Pada
akhir April lalu, pihak militer Amerika Serikat yang biasanya
secretive tiba-tiba mengungkapkan hal mengejutkan. Selama beberapa
tahun, bocoran rekaman perjumpaan pilot pesawat militer AS dengan UFO
tersebar di dunia maya, bahkan berhasil bercokol di Youtube.
Tiba-tiba saja, akhir April 2020, militer AS yang bercokol di
Pentagon mengakui bahwa perjumpaan di video itu memang nyata dan
benar adanya.
Dengan
kata lain, mereka mengakui keberadaan UFO dan alien.
Ini
menambah kejutan demi kejutan yang kita alami di tahun 2020 ini.
Namun bagaimana dengan pendapat kalian sendiri? Apa kalian
benar-benar percaya dengan alien?
Planet
kita memang unik. Bumi, planet biru milik kita ini diberkahi dengan
kehidupan, sedangkan planet-planet lainnya entah didera oleh musim
dingin yang mengigil seperti Mars, Neptunus, atau Pluto; atau malah
terbakar oleh panasnya matahari, seperti Venus dan Merkurius. Namun
apakah planet kita benar-benar unik? Apakah mungkin ada planet lain
dengan kehidupan lain di luar sana? Mengingat betapa luasnya alam
semesta, jawabannya mungkin “iya”.
Akan
tetapi, itu membawa kita ke pertanyaan lain, jika memang ada
kehidupan lain, dimanakah mereka kini? Mengapa kita belum melihat
keberadaan mereka hingga saat ini?
Jawabannya
mungkin akan membuat kita ketakutan.
DRAKE
EQUATION
Bukan Drake yang ini yah |
Untuk
mengawali artikel ini, gue akan membahas terlebih dahulu tentang
“Drake Equation” atau “Persamaan Drake”. Mungkin kalian sudah
tak asing lagi dengan persamaan matematika yang biasa kalian pelajari
saat SMA. Namun tahukah kalian ada rumus matematika yang bisa
digunakan untuk menghitung jumlah kehidupan alien di luar sana?
Persamaan tersebut pertama kali dicetuskan oleh matematikawan bernama
Frank Drake pada 1961 untuk menghitung probabilitas jumlah peradaban
alien di luar sana. Rumus yang digunakan Drake kala itu adalah ini:
Gue
nggak akan membahas lebih lanjut tentang rumus tersebut, namun yang
mengejutkan, dari hasil perhitungan Drake, diperoleh hasil minimal
1000 dan maksimal 100 juta peradaban alien di galaksi Bima Sakti
saja. Dan itu baru satu galaksi saja. Diperkirakan ada 100 milyar
galaksi di alam semesta, jadi tinggal kalian kalikan saja.
Ini
membawa kita ke istilah berikutnya yang ingin gue perkenalkan pada
kalian, yakni “Paradoks Fermi”.
FERMI
PARADOX
Percayakah kalian di alam semesta seluas ini kita hanya sendirian? Ataukah ada planet lain yang memiliki kehidupan di luar sana? |
Kala
bekerja di laboratorium nuklir Los Alamos di Amerika Serikat, Enrico
Fermi yang seorang fisikawan kawakan bertanya kepada kawan-kawannya
sesama ilmuwan dalam sebuah perbincangan kasual dan santai di tengah
musim panas. Jika ada begitu banyak kehidupan alien di luar sana,
dimanakah mereka berada saat ini? Mengapa mereka belum mengunjungi
kita atau paling tidak mengirimkan “probe”? Gue akan menjelaskan
apa itu “probe”, tapi terlebih dahulu gue akan membuat
pengandaian untuk lebih memahami Paradoks Fermi ini.
Kita
sekarang berada di Indonesia dan anggap saja seumur hidup kalian
belum pernah pergi ke luar negeri. Tapi kalian pasti tahu bahwa
negara bernama Korea Selatan benar-benar ada. Lho kok kalian bisa
tahu? Kan kalian belum pernah ke sana? Mungkin kalian menjawab kan
kalian pernah melihat drakor (drama Korea) atau melihat artis Korea
di televisi, atau mungkin kalian malah pernah bertemu dengan orang
Korea asli yang pernah berkunjung ke sini. Hal-hal tersebut
membuktikan bahwa Korea benar-benar ada walaupun kalian tak pernah
kesana dan melihatnya langsung.
Ini
sama halnya dengan kehidupan alien. Anggap saja penayangan drakor dan
musik K-Pop yang membuat kita yakin bahwa Korea benar-benar ada itu
adalah semacam gelombang radio sebagai sejenis cara komunikasi dari
alien. Mengapa hingga sekarang kita belum menerima transmisi dari
mereka yang membuktikan mereka ada? Atau yang lebih ekstrim lagi,
mengapa mereka belum mengunjungi kita? Bukan hanya lewat “UFO” di
sebuah foto atau video yang buram, namun benar-benar kunjungan berupa
delegasi mereka untuk berkomunikasi dengan kita?
