Hai
guys, balik lagi ke bahasan gue yang nyasar dari bahas kasus
narkobanya Roy Kiyoshi ke ilmu fisika dan “String theory” (jauh
banget yak). Gue harap kalian belum puyeng dan masih bisa ngikutin.
Melanjut postingan sebelumnya, gue akan membahas dimensi keenam
hingga kesepuluh. Jika kalian nggak paham, jangan khawatir, sebab
membahas kesepuluh dimensi ini memang di luar nalar dan bisa berujung
pada kegilaan hiks.
SIXTH
DIMENSION
Dimensi
VI akan membawa kita kembali ke konsep Dimensi III. Dimensi III
memiliki “panjang”, “lebar”, dan “kedalaman” dan siapapun
yang berada dii Dimensi III (which is us) bisa bergerak dalam tiga
arah: kanan-kiri, naik-turun, dan juga maju-mundur. Kita
berandai-andai saja jika ketiganya berlaku untuk timeline hidup kita.
Nah di
Dimensi V kita membahas tentang Alexa yang bisa mondar-mandir nggak
hanya ke masa lalu dan masa depan (kanan-kiri), tapi juga bisa
mengambil percabangan lain (naik-turun). Sekarang di Dimensi VI, dia
bisa melakukan hal yang lebih ekstrim lagi. Ia bisa pergi ke dunia
paralel lain yang sama sekali tak melibatkan timeline-nya.
Adanya
Dimensi V membuat kita berpikir, bagaimana ya jika seadainya kita
membuat pilihan yang berbeda? Bagaimana ya jika seandainya Alexa
tetap jualan cincau, bagaimana jika ia jadi dokter, bagaimana jika ia
jadi pengacara? Tapi ingat, di seluruh dunia bukan cuman Alexa saja
yang hidup di sana. Masih ada orang-orang lain. Katakanlah
orang-orang itu membuat keputusan-keputusan yang berbeda, tentu akan
muncul percabangan-percabangan semesta paralel yang tak terhingga
jumlahnya.
Maka
dari itu, untuk protagonis di Dimensi VI, kita ambil tokoh baru yang
gue namai Elena. Katakanlah Elena ini penghuni Dimensi VI dan ia
masuk ke berbagai timeline percabangan dunia paralel milik Alexa
dimana Alexa mengambil berbagai pilihan hidup yang berbeda, yakni di
dunia A dimana Alexa malas belajar dan juragan cincau; lalu dia pergi
ke dunia B dimana Alexa rajin belajar dan jadi dokter; lalu ke dunia
C dimana Alexa menjadi pengacara.
Jika
Alexa di Dimensi V adalah penjelajah waktu, maka Elena di Dimensi VI
adalah penjelajah universe paralel.
Tak
hanya itu, ia bisa menjajal keingintahuannya semisal, dengan pergi ke
semesta dimana ibu Hitler keguguran sehingga Hitler tak pernah
dilahirkan. Seperti apakah kehidupan di sana? Alexa bahkan bisa masuk
ke dunia-dunia paralel lain dimana ia seharusnya tak ada di sana.
Semisal ia bisa berpetualang ke sebuah dunia dimana Bumi tak pernah
tertabrak asteroid dan dinosaurus masih hidup (berarti mungkin
manusia tak pernah ada). Atau dia mungkin pergi ke sebuah timeline
dimana kehidupan di Bumi tak pernah ada karena hancur ditabrak meteor
dan justru malah Mars-lah yang memiliki kehidupan.
Kita
perlu ingat, bahwa segala kemungkinan yang membentuk Multiverse nggak
hanya sebatas pilihan yang kita buat. Tiap orang memilih pilihan
berbeda sehingga akan membuat multiverse lain. Dan tak hanya manusia,
bahkan hewan pun membuat pilihan-pilihan berbeda, membentuk ke
multiverse lain. Tak hanya makhluk hidup, hembusan angin, arah debu
yang terbang, kemana jatuhnya butiran hujan, lintasan partikel di
seluruh alam semesta, semuanya bisa saja membuat pilihan yang
berbeda, melahirkan multiverse dengan kemungkinan tanpa batas. Semua
kemungkinan itu ada sejak Big Bang, yakni permulaan penciptaan alam
semesta yang kita tinggali saat ini.
