Hallo guys, dalam Dark Case special ini gue akan membahas kasus-kasus yang sedang menarik perhatian gue dan pastinya masih anget-angetnya alias on going. Kasus-kasus ini sempat (dan sedang) menghebohkan media Amerika saat ini hingga muncul di rekomendasi gue di Youtube dan gue sendiri selalu mengupdate kasus-kasus ini. Karena ada 6 kasus yang akan gue bahas, maka gue bagi ke dalam dua seri. Untuk seri pertama ini gue akan membahas kasus Maya Milette, Kristin Smart, dan juga update terbaru tentang Bernie Madoff.
KASUS PERTAMA:
MISTERI
MENGHILANGNYA MAYA MILETTE
Kasus menghilangnya Maya Milette hingga saat tulisan ini dibuat belumlah terpecahkan |
Yang pertama kita bahas adalah kasus yang
menghebohkan San Diego di California semenjak beberapa bulan terakhir. Maya
Milette, seorang ibu cantik beranak tiga yang merupakan warga Amerika keturunan
Filipina, tiba-tiba menghilang tanpa jejak sejak 7 Januari 2021. Menariknya, Maya
lenyap setelah terlibat pertengkaran sengit pertengkaran dengan suaminya sendiri
yang juga keturunan Filipina, Larry Milette. Bahkan, kala itu Maya hendak
menemui seorang pengacara karena getol ingin bercerai dengan suaminya yang sudah
dinikahinya puluhan tahun tersebut. Larry kemudian mengaku bahwa setelah
pertengkaran tersebut, Maya memutuskan kabur dari rumah.
Hingga tulisan ini dibuat, Maya belumlah ditemukan
Kasus lenyapnya Maya ini membuat
banyak pihak, termasuk keluarganya, curiga ketika Maya tidak menghadiri pesta
ulang tahun salah satu anaknya. Sukar dibayangkan, semarah apapun seorang ibu
kepada suaminya, bahwa ia akan melewatkan begitu saja ulang tahun dari buah
hatinya. Bahkan, Maya sama sekali tak mengabari satupun sanak saudaranya.
Mobilnyapun masih terparkir rapi di depan rumahnya. Padahal jika benar ia
kabur, bukanlah lebih masuk akal jika ia membawa mobilnya? Memang sih ada
kemungkinan Maya dijemput orang lain atau sekedar memesan taksi online. Namun
di sinilah letak keanehan lain.
Kamera CCTV tetangganya tak pernah sekalipun
menangkap Maya keluar dari rumah tersebut pada hari dimana ia menghilang.
Banyak hal mencurigakan dalam kasus ini. Pertama, Larry, suami Maya, sama sekali tidak membantu proses pencarian istrinya. Ia lebih memilih berada di rumah untuk menemani ketiga anaknya, dengan dalih mereka tengah bersedih atas menghilangnya sang ibu. Proses pencarian justru dilakukan oleh kakak Maya yang bernama Maricris Drouaillet dan juga suaminya, Richard. Yang lebih mencurigakan, Larry malah memilih untuk diam seribu bahasa dibalik pengacaranya dan tak sudi memberi keterangan apapun untuk membantu polisi dalam pencarian istrinya itu.
Kasus Maya ini tak bisa ditampik memang memiliki banyak kesamaan dengan kasus yang dialami oleh Shannan Watts, istri dari Chris Watts. Persamaan pertama, Shannan juga menghilang setelah suaminya mengaku bahwa mereka bertengkar. Persamaan kedua yang buat bergidik lainnya adalah wawancara antara pihak pers dengan kedua suami itu. Publik Amerika masih mengingat jelas wawancara Chris Watts dimana ia sama sekali tidak khawatir akan menghilangnya istri dan anak-anaknya. Bahkan di tengah wawancara, Chris justru terlihat tersenyum ketika membicarakan kedua putrinya.
Hal yang sama juga terjadi pada kasus ini di
mana pada saat diwawancarai, tak terdengarnada khawatir dalam suara Larry. Bahkan sikapnya terlalu santai untuk
ukuran seorang suami yang dulu saja kehilangan seorang istrinya. Pada kasus Shanna
Watts terungkap bahwa sang suaminya-lah yang bertanggung jawab atas
menghilangnya sang istri, bahkan ketahuan membunuhnya. Tetapi apakah hal yang
sama juga terjadi pada kasus Maya Milette?
