Judul Asli: “Eating The Bones Of The Dead”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Ketika aku masih di sekolah dasar, nenekku dari pihak ayah meninggal. Cerita ini tentang apa yang terjadi di pemakamannya. Cerita ini senantiasa menggangguku sejak kecil.
Judul Asli: “Eating The Bones Of The Dead”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Ketika aku masih di sekolah dasar, nenekku dari pihak ayah meninggal. Cerita ini tentang apa yang terjadi di pemakamannya. Cerita ini senantiasa menggangguku sejak kecil.
Judul Asli: “What I Found On The SD Card”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Ini cerita menakutkan yang kualami.
Jadi, beberapa waktu lalu aku pergi
ke sebuah department store. Aku duduk di bangku untuk merokok setelah aku
selesai berbelanja ketika aku melihat ke tempat sampah di sebelahku. Seseorang telah
membuang ponsel di dalamnya. Seharusnya aku membiarkannya di sana, tapi karena
penasaran, aku tetap mengambilnya. Sepertinya handphone itu sudah rusak, seakan
ada yang membantingnya.
Judul Asli: “I Saw Something Strange Yesterday On My Way Home”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Aku pergi ke pesta akhir tahun
perusahaan kami kemarin dan melihat sesuatu yang aneh dalam perjalanan pulang. Aku
turun di stasiun terdekat dan sedang berjalan pulang ketika tiba-tiba semuanya
menjadi berkabut. Aku hampir tidak bisa melihat sejauh 20 meter di depan.
Aku hanya tinggal sekitar 10 menit dari stasiun, jadi aku sedikit khawatir, tapi terserahlah. Lalu aku melihat sesuatu di kejauhan datang ke arahku. Terlihat seperti seseorang, tetapi itu bukan hanya satu orang. Ada beberapa.
Judul Asli: “Ryokan Job Offer”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Ini semua terjadi tepat dua tahun yang lalu. Aku sedang sibuk mencari pekerjaan. Hari-hari terasa panas selama libur musim panas dan keringatku bercucuran saat aku menelepon tentang pekerjaan. Tapi, untuk beberapa alasan, tidak ada pekerjaan apapun. Huh, selama liburan musim panas ini tentu saja aku banyak saingan karena banyak yang mencari pekerjaan juga. Aku menjatuhkan diri ke lantai, lelah, dan menggumamkan kata-kata makian dengan kesal saat aku membolak-balik halaman iklan pekerjaan di sebuah majalah.
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Beberapa tahun yang lalu, aku biasa bekerja paruh waktu di sebuah toko video lokal di kota kecil kami. Kami bukan toko franchise besar, tetapi milik pribadi. Yah, saat itu (sebelum internet marak) toko video seperti ini biasa menjual majalah dan video porno.
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Judul Asli: “Night Is Coming”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Judul Asli: “Mikaeri Bridge”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Ada sebuah jembatan di kota Kami,
Prefektur Kochi, dengan nama Jembatan Mikaeri. Jembatan ini adalah jembatan
merah kecil di pegunungan dan dikatakan bahwa kalian tidak boleh melihat ke
belakang saat menyeberanginya di malam hari. Satu cerita terkenal mengatakan
bahwa jika kalian melakukannya, seorang wanita wajah menakutkan akan muncul di
sana, merangkak ke arah kalian.
Judul Asli: “Siren”
Sumber Gambar: Unsplash |
Kisah ini terjadi di pedesaan tempat
aku tinggal.
Aku tinggal di sebuah desa yang dikelilingi oleh pegunungan, di mana pada pukul 9 pagi, 12 siang, dan 6 sore setiap hari, stasiun pemadam kebakaran membunyikan sirene yang menandakan waktu. Mereka yang tinggal di kota mungkin tidak akan memahaminya, tetapi bagi orang-orang seperti aku yang lahir dan besar di sana, itu adalah kejadian sehari-hari yang normal.
