Siapa yang demen ama “Conspiracy
Theory” hayoo? Gue sendiri tertarik dengan Teori Konspirasi. Namun
ada perbedaan besar antara mereka yang suka dengan Teori
Konspirasi.dengan mereka yang percaya Teori Konspirasi. Kalo
bahas teori-teori konspirasi, mungkin sambil liat video YouTube dan
disambi makan kripik pas waktu senggang sih nggak ada masalah. Namun
jika kita percaya fanatik, sampai membutakan nalar kita, bahkan yang
lebih parah, justru teori konspirasinya dibahas pas masa-masa tegang
seperti karantina Covid-19 ini, jatuhnya malah menimbulkan kepanikan.
Jadi tetep guys, kita harus tahu waktu dan tahu batasan dalam
membahas teori konspirasi. Kita patut mengerti bahwa teori konspirasi, walaupun nggak bisa kita sangkal memang sangat menarik, namun sebenarnya bisa dengan mudah ditangkal dengan
logika.
Salah satu teori konspirasi yang ingin
gue bahas kali ini (nggak berhubungan langsung sih sama wabah Corona
saat ini, tapi ya ada sangkut pautnya dikit lah) adalah “crisis
actor”.
Apa itu “crisis actor” ini? Nah mungkin kalian masih
ingat pas pramuka di sekolah kita pernah ada pelatihan P3K yang
melibatkan orang-orang yang bener-bener ahli, semisal dokter atau
anggota SAR. Nah, seringkali akan ada simulasi dimana ada yang
pura-pura terluka (semisal pingsan atau patah kaki) sehingga kitapun
bisa praktek langsung cara menolongnya. Nah, orang yang pura-pura
terluka inilah yang sejatinya disebut sebagai “crisis actor”.
Tapi dalam teori konspirasi, istilah
yang awalnya “innocent” ini bergeser makna menjadi lebih
“sinister” atau jahat. Teori konspirasi tentang “crisis actor”
ini berkembang di kalangan ekstrimis “right wing” atau sayap
kanan di Amerika. Perlu kalian tahu, “sayap kanan” adalah istilah
bagi golongan yang mendamba kebebasan mutlak di Amerika dan amat anti
sama komunisme dan sosialisme. Sekilas kedengarannya justru baik ya
guys, tapi jangan salah, kaum ini juga dikenal amat “paranoid”
dan beranggapan bahwa pemerintah (atau mungkin sebuah korporasi elite
semacam “Freemason” atau “Illuminati”) ingin merebut
kebebasan mereka dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara
menebar berita palsu, bekerja sama dengan media massa.
Karena kaum “right wing” dikenal
sangat memegang teguh hak mereka untuk memegang senjata api, kaum ini
menganggap berita penembakan massal merupakan aksi palsu yang ditebar
oleh pemerintah untuk mengekang kebebasan mereka memiliki senjata.
Salah satu “bukti” yang diungkapkan mereka untuk mendukung klaim
tersebut adalah “crisis actor”. Supaya lebih jelas, silakan
perhatikan meme berikut ini (dah kayak kuliah aja).
Dalam meme tersebut, kaum “sayap
kanan” menunjukkan kecurigaan bahwa berita tentang kasus penembakan
massal di Sandy Hook (di sebuah SD), Aurora (di sebuah bioskop saat
penayangan film Batman) dan di Boston (saat lomba maraton) merupakan
rekayasa pemerintah saja, bekerja sama dengan news channel.
“Bukti”-nya (dirangkum dalam meme di atas), ketiganya menggunakan
foto seorang crisis actor (atau kali ini “actress”) yang sama.
Sangat mustahil sepertinya (at least untuk mereka) bahwa seorang
gadis yang sama menjadi korban tiga kasus penembakan berbeda yang
berada di negara-negara bagian yang berbeda, kecuali jika foto
tersebut adalah rekayasa dan ia adalah aktris bayaran.
Gadis yang sama ini kemudian dikaitkan
dengan dua kasus penembakan lain di Oregon, bahkan Paris. Gadis ini
diklaim sebagai aktris yang disewa dari sebuah agency bernama
“Visionbox”.
Tak hanya gadis ini, seorang pemuda
bernama David Hogg juga dicecar oleh kaum pendukung teori konspirasi
sebagai “crisis actor” ketika beredar fotonya diwawancara di dua
kasus penembakan yang berbeda, yakni di California dan Florida. Perlu
diingat, California terletak di ujung barat Amerika sedangkan Florida
berada di ujung timur Amerika, sehingga bisa dibilang amat “mustahil”
saksi yang sama muncul di dua lokasi yang amat berjauhan itu.
