Kotak itu disebut kotoribako, artinya “kotak pencuri anak”. Benda itu dibuat antara tahun 1860-an hingga tahun 1980-an dan diisi dengan mayat anak-anak yang dibunuh oleh orang tua mereka. Di masa lalu, desa ini adalah desa para “burakumin” yang selalu mengalami diskriminasi dan penganiayaan yang mengerikan.
Karena penganiayaan itu begitu mengerikan, bahkan anak-anak mereka sering dibunuh. Desa Yoshida (bukan nama sebenarnya) berada di bawah kendali keluarga Yoshida dan penganiayaan di tangan mereka sangat mengerikan. Kemudian, ketika penduduk desa memiliki anak, sangat sulit untuk membesarkan mereka, karena mereka senantiasa mendapat diskriminasi dalam mencari pekerjaan. Karena alasan ini, seringkali para penduduk desa akan membunuh anak-anak mereka … kalian mengerti apa yang aku katakan sejauh ini, bukan?
Apa Anda tahu tentang pemberontakan
di Kepulauan Oki pada tahun 1860-an? Butuh waktu sekitar satu tahun untuk menekannya
itu, tetapi pada saat itu salah seorang pria yang terlibat melarikan diri ke
desa itu
(Perlu diingat, ketika M
memberitahukan tentang namanya, anehnya namanya sama denganku, maka aku
menyebut orang itu sebagai A, sama sepertiku)
A berlari sampai ke desa ini.
Orang-orang desa yang sudah di bawah beban berat berpikir dia akan membawa
lebih banyak masalah, maka mereka mencoba membunuhnya. Tapi kemudian A berkata
kepada mereka, “Jika kalian membantuku, aku akan memberi kalian senjata untuk
membalas dendam. Ketika penduduk desa bertanya kepadanya apa jenis senjatanya,
dia menunjukkan sebuah kotak kecil. Sebagai balasan apabila mereka
melindunginya, maka ia akan memberitahukan cara membuat kotak itu.
A kemudian memberi mereka satu
syarat lagi, yakni ia ingin mereka menyerahkan kotak pertama yang mereka buat
kepadanya. Jika mereka setuju, dia akan mengajari mereka cara membuatnya. Penduduk
desa setuju dan A menunjukkan kepada mereka cara membuat kotak itu. Rupanya A
mengatakan kepada penduduk desa bahwa setelah mereka mengetahui cara membuat
kotak dan mereka berubah pikiran, mereka masih bisa memilih untuk membunuhnya.
Begitulah seramnya kotak itu.
Langkah pertama adalah menyatukan
beberapa potongan kayu yang rumit menjadi sebuah kotak. Ini bertujuan agar kotak
ini tidak bisa dibuka dengan mudah dan juga merupakan bagian tersulit dari
prosesnya. Kalian bisa melihatnya, kan? Kotak itu tampak seperti teka-teki.
Selanjutnya, bagian dalam kotak diisi dengan darah binatang betina dan tutupnya
dipasang sebelum darahnya mengering.
Selanjutnya adalah interiornya. Ini
adalah asal usul nama “kotoribako”. Mereka memasukkan bagian-bagian tubuh anak
yang telah mereka bunuh ke dalam. Apabila dari bayi yang baru lahir, mereka
memasukkan tali pusar, ujung jari telunjuk hingga ruas jari pertama, serta usus
yang telah direndam darahnya. Untuk anak-anak hingga tujuh tahun, mereka
memasukkan ujung jari telunjuk dan usus mereka yang direndam dalam darah. Untuk
anak-anak hingga usia 10 tahun mereka memasukkan ujung jari telunjuk mereka.
Kemudian mereka menutup tutupnya. Jumlah anak di dalamnya menjadi nama kotak
tersebut". Satu anak adalah “ippou”, dua adalah “nihou”, tiga adalah “sanpou”,
empat adalah “shippou”, lima adalah “gohou”, enam adalah “roppou”, dan tujuh
anak disebut “chippou”.
