Kisah ini mungkin tak semisterius kisah-kisah lain yang pernah gue angkat di Bedah Kasus tentang kasus-kasus kriminal tak terpecahkan. Namun secara pribadi gue ingin sekali mengangkat kisah Donald Crowhurst ini karena sangatlah miris dan berkaitan dengan kesehatan mental. Beliau adalah seorang pelaut yang meninggal pada saat berkompetisi dalam sebuah acara balapan mengelilingi dunia. Kapalnya ditemukan karam dan ia pun diduga bunuh diri. Namun alasan di balik kematian sangatlah membuat iba dan membuat kita mempertanyakan, apakah keterisolasian (dalam hal ini berada di tengah lautan) dapat mempengaruhi psikologis manusia dan menjerumuskan dalam jurang keputusasaan, bahkan membuat mereka berhalusinasi?
Mari kita ikuti kisah tragisnya.
Pria bernama asli Donald Charles Alfred
Crowhurst ini lahir pada 1932 di Ghaziabad, India yang kala itu berada di bawah
kekuasaan Inggris. Keluarga Donald sendiri bekerja di perusahaan rel kereta api
milik pemerintah kolonial Inggris. Ada kisah aneh dan menggenaskan ketika Donald
lahir. Ibunya kala itu begitu menginginkan seorang anak perempuan hingga konon
sering mendandani Domald dengan pakaian perempuan hingga umur 7 tahun. Setelah India
memperoleh kemerdekaannya, keluarganya yang merupakan “gaijin” (ala India
tentunya) pun terusir dari India. Tak hanya itu, seluruh harta mereka lenyap
seketika dalam semalam ketika perusahaan yang mereka miliki habis terbakar
akibat kerusuhan selama “Partition of India” (kalian bisa baca tentang kisah
tragis genosida dalam “Partition of India” dalam salah satu postingan gue)
Kesenduan dan kenistaan seakan tak segera
kunjung sirna dari keluarga Donald. Tak hanya jatuh melarat, pada 1948 ayahnyapun
meninggal dan meninggalkan keluarganya makin terpuruk dalam kemerosotan finansial.
Ia terpaksa harus putus sekolah dan memulai bekerja di Angkatan Udara Inggris
pada 1953. Karena prestasinya, ia kemudian diangkat menjadi seorang pilot. Akan
tetapi pada 1954 ia dikeluarkan dari militer, entah atas alasan apa.
Selain menjadi pilot, Donald ternyata memiliki
kegemaran berlayar. Ia merupakan seorang nahkoda ulung bahkan piawai mendesain
sebuah temuan bernama “navigator”, yakni semacam radio yang mampu dijadikan
sebagai alat navigasi. Ingin memperkenalkan temuannya ini kepada dunia luas, ia
pun merintis sebuah perusahaan. Namun usaha inipun terpaksa gulung tikar. Setelah
kegagalannya berniaga ini, satu-satunya cara baginya untuk memperoleh uang
adalah dengan mengikuti sebuah lomba yang bernama “The Golden Globe Race”.
Apabila ia berhasil memenangkan sayembara ini,
maka ia akan memperoleh hadiah uang sebanyak 5.000 poundsterling yang kala itu
setara dengan 1,6 miliar rupiah. Uang sebanyak itu jelas akan bisa mengatasi
semua kesulitan ekonomi yang ia dan keluarganya alami. Namun untuk ikut dalam
pertandingan tersebut , ia juga harus berinvestasi dalam membangun sebuah kapal
yang layak untuk berlayar keliling dunia. Untuk membiayai kapalnya itu, ia terpaksa
harus menggadaikan rumahnya sehingga kini ia tak memiliki apapun selain
harapannya untuk memenangkan perlombaan tersebut.