Babak baru kasus tersebut muncul sekitar empat bulan
Maya menghilang. Kala itu seorang pengacara bernama Billy Little Jr. yang
ditugaskan oleh keluarga Maya, datang ke rumah keluarga Milette. Di sana ia mengamati
beberapa hal yang aneh, salah satunya adalah dinding dari kamar tidur
Larry dan Maya yang baru saja diperbaiki. Sebelumnya, beberapa anggota keluarga
mengaku bahwa terdapat lubang yang mencurigakan di kamar itu yang diduga adalah
bekas tindak kekerasan.
Tak hanya itu, ketika pengacara tiba, Larry menyalakan
kipas angin dan membuka semua jendela yang ada di rumah tersebut, seakan-akan hendak
menyingkirkan segala bau yang mencurigakan dari dalam rumah tersebut. Yang
ketiga, sebuah lemari pendingin yang menghilang dari garasi rumah keluarga
tersebut. Larry mengaku bahwa ia memberikan lemari pendingin itu kepada salah
satu sanak keluarganya. Bayangkan, ketika istrinya menghilang, ia malah masih
sempat memperbaiki rumah dan memberikan kulkas kepada keluarganya. Apakah
untuk menyingkirkan barang bukti?
Fakta mengejutkan lainnya diberikan oleh salah satu tetangga keluarga tersebut yang tak mau disebutkan identitasnya. Ia memberikan bukti rekaman CCTV dari depan rumahnya yang berdekatan dengan rumah keluarga Milette. Rekaman tersebut merekam adanya suara yang mirip dengan letusan senjata api sebanyak delapan kali. Bahkan di antara tembakan-tembakan tersebut, sayup-sayup terdengar suara mirip jeritan seorang perempuan, walaupun kemudian suara tersebut teredam oleh gonggongan anjing tetangga mereka yang terbangun akibat suara berisik tersebut. Pamungkasnya, ketika suara di video tersebut semakin diperjelas oleh para ahli, terdengar suara lain yakni suara anak kecil yang menangis di antara sela-sela tembakan tersebut.
Bukti-bukti tersebut seakan mengesahkan
kecurigaan banyak pihak bahwa Larry membunuh istrinya sendiri Maya dengan cara
menembaknya, disaksikan oleh anak-anak mereka. Namun hal ini belumlah
terbukti sebab polisi sendiri juga masih enggan untuk menangkap Larry karena
memang belum ada bukti konkrit yang membuktikan kecurigaan tersebut.
Benar tidaknya Larry membunuh istrinya biarlah
menjadi tugas polisi. Namun hal lain yang cukup unik mengenai kasus ini
adalah proses pencarian mayat Maya yang akhirnya berujung pada penemuan mayat-mayat
lain di seantero San Diego. Tercatat, ketika para relawan dan polisi mencari
tubuh Maya sejak Februari 2021 lalu, beberapa jenazah ditemukan tanpa sengaja di
tempat-tempat tersebut. Semisal tulang belulang yang ditemukan di sebuah lokasi
hiking yang berdekatan dengan Chula Vista, lokasi rumah Maya Milette dan
keluarganya, diikuti oleh penemuan mayat seorang wanita di Danau Murray, San
Diego. Tak hanya itu, mayat lain juga ditemukan di Teluk San Diego, diikuti mayat
seorang wanita di Teluk Glorietta, Coronado yang juga tak jauh dari lokasi
dimana Maya menghilang. Hal ini kontan membuat warga San Diego menjadi paranoid
akan adanya pembunuh berantai yang tengah beraksi di kota mereka.
SUMBER: FOX
KASUS KEDUA:
KASUS KRISTIN SMART; TERPECAHKAN SETELAH 25 TAHUN MEMBEKU
Kristin Smart adalah seorang mahasiswi
California Polytechnic (Cal-Poly) State University yang pada 25 Mei 1996
menghilang tanpa jejak. Kala itu dia baru saja pulang dari pesta ulang tahun
temannya yang berada di wilayah kampusnya. Sekitar jam 2 dini hari, sang gadis ditemukan
pingsan karena mabuk berat oleh 3 mahasiswa yang kemudian mengantarnya pulang.