Meme lain juga mengemuka. Wanita ini
diliput berita sebagai korban penembakan massal di Las Vegas (yang
tercatat sebagai kasus penembakan massal terparah dengan korban jiwa
terbanyak dalam sejarah Amerika). Namun meme ini juga mengungkap
bahwa wanita yang sama pernah diwawancarai sebagai korban di kasus
penembakan massal di California dan Orlando. Apakah ibu-ibu juga
seorang “crisis actor” layaknya David Hogg?
Benarkah insiden-insiden penembakan itu
sesungguhnya palsu dan hanya akal-akalan pemerintah Amerika Serikat
saja supaya mendapat hak untuk “mematai-matai” dan mengekang
warganya?
Jika kalian benar-benar percaya teori
konspirasi di atas, maka siap-siap saja terkena zonk! Sebab semua
foto di atas bisa dijelaskan dengan mudah.
Gadis-gadis di meme pertama semua
berbeda, walaupun memiliki kemiripan. Gadis yang menangis di Sandy
Hook adalah Carlee Soto, yang kala itu mendengar bahwa saudarinya,
Victoria, yang bekerja menjadi guru, menjadi salah satu korban
penembakan. Gadis di Boston adalah Amanda Medek yang saudarinya,
Mykaila, menjadi korban di penembakan Aurora. Yup, bahkan merekapun
salah melabeli lokasinya. Gadis yang dilabeli “Boston” itu
sesungguhnya berada di Aurora. Sedangkan gadis yang dilabeli “Aurora”
adalah Emma McDonald yang kala itu tengah menghadiri upacara
peringatan penembakan di Boston. Terakhir, gadis yang disebut-sebut
di Oregon sesungguhnya adalah Jessica Vasquez yang memang berada di
Oregon di kala itu, memeluk tantenya yang kehilangan putrinya dalam
tragedi penembakan tersebut.
Lalu jika keempatnya adalah empat gadis
yang berbeda, mengapa mereka sangat mirip? Well, itu jelas merupakan
ilusi optik. Kala itu mereka tengah berduka sehingga mimik wajah
mereka sama. Kemudian gaya rambut mereka juga harus kita akui,
merupakan gaya rambut yang amat umum bagi gadis-gadis seumuran
mereka, sehingga tak heran jika kita sekilas melihat mereka sebagai
orang yang sama.
Lalu bagaimana dengan David Hogg?
Namanya jelas-jelas tertera di program berita sehingga bisa
dipastikan, keduanya adalah pria yang sama. Akan tetapi di sinilah
letak kelihaian para ahli teori konspirasi. Di meme
tersebut, mereka membuat seolah berita pertama adalah berita
penembakan, namun bukan. Kala itu David (yang memang rumahnya di
California) sedang diwawancarai karena menyaksikan sebuah kasus
perkelahian. Sedangkan di Florida, David memang benar menjadi saksi
sebuah kasus penembakan massa. David sendiri memang bersekolah di
Florida, walaupun kediaman orang tuanya berada di California,
Bahkan jikapun meme itu benar dan David
menjadi saksi dua kasus penembakan yang berbeda, itupun juga
sebenarnya bukanlah hal yang aneh. Mungkin kalian penah ingat salah
satu postingan gue tentang “Final Destination in Real Life”
dimana ada seorang pemuda yang lolos dari penembakan di Las Vegas,
namun kemudian tewas di sebuah kasus penembakan massal di California.
Ngenesnya, karena begitu seringnya kasus penembakan massal terjadi di
Amerika (berkat hukum kepemilikan senjata api mereka yang begitu
bebas), sudah bukan kebetulan yang aneh lagi jika satu orang bisa
menjadi korban dalam dua kasus penembakan massal yang berbeda.
Bagaimana dengan meme yang keempat?
Seperti dugaan kalian, sang ibu-ibu ini adalah tiga wanita berbeda
yang hanya sekilas mirip. Wanita pertama adalah Jan Lambourne yang
menjadi korban penembakan di Las Vegas, wanita kedua adalah Susan
Orfanos yang anaknya terbunuh dalam sebuah kasus penembakan di
California, dan wanita ketiga yang berbaju pink adalah Christine
Leinone, yang sama seperti Susan, anaknya menjadi korban penembakan
di Orlando, Florida.