Jalur yang harus ia lalui dalam perjalanan keliling dunia |
Perlombaan “The Golden Globe Race” sendiri
terinspirasi oleh keberhasilan Francis Chichester, seorang ahli navigasi yang
mengelilingi dunia sendirian. Syarat
perlombaan tersebut sangat sederhana. Hanya dengan berbekal sebuah kapal layar,
sang peserta diharuskan untuk berlayar mengelilingi dunia sendirian. Para
peserta bisa memulai dari titik awal manapun, asalkan mampu berlayar hingga
360° (jika kalian percaya bahwa bumi bulat dan kalian bukan pengikut “Bumi
Datar”. Sebagai syarat tambahan, kapal yang dilayarinya tersebut tidak boleh
berlabuh ataupun berhenti di manapun sepanjang perjalanan.
Peserta diharuskan memulai antara 1 Juni hingga
31 Oktober 1968 dan siapapun yang menyelesaikan perlombaan tercepat akan
menjadi pemenangnya. Jalurnya pun sudah ditentukan, yakni melewati samudra
selatan yakni Samudra Hindia dan Pasifik. Jelas, bagi yang tak berpengalaman,
berlayar mengelilingi dunia sendirian dengan hanya berbekal perahu layar kecil
jelas bak sebuah rencana bunuh diri. Tentu karena alasan itu, tak banyak orang
yang berani mengajukan diri untuk mengikuti perlombaan tersebut. Tercatat hanya
10 orang yang berani untuk menerima tantangan tersebut antara lain, Robin
Knox-Johnston, Nigel Tetley, Bernard Moitessier, Chay Blyth, John Ridgway,
William King, Alex Carozzo, Loïck Fougeron, "Tahiti" Bill Howell, dan
tentu Donal Crowhurst. Bahkan salah satu peserta, yakni “Tahiti” kemudian
mengundurkan diri di tengah perjalanan karena begitu beratnya tantangan yang
harus ia hadapi.
Kapal yang digunakan oleh Donald adalah kapal
kecil sejenis “trimaran” sepanjang 12 m yang sudah ia modifikas dan ia namanai
“Teignmouth Electron”. Kapal jenis tersebut belum pernah dipakai untuk perjalanan
keliling dunia sehingga kemenangannyapun diragukan. Walaupun kecepatannya
memang tinggi dan juga stabil di lautan yang luas, namun ada satu masalah. Apabila
kapal terbalik, semisal diterjang ombak tinggi, maka hampir mustahil bagi kapal
tersebut untuk dapat kembali ke posisinya semula, sehingga orang di dalamnya akan
terjebak dan tenggelam. Bisa kita simpulkan bahwa resiko yang harus dihadapi
Donald amatlah tinggi.
Kapal jenis trimaran |
Untuk mengatasi masalah tersebut, Donald
menambahkan pelampung di sekitar kapalnya untuk mencegah kapal tersebut karam.
Pelampung tersebut dapat kembung ataupun kempes sesuai kebutuhan dengan bantuan
sebuah sensor. Apabila terjangan air tinggi, maka sensor tersebut akan aktif
dan mengembungkan pelampung tersebut untuk melindunginya dari bencana
kecelakaan. Teknologi ini tergolong baru dan Donald pun amat membanggakan
penemuannya. Jika rencana ini berhasil, maka tak hanya mendapat hadiah uang dari
lombanya, namun ia juga akan dapat menjual alat tersebut. Bahkan apabila kapalnya
tersebut nantinya diproduksi secara massal, iapun akan mendapatkan keuntungan
dari hak patennya.
Namun sayang, deadline perlombaan semakin
mendekat dan ia mulai kehabisan waktu untuk menyelesaikan kapalnya. Yang lebih
mengkhawatirkan lagi, Donald belum pernah mengemudikan mengemudikan kapal
trimaran seumur hidupnya. Hal ini membuat pelaut berpengalaman bernama Peter
Eden akhirnya dengan sukarela membantu Donald untuk mempersiapkan kapalnya. Ia mengamati
bahwa walaupun kapal tersebut mampu mencapai kecepatan yang cukup tinggi yaitu,
12 knot (22 kilometer per jam), namun kecepatan tersebut menimbulkan getaran
yang menyebabkan sekrup-sekrup dalam kapal itu mulai longgar. Agar tetap bisa
berlayar, maka Donald-pun harus senantiasa mengencangkan kembali sekrup-sekrup itu.
