Judul Asli: “Night Is Coming”
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH |
Aku mengunjungi berbagai kantor real
estate dan menemukan satu tempat yang tampak luar biasa. Lokasinya lebih dekat
ke kampusku ketimbang yang terakhir. Lumayan, karena lokasinya cukup dekat, aku
jadi bisa menghemat ongkos transportasi. dijangkau tanpa menggunakan kereta
api, Ditambah lagi, sewanya lebih murah ketimbang apartemenku yang lama. Keheranan,
ketika aku melihat tempat itu, aku bertanya pada agen real estate yang
mengajakku berkeliling, “Apakah ada alasan khusus mengapa tempat ini begitu
murah?”
Dia tampak enggan sejenak sebelum akhirnya
mengajakku pergi ke luar ke belakang apartemen itu. Ada kuburan di sana. Pemakaman
itu dikelilingi oleh pagar besar, jadi kalian tidak bisa melihatnya dari luar.
Rupanya karena pemakaman inilah
harga sewanya lebih murah, kata agen
real estate itu. Tapi itu tidak terlalu menggangguku. Maksudku, apartemen
kosong itu ada di ujung lantai dua dan aku bahkan tidak bisa melihat kuburan itu
dari jendela. Lagian, tanggal dimana aku harus keluar semakin dekat, jadi aku
memutuskan untuk mengambilnya.
Ketika dia menunjukkan dapurnya, aku
melihat sebuah kotak logam merah di atas kompor, tepat di samping kipas
ventilasi. Letaknya sekitar 10 sentimeter di bawah langit-langit, pada
ketinggian yang tidak bisa dijangkau seseorang bahkan dengan memanjat kursi
sekalipun.
"Apa itu?" aku bertanya.
“Oh, itu detektor gas,” jawab agen
itu. benda itu memang memiliki lampu berkedip kecil di tengah, jadi penjelasan itu
masuk akal. Pada saat itu aku tak begitu ambil pikir, tetapi melihat ke
belakang sekarang, rasanya aneh bahwa warnanya merah.
Singkat kata, akupun pindah. Aku
tidak punya banyak barang, jadi aku meminta salah satu teman kampusku untuk
membantuku pindahan daripada menyewa pick up dan jasa pindahan.
Malam itu aku membelikannya pizza
sebagai ucapan terima kasih dan kamipun minum sake di apartemen baruku.
“Ada sesuatu tentang tempat ini… ”
katanya tiba-tiba.
"Apa maksudmu?"
“Jangan salah paham atau apa, tapi
bukankah tempat ini terasa sedikit… gelap? ”
Sejujurnya, aku merasakan hal yang
sama, tetapi aku pikir itu karena lampunya sudah tua. Itu adalah lampu neon jenis
lama, jadi aku memutuskan untuk berbicara dengan pengurus apartemen untuk
mengubahnya menjadi LED di beberapa titik.
Sebulan berlalu dengan damai.
Lampunya kuno ternyata tidak bisa diganti ke LED, tapi ketika paling tidak lampunya
menyala.
Kemudian bulan lalu, sekitar jam 8
malam, aku pulang dari pekerjaan paruh waktuku dan sedang memasak di dapur. Aku
memang lebih suka memasak di rumah setiap hari untuk menghemat uang. Tiba-tiba
sedikit minyak panas melompat dari wajan dan mengenai wajahku. Aku menabrak
dinding karena terkejut. Suara sirene mulai berbunyi di atas kepalaku. Ketika aku
melihat ke atas, lampu detektor gas berkedip-kedip.
Aku panik dan dengan cepat mematikan
kompor, tetapi aku tidak mencium bau gas. Mungkin alat itu menyala tiba-tiba
karena aku menabrak dinding, pikirku, dan akupun mengambil kursi dari ruang
tamu untuk memeriksanya. Namun saat aku kembali, alarm itu sudah berhenti
berkedip.
Sekitar dua minggu setelah itu, aku
pulang larut malam, sekitar jam 11 malam. Aku mengambil minuman dari lemari es
dan kemudian teleponku berdering. Telepon itu dari ibuku.
“Halo, Ma? Kenapa Mama meneleponku
selarut ini?” biasanya ibuku sudah tidur jam segini.
"Papamu sedang tidak enak
badan." katanya dengan suara riang seperti biasanya.
"Hah? Apa yang Mama
bicarakan?"
Ayahku telah meninggal empat tahun
sebelumnya. Apa yang ibuku bicarakan? Ibuku kini tinggal bersama kakak
laki-lakiku dan keluarganya.
