Wednesday, March 17, 2021

PENGKHIANATAN SAHABAT DAN KASUS TRAGIS SKYLAR NEESE

Pada malam 6 Juli 2012, seorang gadis muda berusia 16 tahun bernama Skylar Neese menghilang dari rumahnya di kota Star City, negara bagian West Virginia, Amerika Serikat. Misteri menghilangnya sang gadis menjadi babak awal tragedi mengerikan yang menimpa kota kecil tersebut, apalagi setelah mayatnya ditemukan dan sang pembunuh justru adalah sahabat sang gadis sendiri. Bahkan, alasan kejahatan yang membuat bulu kuduk bergidik ini sangatlah sepele dan tak masuk diakal. Kasus ini seakan menjadi pengingat bahwa teman terdekatmu bukannya tak mungkin akan menusukmu dari belakang.

Dear readers, inilah kisah tragis Skylar Neese.

Skylar Neese lahir pada 1996 dan seperti remaja pada umumnya, ia menikmati hidup dengan berpelesir ke mall dengan gadis-gadis sebayanya, bermain media sosial di handphone, dan juga menghabiskan waktu senggang dengan menonton drama serial di televisi. Namun pada 6 Juli 2012, namun gadis muda berusia 16 tahun itu berakhir tragis.

Hari itu sebenarnya dimulai dengan amat biasa dan tanpa firasat apapun. Sepulang sekolah, Skylar biasanya bekerja paruh waktu di sebuah kedai restoran cepat saji, Wendy. Sepulangnya dari pekerjaan paruh waktunya itu, Skylar-pun terlihat oleh orang tuanya memasuki kamarnya untuk beristirahat. Namun bisa dibayangkan betapa kepalang kagetnya orang tua Skylar ketika mengetahui bahwa kamar anak perempuan mereka itu kosong pada keesokan harinya. Jendela kamarnya terbuka lebar. Jelas, sang anak gadis telah menghilang sejak semalam.

Namun apakah yang terjadi? Apakah ada yang menculik gadis tersebut? Bukti lain mengemuka. Sebuah kamera CCTV menangkap pergerakan gadis itu keluar dari rumahnya pada jam 12.30 tengah malam, kemudian masuk ke sebuah mobil lain. Tak heran, orang tua Skylar-pun beranggapan anak mereka pergi dengan keinginannya sendiri. Namun apa alasannya kabur dari rumah? Yang aneh, Skylar tidak membawa serta charger handphone-nya. Ini menjadi bukti bahwa jikapun Skylar sendiri minggat dengan memanjat keluar dari jendelanya, ia berencana untuk tidak pergi lama dan pada akhirnya akan kembali ke rumahnya.

Namun dengan siapa Skylar pergi dan kemana dia sekarang?


Potret "persahabatan" Rachel, Sheila, dan Skylar

Karena tidak adanya kejelasan, polisi kemudian menganggap Skylar sebagai gadis SMA labil pada umumnya yang kabur dari rumah. Toh, usia remaja memang biasanya dipenuhi oleh pergolakan dalam mencari identitas dirinya. Namun orang tua Skylar tak setuju. Mereka tetap menampik dugaan bahwa putri mereka sengaja kabur, apalagi keluarga mereka tak pernah dilanda permasalahan serius yang bisa membuat Skylar minggat tanpa pesan satupun. Orang tua Skylar kemudian berusaha menemukan putri mereka, apapun caranya. Mereka berdua kemudian menyebarkan poster orang hilang. Beruntung, teman-teman terdekat Skylar membantu mereka.

Salah satunya adalah dua sahabat terdekat Skylar yang bernama Sheila Eddy dan Rachel Shoaf.

Namun lama-kelamaan, kasus menghilangnya Skylar Neese mulai terkuak, karena sebaik-baiknya bangkai disimpan, pada akhirnya pasti baunya akan tercium juga.

Ingat rekaman CCTV dimana Skylar terlihat menyelinap keluar dari jendela kamarnya dan masuk ke sebuah mobil? Ternyata mobil ini adalah milik Sheila, sahabat Skylar. Namun ketika polisi menindaklanjuti tip ini dan menginterogasi Sheila, ia hanya menjawab bahwa ia memang keluar dengan Skylar malam itu, tapi ia mengantarnya pulang dan menurunkannya di dekat rumahnya. Itulah kala terakhir, menurut kesaksiannya, ia melihat sahabatnya itu.