Semua
kemungkinan sejak awal mula penciptaan alam semesta itulah yang
disebut Dimensi VI. Mulai sekarang, gue akan mencontohkan multiverse bukan sebagai sebuah titik, namun sebagai sebuah lingkaran, seperti di atas (untuk membuatnya berbeda dengan dimensi-dimensi sebelumnya).
SEVENTH
DIMENSION
Dimensi
I hingga VI semuanya memiliki satu syarat, bahwa segala yang terjadi
di sana, entah itu perjalanan waktu ataupun penjelajahan dunia
paralel, harus terjadi dalam satu kondisi inisial (awal) yang sama.
Dan di alam semesta yang kita tinggali ini, tak ada yang lebih awal
ketimbang “Big Bang”. Dan disinilah letak “keabsurdan” empat
dimensi terakhir ini. Sebab Dimensi VII hingga X sudah bukan lagi
tentang pilihan kita yang membentuk multiverse, namun pilihan Tuhan
yang berkehendak menciptakannya.
“Big
Bang” atau “Ledakan Besar” adalah peristiwa yang menciptakan
seluruh alam semesta ini. Namun bagaimana jika “Big Bang” tak
pernah terjadi, atau digantikan oleh peristiwa lain, katakanlah
“Small Bang” yang gue sendiri nggak tahu itu apa. Kondisi insial
yang berbeda itu akan menyebabkan seluruh hukum fisika di semesta
tersebut sama sekali berbeda.
Bisa
saja di sana air mendidih jika didinginkan dan membeku jika
dipanaskan. Mungkin saja disana 1+2 bukan 3 namun 9. Bisa saja kecepatan cahaya di sana bukan 3x108 m/s tapi 3x108 cm/s sehingga lebih lambat ketimbang kecepatan suara. Mungkin
saja tak ada gravitasi sehingga manusia (jika ada) bisa terbang
semaunya. Mungkin saja planet-planet di sana berbentuk kubus, bukan
bola. Mungkin saja di sana cewek yang selalu salah, bukan cowok.
Mungkin saja di sana cowok nggak pernah bohong dan cewek nggak pernah
nyakitin. Mungkin saja di sana Indosiar bisa memproduksi sinetron
sekualitas “Chernobyl”. Yang jelas, semua hukum alam yang kita
tahu takkan berlaku di sana.
EIGHT
DIMENSION
Kembali
ke pola semula, jika kita membuat percabangan di Dimensi VI maka
voila, kita mendapatkan Dimensi VIII.
Katakanlah
tokoh utama kita sekarang bernama Æ-§7889¿ (maklum dia kan dari
multiverse yang sama sekali berbeda dengan kita). Dia hidup di sebuah
universe dimana dia bisa terbang karena gaya gravitasi nggak berlaku.
Bisa saja dia menggunakan kemampuannya terbang untuk menyelamatkan
orang-orang atau mungkin saja dia bakalan diam saja dan nggak
melakukan apa-apa. Nggak hanya itu, Æ-§7889¿ juga bisa memajukan dan memundurkan waktu sesukanya di multiverse miliknya. Kemungkinan-kemungkinan itu akan membentuk dunia
paralel, yang jika digabungkan dengan kemungkinan di multiverse kita
akan membentuk dimensi ke-8.
