Friday, July 16, 2021

REVIEW FILM HOROR ALA MENGAKU BACKPACKER BULAN JUNI 2021

Halo guys kembali lagi di review film horor ala Mengaku Backpacker. Kali ini gua agak rehat setelah kemarin marathon film-film India sampai 2 season review dan mulai melirik film-film lain seperti yang berbahasa Inggris ataupun berbahasa internasional lainnya. Salah satu keunggulan memiliki Netflix adalah kita bisa memilih film-film berbahasa asing yang mungkin takkan pernah kita temukan apabila kita tidak punya aplikasi streaming ini. Ada berbagai film dari berbagai negara yang akan gue perkenalkan, mulai dari Mesir, Perancis, Thailand, India, hingga Guatemala. Hmmm   menarik kan? Ayo kita ikuti bersama review-review nya

1. BLUE ELEPHANT 2

Film pertama yang akan bahas adalah sebuah film dari Mesir. Seperti kalian tahu bulan kemarin gue juga sempat menyinggung sebuah film dari Mesir berjudul “122” dan gara-gara film tersebut gue jadi tertarik menonton film-film berbahasa Arab. Walaupun ya harus gue akui memang sulit sekali mencari barang berkualitas dari wilayah tersebut karena memang industri perfilmannya tak semaju India ataupun Amerika. Salah satu film Arabia yang digadang terbaik adalah film berjudul “Blue Elephant 2” ini.

Film ini adalah sebuah sekuel dan sangat sulit untuk mencari film pertamanya. Walaupun gue yakin kita akan lebih memahami film ini apabila kita sudah menonton film pertamanya, namun menurut gue hal ini nggak begitu masalah karena film pertamanya sendiripun menurut reviewnya biasa-biasa aja dan lebih parahnya lagi, jam tayangnya sekitar 3 jam. Namun film sekuelnya ini jauh lebih singkat, hanya sekitar 2 jam.

Film ini menceritakan tentang seorang psikiater yang sudah pensiun karena peristiwa yang terjadi pada film pertama (nantinya akan dikupas kembali di film kedua ini kasusnya apa) dan harus kembali beraksi ketika ia mendapatkan request dari seorang pasien rumah sakit jiwa yang ketahuan membunuh suami dan anaknya. Namun sang wanita ini mengaku bahwa ia tak pernah melakukan kejahatan tersebut. Siapakah yang benar dan apa yang melatarbelakangi peristiwa mengerikan tersebut?

Film ini, seperti film “Bulbbul” yang gue kemarin ceritakan, sangat mengandalkan visual yang Indah. Bahkan jika kita tidak mengerti tentang ceritanyapun, yang jelas kita pasti akan terhibur oleh keindahan sinematografi dari film ini. Memang kualitas film ini membuat gue terpukau karena gue sama sekali nggak menyangka Mesir bisa memproduksi film sefantastis ini.

Just look at that scene!

Sesuai judulnya, sang tokoh utama harus mengkonsumsi obat halusinogen bernama “blue elephant” untuk mengetahui jawaban dari misteri-misteri yang menyelimutinya. Entah gue nggak begitu ngerti apa sih pesan moralnya, apakah secara eksplisit film ini menyarankan agar kita mengkonsumsi obat-obat terlarang agar bisa memperoleh inspirasi? Entahlah, tapi yang jelas adegan halusinasi akibat obat ini menurut gue sangatlah estetik (apalagi yang kedua) dan merupakan pencapaian sempurna dari film ini. Dari segi horor-pun film tidak mengecewakan dan ada satu adegan yang membuat gue mengernyit nyeri.

Tapi kalau boleh mengkritik paruh pertama dan kedua film ini cukup memuaskan, namun tak diikuti dengan paruh ke-3 yang menurut gue membosankan dan mengecewakan. Bahkan klimaksnyapun membuat gue geleng-geleng kepala. Ya kali kita udah dihadapkan pada sosok antagonis yang begitu menakutkan, eh malah pas endingnya bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya. Ngomong-ngomong soal sosok antagonisnya, pada saat pertama kali menonton film ini gue sama sekali nggak mengerti lho akan seperti apa film ini. Apakah film ini akan bergenre supranatural, thriller kriminal seperti film-film pembunuhan, atau malah sebuah film psikologi thriller yang akan membuat kita mempertanyakan kewarasan sang tokoh utama? Namun ketika jawaban itu tersajikan dan sang sosok antagonis terungkap identitas, langsung deh gue “Ya iyalah, inikan film Timur Tengah”. Penasaran? Lihat aja filmnya deh.