Namun kecurigaan polisi tentu tak serta merta berhenti sampai di situ. Perilaku Sheila yang mencurigakan ini membuat polisi mulai gencar menanyai teman-teman terdekat Skylar. Tak hanya itu, FBI-pun mulai turun tangan ke dalam penyelidikan mengingat kasus menghilangnya seorang gadis di bawah umur cukuplah meresahkan (kalau orang dewasa yang menghilang, mungkin mereka masih bisa membela diri. Tapi kalau di bawah umur?).

Akhirnya gebrakan dalam proses investigasi itu muncul ketika Rachel, salah satu sahabat Skylar lain, tiba-tiba mengaku bahwa ia-lah yang membunuh Skylar. Tak hanya itu, sahabat mereka yang lain, yakni Sheila, juga membantunya.

Pada Maret 2013, jenazah Skylar akhirnya ditemukan di negara bagian Pensylvania, sekitar 30 kilometer dari rumahnya, menutup babak pamungkas kasus menghilangnya gadis tersebut.

Pengakuan ini tentu mencengangkan kedua orang tua Skylar, sebab seperti sudah gue beberkan tadi, Sheila dan Rachel merupakan sahabat terdekat putri mereka, bahkan sempat membantu pencarian Skylar saat ia menghilang.

Namun apa yang sebenarnya terjadi malam itu?

Pada malam pembunuhan, Sheila dan Rachel menghubungi Skylar dan mengajaknya untuk menyelinap keluar dari rumahnya untuk nongkrong bersama mereka. Awalnya Skylar menolak, namun karena terus-menerus didesak, akhirnya Skylar berubah pikiran. Pada 12.30 tengah malam, sesuai yang terlihat di CCTV, Skylar menyelinap keluar dan menemui kedua gadis itu dengan mobilnya. Mereka bertiga kemudian berkendara sampai ke perbatasan negara bagian Pensylvania dan di sana, di suatu lokasi terpencil yang antah berantah, mereka bertiga berencana menghisap lintingan mariyuana (ganja).

Skylar kala itu tak sadar bahwa ia tengah masuk ke dalam jebakan. Bahkan, Skylar dan Rachel sudah merencanakan aksi pembunuhan itu selama berbulan-bulan. Malam itu di dalam mobil, mereka membawa berbagai barang untuk persiapan eksekusi aksi kejam mereka, antara lain pisau dapur, tisu, bleach, kain, hingga sekop untuk mengubur mayat.

Pada malam eksekusi tersebut, para pelaku kemudian mengatakan pada Skylar bahwa mereka lupa membawa korek api. Skylar pun berinisiatif membawakannya dari dalam mobilnya. Namun begitu Skylar membalikkan badan untuk kembali ke mobilnya, kedua gadis itu langsung berhitung dari satu sampai tiga ...

Kemudian menikam Skylar tanpa ampun.


Skylar dan dua "sahabatnya" yang kelak akan menikamnya dari belakang

Skylar mencoba melarikan diri, namun percuma. Rachel kemudian menjatuhkan Skylar ke tanah dan kembali menusuknya. Pada suatu kesempatan, Skylar berhasil merebut pisau Rachel dari tangannya dan melukai lututnya. Namun rekannya, Sheila, terus-menerus menusuk Skylar hingga akhirnya ia pun tak bergerak, kehilangan nyawanya.

Tercatat, sekitar lebih dari 50 luka tusukan ditemukan di tubuh Skylar.

Setelahnya, Rachel dan Sheila awalnya berniat mengubur mayat Skylar untuk menyembunyikan jejak mereka. Namun sialnya, tanah di lokasi tersebut amatlah keras sehingga mereka kesusahan untuk menggalinya. Akhirnya merekahanya menutupi jenazah Skylar dengan bebatuan, ranting pohon, dan juga tanah. Rachel dan Sheila kemudian kembali ke rumah mereka, mandi, bahkan sempat membuang pakaian mereka yang berlumuran darah untuk menghilangkan semua barang bukti.

