Di edisi kedua gue akan membahas kasus keluarga keturunan Bangladesh yang tewas secara menggenaskan di Texas, kasus dua turis asal Amerika yang membunuh seorang polisi di Italia, Bill Gates yang digadang-gadang disebabkan oleh kedekatannya dengan Jeffrey Epstein.
KASUS KEEMPAT:
KEMATIAN KELUARGA PAKISTAN DI ALLEN, TEXAS
Kalian mungkin masih ingat akan kasus Menhaz
Zaman, seorang pemuda keturunan Pakistan yang membunuh keluarganya sendiri di
Kanada. Kejadian hampir sama terjadi di kota Allen di negara bagian Texas, AS
di mana polisi menemukan seluruh anggota keluarga imigran asal Bangladesh tewas
secara menggenaskan. Sebuah bukti mengejutkan didapatkan pihak berwajib dari
akun Instagram salah satu korban yakni, Farhan Tauhid yang masih berusia 19
tahun. Dalam postingan Instagram tersebut, Farhan mengupload pengakuannya bahwa
ia hendak bunuh diri dan mencabut nyawa seluruh keluarganya supaya mereka tidak
malu dan sedih ketika menemukan tubuhnya tak lagi bernyawa.
Yang lebih mengejutkan, aksi sadis Farhan
tersebut dibantu oleh kakaknya sendiri yang bernama Tanvir Tauhid, berusia 21
tahun, yang juga ikut bunuh diri dalam pembantaian naas itu. Padahal, keduanya
tercatat sebagai mahasiswa di sebuah universitas di Austin Texas. Akan tetapi
rupanya Farhan telah menderita depresi sejak usia remaja. Farhan dan Tanvir
menghabisi seluruh keluarganya yang terdiri atas orang tua mereka, Towhidul
Islam dan Irene Islam, adik perempuan mereka yakni Farbin Tauhid, serta nenek
mereka Alfatun Nessa. Nasib paling tragis diterima oleh sang nenek yang berusia
77 tahun, pasalnya seharusnya kini ia sudah pulang ke negaranya, namun terjebak
di Amerika Serikat karena wabah Coronavirus yang membuat Bangladesh mengalami lockdown.
Kejadian ini tentu membuat warga Texas, terutama
mereka yang merupakan imigran dari Asia Selatan, menjadi syok. Pasalnya para
imigran Asia dikenal sangat berbakti pada keluarga mereka. Akan tetapi tragedi seolah
menodai reputasi tersebut. Apakah depresi dan trauma yang dialami oleh kedua
kakak beradik ini juga disebabkan oleh karantina selama wabah coronavirus,
entah kita mungkin takkan tahu. Namun kita hanya bisa berharap supaya kejadian
yang sama tak akan terulang lagi.
Kasus ini juga membuktikan bahwa kita tak bisa
meremehkan penyakit mental seperti depresi begitu saja. Jangan cuma menjawab, “Ah
terima saja.” atau “Banyak-banyak bersyukur” dan malah membandingkan kehidupan
mereka dengan orang lain. Namun kita juga harus memberi mereka pengobatan yang
semestinya untuk mengobati depresi tersebut supaya tak berujung kepada tragedi.
SUMBER: WFAA
KASUS KELIMA:
KEBRUTALAN
MEMALUKAN TURIS AMERIKA DI ITALIA
Kasus yang terjadi tahun 2019 ini cukup membuat
gue geram hingga sekarang. Kisah ini diawali dengan dua orang turis asal
Amerika bernama Finnegan Elder yang berusia 19 tahun dan Gabriel Christian
Natale-Hjorth yang berusia 18 tahun. Mungkin sekilas mereka tampak seperti
pemuda-pemuda belia dengan masa depan cerah, namun yang terjadi justru
sebaliknya. Mereka berdua ditangkap kepolisian Italia karena dituduh terlibat
atas kematian seorang polisi bernama Mario Cerciello Rega pada 26 Juli 2019 dan
alasannya benar-benar membuat semua orang marah.
Kedua bocah tersebut ternyata hendak mencari
barang haram berupa kokain ketika tengah berpelesir di negara lain, namun justru
salah sasaran dan malah berdagang dengan seorang informan polisi. Akibatnya
mereka berduapun segera digrebek oleh pihak berwajib. Tak ayal, kedua bocah itupun
melawan, bahkan menusuk sang polisi sebanyak 11 kali hingga ia pun meregang
nyawa dan tewas. Mereka kabur ke hotel, namun dalam waktu singkat segera tertangkap
oleh kepolisian Italia. Bukti yang memberatkan berupa pisau yang digunakan
untuk menusuk Mario masih tersimpan rapi di dalam hotel mereka
Tentu saja kasus ini menimbulkan kemarahan warga
Italia. Sebagai tamu yang berkunjung ke negara tersebut, sudah sepantasnyalah
mereka menghormati hukum dan adat istiadat yang berlaku, bukannya berbuat
seenaknya, seolah-olah mereka masih berada di kampung halaman mereka. Bukannya menikmati
panorama Italia yang begitu indah dan membantu perekonomian setempat, namun
mereka malah asyik membeli narkoba, sampai tega membunuh seorang penegak hukum
setempat.