NINTH
DIMENSION
Oke,
katakanlah Æ-§7889¿ (dibaca “Ngok Ngok”) kini memiliki
kekuatan super karena ia berada di Dimensi IX. Ia bisa pergi ke semua
multiverse paralel bahkan ke dunia kita, ke semua timeline yang ia
mau (baik ke masa depan maupun masa lalu), bahkan menelusuri semua
kemungkinan dari semua universe dari semua multiverse yang ia
kunjungi. Kita bisa mengatakan, semakin tinggi dimensi kita, semakin
dekat kekuatan kita dengan Tuhan.
TENTH
DIMENSION
Bisa
dibilang membayangkan seperti apa Dimensi X sangatlah sulit tanpa
membuat manusia menjadi gila. Di sinilah titik yang gue sebut sebagai
“Multiverse of Madness” karena segalanya menjadi mungkin dan kita
bisa melakukan apapun. Dinilah batas kewarasan kita diuji, maka bisa
dibilang mustahil memahami apa itu Dimensi X.
SO WHERE
ARE THEY?
Mungkin
kalian bertanya, jika memang ada 10 dimensi, dimana mereka? Mengapa
kita hanya bisa merasakan sampai 3 dimensi (4 lah maksimal). Lalu
yang enam kemana? Apa disembunyikan si Ngok Ngok tadi?
Jawabannya
mungkin sangat aneh. Kesepuluh dimensi itu sebenarnya ada di
depan mata kita, namun kita tak menyadarinya.
Untuk
menjelaskannya, lagi-lagi kita harus membuat pengandaian. Anggap saja
di depan kita ada sebuah kereta api. Kereta api, seperti kita tahu,
memiliki tiga dimensi ruang, diwakili “panjang”, “lebar”, dan
“kedalaman”. Jika kereta api itu tepat berada di depan kita, kita
akan jelas melihatnya sebagai benda berdimensi tiga.
Lalu
katakanlah begini. Kamu melihat kereta itu tepat dari samping
sehingga kami nggak bisa melihat kedalamannya, dengan demikian kereta
itu terlihat hanya punya “panjang” dan “lebar”, sehingga
terlihat seperti makhluk dua dimensi.
Kita
coba cara lebih ekstrim lagi. Bagaimana jika kita melihatnya dari
kejauhan, semisal dari atas dari google earth? Mungkin kita kini
hanya melihatnya sebagai sebuah garis yang panjang. Jadi, kereta yang
semula berdimensi tiga, di mata kita menjelma menjadi berdimensi
satu.
Bagaimana
jika kita melihatnya lebih jauh lagi? Maka kereta api itu hanya
terlihat seperti sebuah titik, yakni dimensi 0. Tapi itu tidak
berarti kereta api tak berdimensi, bukan? Kita semua sudah tahu bahwa
kereta api memiliki tiga dimensi.
Sama
seperti dimensi keempat, kita kadang tak menyadarinya. Jika kita
melihat sebuah rumput semisal, kita hanya melihatnya diam, mungkin
hanya bergerak sedikit ketika tertiup angin. Maka, kita hanya melihat
rumput sebagai objek berdimensi tiga. Tapi jika semisal kita
merekamnya, katakanlah selama sebulan, lalu melihat rekaman itu
dengan cara mempercepatnya, maka kita akan melihat bahwa rumput itu
tumbuh dan bertambah tinggi. Maka kitapun menyadari, bahwa rumput itu berdimensi empat,
yakni memiliki dimensi waktu pula.
Hal ini
berlaku pula bagi 6 dimensi di atas kita. Penjelasan paling mungkin
mengapa kita belum “melihat” keenam dimensi mulai dari Dimensi
V-X hanya ada dua, yakni antara keenam dimensi itu “bersembunyi”
dari kita, ataukah kita sendiri yang “bersembunyi” dari keenam
dimensi itu.
