Tahun ini benar-benar menjadi tahun
yang “wow” buat kita. Bencana demi bencana terjadi, seolah tengah
menghukum kita. Sebenarnya apa yang tengah terjadi? Di sini gue akan
membahas satu demi satu apa saja yang terjadi selama awal tahun 2020
ini.
WORLD WAR III?
Kita mulai diskusi kita dengan bulan
Januari 2020. kala itu, baru minggu pertama saja sudah ada trending
di twitter tentang hastag #WW3 atau Perang Dunia III gara-gara
pemerintahan Amerika Serikat di bawah komando Donald Trump
memerintahkan pembunuhan terhadap Qasim Soleimani. Hal ini
menimbulkan kekhawatiran bahwa insiden tersebut akan memicu Perang
Dunia III, apalagi Iran ditengarai memiliki senjata nuklir.
Mungkin kalian berpikir, masa iya bisa
Perang Dunia III, kan yang meninggal cuma satu orang? Kalian perlu
ingat bahwa Perang Dunia I juga dipicu oleh kematian satu orang,
yakni Archduke Franz Ferdinand di Eropa (well, dua sih sebenarnya,
tapi Sophie istrinya termasuk collateral damage). Begitu pula jika
kalian pernah membaca postingan gue tentang “Butterfly Effect”,
maka kalian akan pernah mendengar nama Charles Lennox Richardson yang
kematiannya menimbulkan akibat beruntun hingga Jepang terlibat Perang
Dunia II.
Namun good news-nya, kekhawatiran itu
mungkin terlalu berlebihan, sebab Iran sendiri tak memiliki pendukung
kuat untuk melancarkan perang sejagad. Walaupun terletak di kawasan
Timur Tengah, namun kehadirannya tak begitu direstui oleh
negara-negara Arab lain. Pasalnya, Iran cukup berbeda karena menganut
paham Syi'ah, sedangkan mayoritas negara Timur Tengah lain menganut
paham Sunni. Cuma gawat juga sih kalo Iran ber-ally alias bersekutu
ama negara yang juga jadi musuh Amrik semacam Tiongkok dan Rusia.
KEBAKARAN HUTAN DI AUSTRALIA
Lepas dari kekhawatiran kita tentang
Perang Dunia III, muncul lagi berita tentang kasus kebakaran di
Australia. Masalah inipun sering pula dihadapi negara kita, namun
kerusakan yang ditimbulkan di benua mungil ini cukup dahsyat.
Diperkirakan sekitar 1 trilyun satwa liar di Australia musnah akibat
kebakaran ini. Padahal, banyak diantaranya merupakan satwa endemik
yang khas di Australia, seperti koala dan kanguru, yang tak ditemukan
di benua lain. Salah satu rekaman paling memilukan dari bencana ini
adalah seorang wanita yang berusaha menyelamatkan seekor koala dari
kebakaran hutan ini. Sayang, koala ini akhirnya tewas karena luka
bakarnya yang terlalu parah.
VIDEO
MELETUSNYA GUNUNG BERAPI TA'AL DI
FILIPINA
Negara tetangga kita ini berada di
wilayah “Ring of Fire” sehingga tak heran memiliki banyak gunung
berapi. Pada 12 Januari 2020, salah satu gunung berapi di Provinsi
Batangas, Pulau Luzon bernama Ta'al meletus. Jika kalian tak asing
dengan danau Toba yang sesungguhnya merupakan sisa kawah vulkanik
gunung berapi purba, maka sama halnya dengan gunung Ta'al ini. Ta'al
merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di Filipina dan
berada di tengah sebuah danau. Namun bukan danau biasa, danau
tersebut adalah danau kawah vulkanik, yang sama seperti Toba,
merupakan bekas erupsi dahsyat sebuah gunung berapi purba puluhan
ribu tahun yang lalu. Yang paling mengkhawatirkan warga Filipina kala
itu, Ta'al terletak hanya 100 kilometer (2 jam perjalanan) dari
Manila, ibu kota Filipina yang berpenduduk 12 juta jiwa.
Letusan Ta'al memang tak sedahsyat yang
diperkirakan, namun bukan gunung berapi ini saja yang tengah
bergejolak di Asia Tenggara. Tercatat dua gunung berapi paling
termashyur di negara kita, yakni Anak Krakatau dan Merapi, juga
tercatat mengalami erupsi. Anehnya, sehari sebelum meletus, pada 29
Februari 2020, sebuah meteor tercatat melintas, bahkan menghantam
Gunung Merapi. Apakah ini sebuah pertanda dari langit ataukah
kebetulan semata?
TORNADO DI AMERIKA SERIKAT
Walaupun tak memiliki gunung berapi
(terkecuali Yellowstone) Negara Paman Sam-pun tak lepas dari bencana
alam. Tornado merupakan bencana khas benua Amerika yang biasanya
terjadi di wilayah selatan (Southern States) seperti Lousiana, Texas,
Alabama, Tennessee, Mississippi, Georgia, dan South Caroline. Wabah
tornado dimulai sejak Januari, namun puncaknya baru menerpa di
sekitar Maret dan April. Tercatat, bencana tornado di Amerika Serikat
sudah menimbulkan 69 korban jiwa dan kerugian finansials ebesar 4,4
trilyun dollar.
WABAH BELALANG DI AFRIKA
Wabah belalang merupakan salah satu
bencana berskala biblikal yang terus diingat berkat kisah Nabi Musa
di Mesir. Kini, benua Afrika kembali terserang wabah yang sama.