Sayangnya, ini adalah kala terakhir Christine terlihat masih bernyawa.
Kasus menghilangnya Christine Smart ini langsung
menghebohkan publik. Bahkan pihak kampus sendiri sampai bekerjasama dengan
pemerintah Amerika Serikat dengan mengeluarkan “Kristin Smart Campus Security
Act”, sebuah undang-undang untuk melindungi keamanan para mahasiswa dan
mahasiswi yang bersekolah di area kampus. Antara tahun 1996 sampai 2007 dilakukan
berbagai pencarian untuk menemukan Kristin, akan tetapi tak ada satupun yang membuahkan
hasil. Kristin seolah lenyap ditelan bumi tanpa ada satupun yang tahu dimana
keberadaannya.
Kecurigaan tentu jatuh pada 3 mahasiswa yang
mengantar Christine dan menjadi orang terakhir yang melihat Kristin masih hidup.
Kala itu dua orang mahasiswa bernama Cheryl Anderson dan Tim Davis mengaku
menemukan Kristin tengah pingsan karena mabuk berat sepulangnya dari pesta.
Mereka berdua kemudian berusaha mengantarnya kembali ke asramanya, akan tetapi
muncul pria ketiga bernama Paul Flores. Ia mengatakan pada kedua mahasiswa
tersebut bahwa ia akan pergi searah dengan asrama Christine, sehingga mereka
berdua pun memasrahkan Kristin kepada pemuda itu.
Paul disebut-sebut sebagai orang terakhir yang
mengadakan kontak dengan Kristin. Paul-pun sempat menjadi tersangka utama dalam
peristiwa menghilangnya sang gadis, akan tetapi ia menolak bekerja sama dengan
polisi sehingga merekapun tak mampu menguak keterangan apapun darinya. Akhirnya
kasus Kristinpun menjadi dingin dan tak terpecahkan sama puluhan tahun. Di Amerika
sendiri, kasus-kasus yang tidak terpecahkan disebut dengan nama “cold case”
atau “kasus beku”.
Paul Flores akhirnya tertangkap setelah puluhan tahun mengelak |
Berita mengejutkan muncul pada 13 April 2021. Tanpa angin dan hujan, setelah lebih dari 20 tahun setelah kejadian tersebut, polisi tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka telah menangkap Paul Flores dan ayahnya, Ruben, atas tuduhan pembunuhan Kristin. Bahkan rumah merekapun digeledah dan polisi mengaku menemukan barang bukti yang memberatkan mereka di sana.
Apakah yang terjadi sebenarnya kala itu? Ternyata
pada jam 2 malam di mana Kristin ditemukan pingsan, seperti cerita kedua
mahasiswa tersebut, Paul Flores berjanji mengantar Kristin untuk kembali ke
asramanya. Namun alih-alih mengemban amanahnya itu, Paul malah menggotong tubuh
Kristin ke kamar asramanya sendiri. Di sana, Paul berusaha memperkosa Kristin,
namun mendapat perlawanan, sehingga Paul akhirnya membunuh gadis tersebut.
Namun bagaimana mereka bisa memecahkan kasus
yang telah membeku selama puluhan tahun tersebut? Ternyata semuanya itu berkat bantuan
sebuah podcast kriminal. Pada 30 September 2019, seorang podcaster bernama
Chris Lambert merekam sebuah seri podcast berjudul “Your Own Backyard” dimana
salah satunya membahas perkembangan terbaru tentang kasus Kristin. Ia
menyatakan bahwa ia memiliki saksi baru yang mampu menjernihkan kekeruhan yang
selama ini menggelayuti kasus tersebut.
Saksi tersebut mengatakan bahwa pada malam dimana
Kristin terbunuh, ayah dari Paul, yakni Ruben Flores, mendapatkan sebuah
telepon yang membuatnya langsung bergegas pergi dari rumahnya, walaupun saat
itu masihlah tengah malam. Rupanya Ruben malam itu mendapatkan telepon dari
anaknya yang dengan panik mengaku telah membunuh seorang gadis. Tak ingin
anaknya ditangkap polisi, maka Ruben pun segera meluncur ke daerah kampus untuk
menyembunyikan dan mengubur mayat gadis tersebut.