CALABI-YAU
MANIFOLD
Tibalah
kita ke struktur yang disebut Calabi-Yau Manifold. Gue nggak akan
terlalu dalam membahas struktur apa ini (terlalu berbau matematika
tingkat tinggi yang bakal bikin kalian puyeng), tapi yang jelas
lipatan ini berkaitan erat dengan “menghilangnya” keenam dimensi
dari indra kita. Seperti gue jelaskan tadi, kita tak bisa menyadari
kehadiran dimensi lain (atau salah menanggapi dimensi lain) karena
perbedaan jarak pengamatan kita (seperti analogi kereta tadi). Jadi,
lagi-lagi “jarak” adalah jawaban atas pertanyaan kita.
Hanya
ada dua opsi yang ditawarkan para ilmuwan untuk menjawab dimana letak
keenam dimensi dari urutan 5-10 itu. Yang pertama, keenam dimensi itu tertekuk dan terlipat dalam Calabi-Yau manifold dalam ukuran yang amat kecil,
sehingga kita tak bisa mengobservasinya. Jika ini benar, maka secara
teori kita mungkin bisa menyaksikan mereka seandainya kita bisa
mengecilkan ukuran tubuh kita seperti Ant Man.
Yang
kedua berteori sebaliknya. Justru alam semesta kita (berserta keempat
dimensi yang kita diami, yakni Dimensi I-IV) yang terlipat dalam
ukuran mahakecil, sehingga kita takkan mampu mengobservasi
dimensi-dimensi lain yang jauh lebih besar dari kita. Namun,
makhluk-makhluk dari dimensi lebih tinggi, mungkin bisa menyaksikan kita
menggunakan teknologi tertentu, semacam mikroskop supercanggih. Tentu, kedua
teori itu, walaupun berlawanan, tetap menarik bagi kita.
“EVIL
AXIS” MEMBUKTIKAN MULTIVERSE?
Sama
seperti gue mencoba memberikan bukti tentang kedatangan alien ataupun
kemungkinan adanya peradaban lebih tinggi dari kita melalui 'Oumuamua
dan Bintang Tabby di episode sebelumnya, gue juga akan memberikan
“bukti” terdekat kita tentang keberadaan Multiverse, atau paling
tidak, adanya universe lain di luar kita.
Bukti
itu bernama CMB Cold Spot. Karena namanya yang kurang mentereng,
beberapa ilmuwan menyebutnya dengan nama yang lebih menakutkan, yakni
“Axis of Evil” atau gue lebih suka menyebutnya “Gerbang Iblis”.
Sejak
tahun 2001, sebuah pesawat angkasa luar bernama “Wilkinson
Microwave Anisotropy Probe” atau WMAP mengukur sebuah anomal ganjil
di langit, tepatnya di Konstelasi Eridanus. Ada sebuah titik di sana
yang bersuhu lebih dingin dari seluruh alam semesta. Suhu di sana,
tanpa sebab yang jelas, drop sekitar 70 μK dari suhu rata-rata alam
semesta, yakni sekitar 2,7 K (terwarnai biru di gambar di atas). Hal ini dianggap teramat aneh dan tak bisa
dijelaskan oleh akal sehat, bahkan oleh para saintis yang terkenal
memiliki otak brilian sekalipun. Kalo suhu lebih tinggi mah biasa,
bisa kita tebak karena ada bintang di sana. Tapi kalo lebih dingin?
Apa mungkin ada kulkas melayang di sana?
Hingga
kini para ilmuwan tak tahu pasti apa penyebab menurunnya suhu di
sana. Seorang srikandi di bidang kosmologi (ilmu yang mempelajari
asal usul alam semesta) bernama Laura Mersini-Houghton pun mengajukan
teori kontroversial. Spot dingin tersebut disebabkan karena tabrakan
antara alam semesta kita dengan alam semesta lain di luar sana.
Memang bisa dilogika, jika kita berada di multiverse yang terdiri
atas universe-universe yang berbeda, maka pasti ada kemungkinan tiap
alam semesta itu bisa bertabrakan. Bahkan galaksi saja bisa
bertabrakan dan saling memakan.
