Gue tergelitik
dengan salah satu artikel yang gue baca dari Live Science sebuah media
terpercaya tentang kemajuan sains dan penemuan-penemuan terbaru di bidang
iptek. Kalo beberapa bulan kemarin gue dikejutkan dengan Artificial
Intelligence pertama yang bisa menciptakan lagu (pernah gue bahas di sini),
maka penemuan terbaru para ilmuwan di University of Vermont, Amerika Serikat
juga cukup mengguncangkan dunia. Mereka menciptakan “makhluk” baru yang mereka
tumbuhkan dari stem cells (sel punca) dari embrio katak. Namun uniknya, makhluk
organik itu juga bisa disebut sebagai “mesin” sebab merupakan perpaduan ilmu
komputer, robotik, dan biologi. Pertumbuhannya bisa diatur oleh ilmuwan
menggunakan sebuah program komputer dengan algoritma rumit.
Dengan
kata lain, makhluk baru itu merupakan robot berdaging atau bisa disebut juga
sebagai “living machine” atau “robot yang hidup”.
Dua penemunya,
yakni Doktor Sam Kriegman dan Joshua Bongard, keduanya adalah pakar robotik
dari Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Vermont, menyebut ciptaan mereka
sebagai “xenobot”. Joshua dalam website kampusnya mengatakan bahwa “Makhluk ini
bukanlah robot ataupun spesies hewan yang baru, melainkan ini adalah jenis
makhluk yang lain, yakni makhluk hidup yang dapat diprogram.”
Xenobot
ini diciptakan menggunakan stem cell sejenis katak dari Afrika bernama ilmiah Xenopus laevis. Xenobot ini berukuran
amat mikroskopis, yakni hanya selebar 1 milimeter dan tersusun atas jaringan
amfibi yang hidup, namun didesain menggunakan model komputer. Xenobot ini,
seperti layaknya robot, dapat diprogram dan diperintahkan untuk melakukan
apapun. Namun seperti layaknya makhluk hidup, xenobot mampu bergerak, bahkan
mampu menyembuhkan lukanya sendiri, serta dapat hidup selama berminggu-minggu.
Tak
seperti robot, xenobot sama sekali tak memerlukan baterai atau impuls listrik
dari luar agar bisa hidup. Xenobot memiliki jaringan otot yang berfungsi
seperti layaknya jantung. Uniknya, melalui komputer, ilmuwan bisa mengatur
kecepatan detak jantungnya bahkan juga arah pergerakannya. Bahkan, jika para
ilmuwan memotong tubuh xenobot ini menjadi dua, ia mampu menyembuhkan dirinya
sendiri dan bergabung kembali menjadi satu bagian.
Akan
tetapi, tentu saja penemuan baru ini tak hanya mendatangkan decak kagum, namun
juga memicu keresahan dan ketakutan. Bagaimana jika xenobot ini memiliki
pikiran sendiri dan mulai memberontak? Apalagi kemampuan self heal-nya yang
unik mengingatkan kita pada sosok antagonis di film Terminator, sehingga jika
suatu saat terjadi masalah, makhluk ini hampir tidak dapat dimusnahkan.
Skenario
terciptanya xenobot ini juga hampir mirip dengan plot salah satu novel science
fiction ciptaan Michael Crichton (penulis “Jurassic Park”) berjudul “Prey”. Di novel
itu dikisahkan para ilmuwan ahli rekayasa genetika dan nanoteknologi berhasil
menciptakan organisme baru serupa xenobot yang disebut “nanobot” yang akhirnya
membunuh satu demi satu para ilmuwan, bahkan berevolusi hingga mampu
menginfeksi manusia. Hal ini tentu mengkhawatirkan karena xenobot ini kedepannya
memang hendak dimanfaatkan di dunia medis dengan cara menginjeksikannya ke
dalam tubuh manusia untuk mentransportasikan obat di dalam tubuh pasien.
Penemuan saintifik ini bisa dibilang setara dengan kontroversi yang ditimbulkan ketika para ilmuwan fisika di CERN, Eropa, menemukan "partikel tuhan" berkat penelitian mereka di Large Hadron Collider. Kala itu, bahkan fisikawan sekelas Stephen Hawkins mewanti-wanti bahwa penemuan partikel itu bisa mendatangkan peristiwa apokaliptik yang dapat memusnahkan jagad raya. Pasalnya, penemuan 'partikel tuhan' dikhawatirkan dapat memicu terciptanya lubang hitam yang akhirnya dapat memangsa seluruh kehidupan di bumi.
Namun
resiko xenobot seperti yang ditakutkan tersebut itu masihlah terlalu awal untuk diperbincangkan secara serius, sebab xenobot
sendiri masihlah dalam tahap laboratorium dan belum diproduksi massal. Tentu saja
ilmuwan akan menilik baik buruknya sebelum melepaskannya ke masyarakat. Kemajuan
teknologi ini juga membawa harapan baru bagi perkembangan dunia medis dan siapa
tahu, xenobot ini dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit yang hingga
kini belum ditemukan obatnya. Ilmuwan Amerika aja udah begitu canggih bisa
menciptakan xenobot, bagaimana dengan Indonesia?
Ora dukun ora smileπ π π
ReplyDeletengikik sama pict yang terakhir π
ReplyDeleteBerita indo memang mantab!
ReplyDeleteBang Dave, apa bang bisa bahas soal Corona virus yg lagi viral saat ini
ReplyDeleteIya kepengen bahas itu jg tp lagi ga ada waktu. Nanti deh gw usahain bulan ini gw bahas
DeleteAku lagi nyedot minuman pas baca ss terakhir, hampir nyembur π
ReplyDeleteTapi itu sebenernya Xenobot bisa mati gak sih? Karena detak jantungnya kan diatur komputer, berarti selama gak di turn off gak bakal mati dong?
kalo kata ian malcolm di jurassic park: "life will find a way"
DeleteSayangnya berita ini ... Hehhehe
ReplyDelete