*Yup, it's a Disney movie*
Kalo
mendengar nama Disney, pasti langsung terngiang di benak kita film-film animasi
yang ramah anak, semisal dongeng-dongeng “Snow White”, “Cinderella”, “Sleeping
Beauty”, “Beauty and The Beast”, hingga “Winnie The Pooh”. Film-film live
action-nya pun masih cukup jauh dari tema dewasa dan layak dinikmati semua umur
semisal film-film superhero “The Avengers” hingga remake “Lion King” dan
“Aladdin”. Tapi tahukah kalian kalo ternyata Disney nggak se-innocent yang kita
bayangkan selama ini. Tetap saja, profit menjadi goal utama perusahaan ini dan
untuk itu, mereka telah lama mengembangkan sayap untuk menggarap film-film yang
bertema lebih dewasa.
Tentu
saja, Disney nggak akan mempertaruhkan trademark nama perusahaanya yang udah
lekat dengan anak-anak. Disney merilis film-film “dewasa” itu melalui
perusahaan film raksasa yang pernah dimilikinya, yakni Touchstone, Dimension,
Miramax, dan Hollywood Films (banyak kan, maklum tajir). Jauh dari kepolosan
anak-anak, film-film ini tak segan-segan mengangkat adegan-adegan seks dan
kekerasan. Mau tahu film-film R-rated apa aja yang pernah dirilis Disney?
Berikut list-nya!
Surprised
yet? Yup, kalian emang nggak salah baca. Disney dengan berani merilis film yang
sesuai dengan judulnya, mengangkat kehidupan seorang gigolo. Film bergenre “sex
comedy” yang dibintangi Rob Schneider ini cukup sukses di box office,
mengantongi 92 juta dolar dari modal 17 juta dolar, bahkan sempat dibuatkan
sekuelnya. Wah Disney, nggak nyangka ya?
Pengen
menonton film ala Princess Disney tapi dengan tema yang lebih dewasa? Film
“Pretty Woman” ini jawabannya. Mirip kisah Cinderella namun dengan twist yang
agak kelam. Di film ini, sosok gadis yatim piatu yang menjelma menjadi seorang putri cantik jelita diganti menjadi sosok PSK dan sang "prince charming" diubah menjadi seorang pengusaha kaya.
Bak kisah di negeri dongeng pula, mereka berduapun akhirnya jatuh cinta. Film
drama romantis ini tergolong luar biasa sukses pada tahun 90-an. Tak hanya
meraup untung hingga 460 juta dollar, film yang diperani Julia Roberts dan
Richard Gere ini juga mendapat nominasi Oscar serta soundtracknya pun merajai
tangga lagu dunia.
Film
besutan Mel Gibson yang bersetting di era Maya kuno di Amerika Tengah ini penuh
dengan kekerasan. Bahkan salah satu adegannya menampilkan ritual pengorbanan
manusia yang teramat sadis. Namun itu tak membuat Disney enggan mendistribusikannya lewat
perusahaan anakannya, Touchstone Pictures.
Film
berlatar perang yang dibintangi Ben Affleck ini emang sarat sejarah, tapi sebagai
film R-rated, ada banyak adegan dewasa di dalamnya. Gue inget banget guru
sejarah di SMA gue pernah kepengen mengadakan acara nobar film ini di kelas
gue, tapi dibatalin karena beliau bilang “banyak adegan maksiatnya” hihihi.
Melalui
Touchstone Pictures dan distributor Buena Vista International, Disney memang
memproduksi banyak sekali film-film action dewasa pada era 90-an yang cukup
sukses. Tak hanya “Pearl Harbor”, namun juga “Con Air” (Nicholas Cage),
“Face/Off” (John Travolta). “Air Force One” (Harrison Ford), “Enemy of The
State” (Will Smith), hingga “Armaggeddon” (Bruce Willis). Tentu saja sebagai
film-film action, pastinya ada banyak adegan kekerasan penuh darah sehingga
kita takkan menduga Disney sebagai “dalang” di belakang layar bagi film-film
aksi tersebut.
Film
drama musikal romantis ini menceritakan kiprah para bartender-bartender sexy
yang bekerja di sebuah klub malam. Salah satu adegan paling “memorable” dari
film ini adalah saat cewek-cewek itu menari di atas meja bar dengan gerakan ala
penari striptis. Yap, jauh dari kesan polosnya Disney memang.
Wow,
kaget khan begitu tahu Disney ternyata juga memproduksi film bertema gelap,
bahkan horor seperti ini. Film yang dibintangi Bruce Willis ini tak hanya
sukses secara finansial, namun juga sukses menjadi salah satu dari sedikit film
horor yang meraih nominasi Film Terbaik di ajang Piala Oscar. Jadi nggak salah
emang Disney mensponsori produksinya lewat Hollywood Pictures, salah satu
perusahaan film anakannya.
Disney
memproduksi film bertema psychological thriller, wah kayaknya agak susah
dibayangin ya? Namun ini benar-benar terjadi. Film besutan Miramax ini
(lagi-lagi perusahaan anakan Disney) menceritakan persahabatan dua gadis yang
akhirnya berujung pada pembunuhan. Dibintangi oleh Kate Winslet, film ini tak
hanya berbau misteri, namun juga dibumbui dengan sedikit tema, ehm,
lesbianisme. Well, that's what Disney do when no one is looking.
Dari
judulnya aja udah keliatan film ini mengeksplorasi tentang seks. Sayang, film
komedi yang dibintangi banyak artis gede semacam Julia Roberts, David Duchovny,
hingga Brad Pitt ini justru mendapat review negatif dari para kritikus. Film
ini juga diproduksi oleh Miramax Films.
Wah,
Disney makin berani aja ya dengan terang-terangan merilis film eksploitasi
berjudul “Sin City” alias “Kota Penuh Dosa”. Disney (melalui Dimension Films
yang dinaunginya) tak malu-malu mengangkat tema seks, prostitusi, kekerasan,
hingga pembunuhan dalam film bergenre “crime anthology” ini. Sebagai contoh
kecil saja, film dengan atmosfer kelam ini tak segan-segan menampilkan artis
Jessica Alba dalam perannya sebagai penari erotis.
*Yup, it's a DISNEY movie!*
Ini
mungkin yang paling membuat kalian kaget. Siapa sangka Disney merupakan otak di
balik salah satu film slasher legendaris ini? “Scream” merupakan hasil produksi
kerja sama dari Miramax dan Dimension Films yang keduanya merupakan anak buah
Disney. Wah jadi nggak sabar nih seandainya Disney mau lebih konsen lagi
menggarap genre horor hehehe.
Sumber
gambar: IMDB
Selama 22 tahun gw idup, baru tau scream diproduksi disney
ReplyDeleteWelcome back bang dave, udah lama nungguin bang dave update nih 😭😭😭
ReplyDeleteDisney penuh dengan konspirasi gelap dan jahat, tetapi kuakui filmnya bagus-bagus.
ReplyDeleteHeavenly Creatures itu biopic kan bang? Diangkat dari kasus pembunuhan asli yg dilakukan Juliet Hulme sama Pauline Parker. Kalo kasusnya menarik bang Dave tolong direview dong bang.
ReplyDeletebiopic kirain biografinya opick hmmm ... coba deh entar gw search kasusnya
Delete