Lagu-lagu zaman dulu emang beda banget
ama laguu-lagu zaman sekarang. Eits gue bukan ngomongin soal unsur
nostalgia-nya ya, tapi secara lirik, kedua zaman itu emang jauh
berbeda. Kalo zaman dulu orang-orang lebih tertutup dan tidak begitu
suka membicarakan hal-hal yang berbau dewasa dan kontroversial di
lagunya (bukan nggak suka sih, tapi masyarakatnya masih tradisional
dan hal-hal seperti itu dianggap kurang sopan dan akan disensor
habis-habisan). Sedangkan lagu-lagu zaman sekarang liriknya
benar-benar udah bebas (Despacito anyone?) dan udah nggak peduli lagi
ama batasan-batasan yang dulu masih dipegang teguh.
Tapi kasusnya nggak melulu seperti itu.
Ternyata lagu-lagu zaman dulu jika “mengakali” batasan ini dengan
menyelipkan pesan-pesan tersembunyi di balik liriknya. Jika
didengarkan secara sekilas, lagu-lagu ini terkesan innocent dan cocok
untuk semua umur. Tapi jika didalami lebih seksama, ternyata ada
makna rahasia di balik kata-katanya. Di sini gue akan mengambil dua
contoh lagu yang akrab banget di telinga gue saat gue masih remaja,
yakni “Genie in a Bottle” dan “Hotel California”.
GENIE IN A BOTTLE
Lagu ini adalah hits besar di tahun
90-an dan dipopulerkan oleh artis besutan Disney, Christina Aguilera.
Dirilis pada 1999, lagu pop remaja ini langsung sukses besar dan
menempati posisi satu di tangga lagu 21 negara di dunia, termasuk di
Amerika Serikat, dimana lagu ini menempati posisi puncak selama 5
minggu berturut-turut.
Sekilas lirik reffrainnya menceritakan
tentang seorang jin yang membujuk seorang pria untuk melepaskannya
dengan menggosok lampunya. Mirip cerita Aladdin dimana sebagai
imbalannya, sang jin cantik ini akan mengabulkan semua permintaannya.
Sounds innocent right?
If you wanna be with me
Baby there's a price to pay
I'm a genie in a bottle
...
If you wanna be with me
I can make your wish come true
Just come and set me free baby
And I'll be with you
Namun kenyataannya tidak! Jika kita
membaca dengan seksama semua liriknya, maka akan terbaca “sexual
innuendo” yang amat kuat. Lagu ini nggak bercerita tentang seorang
jin cantik yang tengah jatuh cinta dan minta dibebaskan, namun
seorang gadis yang kebelet ingin kehilangan keperawanannya. Wut?
Sebenarnya “jin di dalam botol”
yang dimaksud Christina adalah hasrat seks-nya yang telah lama
dipendamnya dan “melepaskannya dari dalam botol” berarti ia ingin
melampiaskan hasratnya tersebut. Sebagai balasannya, jika si cowok
mau, maka Christina akan “mengabulkan semua permintaannya” well,
if you know what I mean.
Tak hanya itu, lagu ini sebenarnya
menceritakan perjuangan Christina untuk mencari pria yang tepat untuk
melepaskan keperawannya itu. Pria itu benar-benar harus bisa
benar-benar “memuaskannya” dan memberikannya kenikmatan yang
takkan disesalinya. Hal ini tercermin di beberapa baris lirik
reffrain-nya
You gotta rub me in the right way
...
You gotta make a big impression
Gotta like what you do
Parahnya nih, lagu dengan konten
seksual yang amat kental ini malah didaur ulang oleh Disney untuk
memperkenalkannya pada pendengar yang lebih muda (alias bocah-bocah
cilik). WUT???
Yup, Disney merilis ulang single ini
untuk dinyanyikan artis remaja Dove Cameron, tapi dengan lirik yang
kali ini lebih “bersih” dan mengganti semua lirik yang berbau ena
ena. Tapi tetap saja sih, sudah tau lagunya kontennya begitu, malah
dikasi ke anak-anak. Apa sih maunya Disney?
Walaupun udah disensor sih tapi kan
tetap bakal bikin anak-anak penasaran, apalagi kalo mereka tau ini
versi remake? Bagaimana jika mereka malah mencari dan mendengar versi
aslinya? Ini sih sama aja semisal kalian mendaur ulang lagu “Cinta
Satu Malam” dan dibuat versi lagu anak-anak. Walaupun liriknya
diubah tapi kan tetap ngaco? Apa itu sebenarnya niat Disney untuk
merusak generasi muda seperti teori konspirasi yang banyak
diperbincangkan?