A menekankan bahwa mereka tidak bisa
lebih tinggi dari itu. Kemudian, setiap kotak harus memiliki segel untuk
menunjukkan jenis kotak apa itu. Ippou memiliki segitiga, nihou segiempat, dan
seterusnya. Tapi kotak A sendiri, disebut “hakkai”, membutuhkan delapan anak di
bawah usia tujuh tahun. Selain itu, ia membutuhkan seorang wanita dan anak
tambahan. Dia memberi tahu penduduk desa bahwa dalam keadaan apa pun mereka
tidak boleh membuat hakkai lagi.
Pasti kalian akan berpikir mana ada
orang tua yang setega itu pada anak mereka, bukan? Tidak peduli seberapa keras
hidup seseorang, bagaimana mungkin ada yang tidak hanya membunuh mereka Anda
sendiri, tetapi kemudian memperlakukan mayat mereka seperti itu ... tapi para
penduduk desa setuju dan benar-benar melakukannya. Aku tidak tahu apa motif
atau keadaan mental mereka saat itu seperti apa, tetapi mereka pasti berada di
bawah diskriminasi dan penganiayaan yang begitu mengerikan hingga mereka tega
membunuh anak-anak mereka sendiri untuk membalas dendam.
Kemudian kotak pertama dibuat.
Setiap rumah berdiskusi anak-anak mana yang harus dibunuh. Kemudian mereka
melaksanakan rencana mereka.
Lalu akhirnya, hakkainya selesai.
A menjelaskan apa yang dilakukannya
dengan kotak itu dan wanita serta anak yang dia minta. Yang jelas aku tak
sanggup menulisnya detailnya di sini dan harus kusensor. Kotak itu merasuki dan
membunuh mereka dengan sangat menyakitkan. Entah bagaimana organ dalam mereka
terkoyak; bukan karena menyentuh kotak itu, namun hanya karena berada di dekatnya.
Kemudian, melihat efek kotak tepat
di depan mata mereka, penduduk desa melanjutkan dengan membuat kotak mereka sendiri.
Kotak pertama yang mereka buat sendiri adalah chippou. Kotak yang aku bersihkan,
sebuah kotak berisi tujuh anak, menurut sejarah yang kudengar, dalam waktu
kurang dari dua minggu membunuh lima belas anak dan satu wanita … betapa
mengerikan. Kemudian, mereka memberikan kotak itu kepada kepala desa Yoshida
untuk disimpan, dengan dalih sebuah hadiah sebagai bukti ketulusan penduduk
desa. Bisa kalian duga, keluarga Yoshida kemudian ditimpa kemalangan dan
pendertaan tak terperikan; para wanita dan anak-anak memuntahkan darah sebelum
mereka meninggal dalam kondisi amat menggenaskan.
Kemudian, para penduduk desa dengan
bangga menjelaskan apa yang terjadi pada keluarga Yoshida untuk memperingatkan
mereka akan apa yang mampu mereka lakukan. Mereka juga memperingatkan mereka untuk
tidak terlibat dalam urusan desa lagi. Mereka ingin dibiarkan sendiri. Mereka
tidak akan memaafkan apa yang telah terjadi kepada mereka, tetapi jika mereka
dibiarkan sendiri, mereka tidak akan melancarkan kutukan lagi. Jika mereka
setuju, keluarga Yoshida tidak boleh lagi datang ke sana. Jika ada orang yang
menentang, mereka akan sekali lagi mengeluarkan kutukan tersebut.
Kotak tadinya yang diberikan kepada Yoshida
juga dikembalikan ke desa. Lalu mereka melanjutkan membuat kotak. Tak lama
kemudian, ada tujuh dari mereka. Ya, mereka benar-benar membuat tujuh kotak
lagi. Sulit dibayangkan bahwa penduduk
desa yang bahkan tidak bisa membaca dan menulis dapat melakukan semua ini.
Keluarga Yoshida dan desa-desa
sekitarnya menyetujui persyaratan tersebut. Berita tentang apa yang terjadi
tersebar, sehingga orang segera berhenti mencampuri urusan desa tersebut.