Judul Asli: “The Charm My Grandmother Taught Me”
Sumber Gambar: Unsplash |
Ini semua dimulai sekitar 10 tahun yang lalu. Ketika aku masih kecil, ibuku bercerai dan membawaku kembali ke rumah keluarganya di pedesaan. Tempat itu adalah sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan dan tentu saja persawahan.
Judul asli: “The Most Dangerous Ghost Spot In North Kanto”
Sumber Gambar: Unsplash |
Kisah ini terjadi sekitar dua tahun
lalu. Mungkin bagi kalian kisah ini sama sekali tak menakutkan jika dibandingkan
dengan cerita-cerita di blog ini, tetapi kisah ini amat menakutkan bagiku, jadi
aku ingin kalian mendengarnya. Jika aku menuliskan nama tempat di cerita ini
dengan jelas, kalian pasti akan langsung menebak di mana lokasinya, jadi
maafkan aku jika aku terpaksa menggunakan nama palsu di cerita ini.
Aku dan beberapa temanku membeli semacam "peta hantu" dari sebuah toko buku dan menggunakannya sebagai panduan untuk kami berkeliling di berbagai lokasi “berhantu” selama musim panas.
Judul asli ”The Things Wandering In The Forest”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Kotak itu disebut kotoribako, artinya “kotak pencuri anak”. Benda itu dibuat antara tahun 1860-an hingga tahun 1980-an dan diisi dengan mayat anak-anak yang dibunuh oleh orang tua mereka. Di masa lalu, desa ini adalah desa para “burakumin” yang selalu mengalami diskriminasi dan penganiayaan yang mengerikan.
Karena penganiayaan itu begitu mengerikan, bahkan anak-anak mereka sering dibunuh. Desa Yoshida (bukan nama sebenarnya) berada di bawah kendali keluarga Yoshida dan penganiayaan di tangan mereka sangat mengerikan. Kemudian, ketika penduduk desa memiliki anak, sangat sulit untuk membesarkan mereka, karena mereka senantiasa mendapat diskriminasi dalam mencari pekerjaan. Karena alasan ini, seringkali para penduduk desa akan membunuh anak-anak mereka … kalian mengerti apa yang aku katakan sejauh ini, bukan?
Maaf membuat kalian semua menunggu. Wow, cerita ini ternyata meledak, bukan? Bahkan aku jadi sempat terkenal hahaha. Aku tinggal jauh di pedesaan, jadi tolong berhenti mencari tempat tinggalku. Jika ada turis-turis berdatangan, itu akan menakutkan.
Tentu saja, karena cerita ini
meledak, aku menjadi sedikit khawatir, jadi aku menelepon M dan S untuk memberi
tahu mereka apa yang sedang terjadi. M berkata, “Bahkan jika mereka tahu di
mana kita tinggal, sepertinya mereka tidak tahu detailnya, jadi berhentilah
mengkhawatirkannya.”
Aku mengambil kesempatan untuk menanyakan M beberapa hal.
“Kotoribako” merupakan urban legend Jepang pertama yang akan gue hadirkan di blog ini (urban legend lainnya akan menyusul). Karena panjangnya cerita ini, kisahnya akan gue bagi menjadi 3 bagian. “Kotoribako” menceritakan tentang sebuah kotak yang mengandung kutukan yang melegenda di Jepang. Seperti apakah asal-usulnya dan kutukan apa yang bisa diakibatkannya?
Mari kita ikuti kisahnya bersama.
Hallo guys, untuk kesempatan kali ini gue mau berterima kasih pada semua pendukung gue di Karyakarsa semenjak awal dibukanya akun Karyakarsa gue semenjak setahun yang lalu. Maaf ya, seharusnya sih gue ngasih tribute ini di tiap akhir postingan di blog ini, tapi karena gue selalu saja kesulitan mentransfer file CSV dari Karyakarsa (hasilnya selalu berantakan) maka niat itu selama beberapa bulan terakhir gue urungkan. Namun kali ini gue bermaksud menebus kesalahan gue itu dengan membuat postingan tribute ini.