Kedua bocah tak beradab tersebut beralasan bahwa
mereka sama sekali tidak tahu bahwa Mario adalah seorang polisi. Alasannya
sederhana, karena Mario kala itu sedang terlibat dalam operasi penyamaran dan
memakai seragam preman. Mereka mengaku kala itu mengira bahwa mereka tengah diserang
oleh anggota mafia sehingga mereka pun melawan. Halangan bahasa pun menjadi
salah satu faktor dalam peristiwa tersebut, pasalnya kedua bocah tersebut sama
sekali tidak mengerti perkataan Mario ketika ia memperkenalkan diri sebagai
seorang polisi.
Namun alasan tersebut tidak begitu saja diterima
pihak berwajib. Kita logika saja, apabila memang mereka berusaha mempertahankan
diri, maka mungkin 1 atau 2 tusukan saja cukup, kemudian kabur untuk
menyelamatkan diri. Namun nyatanya ada 11 luka tusukan dalam tubuh Mario,
menandakan bahwa pembunuhan itu dilakukan dengan teramat keji.
Kala itu memang hanya hanya Finnegan yang
menusuk sang polisi, namun Gabriel sang rekannya juga ikut bertanggung jawab
karena sidik jarinya ditemukan di pisau tersebut. Diduga ia berusaha
menyembunyikan pisau di kamar hotel itu supaya tidak ditemukan polisi.
Akibatnya, setelah proses pengadilan panjang penuh sensasi, pada 2021 kedua
bocah itu akhirnya diberi hukuman maksimal, yakni penjara seumur hidup. Keputusan
ini disambut baik dengan gegap gempita oleh rakyat Italia yang sejak awal
memang dibuat marah oleh aksi keji kedua turis tersebut. Selayaknya hal ini
menjadi pelajaran bagi kita untuk tetap menghormati semua wilayah yang kita
kunjungi dan jangan melanggar hukum apapun!
SUMBER: REUTERS
KASUS KEENAM:
APAKAH
BILL GATES DICERAIKAN ISTRINYA KARENA TERLIBAT SKANDAL PEDOFIL?
Salah satu berita paling mengejutkan di Amerika
Serikat saat ini adalah perceraian orang terkaya di dunia, yakni Bill Gates
dengan istrinya, Melinda, walaupun mereka telah menikah selama puluhan tahun.
Hal ini mungkin membuktikan bahwa kekayaan tak selamanya membuat kita bahagia,
pasalnya keluarga terkaya di duniapun sampai bercerai. Namun ada selentingan
kabar miring mengenai alasan perceraian tersebut, yakni kedekatan Bill Gates
dengan Jeffrey Epstein. Benarkah ada kaitan antara bos Microsoft tersebut
dengan dengan sang pedofil terkenal tersebut?
Pertemuan pertama antara Bill dengan Jeffrey
yang terekam kamera terjadi pada September 2013 ketika mereka hadir di acara
yang diadakan oleh Walikota New York kala itu, Michael Bloomberg. Pertemuan
tersebut konon menjadi titik awal “persahabatan” Bill Gates dengan Epstein.
Namun berita kedekatan mereka berdua tentu membuat Melinda Gates istrinya
resah. Pasalnya siapa tak mengenal nama Jeffrey Epstein sebagai seorang pedofil
kelas kakap yang memiliki bisnis perdagangan gadis di bawah umur?
Bill Gates sendiri mengaku bahwa ia tak dekat
dengan sang pedofil, namun bukti berkata lain. Majalah New York Times dengan
terang-terangan melaporkan bahwa Bill Gates sesungguhnya telah mengenal Epstein
semenjak 2011, bahkan secara rutin bertemu dengannya. Padahal kala itu Epstein
sudah pernah dipenjara di Florida atas tuduhan memperdagangkan garis-garis di
bawah umur, sehingga Bill Gates tahu dengan benar reputasi pria itu yang
sesungguhnya. New York Times juga melaporkan bahwa tak hanya Bill Gates, namun
dua orang yang cukup memiliki posisi tinggi di dalam perusahaan Microsoft juga
terlibat dengan sang raja pedofil tersebut.