Meski begitu, penduduk desa terus
membuat kotak-kotak seperti ini. A sudah keluar dari desa itu, tetapi rupanya dia
juga memberi tahu mereka cara menangani kotak-kotak itu. Wanita dan anak-anak
tidak diperbolehkan berada di dekat kotak-kotak itu. Kotoribako harus disimpan
di tempat yang gelap dan lembab. Terakhir, kekuatan kotak akan melemah seiring
berjalannya waktu. Jika, secara kebetulan, mereka tidak lagi membutuhkan
kotak-kotak itu, atau mereka telah berada di luar kendali mereka, mereka harus
dibawa ke kuil O untuk ditangani.
Penduduk desa terus membuat kotak
selama 13 tahun. Pada tahun ketiga belas mereka membuat kotak, hingga kini
mereka memiliki 16 kotak. Ada 6 ippou, 2 nihou, 5 gohou dan 3 chippou. Itu
berarti sekitar 56 anak dikorbankan. Ada rumor pula tentang kotak-kotak yang gagal
dibuat, jadi jumlah itu mungkin lebih tinggi.
Pada tahun ketiga belas terjadi
kecelakaan. Pada saat itu semua kotak disimpan di satu tempat untuk dipantau.
Kemudian peristiwa itu terjadi. Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun
menyelinap masuk dan mencuri salah satunya. Bagian terburuknya, kotak itu
adalah chippou. Tidak hanya itu, itu adalah chippou yang baru saja dibuat.
Kejadiannya persis seperti kotak yang
ditemukan S, yang dimainkan dengan begitu riang oleh bocah itu. Berpikir dia telah
menemukan mainan baru yang menarik, bocah itu kembali ke rumah dengan kotak
itu. Dalam sehari, semua wanita dan anak-anak di rumahnya meninggal.
Untuk pertama kalinya, penduduk desa
benar-benar merasa takut dengan kotak-kotak itu. Mereka merasakan kekuatan
mereka yang sebenarnya, dan bagaimana mereka bisa kembali membantai mereka jika
diabaikan. Setelah merasakan kekuatan kotoribako yang sebenarnya, mereka
menyadari bahwa mereka tidak mau lagi berurusan dengan kotak itu. Peristiwa
yang sama bisa terjadi lagi. Karena ketakutan, mereka memutuskan untuk
membuangnya.
Setelah itu, lima perwakilan dari
desa itu datang menemui leluhur keluarga kami. Mereka meminta leluhur kami
untuk membuang kotak-kotak itu. Tapi kotak-kotak itu terlalu kuat, jadi harus
dilemahkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan seperti yang J-san jelaskan,
yakni dengan menyimpannya di berbagai keluarga selama beberapa generasi.
Kemudian, setelah beberapa tahun yang disepakati berlalu, kotak-kotak itu harus
dibawa kembali. Jumlah tahun dimana setiap kotak harus dipegang tergantung pada
seberapa kuat kotak itu, bisa jadi 110 tahun, atau dalam kasus chippou, 140
tahun. Ada aturan bahwa mereka yang menjaga kotak-kotak itu tidak boleh lari
darinya.
Kemudian, setelah jumlah tahun yang
ditentukan berlalu, kotak-kotak itu akan dibawa ke kuil dan dibuang. Kakek dan
kakek buyutku menangani sebagian besar kotak, terkecuali chippou, yang memiliki
batas waktu terlama dan harus ditangani selama generasiku. Namun aku pikir
waktu itu masihlah jauh dan aku belum memikirkannya dengan serius.
Itu semua yang aku tahu. Chippou yang
aku bersihkan adalah chippou pertama yang pernah dibuat.
Kesimpulan
Sejujurnya aku bingung apakah aku
harus mempublikasikannya atau tidak. Kasus ini jelas sesuatu yang tabu dan
penduduk desa juga tidak ingin orang luar mengetahuinya. Tapi seperti kata M,
masih ada dua kotak tersisa. Dua chippou. M mengatakan dia akan memikul
tanggung jawab untuk menangani keduanya dan setelah kami mendengarkan
ceritanya, kami masih memiliki banyak pertanyaan, jadi aku berpikir untuk menerbitkannya
agar mendapatkan lebih banyak info.
Di awalnya aku bilang bahwa aku
punya permintaan untuk kalian semua. Inilah dia.
