Crystal dan kedua orang tuanya, Diana Robertson dan Mike Riemer
Pada 12 Desember 1985, seorang gadis
cilik ditemukan sedang menangis sendirian di luar sebuah department
store di kota Tacoma, negara bagian Washington, Amerika Serikat. Para
pegawai toko berusaha menemukan kedua orang tuanya, namun gagal. Ia
seolah terdampar di sana, sendirian, ditinggalkan begitu saja.
Setelah berita tentangnya ditayangkan di televisi, neneknya sendiri
mengenalinya dan segera menjemputnya. Ketika sang nenek menanyakan
keberadaan ibunya, bocah itu hanya menjawab, “Mommy is in the
trees” atau, “Mama ada di dalam pepohonan.”
Siapa sangka, jawaban anak itu akan
membawa para petugas penyelidik ke sebuah kasus pembunuhan berantai
misterius yang hingga kini tak terpecahkan.
Dear readers, welcome to the Dark Case.
Cerita ini dimulai pada pagi 12
Desember 1985. Kala itu sepasang kekasih bernama Diana Robertson dan
Mike Riemer memutuskan untuk mengunjungi sebuah hutan di dekat kota
Tacoma. Walaupun belum diresmikan dalam ikatan pernikahan, kedua
kekasih itu telah memiliki anak perempuan bernama Crystal yang sudah
berusia 2 tahun. Kala itu menjelang Natal dan Crystal, meminta sebuah
pohon cemara untuk dihias menjadi sebuah pohon Natal. Maka untuk
menyanggupinya, ketiganya pun berkendara ke tengah hutan di pedalaman
negara bagian Washington.
Perlu diketahui bahwa Washington
merupakan salah satu negara bagian di utara Amerika Serikat yang
masih memiliki alam yang belum tersentuh dan hutan yang teramat
lebat. Mike, yang tak asing dengan wilayah hutan tersebut, juga
memiliki pekerjaan sebagai pemburu. Ia meninggalkan jebakan di dalam
hutan untuk menangkap satwa liar dan kesempatan itu juga ia gunakan
untuk memeriksa buruannya.
Akan tetapi, itulah kala terakhir
pasangan itu terlihat.
Potret kebahagiaan Mike Riemer dan kekasihnya, Diana sebelum terkoyak tragedi
Pada hari yang sama, putri mereka yang
masih berusia 2 tahun, Crystal, ditemukan di sebuah department store,
tanpa kedua orang tuanya. Kita sudah tahu bagaimana kisah ini
kemudian berlanjut dan petunjuk apa yang ditinggalkan anak berusia 2
tahun itu. Polisipun mengadakan pencarian besar-besaran hanya
berbekal pada petunjuk yang ditinggalkan Crystal, yakni “Mommy is
in the trees”. Bak sebuah kode yang harus dipecahkan, para polisi
berkesimpulan, bahwa kedua orang tuanya berada di dalam hutan.
Namun pencarian mereka sia-sia belaka.
Baik Diana maupun Mike lenyap tanpa jejak.
Dua bulan kemudian, seorang pendaki
menemukan jenazah seorang wanita terbaring di kedalaman lubuk hutan
di dekat kota Elbe, Washington. Jenazah itu adalah milik Diana
Robertson, ibu dari Crystal.
Lokasi dimana jenazah Diana tergeletak
cukup jauh dari lokasi dimana Crystal diketemukan, yakni sekitar
50-an kilometer. Polisi segera datang dan dari luka-luka yang ia
derita, jelas kematiannya tidaklah alami. Tubuh wanita itu ditikam
selama 17 kali dan ada sebuah kaos kaki menjerat lehernya.
Kemungkinan dengan senjata itulah, sang pembunuh melenyapkan nyawanya
dengan cara mencekiknya.
Hanya beberapa langkah dari mayat
Diana, ditemukan mobil milik mereka. Namun keberadaan kekasihnya,
Mike, sama sekali tak terlihat di lokasi itu. Beberapa barang bukti
yang ditemukan justru menjurus kepada dugaan memilukan, bahwa Diana
tewas di tangan ayah dari putrinya sendiri.
