Para korban tragedi Keddie Murders
Mungkin kalian pernah menonton
film-film bergenre home invasion seperti “Strangers” dan “You're
Next”. Kalian juga pasti tak asing lagi dengan genre film slasher
Hollywood tentang sekelompok remaja yang dikejar pembunuh berantai di
dalam sebuah kabin atau pondok kayu terpencil di dalam hutan?
Film-film tersebut terinspirasi oleh sebuah kasus pembunuhan
misterius di sebuah kabin terpencil di kota Keddie, California pada
1981. Kala itu, empat orang meregang nyawa di tangan pembunuh
misterius yang hingga kini identitasnya tak pernah terungkap.
Kasus ini kemudian lebih dikenal dengan
nama kasus “Keddie Murders” atau pembunuhan di Kabin Keddie.
Dear readers, welcome to the Dark Case.
Susan Sharp
Kisah ini berawal dari seorang ibu
rumah tangga bernama Susan Sharp yang baru saja berpisah dengan
suaminya. Ia kemudian membawa keluarganya pindah bersamanya ke sebuah
kabin atau pondok kayu sederhana di pedalaman Gunung Sierra Nevada di
California, Amerika Serikat.
Kala itu ia membawa kelima anaknya,
yakni John, putra tertuanya yang berusia 15 tahun, putrinya Sheila
yang berusia 14 tahun, Tina yang berumur 12 tahun, Rick 10 tahun dan
Greg 5 tahun.
Lokasi tempat mereka tinggal amatlah
terpencil. Tercatat ia memiliki dua tetangga terdekat, yakni keluarga
Smartt dan keluarga Seabolt.
Pada 11 April 1981, around 1:30 pm,
Susan dan putrinya, Sheila menjemput Dana, teman John yang kala itu
ingin menginap di rumah mereka. Namun Sheila tak ikut pulang bersama
ibunya. Ia lebih memilih untuk berpesta di rumah tetangga mereka,
keluarga Seabolt dan menginap di sana. Susan kemudian pulang ke
rumah. Kebetulan, salah satu teman kedua anak terkecilnya, Rick dan
Greg Justin juga memutuskan untuk menginap di rumah keluarga Sharp.
Justin adalah anak tetangga mereka, dari keluarga Smartt. Sehingga
malam itu, total ada 7 orang yang berada di rumah itu, yakni Susan,
sang ibu, keempat anaknya, yakni John, Tina, Rick, dan Greg, serta
Dana dan Justin, teman anak-anaknya yang menginap di sana.
Tak ada yang menduga, malam itu akan
berakhir dengan bencana.
Potret kebahagiaan keluarga Sharp sebelum tragedi naas menimpa mereka. Hanya separuh dari keluarga ini yang selamat dari pembantaian oleh "home invasion" yang menimpa mereka
Sekitar jam 7 pagi keesokan harinya,
tangga; 12 April, Sheila pulang dan terkejut setengah mati begitu
menemukan mayat ibunya, Susan tergeletak bersama jasad John, adiknya,
serta Dana, teman adiknya. Sheila dengan panik segera naik ke kamar
atas untuk melihat kondisi adik-adiknya yang lain. Beruntung, ia
menemukan kedua adik laki-lakinya, Greg dan Rick serta Justin, teman
dan tetangga mereka, dalam keadaan hidup. Mereka bahkan seakan tak
mengetahui apa yang terjadi di lantai bawah.
Akan tetapi saat itu, sama sekali tak
ada tanda-tanda keberadaan Tina, adiknya.
Sheila segera meluncur dengan panik ke
rumah keluarga Seabolt untuk meminta pertolongan. James, kepala
keluarga Seabolt kala itu, segera turun tangan menyelamatkan ketiga
anak itu dan membawanya keluar dari kabin. Sayang, saat melakukannya,
kemungkinan James ikut merusak berbagai barang bukti yang ada di
kabin itu.
Polisi kemudian dipanggil untuk
menangani kasus itu. Kematian Susan, John, dan Dana terbilang amatlah
sadis. Polisi menduga ketiganya dibunuh di ruang
tamu, uniknya, dengan cara yang berbeda-beda. Susan ditusuk di
dadanya, leher John disayat, dan Dana dicekik hingga tewas. Namun ada
satu kesamaan di jenazah mereka. Ketiganya memiliki luka bekas
hantaman benda keras di kepala mereka, kemungkinan menggunakan palu.