Setelah kalian selesai membaca
cerita ini, jika kalian memiliki informasi apa pun, dapatkah kalian memberi
tahuku tentangnya? Aku tidak akan memberikan rincian di mana kami tinggal, ataupun
nama asli kami, tetapi aku ingin tahu lebih banyak.
Setelah mendengarkan cerita M, masih
banyak bagian yang tidak diketahui baik oleh M dan ayahnya. Baik S dan keluarganya,
bahkan juga K, ingin tahu lebih banyak. Aku mendengar banyak cerita-cerita
gaib, namun aku tak pernah mempercayainya. Baru kali ini kejadian seperti ini
menimpaku. Aku sendiri tidak akan percaya pada kotak-kotak itu jika tidak
melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.
Siapa A dan dari mana asalnya?
Bagaimana A belajar membuat kotak?
Mengapa A ada di Kepulauan Oki?
Di mana kotak pertama itu, hakkai?
Apa yang terjadi dengan A setelah
itu?
Apa yang A lakukan dengan hakkai?
Aku mengetahui bahwa pemerintah
Kyoto mengirim tahanan ke Kepulauan Oki, jadi apakah A dan pengetahuannya
tentang kotak itu berasal dari Kyoto?
Kotoribako ini juga menarik
perhatianku karena aku juga memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak
tentang asal usulku. Perlu kalian tahu bahwa nenek moyang keluargaku berasal
dari Kepulauan Oki, tetapi hanya itu, kami tak pernah kembali lagi ke sana dan
tak tahu, siapa keluarga kami di sana. Aku tidak tahu apakah aku memiliki hubungan
keluarga dengan A (karena seperti kalian tahu, bahkan namanya sama persis
dengan namaku). Tentu saja keluargaku tidak tahu apa-apa tentang itu.
Apakah ada orang yang berpengalaman
dalam sejarah, atau mungkin pernah melihat kata hakkai muncul dalam sejarah
lokal atau cerita rakyat mereka? Kami tidak tahu apa-apa tentang asal-usul atau
kotak-kotak itu atau bagaimana mereka mendapatkan namanya. Aku hanya menebak,
tapi aku kira ippou dan nihou berarti 'disegel pertama' dan 'disegel kedua.'
Mungkin hakkai berarti 'pembukaan kedelapan.'
Aku tidak akan mengungkapkan nama
kami, terutama nama belakang ku. Aku juga menyembunyikan tempat tinggal kami
dan informasi penting apa pun tentangnya. Mungkin konyol untuk meminta
informasi pada kalian mengingat betapa sedikit yang telah aku berikan, aku
minta maaf. Tetapi jika Anda mengetahui sesuatu, tolong beritahu aku. Aku
bermaksud pergi ke perpustakaan sendiri dan meneliti tentang sejarah lokal.
Jika kalian tahu sesuatu, silakan
tinggalkan pesan.
SUMBER: KOWABANA
SUPER THANKS BUAT KARYAKARSA'ERS YANG SANGAT SPECIAL INI:
Junwesdy Sinaga
K Margaretha
Radinda dan Ananda Nur Fathur Rohman Prast
JUGA UCAPAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA KARYAKARSA-ERS UNTUK DUKUNGANNYA DI BULAN DESEMBER INI:
Rahmayanisma, Sean Noyoucannot, Noval Fadil, Muhammad Aidil Fajri, Dyah Ayu Andita Kumala, Sharnila Ilha, Dinda Laraswati Kharismariyadi, Rose, Victria Tan, Maulii Za, Syahfitri, Cacing Caripit, Rio Ali Adithia, Sekar Tandjoeng, Steven Alexandro, Yoonji Min, Dennis Bramasta, Popy Saputri, Rio Ali Adithia
Terasa menggantung
ReplyDeleteHah? Kok gitu endingnya? 🤔
ReplyDeleteMungkinkah si A reikarnasi dari A sebelumnya? bisa jadi dia diminta bertanggung jawab atas perbuatannya dulu.
ReplyDeleteBang, gw silent reader sejak tahun 2012. Nostalgia balik lg ke situs ini, ternyata masih upload wkwkw...
ReplyDeleteuntuk urusan benda² terkutuck macam ini lebih baik segera menghubungi padepokan jujutsu, atau langsung ke gojou satoru 😂
ReplyDelete