Setelah keheningan singkat, dia
akhirnya berbicara. “ … Apakah kamu juga mati lampu di sana?”
“Apa yang Mama bicarakan? Apakah di
sana sedang mati lampu?” mungkin itulah penyebab ibuku terbangun malam-malam.
“Jika listrik di tempatmu sudah mati
… berarti malam akan datang. "Kemudian dia menutup telepon. Saat itu juga,
lampu di kamarku padam.
“Hah? Apa yang…? Kok benar-benar
mati lampu? ”
Detektor gas mulai berdering. Lampu
merah menyala mati, menerangi langit-langit.
"Sial, apa yang harus kulakukan?"
Aku berjalan ke dapur dalam
kegelapan, tapi gasnya tidak menyala. Pikiran pertamaku adalah bahwa aku harus
menghentikannya entah bagaimana, tetapi ketika aku sedang bingung akan apa yang
harus kulakukan, suara dan kedipan lampu itu berhenti dan aku tiba-tiba
terjebak dalam kegelapan pekat.
Aku membuka tirai. Aku seharusnya
bisa melihat lampu jalan di bawah, tetapi mereka juga mati, yang berarti
seluruh area mengalami pemadaman. Tapi tidak ada gempa bumi dan yang jelas
tidak ada hujan dan angin ribut. Bagaimanapun, tidak ada yang bisa aku lakukan,
jadi aku meraba-raba mejaku dan mengeluarkan senter. Aku menyalakannya dan
untuk sesaat lampu senter itu menyala sebelum akhirnya padam juga dan melemparkan
aku kembali ke dalam kegelapan.
Hebat, baterainya habis dalam waktu
yang sangat tidak tepat.
Aku membuka pintu depan dan keluar
ke koridor. Sepertinya seluruh kota mengalami pemadaman listrik.
"Oh ya, coba tetangga sebelah!”
Aku memperkenalkan diri kepada tetanggaku ketika aku pertama kali pindah,
mereka adalah mahasiswa dari kampus yang sama. Aku menekan bel pintu, tapi
tidak ada suara. Ah, dasar bodoh, pikirku, pasti belnya ikut mati juga kan? Akupun
kemudian mengetuk pintu sebagai gantinya.
Pintu terbuka sedikit dan sebuah
suara memanggil, "Siapa itu?"
"Saya Yamao dari kamar
sebelah," kataku.
Aku mendengar kunci rantai dilepas
dan kemudian pintu terbuka.
"Maaf, listrik tiba-tiba padam,
jadi saya ingin tahu apakah Anda tahu apa yang sedang terjadi?"
"Masuklah."
Ruangan itu diterangi cahaya oranye.
Sebuah lilin berkedip-kedip di atas meja TV.
“Wah, Anda sudah persiapan rupanya. Senter
saya bahkan tidak bekerja hahaha. Apakah Anda tahu mengapa listrik padam? Apa
ini sering terjadi di sini?”
“ …Karena malam akan datang.”
"Hah? Maksud Anda apa?"
"Coba lihatlah, ayo ke
sini."
Dia menggeser tirainya dan aku
melihat ke luar. Kuburan, yang tidak bisa kulihat dari apartemenku, bersinar
dengan warna pucat dan tampak penuh dengan orang.
"A-apa itu?"
“Orang mati akan keluar. Karena
malam akan datang.”
"Hah?"
Aku tiba-tiba menjadi sangat takut.
Dalam cahaya lilin, tetanggaku tampak seperti orang yang sama sekali berbeda.
Ya, dia bukan mahasiswa yang kukenal
tinggal di sini. Dia orang lain, pria yang lebih tua.
"Sa-saya akan pulang sekarang …"
kataku dan akupun berlari keluar kamar. Tentu saja, saat itu masih gelap
gulita. Ponselku tiba-tiba berdering lagi. Lagi-lagi itu dari ibuku.
“Ma, di sini juga mati listrik! Apa
yang sedang terjadi?"
“Sudah kubilang, malam akan datang.
Papamu akan segera datang.”
Aku melemparkan telepon ku, mengunci
pintu depan, dan langsung meringkuk di atas tempat tidur. Aku menarik selimut
ke atas kepalaku dan kemudian sesuatu mulai menggedor pintu depanku.
“Tok … tok … tok …”
Ketukan itu segera berubah menjadi
suara tendangan.
“BRAK! BRAK! BRAK!”
