Sunday, July 11, 2021

THE MALAYSIAN WITCH: KASUS MONA FANDEY, PENYANYI YANG BANTING SETIR JADI PSIKOPAT

 

Seperti kita ketahui bersama, walaupun memiliki demografi penduduk yang cukup mirip, namun tingkat kriminalitas di Malaysia sangatlah rendah apabila dibandingkan dengan negeri kita Indonesia. Mungkin karena sejak kecil mereka dididik ya sama tayangan Upin Ipin menjadi anak yang soleh dan berakhlak baik (tapi bukan Upin Ipin versi dark yeee). Akan tetapi itu bukan berarti tak pernah terjadi kejahatan di Malaysia. Salah satu insiden kriminal yang paling mengejutkan di Malaysia adalah kasus yang menimpa seorang artis penyanyi pop bernama Mona Fandey. Wanita bernama asli Maznah Ismail ini tak hanya dikenal sebagai seorang biduanita, namun juga sebagai “penyihir”. Bahkan ia berkomplot bersama suaminya untuk membunuh seorang politisi pada tahun 1993. Kejadian ini kontan membuat Mona dan komplotannya dihukum mati dan kasusnya menjadi salah satu kasus paling menghebohkan yang pernah terjadi di Negeri Jiran tersebut.

Apakah kasus Mona Fandey memang benar melibatkan ilmu sihir dan dunia supranatural? Ataukah kejahatannya hanya ulah kriminal biasa yang didorong oleh rasa ketamakan?

Mari kita kaji bersama kasusnya dalam Dark Case kali ini.

Salah satu lagu "hits" dari Mona Fandey

Pada tahun 1956 Maznah Ismail mengawali karirnya sebagai penyanyi pop dengan nama panggung Mona Fandey. Walapun telah merilis sebuah album berjudul “Diana” dan pernah tampil di beberapa tayangan televisi, sayang sekali popularitasnya sama sekali tak menanjak. Boro-boro menjadi diva selevel Siti Nurhaliza, malah bisa dibilang karirnya sebagai seorang penyanyi muda langsung kandas di tengah jalan (kurang gimmick kali ya kayak artis Indonesia). Mungkin karena alasan itulah ia kemudian beralih profesi, kali  ini menjadi seorang “bomoh”, istilah di Malaysia bagi seorang dukun. Perubahan profesi yang cukup drastis itu ditekuninya dengan menawarkan jasanya kepada para klien yang secara mengejutkan, justru berasal dari kaum berekonomi cukup mapan.

Mona menawarkan berbagai macam jimat kepada para politisi dengan jaminan bahwa mereka akan sukses dalam karir politik mereka. Kebanyakan kliennya berasal dari partai UMNO yang merupakan partai berkuasa di Malaysia kala itu. Kisah tragis ini dimulai ketika seorang politisi dari wilayah Batu Talam di negara bagian Pahang bernama Mazlan Idris ingin meningkatkan karirnya di bidang politik. Keinginannya untuk meminta bantuan kepada sang dukun tersebut cukuplah mengherankan, sebab sang politisi adalah lulusan dari Amerika Serikat yang berpendidikan tinggi.

Kalau itu, Mona bekerja sama dengan suaminya, Mohamad Nor yang berusia 44 tahun dan asistennya, Julaini Hasan yang berusia 31 tahun. Mona dan suaminya kala itu berjanji akan membantu Mazlan dengan memberikannya jimat berupa ikat kepala yang pernah dimiliki oleh Presiden Soekarno. Presiden pertama Indonesia tersebut memang dikenal sangat kharismatik hingga dikagumi pula sampai ke negeri tetangga. Di sana Mona meyakinkan korbannya bahwa apabila ia mengenakan jimat itu maka ia akan tak terlihat (jadi “invisible man” lah ceritanya). Namun sebagai gantinya, Mona meminta bayaran sebanyak 2,5 juta ringgit. Sebagai uang muka, Mazlah membayar pasangan tersebut dengan uang muka sebesar 500.000 ringgit dan berjanji untuk melunasi sisanya, sebanyak 2 juta ringgit, dalam bentuk sertifikat tanah.

Tangkapan layar salah satu video Mona Fandey di YouTube (nggak gue kasi linknya supaya kalian nggak kena kutuak)

Mona kemudian setuju pada tawaran itu. Pada 2 Juli 1993, Mazlah tiba di rumah Mona dan suaminya untuk melakukan ritual ilmu hitam. Ia diminta untuk tidur telungkup di atas lantai, sementara Mona menaburi tubuhnya dengan bunga. Ia kemudian menyuruh Mazlan, yang masih tak curiga, untuk menutup matanya dan menunggu uang untuk jatuh dari langit (emang nggak mikir ya kalo dia bisa datengin duit kenapa dia minta bayaran?).

Namun tanpa ia sangka-sangka, Juraimi kala itu tengah bersiap dengan kapaknya dan seketika juga memenggal kepala Mazlan. Seakan tak cukup, mereka juga memutilasi tubuhnya menjadi 18 bagian yang sebagian besar disimpan di rumah Mona di daerah Pahang. Tak kunjung memberikan kabar pada keluarganya, Maznah dilaporkan menghilang. Keluarganya kala itu sangatlah curiga sebab Maznah menarik uang dengan nominal yang sangat banyak itu, yakni 300 ribu ringgit (hampir 200 juta rupiah) dari bank sebelum ia lenyap ditelan bumi.