Kemudian, tanpa rasa bersalah sekalipun, kedua gadis itu kembali ke kehidupan normal mereka, berpura-pura tak tahu apa-apa, bahkan sempat membantu pencarian Skylar, gadis yang baru saja mereka bunuh.

Pada bulan Mei 2013, Rachel akhirnya didakwa bersalah dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara. Sementara itu Sheila mendapat hukuman lebih berat, yakni vonis hukuman seumur hidup. Hukuman untuk Rachel jauh lebih ringan karena ingat, dia sendirilah yang terlebih dahulu menyerah ke pihak berwajib dan membeberkan kejahatannya sendiri, sehingga kasus kematian Skylar akhirnya terpecahkan.

Kisah Skylar Neese tentu saja trending dan mendapatkan liputan luas di Amerika. Stasiun televisi swasta NBC menayangkan dokumenter berjudul "Something Wicked", Lifetime juga merilis drama berjudul “Death Clique”, ABC merilis "Unfriended", dan LMN merilis “I Killed My BFF” yang semuanya mengkover kisah tragis Skylar dibunuh sahabat-sahabatnya sendiri. Channel Discovery bahkan dua kali merilis dokumenter tentang Skylar berjudul “See No Evil” dan "A Daughter Disappears” yang sesuai judulnya tentu lebih menilik duka dari keluarga Skylar. Acara Dr. Phil (psikolog kondang di AS) juga menyorot kisah Skylar dalam episode berjudul “Best Friends Betrayal”. Bahkan dalam episode tersebut, orang tua Skylar juga hadir di studio serta mengaku tak habis pikir dengan perbuatan Rachel. Sebab bagi mereka, Rachel sudah seperti anak mereka sendiri saking dekatnya hubungan gadis itu dengan putrinya.

Namun kita tentu bertanya-tanya, apa alasan Rachel dan Sheila, dua gadis yang masih sebaya dengan Skylar alias masih berusia 16 tahun, tega melakukan perbuatan keji seperti itu? Apa yang mendorong dua gadis belia itu untuk membunuh sahabat mereka sendiri? Apa salah dan dosa Skylar sesungguhnya?

Yang mengejutkan, ketika polisi dan FBI menanyakan hal yang sama, jawaban Rachel hanyalah: kami tidak menyukainya.

Konyol memang, bagaimana alasan sesimpel itu digunakan untuk membenarkan perbuatan bejat mereka.

Sebenarnya, ketegangan antara tiga sahabat itu bisa terlihat pada cuitan dari akun twitter Skylar sebelum ia terbunuh. Pada 4 Juli 2012, hanya dua hari sebelum kematiannya, ia sempat memaki dan menyindir sebagai bentuk kekecewaannya pada dua sahabatnya itu. Pada sehari sebelum kematian tragisnya, ia kembali mencuitkan ketidakpercayaannya pada kedua sahabatnya itu. Cuitan terakhirnya, dikirim dua jam sebelum ia menyelinap keluar pada tengah malam hanya berbunyi “Semua yang bisa kulakukan hanyalah berharap” menandakan kepasrahannya.

Namun yang mengejutkan, cuitan-cuitan dari akun twitter pembunuhnya, yakni Sheila dan Rachel, sama sekali tak menandakan rasa bersalah sama sekali. Bahkan saat jenazah Skylar ditemukan, Sheila (yang mendapat hukuman terberat di antara keduanya) malah masih sempat ber-tweet: “Beristirahatlah dengan tenang, Skylar, kamu akan selalu menjadi sahabat terbaikku” diikuti dengan kolase fotonya bersama dengan Skylar, seolah-olah menandakan bahwa ia tengah berduka cita.

Padahal kenyataannya, ia sendirilah yang melenyapkan nyawa sahabatnya itu.