Secara keseluruhan gue agak terbagi sih opininya. Film ini memang memiliki sisi-sisi bagus yang cukup menegangkan dan juga fantastis secara sinematografi, akan tetapi endingnya justru sangat mengecewakan. Gue hanya bisa memberi skor 3,5 CD berdarah untuk film ini

 


2. THE CHORD

Lagi-lagi dari Mesir, film ini mengisahkan seorang detektif yang menyelidiki sebuah kasus pembunuhan di mana tersangkanya adalah dua gadis bersaudara yang menyimpan misteri. Siapakah sang pembunuh sebenarnya? Film kriminal ini menurut gue memiliki premis yang amat simple. Buat kalian yang tidak begitu menyukai film kriminal sebaiknya menjauhi film ini karena plotnya yang amat pelan alias “slow burning”. Kisah investigasi oleh sang polisi juga melibatkan intrik asmara yang sama sekali tak melibatkan adegan aksi apapun di film ini. Namun subplot dimana sang polisi yang menjadi tokoh utama film ini mengalami halusinasi akibat trauma masa lalunya menurut gue cukup menarik.

Harus gue peringatkan, film ini agak membosankan di awal. Percaya atau tidak, gue sampai ketiduran dua kali saat menyaksikan film ini. Namun jika kalian bersabar, kalian akan mendapatkan imbalannya karena adegan terakhirnya yang memiliki plot twist mencengangkan. Memang film ini kurang memuaskan pada awalnya, namun memiliki ending yang menurut gue cukup bagus. Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.

 


3. BODY AT BRIGHTON ROCK

Film berikut adalah sebuah film indie Amerika yang agak-agak bergenre komedi pada awalnya, walaupun akhir-akhirnya menjadi lebih serius. Film ini menceritakan tentang seorang penjaga hutan kurang berpengalaman yang tersesat dan menemukan mayat misterius. Konflik mulai muncul ketika ia disuruh untuk menjaga mayat tersebut di tengah hutan yang gelap gulita, padahal ia sama sekali tak mengetahui apa penyebab kematian orang tersebut. Apakah ia dibunuh dan pembunuhnya masih berkeliaran, ataukah ia meninggal karena sebab-sebab alami?

Film ini memang kurang cocok disebut sebagai horor karena kurang menegangkan (kecuali bagian z … eh, spoiler deh). Bahkan gue agak bingung sih sama genre film ini karena kadang kita diberi sisi supranatural, kadang kita diberi sisi yang logis. Namun film ini memiliki akhir yang yang menurut gue cukup bagus dan sebuah plot twist (yang kalo gue sih ketebak, tapi nggak tahu kalian). Untuk ukuran film indie film ini menurut gue cukup memuaskan dan kreatif, walaupun yah, perlu gue akui musiknya bikin kesel. 

Gue kasih film ini 3,5 CD berdarah.


4. OXYGEN

Film ini baru saja dirilis di Netflix dan membuat gue tertarik karena skornya yang begitu tinggi. Film Perancis ini mengisahkan tentang seorang wanita yang tiba-tiba terbangun dalam sebuah peti cryogenic yang digunakan untuk mengawetkan tubuhnya. Percaya bahwa ia diculik, ia kemudian berusaha meloloskan diri dengan bantuan AI yang mengoperasikan peti tersebut. Akan tetapi situasi bertambah genting ketika ia menyadari bahwa pasokan oksigen di peti tersebut mulai habis. Parahnya lagi, ia mengalami amnesia dan tak ingat siapa dirinya. Bisakah ia memecahkan misteri tentang identitasnya dan keluar dari peti tersebut sebelum oksigennya habis?

Film ini lebih ke fiksi ilmiah sih ketimbang horor. Film ini juga amat klaustrofobik karena lokasinya hanya di satu tempat saja, yakni di peti yang sempit. Bahkan pemeran utamanya hanya satu orang saja dan pemeran pembantunya hanya tampil dalam bentuk suara. Menurut gue premis ini cukup unik dan mirip-mirip lah dengan film-film solo lainnya seperti “Buried” dari Ryan Reynolds, “Phone Booth” dari Colin Pharrel, dan “Locke”-nya Tom Hardy. Walaupun lokasinya cuma satu saja, namun tetap saja membuat film ini menegangkan dan menarik sang tokoh utama selalu mengalami masalah-masalah yang harus dipecahkan dengan kepintarannya. Film ini juga memiliki plot twist bertubi-tubi yang cukup setimpal dan membuat gue maklum mengapa film ini sampai diberi skor yang tinggi.

Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.


5. THE MAID


Film ini juga mendapat skor yang lumayan bagus di Netflix sehingga gue tertarik untuk menyaksikannya. Film ini menceritakan tentang seorang pembantu yang datang ke sebuah rumah mewah karena pembantu-pembantu sebelumnya mengundurkan diri. Pasalnya mereka sering dihantui oleh sosok menakutkan di dalam rumah tersebut. Mampukah sang pembantu bertahan dan memecahkan misteri dibalik penampakan sang hantu?

Film ini pada awalnya memang hanya mengandalkan jumpscare-jumpscare yang sering gue lihat di film-film Indonesia ataupun Asia lainnya. Namun begitu menjelang pertengahan kita disajikan dengan sebuah revelasi yang mengubah sudut pandang kita dan mengubah film ini yang dari awal bergenre supranatural menjadi genre lainnya (nggak akan gue sebutin supaya nggak spoiler).

Pergeseran genrenya menurut gue cukup menarik dan kreatif, sayang eksekusinya kurang mantap. Ada adegan yang sering diulang-ulang dan membuat gue bosan, bahkan klimaksnya pun menurut gue kurang setimpal. Walaupun perlu gue akui, film ini udah cukup kreatif mengolah genre rumah berhantu yang itu-itu aja. Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.


6. THE WIFE

Kali ini sebuah film horor India, film ini mungkin bisa kalian bayangkan sebagai “Paranormal Activity” apabila nggak bergenre found footage. Film ini menceritakan sepasang suami istri yang pindah sebuah apartemen, namun menemukan bahwa apartemen tersebut dihantui hingga menimbulkan korban jiwa. Apakah alasan sang hantu misterius tersebut meneror mereka?

Pertama gue perlu peringatkan bahwa film ini slow burning banget. Emang sebagian besar orang nggak terlalu menikmati film berjenis ini karena menawarkan horor yang secara perlahan-lahan disingkapkan, nggak seperti film-film penuh jumpscare yang biasanya setannya nongol secara tiba-tiba. Namun perlu gue ingatkan, film ini menurut gue terlalu slow, bahkan untuk ukuran film slow burning sekalipun. Gue kasih gambaran aja sih, hingga 40 menit pertama film ini, setannya cuman nongol buat ngapain coba? Cuman buka lemari dapur doang! Ya ampun, ngapain sih setan-setan pada suka buka-buka lemari dapur? Itu kan adegannya udah klise banget, please deh. Bayangin sih nunggu 40 menit di sebuah film horor dan horornya cuman setan buka lemari doang.

Bahkan gue perlu memperingatkan kalian bahwa film ini hanya menakutkan pada 5 menit terakhirnya saja. Yap, 5 menit terakhir saja (apa malah 1-2 menit terakhir ya). Ending film ini menurut gue cukup fantastis, kreatif, dan juga sangat memuaskan dari keseluruhan film. Tapi sayang, kenapa nggak dari awal film ini dibikin sehoror mungkin, kenapa baru di menit-menit terakhirnya doang?

Karena gue lebih suka film yang endingnya memuaskan daripada  daripada film yang awalnya bagus tapi endingnya jelek, maka gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah


7. INITIATION

Kualitas film indie ini sangatlah di luar ekspektasi gue. Film ini sejak awal menarik perhatian gue karena bergenre slasher. Duh sekarang udah jarang kali ya film-film slasher ala 90-an seperti “Scream” dan “I Know What You Did Last Summer” sehingga film ini cukup membuat gue bernostalgia.

Film ini menceritakan tentang sebuah kasus pemerkosaan di sebuah kampus yang disembunyikan oleh pihak kampus hingga akhirnya seorang sosok misterius muncul dan membunuh satu demi satu mahasiswanya. Siapakah sosok pembunuh berantai itu dan apa motifnya?

Lagi-lagi perlu gue peringatkan kalo film ini merupakan film indie, jadi jangan terlalu berharap banyak akan kualitas sinematografi yang wow ataupun yang lain-lain. Tapi jangan salah, jalan ceritanya sama sekali tidak mengecewakan, bahkan plot twistnya tak bisa ditebak. Keunggulannya yang lain, film ini juga sarat akan pesan moral mengenai tindak pelecehan seksual yang dialami wanita, bahkan di tempat yang seharusnya dipenuhi oleh orang-orang berpendidikan tinggi seperti di dalam kampus.

Gue kasih film ini skor yang cukup tinggi, yakni 4 CD berdarah.


