya
dan menangis. Untuk menghentikan tangisannya, sang anak gadis itupun menginjak
kepala Jaxon.
Namun
inilah fakta yang mengerikan. Anak tersebut sama sekali tak bersalah telah
membunuh Jaxon, bahkan kemudian pergi bermain ke luar begitu ia melenyapkan
nyawa bayi tersebut.
Ketika
para orang dewasa berdebat di pengadilan akan nasibnya, sang anak hanya bermain
sambil menggambar dan mewarnai, menunjukkan keluguannya. Namun benarkah ia
hanyalah anak yang polos? Apakah ia telah memahami konsep membunuh?
Usut
punya usut, ternyata sang anak memiliki masa lalu kelam. Ia adalah anak angkat
sang pemilik day care yang ia adopsi karena mendapat penyiksaan dari keluarga
kandungnya. Apakah penyiksaan itu membuatnya menjadi seorang anak psikopat?
Apakah sepatutnya ia dihukum? Akankah ia mengulangi perbuatannya lagi? Ataukah
ia harusnya dirawat dan diobati, serta diperlakukan penuh kasih sayang
selayaknya anak kecil seumurannya? Kasus ini memang menimbulkan banyak dilema
dan hingga saat ini, belum terpecahkan.
Sumber: Youtube
Sumber: Youtube
Bagaimana
mungkin seorang ibu tega membunuh buah hatinya sendiri? Itulah pertanyaan yang
sering dikemukan orang tentang kasus Christy Sheats. Untuk menjawabnya, kita
harus mendalami masa lalu wanita berusia 42 tahun ini.
Mungkin
terasa sangat sakit bagi Christy begitu tahu ia akan diceraikan oleh suaminya.
Namun Jason Sheats, sang suaminya, melakukannya bukan tanpa alasan. Christy
memiliki sejarah mengidap gangguan jiwa, bahkan pernah berusaha bunuh diri.
Hari itu, Christy yang juga seorang aktivis pro-gun (membela hak warga Amerika
untuk memiliki senjata) telah kehilangan kewarasannya dan memutuskan untuk
menghabisi kedua putrinya sendiri Taylor (22 tahun) dan Madison (17 tahun). Tragisnya,
Taylor sendiri hendak melangsungkan pernikahannya sendiri.
Namun
apa alasannya? Ternyata amat memilukan, Christy yang begitu sakit hati dengan
suaminya hendak menghukumnya dengan cara tak terbayangkan. Ia membunuh kedua
buah hatinya sendiri agar suaminya merasa bersalah dan trauma seumur hidupnya.
Buktinya sangat jelas. Jason berada di TKP bersama mereka, namun Christy sama
sekali tak membidiknya, bahkan membiarkannya hidup. Dan di depan matanya,
Christy-pun membalas dendamnya dengan membunuh kedua hal yang paling ia cintai
di dunia ini.
Sumber: Houston Chronicle
Sumber: Houston Chronicle
Nah,
kasus inilah mungkin yang paling tidak terduga. Kita mungkin bersimpati dengan
pasangan Kristine dan Michael Bartnett yang “diteror” oleh putri angkat mereka
yang ternyata adalah wanita dewasa dengan tubuh seperti anak kecil.
Namun
ternyata kenyataannya jauh dari dugaan kita semua.
Penyelidikan
dokter menunjukkan bahwa dari pemeriksaan tulang, terbukti bahwa Natalia
Bartnett adalah anak berumur 11 tahun. Kepadatan tulang anak-anak dan tulang
dewasa amatlah berbeda, sebab tulang anak-anak lebih elastis, sedangkan tulang
dewasa jauh lebih keras. Inilah yang digunakan untuk membuktikan umur Natalia
yang sebenarnya. Selain itu, Natalia juga didiagnosis menderita dwarfisme
(kekerdilan) dan inilah yang membuatnya sekilas terlihat seperti orang dewasa.
Bahkan ibu kandung Natalia pun turun tangan bersaksi tentang umur anaknya,
begitu tahu putrinya menerima fitnah keji.
Lalu
jika Natalia benar-benar anak kecil, bagaimana dengan cerita kedua orang tua
angkatnya? Yang mengejutkan, justru keduanya-lah sosok penjahat dalam kisah
ini. Mengetahui ketidaksempurnaan Natalia yang tentu akan membuatnya tumbuh
berbeda, belum lagi biaya medis menggunung yang harus mereka keluarkan untuk
merawat Natalia, merekapun memutuskan untuk menelantarkannya. Tak hanya itu,
untuk melepaskan tanggung jawab, mereka mengarang cerita, terinspirasi dari
film horor “Orphan”. Beruntung, polisi tak mudah percaya. Keduanya kini telah
ditangkap. Natalia kini tinggal bersama orang tua angkat baru yang berani
bersaksi bahwa putri mereka itu adalah anak biasa, bukanlah sosok iblis seperti
yang digambarkan pasangan Bartnett.
versi indo ga ada bwang?
ReplyDeleteWow...
ReplyDeleteSaya tertarik sekali dengan kisah Natalia Bartnett lalu mencari kisah yang lebih detail di internet. Kedua orangtuanya yaitu Kristine dan Michael mengaku mendapati Natalia memiliki bulu pubis ketika memandikannya setelah mengadopsinya, padahal saat itu diyakini dia baru berusia 6 tahun. Lalu, kalau saya liat dari komentar-komentar netizen di Youtube, banyak yang meyakini kalau Natalia adalah orang dewasa dan mendukung Kristine dan Michael. Serem banget ternyata kisah ini :D
ReplyDeleteAku juga, sempet searching kasus itu. Katanya si Natalia juga udah mens dan nyembunyiin siklus mens nya pas diaadopsi.