Hal ini tentu saja akan membuang-buang waktu selama perjalanan. Namun secara
keseluruhan, Peter merasa puas akan kapal yang dibangun oleh Donald.
Pada 31 Oktober 1968, di batas akhir
keberangkatan, akhirnya Donald berangkat dari Inggris menuju ke Afrika Selatan
untuk kemudian memulai pelayaran ke Samudra Hindia. Namun perjalanannya
tidaklah mulus. Pada minggu pertama ia tidak bisa mencapai target yang ia
inginkan dan hanya bisa berlayar separuh dari kecepatan yang ia prediksi.
Donald hanya memiliki dua kemungkinan sekarang,
kalah dalam pertandingan itu lalu pulang dengan tangan kosong (ingat, ia sudah
menggadaikan semua sisa harta benda yang ia miliki demi mengikuti perlombaan
itu) ataupun tetap maju dengan resiko ia takkan selamat apabila kapalnya
mengalami kecelakaan di lautan lepas. Mengetahui kenyataan menyedihkan bak buah
simalakama tersebut, akhirnya sekitar penghujung tahun 1968 iapun mulai merancang
sebuah rencana penipuan.
Peta jalur perlombaan dan jalur yang sesungguhnya diambil Donald |
Pada tahun 1960-an seperti bisa kita tebak, teknologi
masihlah belum semaju zaman sekarang. Belum ditemukan GPS sehingga bagi para
panitia, satu-satunya cara untuk memastikan keberadaan para peserta lomba adalah
melalui pengakuan mereka lewat radio. Melihat fakta ini, tentu saja pihak panitia
amat bergantung pada kejujuran para peserta. Namun untuk benar-benar meng-cross
check keberadaan para peserta agar tidak curang, maka mereka diwajibkan untuk
menulis logbook, di mana pada setiap jamnya mereka harus mencatat dimana lokasi
mereka berada, termasuk pulau-pulau yang mereka lalui serta kejadian-kejadian
yang mereka alami, termasuk kecepatan angin, cuaca, dan lain-lain.
Donald kemudian berusaha berbuat curang dan sama
sekali tidak berniat untuk benar-benar berlayar mengelilingi dunia. Ketika ia
tiba di pantai barat Afrika, ia justru berkelana ke lautan Atlantik Selatan
hingga tiba di pantai barat Amerika Selatan. Ia tak pernah melewati Tanjung
Harapan di ujung benua Afrika. Bukannya meneruskan perjalanan, ia malah hanya
berputar-putar di sana dan memberikan laporan palsu melalui radio tentang
dimana ia berada sekarang.
Tentu saja untuk mengesahkan kebohongannya, ia juga
harus memberikan bukti kedua, yakni buku log yang ia tulis. Pikirnya, pastilah
sangat mudah untuk menulis kebohongan di buku log tersebut karena ia tinggal
membaca peta dan mengira-kira berapa lama perjalanan yang akan ia tempuh dari
pulau ke pulau. Kemudian jika waktunya tiba, dari Amerika Selatan, ia akan
berlayar kembali ke Inggris dan menjadi pemenangnya.
Pada bulan Desember 1968, berdasarkan laporan
palsunya, Donald langsung menjadi jagoan para wartawan dan penikmat pelayaran
yang mengikuti pertandingan tersebut. Pasalnya dari laporannya tersebut, ia
berada di garis terdepan dan diprediksi menjadi pemenang dari pertandingan
tersebut. Akan tetapi kebohongan Donald mulai tercium oleh Francis Chichester yang
merupakan perintis perjalanan keliling dunia tersebut. Dari pengalamannya, ia mulai
curiga karena pergerakan itu dianggapnya terlalu cepat apabila ia memang
benar-benar berlayar mengelilingi dunia.