Akhirnya setelah puluhan tahun, keluarga Kristin
Smart mendapatkan keadilan yang patut mereka dapatkan. Ini membuktikan bahwa
waktu memang yang bisa menjawab segalanya, asalkan kita sudi dan ikhlas menunggunya.
SUMBER: WIKIPEDIA
KASUS KETIGA:
KEMATIAN
MENGEJUTKAN BERNIE MADOFF
Pada bulan kemarin gue membahas tentang
seseorang penipu bernama Bernie Madoff yang menjalankan skema Ponzi terbesar di
dunia. Bulan ini kebetulan banget gue mendapat sebuah berita mengejutkan bahwa pada
tanggal 14 April 2021 lalu, Bernie ternyata telah meninggal pada usia 82 tahun
karena gagal ginjal, di tengah hukuman kurungannya selama 150 tahun.
Untuk menyegarkan ingatan kita, akan gue bahas
kembali kasus ini sekilas. Selama puluhan tahun, Bernie Madoff dikenal sebagai
petinggi NASDAQ dan merupakan pembisnis pasar saham yang sangat terkemuka di
Amerika Serikat. Ia sering disamakan dengan Raja Midas dari Yunani karena semua
yang ia sentuh konon akan menjadi emas; alias semua investasi yang dilakukannya
akan senantiasa menguntungkan. Bahkan ia menjanjikan laba hingga 50% bagi siapapun
yang berinvestasi kepadanya. Korbannyapun tak main-main, mulai dari sutradara
terkenal Steven Spielberg hingga perusahaan besar semacam HSBC dari Inggris.
Namun pada 2008, semua tipu dayanyapun terungkap
ketika pasar saham jatuh karena krisis ekonomi yang menimpa AS, yang membuat ribuan
investornya kemudian ramai-ramai menarik uang mereka. Namun bukannya mendulang
untung, mereka malah memergoki bahwa selama ini uang mereka sudah digelapkan
melalui skema piramida yang sangat lihai oleh sang dewa ekonomi palsu itu. Bahkan
uang mereka seluruhnya lenyap bak ditelan lubang hitam dan tak pernah kembali
lagi.
Tak hanya orang-orang berkuasa dan kaya raya
menjadi korban Bernie Madoff, bahkan wong-wong cilik yang sudah memasrahkan
setitik harta dari hasil kerja keras mereka, termasuk uang pensiun merekapun
tertipu. Banyak korban Bernie langsung jatuh miskin dan hidup terlunta-lunta, apalagi
terbongkarnya penipuan tersebut bersamaan dengan krisis ekonomi yang menghantam
perekonomian Amerika. Banyak di antara mereka kemudian kehilangan rumah mereka,
bahkan terpaksa tinggal di jalanan bersama dengan keluarga mereka. Bernie
bahkan diduga telah menggelapkan uang sebanyak 65 miliar dolar, dimana sudah
gue jelaskan di postingan sebelumnya bahwa uang itu setara lebih dari
pendapatan nasional negara Kroasia dalam setahun.
Akibat kejahatannya yang tak terbayangkan
tersebut, Bernie diganjar dengan hukuman yang teramat berat, yakni 150 tahun.
Cukup jarang pengadilan AS memberikan hukuman seberat ini pada kasus penipuan,
mengingat hukuman itu setara dengan pelaku kejahatan berat, semisal pembunuhan.
Banyak yang mengatakan bahwa hukuman seberat itu diterima Bernie akibat menipu
orang-orang kaya dan berkuasa. Sinis memang, namun ada benarnya juga. Apabila korbannya
hanyalah orang-orang kecil, maka mungkin hukumannya takkan seberat itu
Rene-Thierry Magon de la Villehuchet memutuskan bunuh diri setelah menjadi korban Bernie Madoff |
Sosok Bernie begitu dibenci hingga ia terpaksa mendatangi persidangannya sendiri dengan mengenakan jaket anti peluru karena begitu banyaknya orang yang menginginkan kematiannya. Memang dosa Bernie terlalu berat untuk diampuni, pasalnya karena perbuatan egoisnya itu telah menyebabkan korban-korbannya begitu putus asa hingga bunuh diri. Contohnya adalah anak kandungnya sendiri yang bunuh diri karena malu akan penipuan yang dilancarkan oleh ayahnya.