Menyerang Afrika Timur, tepatnya di Kenya, Ethiopia, dan Somalia,
dikhawatirkan serangan wabah belalang ini bisa memicu kelaparan
besar-besaran di Afrika. Pasalnya wabah belalang ini menyerang lahan
pertanian dan bisa memangsa bahan makanan untuk 35.000 orang dalam
satu hari saja. Celakanya, karena letak Afrika Timur yang dekat
dengan Asia, diperkirakan wabah belalang ini akan menyerang Timur
Tengah hingga Pakistan.
CORONAVIRUS
Yap, bencana yang kita hadapi saat ini
(ketika tulisan ini dibuat) dan masih on-going serta melumpuhkan
hingga negara-negara yang mengaku adidaya, adalah virus Covis-19 yang
melanda dunia. Wabah yang diduag berasal dari Wuhan, Tiongkok ini
telah menyebar hingga ke penjuru planet dan (saat tulisan ini dibuat)
sudah menjangkiti hampir 2 juta jiwa. Tercatat negara-negara yang
paling terdampak oleh wabah virus ini adalah Amerika Serikat, Italia,
Spanyol, hingga Iran. Tak hanya banyaknya korban jiwa, wabah penyakit
ini juga menimbulkan dampak ekonomi yang luar biasa besar, yang
naasnya akan paling dirasakan oleh kaum ekonomi lemah alias para
“wong cilik”.
Seberapa banyak korban jiwa yang akan
menjadi “tumbal” virus ini? Well, death toll resmi dari China,
negeri asal virus ini, konon mencapai hampir 4 ribu jiwa. Namun
statistik lain mencatat sekitar 21 juta akun pengguna telepon genggam
di negara tirai bambu itu “menghilang” setelah wabah dinyatakan
usai di Tiongkok. Apakah ini angka nyata para korban virus yang
disembunyikan oleh pemerintah komunis China?
Tak hanya itu, virus ini juga mengubah
gaya hidup seantero penduduk dunia ini. Sekitar sepertiga penduduk
bumi ini, atau 2,6 milyar manusia, berada di bawah perintah lockdown
atau tetap di rumah. Gaya hidup manusiapun berubah dan bisa dibilang
memberi sisi positif (jika kita mau melihatnya). Tingkat polusi dunia
menurun drastis dan dampaknya langsung terasa. Air di Venesia, Italia
yang semula keruh berubah jernih. Langit biru kembali terlihat di
kota-kota megapolitan yang dikenal memiliki tingkat pencemaran udara
yang mengkhawatirkan, seperti Beijing. Satwa-satwa liar seperti
camar, rusa, penyu, dan lumba-lumba kembali ke habitat awal mereka.
Mungkin manusia-lah virus yang harus
dimusnahkan di muka bumi ini dan virus Corona adalah vaksinnya. Entah
...
KEBAKARAN DI CHERNOBYL
Yap, jika bencana alam, wabah penyakit,
dan kelaparan belumlah cukup, kini masih ada satu lagi yang harus
kita hadapi: kebakaran hutan di dekat Pripyat, Ukraina. Pripyat
merupakan lokasi reaktor nuklir Chernobyl yang pernah meledak pada
tahun 1986 dan melepaskan radiasi mematikan yang sebegitu nyarisnya
memusnahkan Eropa (itu sih yang kita pelajari dari miniseri
“Chernobyl”). Namun kini ada berita lain lagi. Kebakaran hutan
terjadi di Ukraina dan lokasinya cukup mengkhawatirkan, sebab jika
dibiarkan, dikhawatirkan akan mendekati sisa reaktor nuklir Chernobyl
dan meledakkannya!
Tak hanya itu, selama ini radiasi
Chernobyl selama bertahun-tahun diserap oleh pepohonan, yang memang
diketahui menyerap zat-zat kimia dan radioaktif berbahaya dari tanah.
Adanya api yang membakar hutan ini dikhawatirkan akan melepaskan
kandungan radioaktif itu kembali ke udara. Buktinya sudah ada, level
radiasi di sekitar Chernobyl sudah merangkak naik berkat kebakaran
tersebut. Well, nuclear fallout after an apocalyptic virus plague,
why not???
TRUMP FOR THE SECOND TERM?
Yap, dari semua bencana di atas inilah
yang menurut gue paling mengkhawatirkan. Kalian mungkin sudah membaca
postingan gue tentang kandidat calon presiden dari Amerika Serikat
yang sayangnya, mulai tumbang satu demi satu. Kini tersisa dua orang,
yakni Joe Biden dari Partai Demokrat dan Donal Trump dari Partai
Republikan. Sayangnya, citra Joe Biden sendiri diragukan karena
tercium desas-desus bahwa kandidat berusia 77 tahun ini ditengarai
menderita dementia (kepikunan). Well, hal tersebut tidaklah
mengherankan mengingat usianya yang sudah sepuh. Apa ini berarti
pilihan akan kembali (mau tak mau) jatuh pada Donald Trump walaupun
kapabilitasnya teramat diragukan? Bagaimana nasib dunia ini jika
Trump kembali terpilih?
Kenapa Michelle Obama gak mencalonkan diri sebagai calon presiden? 🥺
ReplyDeleteEntah knpa bukti2 Trump anggota freemason/illuminati/nwo sangat jarang di blog2 konspirasi ya sangat berbeda dgn Bush & Obama, apakah emg dia mau di kambing hitamkan dilihat paling banyak korban skrng di AS. Hanya opini, maaf jika keliru :P
ReplyDeleteLetusan Anak Krakatau jangan lupa bang
ReplyDeleteBang, saran gw sering sering ngasi link artikel lu saat nyinggung artikel lu. Kayak pas nyinggubg butterfly effect, kasi juga sekalian link ny, biar pembaca yg blom baca bisa langsung pergi k artikel lu.
ReplyDeleteDah, itu aja, semangat nulisnya bang :v