8. CIRCLE

Film ini memiliki premis sangat simpel, yakni beberapa orang tiba-tiba tersadar dan berada dalam sebuah lingkaran, dimana tiap menit mereka harus menentukan siapa di antara mereka yang harus mati. Jika mereka tidak memilih, maka mereka akan terbunuh secara random. Film ini menurut gue cukup menegangkan, kreatif, dan juga cerdas. Bayangin aja sih “The Cube” ketemu “Battle Royale”.

Film ini rasanya emang nano-nano, ada kecewanya, ada juga senengnya. Rasa puasnya pasti ketika tokoh yang kita benci mati dan dapat karmanya, tapi sedihnya ya jika tokoh favorit kita jadi korbannya. Gue peringatkan sih endingnya mungkin bakal bikin gue kesel walaupun perlu kita akui, untuk bisa lolos dari permainan ini emang diperlukan kecerdikan.

Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah karena gue amat menikmatinya.


9. BENNY LOVES YOU

Film yang bener-bener bikin gue ngakak sengakak-ngakaknya, bayangin aja deh Chucky tapi bonekanya cute dan innocent macam “Ted”. Film ini menceritakan seorang pemuda yang tak kunjung bisa dewasa dan mengalami berbagai permasalahan dalam hidupnya. Suatu malam bonekanya yang menjadi temannya semenjak kecil tiba-tiba hidup dan berusaha “membalas budi” dengan mengatasi semua permasalahn tersebut, termasuk dengan membunuh semua saingannya.

Gue biasanya nggak begitu demen horor komedi, tapi film ini bener-bener pengecualian. Bisa dibilang film ini emang sekualitas B movie. Sinematografinya acak-acakan, aktingnya pas-pasan, adegan bunuh-bunuhannya nggak meyakinkan, dan plotnya bego banget. But that’s the joke, justru kekonyolan film ini yang membuat kita tertawa terbahak-bahak.

Jelas, gue terhibur banget nonton film. Bahkan jika kalian memilih menonton satu film saja dari semua film di list ini, gue sarankan kalian nonton ini aja. Pasti nggak akan mengecewakan. Gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah.


10. THE WOMAN IN THE WINDOW

Gue lihat film ini lagi trending di Netflix, makanya gue penasaran. Salah satu alasan lain gue menonton film ini karena diperankan oleh Amy Adams, yang jika kalian mengikuti Justice League Trilogy, berperan sebagai Lois Lane. Film ini menceritakan tentang seorang wanita yang mengalami agarophobia alias takut untuk keluar dari rumahnya. Suatu hari ia menyaksikan adegan pembunuhan di rumah tetangganya, namun tak ada satupun yang mau mempercayai apa yang dilihatnya ini. Apakah benar terjadi pembunuhan di rumah tetangganya ataukah itu hanya halusinasinya semata?

Film ini awalnya membuat gue skeptis, pasalnya premisnya sangat mirip dengan film-film seperti “Rear Window” dan juga “Disturbia”. Menurut gue sih kurang kreatif. Tapi perkiraan gue ternyata meleset. Walaupun premisnya udah sering digarap film lain, namun film ini tetap diolah dengan cara berbeda, termasuk dengan menambahkan plot twist mengejutkan yang ditampilkan di pertengahan dan akhir film. Keunggulan lain film ini adalah akting Amy Adams yang jelas tak perlu diragukan lagi. Oya, ada pula cameo yang bikin gue ngakak karena dih, ngapain nyewa aktor seterkenal dia cuman buat jadi tokoh figuran yang munculnya seuprit kek gini.

Gue kasih film ini skor yang tinggi yakni 4 CD berdarah karena jelas bakal memuaskan, apalagi jika kalian penggemar film-film thriller berplot twist ala-ala “Girl On The Train” dan “Gone Girl”.


11. LA LLORONA   

Ini bukan film dari Conjuring Universe lho yang berjudul sama (dan tahun rilisnya juga sama). Namun film ini sama-sama mengangkat La Llorona, legenda Amerika Latin tentang seorang wanita yang menenggelamkan anak-anaknya.

Film ini amat unik karena datang dari negeri yang menurut gue sangat jarang menelurkan film horor (atau film apapun sih), yakni Guatemala. Gue amat tertarik nih menonton film-film dari negara-negara kecil seperti ini. Film berbahasa Spanyol ini berdasarkan sebuah konflik nyata, yakni adegan genosida yang menimpa suku Maya di Guatemala. Film ini mengisahkan seorang diktator pelaku genosida yang mendapatkan vonis dari pengadilan, namun kemudian vonis itu ditolak oleh Mahkamah Agung karena korupsi di negara tersebut. Namun diktator ini mulai mendapatkan karmanya ketika ia mengalami peristiwa-peristiwa menakutkan setelah seorang pembantu pindah ke rumahnya.