Pertama perlu gua jelaskan bahwa kebanyakan dari
korban-korban Bernie sendiri sekali tak mengenal pria itu, bahkan tak pernah
tahu bahwa mereka menginvestasikan uang mereka padanya. Mungkin memang aneh, namun
pada umumnya orang-orang (apalagi yang tak paham tentang ekonomi) sekedar
memasrahkan uang mereka kepada pihak perantara yang kemudian memutuskan kemana uang
tersebut akan diinvestasikan. Tentu para perantara itu akan memilih
berinvestasi ke perusahaan yang menurut mereka akan menghasilkan laba. Nah,
para perantara ini juga menjadi korban penipuan Madoff.
Sebagai contohnya, pada 2017 seorang perantara
saham bernama Charles Murphy melompat dari atas sebuah hotel di New York. Pria
berusia 56 tahun ini bunuh diri dari karena sudah kepalang malu menghilangkan
uang nasabahnya sebanyak 7 miliar yang ia investasikan kepada Bernie Madoff.
Tak hanya itu, pada 2008, segera setelah skandal Madoff terbongkar, pria
berdarah Prancis bernama Rene-Thierry Magon de la Villehuchet juga tewas dengan
cara menyayat pergelangan tangannya sendiri dengan cutter. Bahkan ia sama
sekali tak ingin merepotkan pihak hotel di mana ia bunuh diri dengan meletakkan
tangannya di atas keranjang sampah yang dilapisi plastik supaya darahnya tak tercecer
dan merepotkan para petugas bersih-bersih hotel nantinya. Alasan Rene bunuh
diri karena ia telah menghilangkan uang nasabahnya sebanyak 1,5 miliar dolar
yang ia investasikan kepada Bernie Madoff, bahkan termasuk diantaranya adalah hartanya
sendiri. Korban lainnya ada seorang pria bernama William Foxton yang pada 2019 memutuskan
bunuh diri karena kehilangan seluruh harta tabungannya yang ia amanahkan pada
Bernie Madoff.
Karena kejahatannya yang memakan korban jiwa secara
tak langsung itu, banyak yang sama sekali tidak merasa sedih atau berduka atas
kematian Bernie Madoff. Bahkan mereka menyatakan bahwa kematiannya itu
sangatlah pantas diterima oleh penipu kelas kakap tersebut karena telah membuat
banyak keluarga menderita. Namun perlu kita tilik juga apakah layak hanya
menyalahkan sang penipu tersebut? Memang niat kita untuk berinvestasi demi mencari
keuntungan tidaklah salah, tetapi perlu kita ingat bahwa jangan sampai kita
tamak demi mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mempedulikan apakah
investasi itu bodong ataukah tidak.
SUMBER: WIKIPEDIA
Mantap bang Dave...
ReplyDeletePen bunuh Bernie Madoff tapi dia udah mati 🙃
ReplyDeleteLike Mavia say, "Kalau pun kau mati, akan kugali kuburmu dan membunuhmu lagi."
Deleteralat mascuy, si madoff ga sampe ngejanjiin keuntungan 50% karena itu ga masuk akal. justru dia nawarin keuntungan wajar dgn distribusi keuntungan tahunan sekitar 8% ke investor, ditambah distribusi khusus berkala mulai dari 0,5-3%. karena itu dia makanya bs ngegaet kepercayaan banyak investor termasuk org yg paling paham pasar sekalipun scr rasional keuntungan yg dia tawarin. CMIIW
ReplyDeleteOya apa aku bikin artikelnya keliru ama ponzi ya wkwkwkwk
DeleteKalo bank itu juga menjalankan skema ponzi ga si? Kan kita nyimpen uang di bank dijanjiin bunga. Kok bank itu legal kalo skema ponzi ilegal?
ReplyDeleteBeda dong kalo di bank kan duitnya diputer, ada yg diinvestasiin, dijadiin modal dll jadi menghasilkan keuntungan
Delete