HOTEL CALIFORNIA
“Hotel California” merupakan sebuah
lagu yang telah lama diperdebatkan oleh banyak orang. Lagu yang
dirilis Eagles pada 1970-an ini amatlah terkenal, terutama karena gitar solo-nya. Kalo kalian belum pernah denger lagu ini, wah
sayang banget, coba deh cari lagu ini karena easy-listening dan
dijamin akan berkesan banget.
Diliat dari judulnya aja, lagu ini
sudah “nyeleneh”. Jika kebanyakan lagu Barat biasanya bertema
cinta dan menceritakan sepasang kekasih atau rasa patah hati, lagu
ini malah menceritakan sebuah hotel. Lho? Kok aneh?
Lagu bertema “California” memang
nggak aneh, secara di sanalah belokasi Hollywood yang menjadi impian
banyak orang. Kalian mungkin masih ingat lagu “Yogyakarta”
besutan Kla-Project, tapi toh tetap saja, ada unsur-unsur cinta di
lagu tersebut. Sedangkan misteri lirik di lagu “Hotel California”
tak mudah dipecahkan.
Welcome to Hotel California
Such a lovely place
Plenty of room at the Hotel California
Any time of the year
You can find it here
Sekilas liriknya memang menceritakan
seorang pria yang baru saja tiba di California dan menginap di sebuah
hotel. Namun tentu tema itu terlalu sederhana. Pasti ada makna
tersembunyi di baliknya kan? Pasalnya ada beberapa lirik yang
dianggap aneh jika The Eeagles yang membesut lagu ini memang hanya
ingin menceritakan sebuah hotel.
Ada lirik yang menggambarkan
perasaannya ketika tiba di “hotel” ini:
I was thinking to myself,
This could be heaven
or this could be hell
Lalu ada liriknya di penghujung lagu
yang jelas menggambarkan sang tokoh utama tengah berusaha melarikan
diri dari “hotel” tersebut:
Last thing I remember,
I was running for the door
Had to find the passage back
to the place I was before
Dan yang paling misterius, baris
terakhir lagu ini:
You can check out any time you like,
but you can never leave
Lirik itu berbunyi: “kalian bisa
masuk kapanpun, tapi takkan pernah bisa keluar”. Well, setau gue
hotel tuh nggak kayak gitu ya. Maka tak heran, ada yang
menginterpretasikan “Hotel California” sebenarnya bukan sebuah
hotel ...
Melainkan sebuah rumah sakit jiwa.
Hal ini semakin dikuatkan dengan lirik
paling awal dari lagu ini yang terkesan creepy dan horor.
On a dark desert highway
Dan salah satu lirik lain berkata:
We are all just prisoners here
Banyak yang menduga “Hotel
California” yang dimaksud sang pembuat lagu adalah “Camarillo
State Mental Hospital”, sebuah rumah sakit jiwa di California yang
terletak amat dekat dengan Hollywood, Los Angeles. Rumah sakit jiwa
itu menampung banyak korban penyalahgunaan narkoba yang banyak
merajalela di California.
Tak hanya itu, bisa kita bayangkan
bahwa tak semua artis, meliputi musisi, aktor, dan aktris yang datang
mengadu nasib akhirnya bisa sukses di Hollywood. Sebagian besar dari
mereka tentu gagal dan mungkin kehilangan kewarasannya karena
impiannya kandas di tengah jalan. Atau mereka juga mungkin tak bisa
menerima bahwa Hollywood ternyata tak seperti mimpi indah mereka
ketika mereka mendapati Los Angeles sebagai tempat yang justru keras,
kumuh, dan penuh penyalahgunaan narkotika. Bahkan tak jarang, mereka yang sukses-pun akan terjebak dalam kecanduan obat bius yang akhirnya mempengaruhi kondisi kesehatan mental mereka.
Hingga kinipun, California dikenal
sebagai salah satu negara bagian di Amerika dengan jumlah tuna wisma
terbanyak, walaupun dikenal makmur dengan bisnis perfilman dan
industri teknologinya.
Apapun maknanya, tak bisa dipungkiir
bahwa lagu “Hotel California” tak seindah melodinya dan justru
mengungkapkan sisi gelap dan kelam California, yang lebih dikenal
dunia dengan keglamoran dunia perfilmannya. Memang, kenyataan
seringkali tak seindah mimpi.
Katanya sih bang, Hotel California itu kalau diballik ada unsur illuminatinya dan kaitan dengan pemujaan setan
ReplyDeleteSalam kenal bang, gue udah jadi siders selama 5 tahun
Konspirasi apa inii? Bang dave tolong bahas konspirasi nya
DeleteItu lagunya Led Zeppelin kalau gak salah
DeleteLed Zeppelin untuk Stairway To Heaven, Hotel California Eagles, dan semacam Katy Perry - Dark Horse dan Ariana Grande - God Is A Woman pun ada konspirasinya.
DeleteLo bisa liat di Nessie Judge.
-Rey Mochi