Tweet inilah yang dicuitkan sang pembunuh kala jenazah Skylar akhirnya diketemukan

Apa yang menimpa Skylar selayaknya menjadi pelajaran bagi kita, bahwa tak jarang, orang terdekat kita malah justru bisa menyakiti kita. Namun seribu pertanyaan terus saja menggelayut bahkan setelah kasus Skylar dinyatakan rampung. Mengapa kedua gadis belia itu sanggup melakukan perbuatan sekeji itu? Apakah persahabatan mereka memanglah digoncang prahara? Apakah kedua pelaku adalah gadis yang dibesarkan dengan “privilege” sehingga mereka tak terbiasa mempertanggungjawabkan perbuatan mereka? Apakah mereka berpikir bahwa seperti kehidupan mereka sebagai remaja Amerika yang makmur, mereka bisa lepas dari semua kejahatan mereka? Ataukah otak remaja mereka yang labil dan seperti kanak-kanak membuat mereka tak menyadari betapa seriusnya kejahatan yang mereka lakukan?

Ataukah, kemungkinan terakhir, apakah mereka pada dasarnya merupakan pasangan psikopat yang sama sekali tak memiliki hati nurani, apalagi menaruh empati pada penderitaan sesamanya?

Yang jelas, gue berharap agar kalian kelak dijauhkan dari sahabat-sahabat seperti ini, yang menaruh topeng seperti orang baik-baik di depan, namun di belakang sesungguhnya j*l*ng dan b*n*l.

Ekspresi readers: “Duh Bang kasian kali Bang ga usah dimaki gitu. Kan mereka masih anak kecil yekan? Sapa tau mereka udah menyesal di penjara.”

Menyesal? Gue nggak yakin deh karena inilah foto terbaru mereka berdua di penjara.


Ekspresi readers: “Dih dasar l**te!”

SUMBER ARTIKEL DAN GAMBAR: WIKIPEDIA, ABC NEWS

15 comments:

  1. first bang dave, habis baca ini jadi ngeri sama yg namanya sahabat sendiri hadeuh🙁

    ReplyDelete
  2. "Teman adalah musuh yg belum menyerang"

    ReplyDelete
  3. Duh ngeri. Harus lebih hati2 lagi dalam memilih teman.

    ReplyDelete
  4. Angkat kisah tentang Ramaditya Adikara dong bg

    ReplyDelete
  5. Jadi inget quote yang pernah aku baca "the worst thing about betrayal is that it never came from enemy"

    Terutama twitternya si Sheila, bikin merinding. Kalo kaya gitu perlakuan dia ke 'sahabat karib', trus apa yang bakal dia lakuin ke musuh???

    Penasaran juga apa mereka beneran ga berasa nyesal ato gimana. Apakah kebetulan ada 2 orang psikopat seumuran yang kebetulan sekolah di tempat yang sama dan berteman, ataukah ada sesuatu dari gaya hidup mereka yang bikin hati nurani mereka ga berkembang?

    ReplyDelete
  6. Itu si Sheila dipenjara kok bisa dandan begitu? Apalagi rambutnya kek abis dari salon

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setau gue sih kalo di dalam lembaga pemasyarakatan gitu napinya diajari kerja, semisal yg cowok diajarin kerja bangunan atau mekanik, kalo yg cewe mgkn diajarin kerja salon, jadi ada kemungkinan sih rambut mrk ditata ama napi lain

      Delete
  7. Literally "teman yang menusuk dari belakang"

    ReplyDelete
  8. Kan katanya sheila dapet hukuman seumur hidup tapi umur dia kan masih 16thn berarti dia di penajara cuma 16thn dong ya berarti banyakan Rachel

    Tolong jelaskan katanya sheila yg hukumannya berat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seumur hidup ya berarti selama sisa hidupnya, alias sampai meninggal. Bukan se"umur" dia hidup saat itu. Yah bisa bebas bersyarat juga sih biasanya.

      Delete
    2. Engga gitu, dihukum seumur hidup itu berarti si napi bakal dihukum atau dipenjara sampai si napi mati. Artinya, si napai bakal dipenjara selama sisa hidupnya, atau si napi bakal mokadnya di dalam penjara. Si napi bakal bebas hanya jika si napi ini mati.

      Delete
  9. Ekspresi yang bagus sekali.
    Sekarang, bakar

    ReplyDelete
  10. Makanya gue memutuskan untuk punya sedikit temen, tapi bisa dipercaya. Daripada banyak temen tapi kerjaannya minjem duit mulu 😒

    ReplyDelete