Pertama adalah Boris Nikolic, seorang penasehat
Bill Gates sekaligus ahli bioteknologi. Bahkan Boris diketahui begitu dekat
dengan Epstein hingga namanyapun muncul di surat wasiatnya setelah ia ditemukan
mati “bunuh diri”. Bahkan kabar yang lebih menghebohkan mengemukakan bahwa Bill
Gates menaiki pesawat pribadi Epstein pada tahun 2013 dari New Jersey ke Palm
Beach, Florida. Perlu dicatat bahwa pesawat jet tersebut seringkali digunakan
oleh Epstein untuk mengangkut tamu-tamu agungnya untuk dijamu ke pulau
pribadinya di Virgin Island demi menikmati jasa prostitusi gadis-gadis di bawah
umur. Bahkan pesawat tersebut oleh pihak pers sebagai “Lolita Express”.
Ingat bahwa kala itu Bill Gates merupakan pria
terkaya di dunia dengan kekayaan hingga 56 miliar dolar. Pastilah itu membuat Epstein
berliur karena ia tentu mengincar klien-klien dengan kekayaan tinggi. Bill
Gates sempat menampik tuduhan tersebut dan mengaku dalam sebuah wawancara bahwa
ia tak pernah pergi ke Florida dan kedekatannya dengan Epstein hanyalah sebatas
pada penggalangan dana demi filantropi.
Hubungan kedekatan Bill Gates dengan Epstein dicerca
habis-habisan oleh istrinya Melinda. Bahkan ia mengaku, bahwa tanpa latar
belakangnya sebagai raja pedofil-pun, Melinda-sudah terlanjur ilfil dengan pria
tersebut karena menganggapnya sebagai pria yang sangat menyebalkan dan memiliki
manner yang sangat buruk, terutama pada saat makan malam. Epstein sendiri
rupanya ingin dikenal dekat dengan Bill Gates, bahkan membesar-besarkan
hubungan kedekatannya dengan mengaku bahwa ia adalah konsultan pajak dari sang
miliuner tersebut, walaupun hal itu lagi-lagi ditampik Bill Gates
mentah-mentah.
Hubungan Bill Gates dan Epstein sepertinya mulai
kandas pada tahun 2014 dimana Bill Gates diketahui berhenti berbicara dengan
Epstein. Tak jelas apa alasannya, namun hal itu itu tak serta merta membuat
hubungan Epstein dengan perusahaan Microsoft menjadi putus. Pasalnya Bill Gates
bukanlah satu-satunya link-nya ke perusahaan besar tersebut. Catatan telepon
Epstein membuktikan bahwa ia menyimpan nomor milik seseorang bos Microsoft
bernama Nathan Myhrvold. Bahkan majalah Vanity Fair pada 2019 menyebut bahwa
kedua orang tersebut adalah teman lama, dimana Epstein mengunjungi Nathan
dengan gadis-gadis cantik yang disebutnya sebagai model-model Rusia. Seperti
biasa, gadis-gadis ini juga kemungkinan merupakan gadis-gadis di bawah umur.
Sebelumnya, pada tahun 2003, majalah yang sama
menyebut Nathan sebagai salah satu pengusaha yang makan malam bersama Epstein
di rumah mewahnya di Manhattan. Pada 2019 majalah itu juga menyinggung bahwa
Nathan terang-terangan mengunjungi Epstein di rumahnya di Florida dan New York.
Yang lebih menghebohkan lagi, pada 1996 dan 1997 tercatat Nathan pernah ikut
menumpang dalam pesawat pribadi milik Epstein. Entah untuk tujuan apa, tapi
kalian pasti udah tahu dong.
Mungkinkah semua skandal ini menjadi mengapa
alasan Bill dan Melinda memutus biduk rumah tangga mereka setelah puluhan tahun
bersama? Kita tunggu saja jawabannya semoga cepat terbongkar supaya kita ada
bahan ghibah (lho???)
Oh ya, omong-omong soal Jeffrey Epstein nih, kalian mungkin masih ingat dengan Ghislaine Maxwell, kaki tangan Epstein yang kini tertangkap dan mendekam di penjara. Nah, menurut kabar, pihak sipir penjara kini mengawasi sang narapidana ini dengan ketat, bahkan keberadaannya diperiksa 30 menit sekali ketika ia sedang tidur. Mungkin tujuannya supaya dia itu tidak “bunuh diri” seperti bosnya ya?
SUMBER: THE DAILY BEAST, NEW YORK TIMES
Emang kesehatan mental gk boleh di remehin sih, bisa fatal akibatnya, apalagi klo bawa2 orang lain 😨
ReplyDeleteHayuk lah bang Dave kita ngeghibah, soalnya ngeghibah bareng bang Dave itu beda dari yang lain ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
ReplyDeleteLebih berkelas 😎
Bagian ketiganya mana nih Dave??ðŸ¤
ReplyDelete