Kala itu, yang sesungguhnya berada di garis
terdepan adalah Robin Knox-Johnston dimana pada bulan April ia melaporkan bahwa
ia telah menyelesaikan perlombaannya dan tiba di tempatnya berangkat semula.
Namun perlombaan itu belumlah selesai, mengingat Donald memulai lombanya paling
belakangan karena perlombaan itu memang tidak dimulai secara serentak. Maka walaupun
Robin selesai tiba lebih dulu, akan tetapi apabila Donald menyelesaikan
perjalanannya dalam waktu yang lebih singkat, maka ia akan jadi pemenangnya.
Mengetahui tekanan tersebut, Donald-pun semakin
stress dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memalsukan log perjalanannya.
Ternyata hal ini lebih sulit daripada dugaannya karena perlombaannya diawasi
oleh ahli seperti Francis yang akan langsung menyadari kebohongannya apabila ia
tidak memasukkan data yang akurat. Hal ini mulai membuat mulai membuat Donald
stress dan mulai mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Terjebak di lautan seperti ini sendirian tentu akan mempengaruhi psikologis seseorang |
Perubahan kondisi psikologis ini terlihat jelas
dalam tulisan-tulisan log-nya yang justru melantur kemana-mana. Dari hasil
tulisannya, Donald diduga telah mengalami paranoia, diikuti dengan kelainan
psikotik yang disertai dengan depresi. Buktinya, pada 24 Juni 1969 seakan
tengah meracau dengan mengaku bahwa ia mendapat sebuah “pencerahan” dimana ia akhirnya
mengerti tentang cara kerja alam semesta. Manusia menurutnya adalah hanya
sebuah bahan permainan (seperti dadu) dari makhluk-makhluk kosmik atau “Cosmic Being”
(mirip dengan Tuhan, namun sangat berbeda dengan konsep Tuhan dalam agama Abrahamik)
dengan iblis. Manusia juga menurutnya mampu naik level menjadi sang makhluk kosmos
tersebut. Ia percaya apabila ia menarik dirinya dari permainan duniawi tersebut,
ia akan masuk ke dunia para makhluk kosmis tersebut sebagai sebuah “kecerdasan
abstrak”, dimana ia tidak lagi membutuhkan tubuh fana.
Ia mengaku bahwa pencerahan tersebut membuatnya
bahagia hingga iapun terus menulis sebanyak 25.000 kata dalam waktu seminggu. Hingga
puncaknya pada 1 Juli 1969, ia akhirnya berhenti menulis. Yang tertinggal kala
itu hanyalah pengakuan terakhirnya dimana ia menuliskan jam hingga menit dan
detik tepat di mana ia akan mengakhiri “permainan fana” tersebut (diduga dengan
melakukan bunuh diri) yakni jam 11 menit ke-20 dan detik ke-40. Kata terakhirnya
ada “It is mercy”. atau “Inilah belas kasihan.”
Itulah kala terakhir buku log terisi dan kabar
tentang Donald tak lagi terdengar. Kapalnya kemudian ditemukan terombang-ambing
tanpa keberadaannya di atas kapal, hanya meninggalkan log-book-nya yang asli. Sedangkan
log-book yang palsu di mana ia memalsukan perjalanannnya tidak ditemukan
bersama dengan chronometer dari kapal tersebut
Mengapa kedua benda tersebut hilang, sama sekali tidak ada penjelasan
apapun. Mungkin saja Donald berniat membawa benda-benda tersebut sebagai kenang-kenangannya
ke dunia orang mati. Kapalnya-pun dibiarkan tenggelam di Kepulauan Cayman di
Karibia, Amerika Tengah, sebagai tetenger akan tragedi tersebut.