Sheila yang kala itu
tinggal bersama keluarga Seabolt sama sekali tak mendengar apapun.
Anehnya, sama sekali tak ada bekas pintu ataupun jendela yang
didobrak paksa. Siapapun pembunuh itu, pasti dikenal dengan baik oleh
keluarga Sharp, sehingga mereka mengundangnya masuk. Kematian
keluarga Smart bisa digolongkan sebagai “home invasion” atau
kasus dimana rumah diserang oleh sosok dari luar rumah.
Perkembangan kasus itupun semakin
ganjil. Kita perlu ingat bahwa selain keluarga Seabolt dimana Sheila
menginap, mereka memiliki satu tetangga lagi yakni keluarga Smartt.
Justin Smart, anak kecil dari keluarga tersebut, kebetulan menginap
di rumah itu pada malam kejadian naas itu terjadi. Dan ada satu
keanehan. Maryln Smartt, ibu dari Justin, mengaku menemukan sebuah
jaket berlumuran darah di ruang bawah tanah rumahnya.
Jaket itu diyakini sebagai milik Tina,
korban yang hilang.
Tina, gadis cilik yang lenyap pada tragedi di Kabin Keddie
Suami Maryln, yakni Martin Smartt juga
mengaku bahwa sebuah palu miliknya tiba-tiba lenyap dari dalam
rumahnya. Ingat bahwa ketiga korban dari keluarga Smart, semuanya
memiliki luka hantaman martil di kepala mereka. Mungkinkah sang
pembunuh sempat bersembunyi di rumah keluarga Smartt, namun kemudian
memutuskan pergi ke rumah keluarga Sharp ketika menemukan bahwa rumah
itu kosong? Kedua orang tua Justin memang tengah pergi kala itu,
sehingga menjadi alasan Justin diinapkan di kabin kediaman keluarga
Sharp.
Namun kesaksian paling penting justru
muncul dari Justin. Kala itu Justin mengaku ia mendapat “mimpi
aneh” ketika kasus pembunuha itu berlangsung. Polisi yakin “mimpi”
itu sebenarnya adalah ingatan Justin akan malam kejadian yang
terkubur dalam alam bawah sadarnya. Mungkin trauma yang dalam membuat
batin anak itu menguburnya dan menganggapnya hanya sebagai mimpi.
Seorang ahli hipnotis kemudian turun tangan dan di bawah kendali alam
bawah sadarnya, Justin menggambarkan apa yang ia lihat dan dengar
malam itu. Ia mendengar Susan, sang ibu, bertengkar dengan dua orang
pria. Sketsa kedua pria itupun dibuat, namun tak membantu banyak.
Kasus itu tetap menemui jalan buntu.
Salah satu petunjuk lain muncul. Dana
diketahui adalah pengguna narkoba dan sebelum tiba di rumah keluarga
Sharp, ia mencuri LSD, sejenis narkotik jenis halusinogenik, dari
pengedar setempat. Mungkinkah kasus ini berkaitan dengan kebiasaan
buruk Dana tersebut? Semisal, transaksi obat bius yang berujung maut?
Atau sang pengedar memutuskan mengejar Dana ke sana?
Tak hanya kasus kematian keluarga itu
menemui jalan buntu. Tina, sang anak gadis berusia 12 tahun yang
hilang dari rumah itu, juga tak kunjung ditemukan, walaupun pencarian
besar-besaran telah dilakukan.
Sketsa para pelaku yang didapat dari kesaksian Justin di bawah pengaruh hipnotis
Akhirnya pada April 1984, hampir tepat
3 tahun setelah pembunuhan misterius itu, jenazah Tina ditemukan.
Jasadnya tergeletak menyisakan tulang belulang di tengah hutan,
sekitar 160 kilometer dari tempat keluarganya terbunuh. Anehnya, saat
ditemukan, sebuah telepon misterius masuk ke 911 mengaku bahwa tulang
yang saat itu mereka temukan benarlah sisa jenazah Tina Sharp yang
telah lama menghilang.
Namun penemuan jenazah Tina justru
menambah panjang misteri pembunuhan itu. Sama sekali tak ada bukti
tersisa dan identitas sang pelaku pun hingga kini tak terpecahkan.