Mungkin
kalian beranggapan: lah Bang, mungkin aja teknologi mereka nggak maju
yekan? Manusia saja termasuk makhluk dengan teknologi yang kurang
canggih lho. Bayangkan, dengan teknologi termodern kita sekarang
saja, butuh waktu 9 tahun bagi pesawat NASA bernama “New Horizon”
untuk mencapai Pluto.
Gue akan
membuat pengandaian lain untuk menyanggah ini. Bayangkan ruang kelas
sekolah kalian. Pastilah di sana ada berbagai macam anak dengan
kemampuan berbeda. Ada yang mungkin tak bisa menyerap pelajaran
dengan baik, ada yang kemampuannya pas-pasan saja, dan pasti ada yang
terpintar di kelas yang selalu mendapat ranking satu. Ini bisa juga
kita terapkan pada alien. Jika persamaan Drake benar dan ada 100 juta
kehidupan alien di galaksi kita saja, masakan nggak ada satupun yang
berteknologi canggih sih?
Mungkin
kalian menjawab lagi, lah mungkin karena jaraknya jauh Bang. Yap,
memang benar jarak antar satu tata surya dengan tata surya lain bisa
memakan jutaan bahkan trilyunan kilometer. Namun lagi-lagi, ada
kemungkinan peradaban alien di planet lain telah mengembangkan sistem
transportasi antarbintang yang demikian canggih sehingga jarak
bukanlah masalah. Anggap saja teknologi di planet kita seperti becak
yang berjalan begitu lambat, namun di sisi dunia lain, sudah ada
Jepang yang mengembangkan kereta Shinkansen yang super cepat.
Jika
benar ada kehidupan alien yang benar-benar canggih di luar sana,
kenapa mereka diam saja? Mengapa sama sekali tak ada tanda-tandanya?
Dimanakah mereka? Ini sama saja seperti sebuah hutan yang memiliki
jutaan hewan, namun tak ada satupun terlihat ataupun bersuara. Aneh
kan?
Akibat
“kesunyian” alam semesta inilah, Paradoks Fermi sering juga
disebut “Great Silence”, karena seolah-olah hanya ada kita
sendiri di sini, tanpa ada tanda-tanda kehidupan lain. Jika memang
ada begitu banyak alien di luar sana, maka alam semesta kita harusnya
“bising”, seperti sebuah ruang kelas yang penuh anak.
Salah
satu teori untuk menjawab Paradoks Fermi ini disebut dengan teori
“Dark Forest” dan teori ini amatlah tidak menyenangkan untuk
dildengar.
“DARK
FOREST” THEORY
Bayangkan hutan misterius ini sebagai alam semesta dan kita adalah salah satu penghuninya. Akankah kita bersembunyi atau berteriak-teriak mengundang predator di sini? |
Teori
“Dark Forest” mengandaikan alam semesta sebagai hutan yang amat
lebat dan tiap peradaban alien adalah sekelompok tentara yang
mengendap-endap di hutan tersebut. Tiap tentara harus berjalan dengan
sembunyi-sembunyi dan berusaha sekeras mungkin tidak mengeluarkan
suara. Mengapa? Sebab jika mereka berkomunikasi ataupun sekedar
mengeluarkan suara, maka musuh akan segera bisa mendeteksi mereka.
Inilah
penjelasan paling menakutkan tentang mengapa peradaban alien di
planet tak pernah menunjukkan diri mereka kepada kita. Karena mereka
takut dan sedang bersembunyi.
Tapi
takut akan apa? Kenapa mereka sengaja bersembunyi? Apakah ada
kekuatan intergalaktik atau spesies ras alien ganas di luar sana yang
menghancurkan planet demi planet sehingga mereka harus bersembunyi?
Yah,
memang perlu kita akui, mungkin (jika benar ada) tak semua alien di
luar sana ramah dan pecinta damai. Mungkin aja ada ras alien yang
kejam. Kalo begitu keadaannya, mending kita ikut-ikutan sembunyi aja
dong dan jangan memberitahukan keberadaan kita pada alien-alien di
luar?
Well,
itu sepertinya agak terlambat.
Kita
kembali ke Frank Drake. Terkesima akan hasil persamaannya yang diluar
dugaan, ia dibantu dengan astronom terkemuka Carl Sagan merancang
“Pesan Arecibo” pada tahun 1974. Pesan itu berisi seperti apa
bentuk fisik manusia, formula DNA kita, hingga letak planet kita di
tata surya. Pesan itu kemudian disampaikan menggunakan gelombang
radio ke arah luar angkasa menggunakan teleskop radio Arecibo di
Puerto Rico. Tujuannya, agar alien di luar sana mengetahui keberadaan
kita.
Pesan
Arecibo konon dicecar habis-habisan oleh fisikawan top Stephen
Hawkings yang mengatakan bahwa mengundang alien ke planet kita adalah
kesalahan besar. Ia memberi contoh kedatangan Christopher Columbus ke
benua Amerika yang menyebabkan punahnya peradaban kuno di sana, kaum
Indian yang akhirnya terusir dari rumah mereka karena direbut kaum
kulit putih, hingga kematian jutaan penduduk asli Amerika karena
tertular penyakit cacar yang terbawa dari Eropa.