DeleteTapi yang bikin lebih bingung lagi, aku dulu pernah baca di beberapa sumber kalo Natalia itu yatim piatu. Lah, tapi ini kok tiba-tiba ada yang ngaku-aku ibu kandungnya?
Pertama baca, kasus Phelps, aku kira itu kasus slerp waking. Dan masih mikir gitu juga sih..
ReplyDeleteSoalnya, mana ada pembunuh yang manggil polisi sendiri kevuali dia bener-bener clueless? Trus, kalo dia malemnya lagi 'high', ada kemungkinan istrinya ngungsi tempat tidur, apalagi istrinya pasti udah paham sama sifatnya sang suami.
Yang kasus Liedl, aku juga terus googling soal itu. Katamya anaknya mengidap penyakit mental kan? Menurutku sih bukan karena dianya yang psikopat, tapi si anak beneran gak paham sama apa yang dia perbuat pkus mental trauma dari abusenya dulu.
Kesel juga sih pas baca bapaknya si bayi bilang nggak nyalahin daycare nya dan cuma nyalahin si anak. Padahal jelas-jelas daycarenya sendiri yang nggak bertanggung jawab. Di penhadilan juga bilang kalo ada anak-anak kecil yang berkeliaran lewat tempat bayi-bayi tidur. Anak anak umur 1-2 tahun deket2 bayi tanpa pengawasan??
Bang Dave untuk kasus Natalia ada sumber Berita yang jelasnya, soalnya butuh sumber Berita yang jelas untuk hal kayak gini
ReplyDeleteSabar ya. Untuk post ini emg belum sempet gw kasi link sumbernya gara2 terlalu banyak. Gw liat dulu history browser gw hehehehe
Deletemerinding banget baca semuanya apalagi yang Natalie taunya cuma sampe yang ia dikira berusia 22 tahun. Ternyata malah orang tua angkatnya yang mengerikan.
ReplyDeletePlor twistnya yang Natalia sadissssss euyyyy.
ReplyDeleteSetuju sama yang komen di atas nih bang dave tentang si Natalie, waktu pernah liat di YouTube dia itu gak cuma udah mens tapi juga sudah ada bulu pubes nya. Dan si orang tua angkat ini bukan pertama kali dia ngadopsi anak makanya bisa dapet izin buat adopsi Natalie. Dan waktu d tinggal itu mereka gak cuma asal tinggalin, mereka udah mengurus surat2 yang menyatakan kalo si Nate udah berumur 22 atau berapa gitu. Makanya dia di tinggal dengan anggapan kalo dia udah dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri, dan gak cuma di kasih tempat tinggal tapi si Nate ini juga masih di biayain biarpun udah di tinggalin gitu. Entahlah
ReplyDeleteJgn mudah kemakan hoax. Emg liat lgs atau ada bukti fotonya natalie ini udah puber? Atau cm kemakan omongan ortunya? Gw sih lebih percaya omongan dokternya, ada bukti labnya lg. Di berita ada kok surat2 itu dibikin dg alasan "mentalnya" natalie dah kayak org dewasa, pdhl umum terjadi kalo anak2 dr negara dunia ketiga (ukraina) yg hidup susah bakalan lebih dewasa mentalnya ketimbang anak2 di US misalnya. Ortunya ini juga minta BAYARAN tiap kali ada media yg wawancara mrk tentang kasus ini, jadi jelas mereka cari duit dr publisitas. Dan yg plg jelas knp gw bela natalie, polisi dan pengadilan udah nangkap mrk, berarti mrk udah pny bukti lebih dr cukup kalo mrk yg bersalah
DeleteOya ada bukti satu lg, coba cari cari video wawancara natalie plg baru. Skrg dia udah umur 17 jd udah (hampir) dewasa. Lalu bandingin ama foto2 dia di media pas dia masih ama keluarga bartnett. Sama ga kira2? Kalo dia umurnya dah 22 tahun, berarti harusnya sama kkrn dia udah dewasa dan dan ga akan tumbuh lg .Tapi kalo beda, berarti dl dia masih anak2
DeleteBaru nonton yang video terbarunya, emang keliatan lebih dewasa sih, maafkan diriku
Deletebang,wanita gampangan emang, gampang banget percaya :',, soalnya kan keren gitu kalo bneran kayak film. Dan sebenrnya aku baru denger yang tentang "Ortunya ini juga minta BAYARAN tiap kali ada media yg wawancara mrk tentang kasus ini", niat nyari duit banget mereka. Dan penjelasan bang dave emang lebih masuk akal. Dan keluarganya yang baru juga keliatan sehat2, gak ada yang terluka sedikitpun 😅. Tapi komentar netizen luar tetap yakin kalo dia 30tahunan y
Nah tuh kan makanya jangan percaya ama hoax, percaya aja ama aku (heh)
DeleteBang kalo bisa dikasih nomor antara kasus satu sama yg lain biar gampang bacanya.
ReplyDeleteMakasih
Ini geleng2 kepala gara2 lampu disko
ReplyDeleteBang coba bandingin kasus Jaxon liedl dengan Eric Smith psiko dr New York
ReplyDelete