Mungkin kalian masih ngeyel, kalo orangnya beda kok mirip amat? Pasti mereka sama! Well coba saja lihat gambar di bawah ini. Dua pria ini memiliki wajah serupa, padahal mereka sama sekali tak memiliki hubungan keluarga.
Mungkin kalian masih ngeyel, kalo orangnya beda kok mirip amat? Pasti mereka sama! Well coba saja lihat gambar di bawah ini. Dua pria ini memiliki wajah serupa, padahal mereka sama sekali tak memiliki hubungan keluarga.
Akibat teori konspirasi yang beredar
luas, nggak hanya membodohi masyarakat, namun juga menimbulkan trauma
mendalam bagi para korban yang kini tak hanya berduka, namun juga
wajahnya disalahgunakan menjadi meme. Bahkan akibat meme tersebut,
David Hogg kerap mendapat ancaman pembunuhan dari orang-orang yang
percaya akan teori konspirasi tersebut. Menggenaskan bukan? Mengedit
foto dan menambah caption memang mudah, namun perlu kita sadari,
bahwa membuat meme semacam itu bisa berdampak amat merugikan bagi
orang yang fotonya kita comot.
Namun ini bukan kali terakhir para
simpatisan “sayap kanan” menebar ulah. Di tengah wabah Covid-19
yang tengah merebak ini, mereka kembali turun ke jalan menolak
“lockdown” dan “social distancing” karena mereka percaya
Coronavirus hanyalah hoax yang disebarluaskan oleh pemerintah untuk
membatasi kebebasan mereka. Dih!
Sebagai penutup, gue tahu situasi
seperti ini bagi kita mungkin berat (tapi bukan gue sih, soalnya gue
introvert dan lockdown kayak gini bak surga buat gue hehehe) dan ada
banyak berita simpang siur di luar sana. Namun kita sebaiknya tetap
berpikir sehat dan rajin menyaring semua informasi yang masuk. Jangan
mudah termakan hoax, tak peduli seberapa meyakinnya hoax tersebut.
Selalu cross check kebenaran tiap berita yang kita terima dan jangan
asal forward sembarangan, karena selain membuat resah orang lain,
dengan melakukannya berarti kita juga membantu si pembuat hoax.
Gue post ini hanya sebagai contoh untuk
tak begitu kemakan teori konspirasi yang emang tak gue pungkiri,
begitu gurih dan sedap untuk dinikmati. Dalam salah satu vlognya,
bang Deddy Corbuzier juga sempat membahas teori konspirasi tentang
Coronavirus dan menurut gue, hal itu sangat tidak patut dilakukan di
tengah bangsa kita yang tengah mengalami bencana seperti ini (yang
nggak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga pada kondisi sosial
ekonomi negara kita), apalagi narasumbernya malah YoungLex. Dih, yang
kompeten dikit napa. Gue takutnya lama-lama dia ngundang Cimoy Montok
buat tiktokan kali ya. Gue rasa satu-satunya hal bertanggung jawab
yang bisa kita lakukan sekarang bukannya menebar teori konspirasi
yang belum terbukti kebenarannya, namun menebar info-info yang
berguna dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Gimana, setuju
nggak?
Hampir termakan hoax 😭 btw Cimoy montok itu siapa bang?
ReplyDeleteBantu jawab, anak tiktok, pacarnya Bowo tiktok
DeleteHehe idola bangdep dia,
They're not just wrong, they stupid
ReplyDeleteWaduh, sering nonton Cimoy Montok ya?
ReplyDeleteJarang ada Sayap Kanan yg serius dengan pergerakan politik mereka.
ReplyDeleteKebanyakan cuma bersikap reaktif secara alay gara2 hal-hal yg dianggap mengganggu kenyamanan hidup mereka.
Mulai dari hal besar seperti yg diceritakan Admin, sampai hal sepele seperti hanya gara2 temenya lebih suka MILF (cewe diatas 35an tapi masih HOT) daripada LOLLI (cewe yg kyk anak2).
JRX juga sok-sokan posting tentang teori konspirasi. Yah dia yang termasuk gak percaya tentang moon landing juga sih jadi gak aneh juga
ReplyDeleteKagak kaum kanan, kagak kaum kiri
ReplyDeleteSemuanya doyan sama konspirasi
banyak teori-teorinya
ReplyDeleteSince when social distancing equals with communism.... smh
ReplyDeleteNabi bernah menyampaikan bahwa orang yg menyebarkan apapun yg ia dengar (informasi yg ia dapatkan) tdk pantas dijadikan panutan (jgn dipercaya)
ReplyDelete