Akhirnya diumumkan bahwa pada 1 Juli 1969, sesuai
tanggal terakhir log-book itu, bahwa Donald bunuh diri dengan melompat dari
kapalnya. Hal ini mungkin didorong oleh rasa malunya telah berbuat curang
selama perlombaan. Padahal bisa dibilang waktu kematiannya ini adalah detik-detik
terakhir kemenangannya. Bisa saja ia meneruskan perjuangannya menggapai garis
finish dan menjadi pemenang. Namun ada dua konsekuensi yang harus ia dihadapi apabila
ia memilih jalan ini. Pertama apabila ia menang dan ternyata kebohongannya terbongkar,
maka ia akan dirundung malu, gelarnya akan diambil, dan keluarganya mungkin
akan mendapatkan hinaan dan cercaan seumur hidup mereka. Namun apabila dia
benar-benar menang dan kebohongan yang tidak terungkap, maka ia akan didera
rasa bersalah dan penyesalan yang akan terus menekan batinnya. Ia melihat dua
jalan keluar tersebut sama sekali tidak memuaskan hingga iapun memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya.
Depresi yang dialaminya tak hanya dipengaruhi
oleh tekanan yang mengoyak batinnya, namun juga karena rasa keterisolasian yang
menderanya sedemikian hebat. Bisa kita bayangkan, terombang-ambing selama
berbulan-bulan di lautan sendirian seperti itu, jelas rasa sepi akan menyergap.
Apalagi jika tak ada komunikasi dengan manusia lain , termasuk dengan
orang-orang tercinta dalam kurun waktu tersebut.
Apakah keterisolasian yang menyebabkan kegilaan yang dialami Donald ataukah ia melihat sesuatu di laut lepas sana? |
Clare, janda dari sendiri Donald sendiri menolak
penjelasan Itu. Ia percaya bahwa suaminya meninggal karena terhempas ombak dan
tenggelam, bukan bunuh diri karena telah berbuat curang. Tentu saja berat bagi seorang
istri untuk menerima bahwa suaminya sendiri telah tega melakukan hal seperti
itu. Ada pula dugaan lain bahwa Donald memalsukan kematiannya dan sebenarnya tengah
hidup di tempat lain, namun banyak yang meragukannya.
Setelah maka posisi juara pun jatuh kepada Robin
Knox-Johnston sebagai pemenang dari perlombaan tersebut, hal yang mengharukan
justru terjadi. Ia memilih mendonasikan seluruh hadiah uang yang didapatkannya
kepada janda dan anak-anak dari Donald.
Kisah Donald begitu memukau imajinasi publik
sehingga diabadikan menjadi beberapa buku serta sempat diangkat menjadi film
dan dokumenter. Bahkan film-film tentang Donald tak hanya dibuat di Inggris,
tanah kelahirannya, namun sampai diadaptasi di Prancis hingga Rusia. Terakhir
adalah film yang dilepas pada 2018 berjudul “The Mercy”, kata terakhir yang
tertulis dalam diary tersebut, dengan bintang Colin Firth sebagai Donald dan
aktris cantik yang baru saja bergabung dengan Marvel Universe, Rachel Weisz, sebagai
Clare, istrinya.
Bagaimana menurut kalian? Apakah benar Donald Crowhurst bunuh diri karena depresi dan kesepian. Ataukah ia mengalami sesuatu nan misterius yang tak bisa dijelaskan akal sehat? Bagaimana pula dengan makhluk kosmik yang ia bicarakan dalam bukunya tersebut? Makhluk-makhluk tersebut mirip dengan dewa-dewa ala Lovecraftian diceritakan dalam novel-novel bertema horor kosmis. Apakah itu hanya kebetulan saja atau memang ia melihat sesuatu di laut lepas yang membuatnya percaya akan keberadaan makhluk kosmis tersebut serta adanya kehidupan lain di luar dunia ini? Mungkin kita takkan bisa mengetahui jawabannya karena jawabannya kini tengah terkubur di tengah lautan bersama dengan jenazah dari sang nahkoda malang tersebut.
SUMBER: WIKIPEDIA
Wtf sampai melibatkan makhluk macem ceritanya HP Lovecraft
ReplyDeleteBisa jadi emang bundir karena stress dan depresi atau memalsukan kematian dan lari dari masalah.
ReplyDeleteHP peacecraft
ReplyDelete