Potret TKP dimana jenazah Diana diketemukan
Beberapa barang bukti yang ditemukan
seakan memberatkan Mike. Mobil milik Mike ditemukan tak jauh dari
mayat Diana dengan noda darah di kursi penumpang. Sayang sekali,
karena keterbatasan teknologi DNA kala itu, tak bisa ditentukan darah
milik siapakah itu. Yang polisi ketahui, darah itu jelaslah darah
manusia. Namun tak sulit untuk menduganya. Karena mobil itu adalah
mobil milik Mike, maka tentu menurut logika Mike berada di kursi
pengendara dan kursi penumpang tentu ditempati Diana.
Tak hanya itu, di dalam mobil terselip
secarik kertas dengan sebuah pesan berbunyi, “I love you, Diana.”
Tulisan dalam kertas itu adalah tulisan tangan Mike sehingga seakan,
tulisan itu adalah pesan terakhirnya atau permintaan maaf. Mungkin
saja, setelah menghabisi nyawa kekasihnya, Mike menyesal?
Pesan terakhir Mike untuk Diana? Kata-kata mesra ini justru berbuntut kecurigaan setelah Diana ditemukan tewas dan seolah menjadi motif sempurna
Perlu diingat pula, jarak antara
Tacoma, dimana Crystal ditemukan, dan Elbe, dimana jasad Diana dan
mobil mereka ditemukan, cukup jauh. Mustahil Crystal dapat berpindah
dari kedua lokasi itu dengan mudah. Kemungkinan, sang ayahnya
sendiri, Mike yang membawa gadis itu ke department store supaya
seseorang menolongnya, kemudian kabur. Ya, tetap saja Crystal adalah
buah hatinya sendiri sehingga ia tak tega untuk menghabisi nyawanya,
walaupun ia adalah saksi kematian ibunya sendiri. Setelah memastikan
keselamat putrinya sendiri, iapun kabur.
Tapi apa motifnya?
Kehidupan Mike dan Diana ternyata tak semesra foto-foto mereka. Faktanya, Diana ternyata mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Setelah diselidiki, keluarga dekat
mereka bersaksi bahwa kehidupan Diana dan Mike ternyata menyimpan
sebuah rahasia kelam. Mike adalah pria abusif yang kerap menyiksa dan
memukuli Diana. Bahkan, Diana pernah mengatakan pada ibunya bahwa
Mike pernah mengancam untuk membunuhnya. Beberapa minggu sebelum
kematiannya, Diana sempat maju ke pengadilan untuk menuntut Mike.
Akan tetapi sesaat sebelum Natal, mereka berdua akhirnya berbaikan.
Fakta lain yang tak kalah mengerikanpun
muncul. Ternyata Diana bukanlah korban pertama yang ditemukan tewas
di dalam hutan itu. Sebelumnya, seorang pria bernama Stephen Harkins
dan kekasihnya, Ruth Cooper juga ditemukan tewas di tempat sama,
empat bulan sebelumnya. Bahkan Ruth tewas dengan cara serupa dengan
Diana, yakni dengan cara dicekik dengan kaos kaki. Pada Maret 1985,
pembunuhan lain juga terjadi. Seorang pria bernama Edward Smith dan
kekasihnya, Kimberly, juga ditemukan tewas di sebuah sungai, tak jauh
dari hutan tersebut.
Mungkinkah semua kejadian ini adalah
perbuatan seorang pembunuh berantai?
Dua korban lain sang pembunuh berantai, yakni Ruth Cooper dan Steven Harkins
Karena miripnya modus operandi sang
pembunuh, yakni menggunakan kaos kaki sebagai senjata pembunuhan,
maka ia-pun dijuluki sebagai “sock tube killer”.
Keluarga Mike sendiri tak mengelak
bahwa Mike adalah seorang pria bertemperamen tinggi. Dengan tinggi
1,8 meter dan berat 81 kg, bahkan memiliki bekas luka di wajahnya,
Mike memang terlihat sangar. Apalagi ia memiliki ketrampilan sebagai
seorang pemburu yang sudah biasa membunuh binatang liar. Tak heran
jika ia menjadi kandidat kuat sebagai seorang pembunuh berantai
kejam. Namun keluarga Mike masih tak bisa mempercayai bahwa putra
mereka bisa setega itu. Mereka masih bersikukuh bahwa Mike sama
sekali tak bersalah.