Pertanyaan
lain muncul. Apakah alam semesta yang menabrak kita itu alam semesta
yang baik ataukah jahat? Alien di universe kita saja sudah membuat
kita khawatir (lihat postingan gue tentang teori “Dark Forest”),
apalagi penghuni alam semesta lain. Jangan sampai titik dingin ini
menjadi pintu gerbang alam lain seperti kisahnya “Strangers Things”
dimana para demogorgon menyerang dunia kita melalui pintu menuju
dunia mereka, Upside-Down.
Karena
teori menakutkan inilah, tak sedikit ilmuwan pengikut Laura yang
menjuluki titik dingin ini sebagai “Axis of Evil”.
Walaupun
menggelitik kuping, jangan sampai ya teori ini menjadi kenyataan.
Jika benar “Axis of Evil” benar menjadi gerbang universe lain,
berarti pengorbanan Roy Kiyoshi untuk menjaga kestabilan multiverse
kita dengan membiarkan dirinya tertangkap dan nggak menciptakan
“branch” parallel universe lain sia-sia dong?
SUMBER
ARTIKEL: WIKIPEDIA (String Theory), WIKIPEDIA (CMB Cold Spot), Wikipedia (Calabi-Yau manifold), PHYS.ORG, TOP TENZ, UNIVERSE TODAY
Penjelasan bang Dave keren banget, gak ngebosenin, malah bikin nagih, mantul bang Dave!!!
ReplyDeleteBuset Bangdep
ReplyDeleteBerat beraat beeraat
Untung dah buka
Wuahh! Gak nyangka bang dave update hari ini. Thanks bang
ReplyDeleteAda satu lagi teroi Bang.
ReplyDeleteTeori Taoist, dikatakan bahwa alam semesta kita hanyalah sebuah wadah spiritual dari makhluk yang tingkatnya sangat tinggi.
Wah gue sih masih batasin bahasan ini ke ilmu fisikanya, belum masuk ke memetafisika hehehe. Bsk deh kalo artikel berikutnya gue bahas aspek metafisikanya.
DeleteAda jg kok teori (namanya matriks kalo ga salah) yang isinya seluruh alam semesta itu itu cuma simulasi komputer makhluk yg intelegensinya lebih tinggi aja
Coba liat akun instagram "whatif.show" bang daveee untuk penjelasan cold spotnya.. thnks
ReplyDeletehttps://www.instagram.com/tv/B_2exv4gkY1/?igshid=1s0brcvmyyjel
ReplyDeletehttps://www.instagram.com/tv/B_2exv4gkY1/?igshid=1s0brcvmyyjel
ReplyDeleteKembali ke Roy Kiyoshi, apabila dia merubah timelinenya dpt mengakibatkan butterfly effect yg buruk begitu?
ReplyDeleteIts been a while!
ReplyDeleteYaampun masih aktif, hampir takut blog ini sudah kemana karena bertaun2 ku berdosa tidak menengok 😂 syukur syukur
Kalo memang ada multiverse, berarti di dunia sono juga sama-sama gak mampu melintas antar verse. Lagian kalo kasus si roy dikaitkan ama spring teori kayaknya konyol. Wkwkwkw
ReplyDeleteKereeeen anjayy,,,
ReplyDeleteHalo bang, mau izin jadiin bebrapa cerita abang yang horor buat konten youtube boleh kah?
ReplyDeleteMampir kesini dg niat buat cari hiburan..ketemu artikel yg mengandung nama "roy kim00cih" awalnya males buat baca..tapi ternyata malah mendapat wawasan seabreg..blok ente emang tjaQeub��
ReplyDelete~pembaca artikel horor MBP sejak 2014
Bang gue curiga kalo anaknya Elon Musk yang dikasih nama x æ a-12 sebenarnya datang dari dimensi ke IX, soalnya namanya mirip si ngok-ngok (Æ-§7889¿). Apa jangan-jangan pengucapannya pun sama? Hanya tuhan yang tau.
ReplyDelete