Polisi akhirnya menemukan tubuh potongan-potongan tubuh Mazhan dan segera meringkus Mona dan suaminya yang tertangkap basah tengah menghambur-hamburkan uang milik Mazhan dengan membeli mobil Mercedes Benz, bahkan Mona sendiri menggunakan uang haram itu untuk melakukan facelift.

Proses pengadilan Mona-pun bisa dibilang cukup ganjil. Pasalnya bukannya menunduk malu seperti yang biasa terjadi pada para kriminal yang kejahatannya terekspos, Mona justru malah tersenyum lebar bahkan berpose di hadapan jepretan kamera para fotografer dan wartawan yang tengah meliput acara persidangannya. Ia juga senantiasa memamerkan gaya glamor dengan mengenakan busana-busana berwarna cerah dan mencolok. Bahkan ia sempat berkata, “Lihat, aku memiliki banyak fans!” sembari melambaikan tangannya ke arah pers, seakan-akan mereka adalah penggemar yang tengah mengaguminya keelokannya.

Mona senantiasa tersenyum ketika dirubungi wartawan

Tapi memang tak bisa dipungkiri, berkat kejahatan tersebut popularitas Mona memang melesat naik. Bukan sebagai seorang penyanyi terkenal bersuara emas, namun sebagai pembunuh sadis. Mona juga terlihat sangat menikmati popularitasnya tersebut, apalagi proses pemberitaannya sampai ke luar negeri

Moni dan kedua kroninya kemudian dijatuhi hukuman seberat-beratnya, yakni hukuman mati, mengingat kesadisan kejahatan mereka. Pada tahun 2001 Mona dan kedua kroni akhirnya dihukum mati. Petugas penjara kala itu mengatakan kepada pers bahwa hingga detik-detik eksekusi mereka, ketiganya masih sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah atas kejahatan keji mereka.

Yang mengerikan, pada saat itu eksekusinya, sang dukun wanita itu mengutarakan sebuah kalimat yang membuat bulu kuduk siapapun bergidik, yakni “Aku tak akan mati!” sambil masih tersenyum kala para algojonya mengganjarnya dengan hukuman mati.

Pada tahun 2002, seorang sutradara film asal Malaysia bernama Amir Muhammad membuat film pendek berjudul “Mona” yang kemudian diikuti oleh Dain Iskandar Said pada tahun 2006 yang merilis film layar lebar berjudul “Dukun” yang juga terinspirasi atas kasus Mona Fandey. Namun karena mengulik isu sensitif dan ditakutkan akan mengingatkan publik Malaysia akan kasus yang cukup mengenaskan ini, maka film itu dirilis dengan sangat terbatas. Kasus ini juga membuat pemerintah negeri jiran tersebut melarang keras adanya aksi perdukunan berbau mistis dan klenik.

SUMBER: MURDERPEDIA


SPECIAL THANKS TO MY SUPPORTERS:

Rio Ali Adithia 

Junwesdy Sinaga 

Maulii Za 


THANKS TO MY SUPPORTERS (12 JUNE - 12 JULY 2021)

Kurnia Rahmad , Sinyo Kulik , Adhitya Sucipto , Ciepha Ummi , Riani Azhafa , Kay Indar , Nashki 19 , Ema Rahmawati , Aulia Pratama Putri , Jefry . Sharnila Ilha 


12 comments:

  1. Sayang banget tulisannya ga keliatan

    ReplyDelete
  2. Cuy, temanya lu ganti putih ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga tau ni kmrn iseng2 edit html tp skrg malah error :(

      Delete
  3. Kemaren sempet panik kok gak bisa buka blog ini, gak tau jaringan error atau gimana 😭😭😭
    Yang berbau perdukunan dipadukan dengan mental illness emang serem πŸ˜–πŸ˜–πŸ˜–πŸ˜–πŸ˜–

    ReplyDelete
  4. Kok gak kelihatan tulisannya bang?

    ReplyDelete
  5. Gambar pertama terlalu serem bang, hampir setingkat dijah yellow

    ReplyDelete
  6. Dan anehnya tiap gue coba cari video tentang mona fandey ini di youtube kebanyakan komen di youtube itu orang orang malaysia yang belain dia, bilang mona fandey menjelang akhir hidupnya udah taubat,orangnya rajin sholat pas di penjara. Njir pembunuh mah pembunuh aja

    ReplyDelete
  7. Tersiksa hiks, kirain WiFi tetangga di downgrade lagi, ternyata emang jd putih layarnya


    Btw kalo versi web tetep item sih tp kan tak enaque hiks


    °be2c°

    ReplyDelete
  8. Bang dave kok tulisannya nyaru :(

    ReplyDelete
  9. lagi-lagi Mental Illnes. Penyakit yang bahayanya melebihi kanker ini.

    ReplyDelete
  10. Mirip Miss Fuchi-nya Junji Ito gak sih?

    ReplyDelete