Ada sebuah hal yang tak masuk akal
sebenarnya. Jika benar Mike adalah pembunuhnya, dengan menggunakan
apa ia kabur? Bukankah mobilnya ditemukan di samping jenazah Diana?
Apa ia memiliki dua mobil? Apa mungkin ia sebenarnya masih
berkeliaran di dalam hutan?
Sebuah jawaban barulah terkuak 30 tahun
setelah kasus itu berlalu. Namun jawaban itu bukanlah jawaban yang
siapapun duga.
Pada Maret 2011, sebuah tengkorak milik
seorang pria ditemukan terkubur, sekitar 1,6 kilometer dari lokasi
penemuan jenazah Diana. Tengkorak itu adalah milik Mike Riemer.
Penyelidikan melalui otopsi membuktikan bahwa ternyata Mike justru
dibunuh terlebih dulu ketimbang Diana.
Di hutan seperti inilah jenazah Mike ditemukan
Hal ini tentu menghapus kecurigaan
bahwa Mike adalah seorang pembunuh berantai. Namun penemuan
mengejutkan ini membawa kita ke pertanyaan baru: siapakah
sesungguhnya sang pembunuh berantai itu?
Ada satu lagi pertanyaan menggelitik
tentang nasib Crystal pada saat hari naas dimana pembunuhan itu
terjadi.
Crystal, sang gadis cilik yang berusia
2 tahun itu, kala itu bersama dengan orang tuanya saat mereka
dibunuh. Namun ia kemudian ditemukan di sebuah department store
sejauh 56 kilometer dari lokasi TKP. Sebagai bayangan, jarak itu
ditempuh dalam satu jam perjalanan menggunakan mobil.
Satu-satunya penjelasan yang masuk akal
adalah kala itu, Crystal berada di dalam mobil yang dikendarai oleh
sang pembunuh.
Ya, kala itu sang pembunuh memutuskan
tak hanya mengampuni nyawa Crystal, namun juga menyelamatkannya.
Crystal jelas takkan mampu bertahan hidup di dalam hutan setelah
kematian kedua orang tuanya. Sang pembunuh kemudian memutuskan untuk
membawa Crystal ke sebuah tempat yang ramai, yakni sebuah department
store, sejauh 50-an kilometer, agar gadis cilik itu ditemukan oleh
pihak berwajib.
Namun mengapa? Bisakah kalian
membayangkan, seorang pembunuh yang begitu brutal menghabisi nyawa 6
orang, tiba-tiba memiliki hati nurani? Apa yang ada pikirannya kala
itu? Bahkan mungkin saja, sang pembunuh diam-diam mengawasi Crystal
kala itu ketika ia ditemukan di department store, memastikan agar ia
tetap aman.
Hingga kini, identitas sang pembunuh
tak pernah terungkap dan kasus pembunuhan aneh itu masih dikenang
dengan ucapan Crystal kala itu,
Mommy is in the tress.
Sayang jawaban itu takkan membuat kita
mengetahui, dimanakah sang pembunuh kini.
Sumber artikel: Wikipedia
Sumber gambar: Unsolved Mysteries, FindGrave
Akhirnya update..
ReplyDeleteBy silent reader
Dari yang kulihat, pola pembunuhan berantainya sama: membunuh sepasang kekasih. Crystal merupakan anak kecil, jadi mungkin pembunuhnya tak tega; atau mungkin dia orang yang konsisten. Jadi dia memutuskan menyelamatkannya.
ReplyDeleteYeee, seneng banget ada update-an lagi hehe...
ReplyDeleteMerinding
ReplyDelete30 tahun, selama itu pula mungkin orang tua Diana mencurigai keluarga Mike, dan selama itu pula keluarga Mike merasa bersalah pada keluarga Diana.
Setidaknya Cristal masih ada untuk tau bukan ayahnya yg membunuh ibunya
2 tahun ga inget apa2 bro
DeleteI Mean sekarang, dia sekarang tau bukan ayahnya yg bunuh ibunya, bayangkan sampai usia 25 tahun dia menduga juga ayahnya yang bunuh ibunya, baru dua usia 32 baru tau
Delete