Gue memutuskan membagi para Karyakarsa-ers gue menjadi 3 level berdasarkan dedikasinya:
LEVEL JACK THE RIPPER
Ini nig level tertinggi, diambil dari nama pembunuh berantai yang pernah beraksi di Inggris dan nggak pernah tertangkap. Selain psikopat dia juga lihay, makanya cocok buat para pendukung paling setia gue di Karyakarsa hehehe. Untuk masuk level ini, kalian harus minimal mendukung gue selama 5 bulan. Jika kalian mendukung gue kurang dari itu (di level sebelumnya) tapi memberikan tip, kalian juga berhak kok masuk ke grup ini.
Nama-nama member setia grup ini selama setahun terakhir ini adalah:
Junwesdy Sinaga
Sinyo Kulik
Ananda Nur Fathur Rohman Prast
Adhitya Sucipto
Maulii Za
Rio Ali Adithia
Elliot Beilschmidt
Ciepha Ummi
Rahmayanisma
Albian Ocot
Rahadian Pratama Putra
Radinda
Alihutapea
Fitriani
Steven Alexandro
Nama para member level ini juga rencananya akan gue taruh di header blog gue sebagai bentuk tribute, jadi ditunggu aja!
LEVEL TED BUNDY
Level Ted Bundy diperuntukkan bagi para pendukung gue yang sudah mendukung selama 2-4 bulan atau member level sebelumnya yang ngasih tip. Berikut ini nama-namanya:
Riani Azhafa |
Auliapratamaputri |
Ilmiyatun Ainul Qolbi |
PJ Metlit |
Sharnila Ilha |
Amelia Suci Wulandari |
Audita Fahmil |
Jelita Jasmine |
K Margaretha |
Kinare Amarill |
Paramita |
Popy Saputri |
Utami |
Victria Tan |
Rasye |
Adhellistine |
Akhmad Zulfikar |
Alief Rahmansyah |
Egi Pradana |
Dyah Ayu Andita Kumala Dinda |
Laraswati Kharismariyadi |
Ema Rahmawati |
Johanna ZJ |
KAISOO 1214 |
Marcella F |
Marwah |
Merry Lim |
Nicky Gayatri |
Ragil Winata |
Rara |
Rivandy |
Rose |
Sekar Tandjoeng |
Silmi Nabila |
Syahfitri |
Jeremy Yoppi |
LEVEL CHRIS WATTS
Level Chris Watts diperuntukkan bagi member Karyakarsa-ers yang baru mendukung selama sebulan. Ayooo ditingkatkan biar masuk ke level selanjutnya!
Ahmad Ikhsan, Aly Fikri, Angga Andrio, Anggraeni Suprianto, Cacing Caripit, Dana Xylin, DanKun 1388, Deni Hermanto, Dennis Bramasta, Dina Nurdiani, Dzaki Naufal, Gani Sutrisna, Hana , Irwan Hadadi, Ita Puspita, Jefry , Kay Indar, Keny Leon, Kokoh Dwiko, Kurnia Rahmad, Latif Hidayah, Murti Hapsari, Nadia Hayyu, Nashki 19, Ratna Shinta Dewi, Reiro , Rifqi Fahmi, Riztia Chairunnisa, Singgih Nugraha, Tanti Patria , Tegar Gustian, Tieya Aulia, Ufairah Nur, Wella , Yon , Yoonji Min, Yuni, Yusril Sinaga, Zahra Ayu
Terima kasih banyak ya atas semua dukungannya yang semakin membuat gue semangat untuk membuat karya-karya baru. Jika kalian ada ide postingan silakan aja post di kolom komen postingan gue di Karyakarsa, itu hak kalian kok. Siapa tahu membuat gue terinspirasi untuk membuat postingan baru.
Once again, thanks! Dan buat kalian yang belum gabung, silakan gabung untuk dukung karya anak negeri (maksudnya gue xixixixi). Cuma 20 ribu rupiah kok per bulan, harga belum naik!