Aku berdiam di bawah selimut sambil
bergisik dan tak lama kemudia, suara-suara itu berhenti. Aku sama sekali
tidak mau keluar dari bawah selimut dan segera terlelap tidur.
Ketika aku bangun, sepertinya sudah
pagi. Ya, di luar cerah. Sudah lewat jam 9 pagi, tapi aku tidak ada kelas
sampai sore nanti.
Aku mengangkat teleponku. Tidak ada history
panggilan dari ibuku, seakan-akan beliau tak pernah meneleponku malam itu.
Listrik juga sudah kembali menyala. Aku ketakutan, tetapi aku pergi ke kamar sebelah
dan membunyikan bel pintu lagi.
"Pagi!" tetangga aku menyapa
dengan heran.
"Apakah ada pemadaman listrik
tadi malam?"
"Aku tidak tahu, aku tidak
melihat apa-apa." katanya. Mendengar nadanya, sepertinya dia juga tidak tahu
bahwa aku pergi ke apartemennya tadi malam. Aku memutuskan untuk tidak
mengatakan apa-apa.
Itu pasti mimpi. Ketika aku sampai
di rumah malam sebelumnya, hari sudah larut, dan aku pasti langsung tertidur.
Lalu aku memimpikan semuanya.
Itulah satu-satunya cara aku bisa
menjelaskannya. Untuk jaga-jaga, aku menelepon ibuku.
"Lho ada apa Sayang, tumben
menelepon Mama pagi-pagi begini?" beliau berkata.
"Apakah Mama meneleponku tadi
malam?"
"Tidak kok."
Yang tersisa hanyalah detektor gas.
Aku melihat kotak itu sekilas. Ada empat sekrup menahan kotak logam pada
tempatnya. Aku tidak bisa melakukan apa-apa pada saat itu, tetapi dalam perjalanan
pulang kuliahl, aku membeli obeng. Ketika aku kembali, aku membukanya.
Di dalamnya ada satu saklar besar,
seperti sekring. Letaknya ada di posisi atas. Di bawahnya ada secarik kertas
putih dengan tulisan "malam" di atasnya.
Kertas itu adalah ofuda, semacam
kertas mantra.
Aku mencoba menelepon pengelola
apartemen tetapi tidak ada jawaban, jadi aku menelepon pria dari kantor real
estate sebagai gantinya. Aku memberi tahu mereka bahwa aku ingin membatalkan
kontrakku. Ketika mereka bertanya mengapa, aku menjawab, “Aku melihat ke dalam
kotak detektor gas.”
“Oh, begitu.” Jawabnya santai,
seolah-olah dia sudah tahu apa alasanku, “Kalau begitu kami akan membatalkan
kontrak Anda untuk Anda. Sudahkah Anda memutuskan apartemen Anda berikutnya?
Jika belum, kami punya list apartemen-apartemen murah lainnya, tapi yah tentu,
selalu ada yang harus Anda hadapi jika Anda menginginkan harga semurah itu …”
Aku sangat marah sehingga aku
menutup telepon.
SUMBER: KOWABANA
SUPER THANKS BUAT KARYAKARSA'ERS YANG SANGAT SPECIAL INI:
Junwesdy Sinaga
K Margaretha
Radinda dan Ananda Nur Fathur Rohman Prast
JUGA UCAPAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA KARYAKARSA-ERS UNTUK DUKUNGANNYA DI BULAN DESEMBER INI:
Rahmayanisma, Sean Noyoucannot, Noval Fadil, Muhammad Aidil Fajri, Dyah Ayu Andita Kumala, Sharnila Ilha, Dinda Laraswati Kharismariyadi, Rose, Victria Tan, Maulii Za, Syahfitri, Cacing Caripit, Rio Ali Adithia, Sekar Tandjoeng, Steven Alexandro, Yoonji Min, Dennis Bramasta, Popy Saputri, Rio Ali Adithia
gk mudeng ending nya
ReplyDeleteKalau aku nangkepnya emang itu agen real estate juga tau ada konsekuensi semacam itu di apartemen yg ditinggali sementara ini, dan mungkin bangunnya orang mati itu memang suatu tradisi di sana yang cuma bisa dialami oleh yg kamarnya ada 'detektor gas'. Cmiiw.
Deletekayaknya ada yg gantung ya? kayak dalam proses translasinya ada yg kurang. "malam" ga di jelaskan secara detail, apakah saat dimana yg hidup akan mati dan yg mati akan hidup atau alat tersebut adalah detektor untuk "malam" itu
ReplyDelete