Oke, hal ini pertama kali gue lakukan, tapi gue akan memberikan skor dulu pada film ini barulah menjelaskan alasannya. Gue kasi film ini skor 5 CD berdarah. Lho kok perfect banget bang?

Gue harus memperingatkan bahwa skor yang gue berikan itu adalah murni opini pribadi gue karena film ini berani mengangkat tema yang begitu tabu, yakni genosida. Film ini gue kasih skor bagus lebih karena pesan moralnya sih ketimbang unsur horornya (yang lebih ke creepy). Film yang mengangkat tema kesadaran tentang apa yang dialami korban genosida adalah hal yang sangat jarang (terakhir mungkin “His House”). Film ini jalan ceritanya sangat mudah diikuti dan tidak memiliki twist apapun, lebih mengandalkan atmosfer seram yang dibangun dalam film ini.

Lagi-lagi perlu gue ingatkan bahwa ini hanyalah pendapat pribadi gue, kalo kalian nonton mungkin kalian akan merasa bosan dan biasa saja, bahkan mungkin berkata “Ah, cuma begini doang?”. Namun gue perlu mengangkat jempol buat film-film yang bertema berat seperti ini, apalagi dihasilkan sebuah negara yang masih asing bagi industri film dunia seperti Guatemala.

Dan yang jelas, film ini jauh, jauh, JAUH lebih bagus ketimbang film bertema sama tentang La Llorona yang hanya menjadi cash-grab di Conjuring Universe dan kurang menghargai mitologi asli sang La Llorona sendiri.

 


12. FRANKENSTEIN ARMY

Gue awalnya tertarik menonton film ini gara-gara heboh ada tuduhan bahwa game Resident Evil: Village” yang baru saja dirilis (yang ada vampire mom tuh) memplagiasi adegan film ini. Tapi menurut gue tanpa kontroversi tersebut bakalan jarang ada yang tahu tentang film ini karena emang hidden gem banget.

Film ini berkisah tentang segelintir tentara Rusia yang ditugaskan untuk misi penyelamatan pada masa Perang Dunia II. Namun siapa sangka di sana mereka malah berhadapan dengan makhluk-makhluk mengerikan setengah mesin setengah manusia hasil eksperimen NAZI Jerman.

Film horor bertema perang emang jarang. Terakhir yang gue lihat adalah “R Point”, “Ghosts of War”, dan “Overlord” tentu saja. Nah, bayangin aja sih ini “Overlord” campur “Tetsuo Iron Man” namun dibikin found footage. Emang sih konsepnya agak aneh. Masanya pada tahun 40-an tapi kok kameranya udah HD gitu/ padahal setahu gue kamera zaman jadul segitu masih hitam putih. Terus tokoh-tokohnya orang Rusia tapi ngomongnya pake bahasa Inggris (walau pake aksen Rusia sih). Tapi ya sudahlah, namanya juga pilem blockbuster Hollywood, mana ada yang masuk akal?

Emang sih film ini seru banget. Monster-monsternya cukup kreatif dan plotnya juga nggak mengecewakan. Ada gore sih tapi menurut gue porsinya kurang banyak. Endingnya juga gue pikir bakal ada pertempuran gede-gedean lawan monster-monster mesin ini, tapi ternyata enggak. Namun endingnya sudah cukup memuaskan kok buat gue.

Gue sangat merekomendasikan film ini, ada pesan moral yang unik serta kita juga bisa melihat kekejaman perang yang sesungguhnya, dimana anak-anak dan wanita dibunuh tanpa tedeng aling-aling. Gue cuman heran sih kenapa nggak dulu-dulu film ini viral, padahal kualitasnya cukup bagus, walaupun yah film ini nggak sempurna dan masih ada kekurangan disana-sini.

Gue kasi skor 4,5 CD berdarah karena gue sangat menikmatinya.

 

 

2 comments:

  1. Oxygen mantep ya. Awalnya sih 5 menit pertama bener kata bang dave, serasa 'ah udah basi konsep nya, mirip banget Burried' tapi makin kesana makin beda dan bener2 beda banget. Tiap menit ada aja yg bikin penasaran nya

    ReplyDelete
  2. Blue elephant part pertama ada di yutub sih bang, cuma yaa resolusinya gitu deh wkwkwk

    ReplyDelete