Dan ini
membawa kita ke 'Oumuamua.
MISTERI
'OUMUAMUA
Pada
2017, seorang astronom bernama Robert Weryk yang bekerja di sebuah
observatorium di Hawaii menemukan sebuah benda langit aneh. Awalnya
ia mengira benda itu adalah sebuah komet. Namun karena tidak
ditemukan “ekor” dari benda langit itu, kemudian disimpulkan
bahwa benda itu adalah sebuah asteroid. Karena ia pertama kali
mengamatinya di Hawaii, ia memberinya nama dalam bahasa Hawaii
“ʻOumuamua”.
Namun
ada tiga keanehan dari ʻOumuamua ini. Pertama bentuknya amat aneh.
Biasanya asteroid berbentuk hampir bulat, namun ʻOumuamua justru
berbentuk memanjang. Panjangnya sekitar 10 kali lebarnya. Lebarnya
diperkirakan mencapai 100 meter sedangkan panjangnya sekitar 1
kilometer.
Kedua,
benda ini asalnya bukan dari tata surya kita. Hal ini cukup aneh,
sebab biasanya benda langit manapun akan mengorbit pada bintang
terdekat karena terikat gaya gravitasinya. ʻOumuamua bahkan
merupakan benda interstellar (berasal dari luar tata surya) pertama
yang singgah di tata surya kita. Sebagai catatan, sebelum kedatangan
ʻOumuamua, tak pernah tercatat ada objek interstellar yang “nyasar”
ke tata surya kita.
ʻOumuamua
datang dari arah bintang Vega di rasi bintang Lyra dan meluncur
menuju ke arah rasi bintang Pegasus. Tak diketahui kapan ʻOumuamua
memasuki tata surya kita, namun yang jelas ia terdeteksi berada di
titik terdekatnya dengan Matahari pada 9 September 2019. Kemudian
ʻOumuamua sempat terbang dekat Bumi pada 14 Oktober dan diperkirakan
akhirnya akan meninggalkan tata surya kita pada 2022.
Seperti
benda langit pada umumnya, ʻOumuamua bergerak lebih cepat ketika
mendekati matahari dan bergerak lebih pelan ketika menjauhinya, tentu
karena gaya gravitasi Matahari. Semua benda di tata surya kita
terpengaruh oleh gaya gravitasi Matahari sebagai objek terbesar di
tata surya. Namun disinilah letak keanehan ketiga. Pada 27 Juni 2018,
ilmuwan melaporkan bahwa ʻOumuamua mengalami apa yang disebut
“non-gravitational acceleration” atau mengalami percepatan
(meluncur lebih cepat) yang tak terpengaruh oleh gaya gravitasi.
Seolah
seperti sebuah pesawat yang memiliki mesin.
Gerakan 'Oumuaua saat mengunjungi tata surya kita |
Hal ini,
ditambah fakta bahwa ʻOumuamua tidak berasal dari tata surya kita
menimbulkan spekulasi bahwa benda yang diduga asteroid tersebut
sebenarnya adalah pesawat angkasa luar atau paling tidak “probe”
yang dikirim oleh peradaban alien lain di luar sana? Apa itu “probe”?
Probe adalah drone atau pesawat kecil tak berawak yang dikirim ke
luar angkasa. NASA sudah berkali-kali mengirim probe, salah satu yang
terkenal adalah Mars Rover yang dikirim untuk menyelidiki kondisi
planet merah tersebut.
Ilmuwan
top-pun seakan-akan setuju dengan opini radikal ini. Bahkan nama
ʻOumuamua yang sengaja disematkan pada objek itu berarti “the
first scout”. “Scout” adalah istilah dalam bahwa Inggris bagi
prajurit yang dikirim untuk tugas mata-mata. Jadi, apakah ini berarti
objek misterius itu adalah pesawat yang dikirim alien untuk
memata-matai kita?
Oke,
postingan ini sudah cukup panjang jadi gue akan melanjutkannya di
artikel lain. Sembari mengakhirinya, gue ingin mengajak kalian
kembali ke awal. Apakah menurut kalian video yang dirilis Pentagon
yang membuktikan keberadaan UFO sebagai sesuatu yang perlu
ditakutkan? Apakah kalian benar-benar percaya pada alien dan
kira-kira apa yang terjadi jika mereka benar-benar datang?
Sumber
artikel: Wikipedia (Fermi Paradox), Wikipedia ('Oumuamua), Big Think
Kalau baca soal alien-alien gini kenapa jd merasa pinter ya 😂 Terima kasih bang dave atas ilmunya!
ReplyDeleteDuh :((
ReplyDeleteGini amat
Xenophobia gw meronta meronta sehabis membaca artikel ini. Thanks bang udah sharing :D
ReplyDeleteKalau alien gua gak prcaya, kcuali malaikat gua percayaaa
ReplyDeleteJangan2 oumuamua itu mon calamari yg menuju ke bumi untuk menegakkan galactic rebel di muka bumi ini, dan kita bisa ketemu luke skywalker dong
ReplyDeleteyang menyebabkan non gravitational acceleration itu apa?
ReplyDelete