Karena statusnya yang terus menggantung, akhirnya diputuskan untuk
menghancurkan kabin tempat pembunuhan sadis itu berlangsung, karena
toh, takkan ada yang mau mendiami setelah pembunuhan sadis tersebut.
Kabin Keddie-pun tinggal kenangan, terkubur bersama masa lalu
mengerikan yang dipendamnya.
Tersisa satu pertanyaan? Siapakah sang
pembunuh sebenarnya? Mengapa ia melakukan aksi sadis tersebut?
Jawabannya mungkin tak pernah jauh dari
keluarga Sharp dan Kabin Keddie yang mereka diami.
Pada sebuah tayangan dokumenter tentang
kasus itu pada 2008, Maryln Smartt, tetangga mereka, mengaku bahwa ia
mencurigai suaminya, Martin, sebagai sang pelaku sesungguhnya.
Mengapa ia berpikir demikian? Kala itu Martin berteman dengan Bo
Boubede, seorang anggota mafia dari Chicago. Pada malam kejadian,
Martin sama sekali tak memiliki alibi sebab ia sedang berada di bar,
minum-minum dengan sahabatnya itu. Martin juga diketahui amat
membenci John, putra keluarga Sharp.
Martin Smart dan Bo Boubede diduga sebagai pelaku pembunuhan yang sesungguhnya
Sayang, takkan ada yang bisa memastikan
kecurigaan itu. Martin sendiri sudah meninggal pada tahun 2000 karena
kanker. Rekannya, Bo, bahkan telah meninggal dua tahun setelah kasus
itu, yakni pada 1988.
40 tahun setelah kejadian menggenaskan
di Kabin Keddie, kasus itu kembali mengemuka ketika sebuah bukti baru
tiba-tiba muncul di dekat lokasi kejadian. Pada Maret 2016, sebuah
palu yang diduga kuat sebagai senjata pembunuhan terdapat Susan Sharp
dan anak-anaknya ditemukan. Palu tersebut ternyata sama persis dengan
palu milik Martin Smartt yang ia laporkan hilang dari rumahnya. Namun
penemuan palu itu kembali mengungkit kecurigaan. Jelas bahwa ada
seseorang yang sengaja meletakkan palu itu di situ supaya ditemukan,
sebab mustahil tak ada yang menemukan palu itu selama 40 tahun
berlalu.
Namun siapakah yang meletakkannya jika
benar sang pembunuh sudah meninggal? Ataukah sebenarnya sang pembunuh
masihlah berkeliaran?
Pembunuhan beruntun di Kabin Keddie
hingga kini masih menyisakan warisan. Film-film Hollywood bergenre
home invasion dan film-film horor yang bersetting di kabin terpencil
di tengah hutan konon terinspirasi oleh kasus ini. Yang terbaru, film
“The Strangers” yang dirilis tahun 2008 diduga kuat diadaptasi
dari kasus Kabin Keddie.
Genre home invasion seakan membangkitkan kengerian terdalam para pemirsanya. Bayangkan, sebuah rumah yang seharusnya memberikan rasa aman justru diserang dari luar. Kasus home invasion lain yang tak kalah
ngeri adalah kasus Charles Manson, but that's for another day.
Sumber artikel: Wikipedia
Sumber gambar: All That Interesting,
Medium
Gue yg dejavu, atau artikel ini emang pernah di post sebelumnya ya?
ReplyDeletejangan2 malah mandela effect soalnya gue belum pernah bikin postingan ini sebelumnya hehehe
DeleteMandela effect artinya apa bang Dave?
DeleteSerius bang?
DeleteLah gw baca cerita ini dimana ya? Keknya emang baca disini deh...
:((
ReplyDeleteHome invasion selalu mengerikan...
Siapa yang sengaja meletakkan palu di sana...
Home Alone kocak kok
DeleteEh ada ada teori lho kalo sosok kevin mc allister (bocah yg diperanin macaculay culkin di film home alone) itu nanti gedenya jd john kramer alias jigsaw killer di film "saw" soalnya anaknya sebenarnya psikopat (menikmati penderitaan si penjahatnya) dan jago bikin jebakan
DeleteHooh, kabarnya Kevin ini calon2 psicopet, kenapa coba dia gak langsung menghubungi 911 atau mencari bantuan ke luar? Malah bikin jebakan dan membahayakan diri sendiri, katanya Krn Kevin suka sesuatu yang memacu adrenalin
Deletebang kok ga update :((((
ReplyDelete